Desain Penelitian Perspektif Budaya Minang Terhadap Perawatan Ibu Pospartum di Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain fenomenologi yaitu mencari suatu kebenaran dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti Arikunto, 2006. Desain ini sesuai dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana perawatan ibu postpartum dalam budaya Minang. Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu deskriptif dan fenomenologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman seperti apa yang terlihat dalam fenomena, sedangkan fenomenologi interpretif adalah bagaimana cara menafsirkan pengalaman Polit, et al, 1999. Tujuan dari penelitian deskriptif menurut Moleong 2010 adalah memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan pendekatan populasi. Dengan kata lain penelitian kualitatif tidak mengenal populasi Arikunto, 2006. Menurut Sugiyono 2008, penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh Spradley dinamakan “sosial situation” atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen yaitu : tempat place, pelaku actors, dan aktifitas activity yang berinteraksi secara sinergis. Tetapi sebenarnya objek penelitian kualitatif, juga bukan semata- mata pada situasi social yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi juga bias berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya. Universitas Sumatera Utara Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu postpartum di Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan Denai. 2. Sampel Pada penelitian kualitatif, tidak ada kriteria atau aturan untuk ukuran sampel, uukuran sampel ditentukan berdasarkan kebutuhan informasi.Oleh karena itu, prinsipnya dalam pengambilan sampel adalah kejenuhan data, yang dimana tidak memerlukan partisipan baru jika redudansi sudah tercapai.Redudansi biasanya dapat tercapai dengan jumlah partisipan yang sedikit, tetapi dengan syarat informasi yang diterima telah dirasa cukup oleh peneliti Polit dan Hungler, 1999. Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi social tertentu dengan melakukan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi social tersebut Sugiyono, 2008. Dengan demikian untuk menentukan informan atau partisipan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih adalah subjek yang tidak hanya sebagai pelaku, kan tetapi memahami seluk–beluk permasalahan penelitian yang menjadi fokus kerja peneliti dan dipandang dapat memberikan data secara maksimal Danim, 2004. Umumnya penelitian fenomenologi menggunakan 10 atau kurang dari 10 sampel.Metode pengambilan data dan sampel adalah sampai dengan saturasi data. Sesuai dengan Polit 2004 “ menyatakan bahwa pada study fenomenology mempunyai ciri khas sampel adalah 10 atau kurang dari 10 partisipan”. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a Ibu-ibu pospartum suku Minang, yang kedua orang tuanya asli bersuku Minang. b Bersedia untuk diwawancarai atau menjadi partisipan. c Ibu dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Universitas Sumatera Utara

C. Tempat Penelitian