Growth Factors Strategi Farmakologi Pemilihan Neuroproteksi

asam nukleat sel yang cedera. Obat yang melindungi mikrovaskuler bentuk ini dari spesies oksigen reaktif pasca cederaotak dapat memberikan keuntungan Chieueh.C., 1999.

2.9.17 Inhibisi Nitric Oxide

Derivat Nitric oxide dan modulatornya dianggap sebagai calon neuroprotektif setelah cedera otak. Antiosidan dan anti radikal bebas dianggap sebagai potensial menguntungkan.Radikal nitroxide stabil yang dievaluasi pada tikus memperlihatkan beberapa efek perbaikan klinis, termasuk pengurangan edema dan kerusakan sawar darah otak.Mekanisme neuroprotektif dapat melibatka nitroxide dalam transisi logam, radikal bebas, atau oksigen.NXY 059 adalah nitrone yang bisa menembus sawar darah otak dan memperlihatkan pengurangan volume infark dan nekrosis ketika diberikan setelah atau sebelum cedera otak pada tikus percobaan.Lubeluzole adalah modulator dari sirkuit sintesis nitric oxide.Volume kontusio, bengkak hemispher dan kandungan air tidak berubah dengan dosis pascacedera kontusio kortek pada tikus.Corticotropin-releasing factor adalah neuroprotektif peptida endogen, yaitu bukti baru yang menunjukkan bahwa ia bisa melawan kematian sel akibat oxidatif di samping fungsi fisiologis normalnya. Pada tingkat molekuler, kortikotropin menurunkan aktivitas ikatan DNA dan aktivitas transkripsi dari NFκB. Mekanisme ini dapat bertanggungjawab untuk efek protektif corticotrophine melawan stress oksidatif yang diinduksi oleh NFκB. Corticotrophine realising factorCRF dapat merangsang pelepasan kortikotropin. CRP adalah neuropeptida hipotalamus yang dikenal untuk menghambat kebocoran cairan dari plasma yang melewati membrane.Hal ini mengurangi edema pada jaringan cedera.Corticorelin yang berfungsi sebagai releasing factor dapat meningkatkan kortikotropin, termasuk penelitian fase II pada pasien dengan edema otak peritumoral. Untuk yang akan datang dalam pengobatan edema otak sampai saat ini masih diteliti Kroppenstedt.S.N.,1999.

2.9.18 Growth Factors

Glial-secreted peptide trophic factors secara potensial memiliki neuroprotektif termasuk BDNF, CNTF, IGF-1, fibrin growth factor FGF, bone morphogenetic protein BMP-4, BMP-7, amphiregulin, cerebellum derived growth factor neuregulin- 2, and Universitas Sumatera Utara GDNF. Mengirimkan konsentrasi adekuat ke CNS telah menjadikan tabir dari obat ini untuk dibuat penelitain yang lebih besar. Keterbatasan yang lain adalah kurangnya dokumentasi yang spesifik dari defisiensi growth factor pasca cederaotak dan juga apakah suplemen eksogen growth factorakan memberikan keuntungan. Dosis, waktu pemberian awal, dan lamanya terapi masih dalam penelitian pada banyak hewan percobaan untuk berbagai endogen dihasilkan growth factor. Basic fibroblast growth factor BFGF diberikan setelah fluid percussion injury pada tikus, secara signifikan mengurangi jumlah kerusakan neuron kortikal dan ukuran kontusio dengan hanya diinfus 3 jam. IGF-1 diberikan dalam 2 minggu dengan menggunakan pompa subcutan untuk memperbaiki fungsi motorik, kemampuan belajar dan retensi memori pada tikus dengan cedera otak.Penelitian yang terakhir menunjukkan pengobatan jangka panjang setelah cedera otak mungkin manjur.Manusia dengan cedera otak secara signifikan menurunkan IGF-1 serum Hatton et al, 2001. Penelitian randomise terhadap 33 pasien dengan cederera otak sedang sampai berat GCS 4-10 tidak diterapi dengan kortikosteroid terhadap dukungan nutrisi saja atau kombinasi dengan kontinyu infus IGF-10,01 mgkgjam. Terapi dimulai 72 jam pasca cedera otak dan terus sampai 14 hari. Obat yang diberikan mendapat toleransi baik pada semua pasien dan perbaikan metabolik dilaporkan dalam 3 hari cedera otak pada pasien yang menerima obat ini.Ini laporan pertama dari efektifitas anabolik dengan dukungan nutrisi pada populasi ini Alzheimer, 2002. Bagan. 3. Ringkasan Jalur Sinyal Neuroprotektif yang Dipengaruhi olehFibrine Growth FactorFGF Alzheimer, 2002. Universitas Sumatera Utara Ditemukan bahwa walaupun IGF-1 yang diberikan kontinyu secara sistematis, konsentrasi serum cepat menurun. Growth hormon meningkat dan konsentrasi ikatan protein utama diperifer IGFBP3 turun. IGF-1 eksogen yang terlihat mulai negatif biofeedback pada fungsi pituitary dapat menyebabkan perubahan pada pembersihan. Strategi dosis ini disetujui karena konsentrasi farmakologi 450 μgL tidak dapat dipertahankan. Keseimbangan negatif nitrogen dan perbaikan hasil akhir neurologis pada 6 bulan terlihat berhubungan dengan pencapaian konsentrasi serum lebih tinggi daripada nilai normal endogen 150- 450 μgL. Tes lebih lanjut dengan potensial IGF-1 untuk perbaikan parameter metabolik dan neurologis pada cedera otak berat, secara prospektif, randomisasi dan, double blind dukungan nutrisi saja atau kombinasi IGF-1 dengan terapi growth hormon dan nutrisi telah dimulai. 98 pasien telah dirandomise ke dalam penelitian ini dengan metodelogi identik terhadap penelitian IGF-1 sebelumnya Alzheimer, 2002. Kombinasi IGF-1 dan growth hormon cepat mencapai serum farmakologis dan parameter metabolik yang secara signifikan lebih baik pada kelompok terapi.Sistemik IGF-1 growth hormonterapi terlihat dapat meningkatkan konsentrasi IGF-1 dalam CNS. Hasil akhir klinis neurologis, tidak ada perbedaan signifikan dari yang dicapai dengan dukungan nutrisi saja.Penambahan growth hormon pada regimen dalam usaha mengoptimalkan konsentrasi sistemik telah dapat memengaruhi hasil akhir.Penelitian telah ditempatkan pada penanganan klinis karena laporan growth hormon dapat meningkatkan kematian pasien pada penyakit kritis. Potensial penuh dari terapi IGF-1 dalam hal neuroprotektif masih memerlukan penelitian lebih lanjut Hatton.J.,2001.

2.10 Statin sebagai Neuroprotektor