Kebebasan dan Perlindungan Terhadap Hak Asasi Manusia

Mawardi di atas menjadi jelas bahwa segala bentuk kemungkaran yang terkait dengan hak-hak Allah maupun manusia itu sangat dilarang. Dalam Islam hak-hak asasi manusia bukan hanya diakui tetapi juga dilindungi sepenuhnya. Karena itu, dalam hubungannya ini al-Qur’an secara tegas menggariskan antara lain dalam surah al-Isra17:70:                   Artinya “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam kami tebarkan mereka di darat dan di laut serta Kami anugerahi mereka rezeki yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna daripada kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”. QS. Al-Isra : 70 Yang dimaksud dengan anak-anak Adam di sini adalah manusia sebagai keturunan nabi Adam. Ayat tersebut di atas dengan jelas mengekspresikan kemuliaan manusia yang di dalam teks al-Qur’an disebut karamah kemuliaan. Mohammad Habsi Ash-Shiddieqy membagi karamah itu kedalam tiga kategori yaitu 1 kemuliaan pribadi atau karamah fardiyah 2 kemuliaan masyarakat atau karomah ijtimaiyah; dan 3 kemuliaan politik atau karomah siyasiyah. 11 Dalam kategori pertama, manusia dilindungi baik pribadinya maupun hartanya. Dalam kategori kedua “status persamaan manusia dijamin sepenuhnya” dan dalam kategori ketiga Islam meletakkan hak-hak politik dan menjamin hak-hak itu sepenuhnya bagi setiap orang warga negara, karena kedudukannya yang di dalam al-Qur’an disebut “khalifah Tuhan di bumi. 12 11 Sebagaimana dikutip Ahmad Syafii Maarif,op.cit.,hal. 169 12 ibid Proklamasi al-Qur’an melalui ayat-ayat tersebut di atas mengandung kebebasan dan perlindungan terhadap hak-hak dasar yang dikaruniakan Allah kepadanya. Kebebasan dan perlindungan terhadap hak-hak tersbut dalam Islam ditekankan pada tiga hal yaitu 1 persamaan manusia; 2 martabat manusia; dan 3 kebebasan manusia. Dalam persamaan manusia sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Qur’an telah menggariskan dan menetapkan suatu status atau kedudukan yang sama bagi semua manusia. Karena itu, al-Qur’an menentang dan menolak setiap bentuk perlakuan dan sikap yang mungkin dapat menghancurkan prinsip persamaan, seperti diskriminasi dalam segala bidang kehidupan, feodalisme, kolonialisme dan lain-lain. Tentang martabat manusia berkaitan erat dengan karamah atau kemulian yang dikaruniakan Allah kepadanya. Manusia diciptakan Allah dengan suatu martabat yang sangat berbeda dengan makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya, manusia memiliki atribut atau perlengkapan fisik dan rohani tersendiri yang tidak terdapat pada makhluk-makhluk lainnya. Salah satu ciri yang memberikan martabat dan kemuliaan kepada manusia adalah kemampuan manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya bagai suatu atribut yang hanya dimiliki manusia. Dengan struktur fisik atau naluri memiliki martabat dan kemuliaan yang harus diakui dan dilindungi. Tentang kebebasan manusia dalam Islam sekurang-kurangnya ada lima kebebasan yang dapat dianggap sebagai hak-hak dasar manusia. Lima macam kebebasan itu adalah 1 kebebasan beragama; 2 kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat sebagai “buah pikirannya”; 3 kebebasan untuk memiliki harta benda; 4 kebebasan untuk berusaha dan memilih pekerjaan; dan 5 kebebasan untuk memilih tempat tempat kediaman. Lima macam kebebasan tersebut di atas bukan hanya diakui tetapi juga wajib dilindungi dalam negara hukum menurut al-Qur’an dan sunnah. Kebebasan berpikir, menyatakan pendapat dan memperoleh informasi termasuk dalam kategori kebebasan yang universal. Islam mengakui dan melindungi kebebasan ini. Kebebasan berpikir erat kaitannya dengan kebebasan untuk memperoleh informasi dan menyatakan pendapat. Ia termasu dalam kebebasan setiap manusia. Dalam al-Qur’an cukup banyak ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk berpikir. Ia merupakan salah satu esensi ajaran Islam. Agama Islam sendiri bersendikan akal, sebagaimana ditegaskan oleh nabi Muhammad: “al-diinu ‘aqlun”, artinya: “Agama Islam adalah akal” karena sesuai dengan sifatnya yang rasional. Semua ajaran dalam agama Islam sejak dari konsep tentang Tuhan sampai pada gambaran tentang hari kiamat, semuanya dapat diserap dan dicerna dengan menggunakan logika. Posisi akal dalam Islam sangat dihargai, sehingga ia dapat merupakan salah satu sumber dalam hukum Islam sendiri yaitu sebagai sumber hukum Islam ketiga. Kebebasan berpikir merupakan salah satu fitrah manusia atau watak aslinya. Termasuk dalam pengertian ini adalah kebebasan manusia menggunakan pikirannya untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah dijumpai suatu kenyataan bahwa hanyalah Islam yang sejak semula lahirnya mendorong setiap manusia untuk menuntut ilmu dan menggunakan pikirannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an sendiri berisi banyak informasi sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang ditawarkan kepada manusia untuk dipikirkan dan dikembangkan dengan akal pikirannya. 13 Dalam ajaran Islam kebebasan berpikir sangat dihargai, sehingga orang yang berani menyatakan pendapatnya yang benar di hadapan orang penguasa yang otoriter, tiram atau zalim dinilai sebagai suatu perjuangan yang paling mulia. Hal ini ditegaskan dalam hadits Nabi: 13 Kata-kata al-ilm atau ‘ilmun disebut dalam al-Qur’an hampir 100 kali “Perjuangan yang paling mulia adalah mengucapkan atau menyatakan kebenaran di hadapan seorang penguasa yang zalim tiran”. 14 Kebebasan berpikir dan kebebasan menyatakan pendapat harus berdasarkan kepada tanggung jawab yang tidak boleh mengganggu ketertiban umum atau menimbulkan suasana permusuhan dikalangan manusia sendiri. 15 Dengan perkataan lain, kebebasan berpikir tidaklah berarti bahwa setiap orang bebas menghina, atau memperolok-olokan orang lain. Kebebasan berpikir dan kebebasan menyataakn pendapat dalam Islam haruslah dipahami dalam konotasi yang positif. Bagan di bawah ini memuat suatu konsep dasar yang tidak menutup kemungkinan bagi pengembangan hak-hak itu, sesuai dengan kemaslahatan manusia. Namun sebagai inti hak-hak asasi dalam Islam adalah 1 kemuliaan, 2 hak-hak pribadi dan 3 kebebasan manusia. Bagan Hak-hak Manusia dalam Hukum Islam Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Kemulian Hak-hak pribadi Kebebasan  Pribadi  Masyarakat  Politik  Persamaan  Martabat  Kebebasan  Beragama  Berpikir  Menyatakan pendapat  Berbeda pendapat  Memiliki harta benda  Berusaha  Memilih pekerjaan  Memilih tempat kediaman 14 Hak-hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam”, terjemahan A.Rahman Zaenuddin dalam The Review, International Commission of Jurist, June, 1974 hal 12 15 Berdasarkan prinsip “Amar ma’ruf nahi munkar” QS. Ali Imran3:104. 25

BAB III BATASAN INFORMASI PUBLIK

A. Ruang Lingkup Hak Atas Informasi

Pada era reformasi terjadi perubahan yang cepat dalam sistem Pemerintah Indonesia. Pada masa ini pemerintah mulai membuka kran keterbukaan informasi bagi masyarakat. Sehingga masyarakat memiliki ruang lebih terbuka untuk memperoleh informasi dari Badan Publik Pemerintah maupun Badan Publik non-Pemerintah dalam menjalankan fungsi, tugas dan wewenangnya. 1 Dengan semakin diperlukannya keterbukaan informasi, upaya Pemerintah bersama DPR berhasil melahirkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik UU KIP. Keterbukaan informasi bagi publik yang diatur dalam undang-undang tersebut merupakan sebuah jaminan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait dengan penyelenggaraan negara. Hak mendapatkan informasi juga diatur dalam UUD 1945 pasal 28F yang berbunyi, ”Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” Keterbukaan informasi sejalan dengan salah satu pilar reformasi yakni transparansi. Secara komprehensif UU KIP mengatur mengenai kewajiban badanpejabat publik dan bagi lembaga masyarakat badan publik non Pemerintah lainnya untuk dapat memberikan pelayanan informasi yang terbuka, transparan dan bertanggungjawab kepada masyarakat. Lahirnya UU KIP ini juga mengubah paradigma berpikir, baik masyarakat maupun 1 Henri Subagyo, Acces to Information Law in Indonesia,Yogyakarta :Tiara Wacana,2005, hal .297 penyelenggara negara. Sebelun UU KIP lahir paradigma terhadap informasi penyelenggaraan negara yang terjadi adalah ”Informasi penyelenggaraan negara bersifat rahasia, kecuali sebagian kecil yang dibuka untuk masyarakat”. Setelah UU KIP lahir paradigma tersebut harus berubah menjadi ”Setiap informasi penyelenggaraan negara bersifat terbuka , hanya sebagian kecil yang dikecualikan.” Lahirnya UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik akan memaksa tradisi pemerintahan yang tertutup untuk berubah menjadi tradisi yang terbuka. Mandat yang harus dilaksanakan oleh pemerintah untuk membuka informasi yang selama ini dikatakan sebagai rahasia negara jelas disampaikan dalan undang-undang ini. Bahkan tidak hanya terhadap birokrasi Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif saja, tetapi juga penyelenggara negara lainnya yang mendapatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBNAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dan mencakup pula organisasi nonpemerintah, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, seperti lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, serta organisasi lainnya yang mengelola atau menggunakan dana yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBNAPBD, sumbangan masyarakat, danatau luar negeri. Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional, universitas merupakan sebuah badan publik penyelenggara negara dalam bidang pendidikan yang mengurusi jenjang pendidikan tinggi. Anggaran bagi pelaksanaan universitas juga ditopang oleh APBN dan pembayaran biaya pendidikan oleh mahasiswa. Tentunya jika merujuk pada pengertian badan publik dalam UU KIP, universitas merupakan salah satu badan publik yang wajib membuka informasi bagi masyarakat. Dengan kata lain, sejak UU KIP ini berlaku per 30 April 2010, maka Universitas wajib menyediakan informasi baik yang bersifat serta merta, berkala, maupun tersedia setiap saat. 2 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik memuat XIV bab terdiri dari 64 pasal. Eksistensi Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan 1 hak setiap Orang untuk memperoleh Informasi; 2 kewajiban Badan Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara cepat, tepat waktu, biaya ringanproporsional, dan cara sederhana; 3 pengecualian bersifat ketat dan terbatas; 4 kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan Informasi. Berdasarkan ketentuan umum Pasal 1 satu Angka 3 tiga UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik “Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, danatau luar negeri”. 3 Setiap Badan Publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses atas Informasi Publik yang berkaitan dengan Badan Publik tersebut untuk masyarakat luas. Melalui mekanisme dan pelaksanaan prinsip keterbukaan, akan tercipta kepemerintahan yang baik dan peran serta masyarakat yang transparan dan akuntabilitas yang tinggi sebagai salah satu prasyarat untuk mewujudkan demokrasi yang hakiki. Dengan membuka akses publik 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik beserta penjelasannya, Citra Umbara, Bandung