1.2 Tujuan
Tujuan Praktek Krja Profesi yang dilaksanakan di Apotek Kimia Farma adalah untuk mengetahui tentang manajemen apotek BUMN dan melihat secara langsung
peranan dan tugas Apoteker pengelola apotek Kimia Farma sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Apoteker pengelola apotek yang
profesional sesuai dengan kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Romi Achmadi: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotik Kimia Farma 27 Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Defenisi
Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 1980. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat, pelayanan atas resep dokter, pelayanan informasi obat Widodo, 2004.
Sebagai perantara, dalam mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, apotek memiliki 5 fungsi
kegiatan, yaitu kegiatan : 1. Pembelian; 2. Gudang; 3. Pelayanan dan penjualan; 4. Keuangan dan 5. Pembukuan, sehingga agar dapat dikelola dengan baik, maka
seorang Apoteker Pengelola Apotek APA, disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu pemasaran marketing
dan ilmu akuntansi accounting. Dengan demikian, seorang APA dalam menjalankan profesi apotekernya
di apotek tidak hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja, melainkan juga dapat mengelola apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis yang
dapat memberikan keuntungan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan tanpa harus menghilangkan fungsi sosialnya di masyarakat.
Apotek memiliki peran yang cukup besar dalam melayani distribusi perbekalan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini tidak terlepas akan kebutuhan
akan tenaga kesehatan yang bermutu, khususnya tenaga apoteker. Seorang APA harus memiliki kemampuan :
a. Melaksanakan kepemimpinannya di apotek.
b. Mengelola sumber daya manusia dibawah pimpinannya.
c. Berjiwa wiraswasta.
d. Menguasai administrasi umum dan keuangan.
Romi Achmadi: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotik Kimia Farma 27 Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
e. Manajemen persediaan barang.
f. Melaksanakan pelayanan konseling komunikasi, edukasi, dan konsultasi
kepada pasien. g.
Menjadi mitra kerja dokter, perawat, dll. Dalam mengoperasikan apoteknya, keberhasilan pelayanan kefarmasian
suatu apotek dapat diukurdinilai melalui indikator sebagai berikut : a.
Rasionalisasi dalam pemberian obat kepada pasien. b.
Efektivitas dan keberhasilan terapi. c.
Efisiensi biaya, cepat dalam pelayanan. d.
Kepuasan pasien.
Dengan demikian, apoteker harus memberikan pelayanan kefarmasian langsung kepada pasien, karena orang yang dipandang banyak mengetahui tentang obat
adalah apoteker. Apoteker memiliki tanggung jawab terhadap obat yang tertulis dalam resep. Apoteker merupakan konsultan obat bagi dokter maupun pasien yang
membutuhkan. Apoteker harus mampu menjelaskan tentang obat pada pasien.
2.2. Strategi Pemasaran Ritel