Perumusan Masalah Hipotesis Tujuan penelitian Manfaat Penelitian Metode Ekstraksi

Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang ingul Toona sinensis M. Roem memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis. 2. Apakah ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang ingul Toona sinensis M. Roem memberikan aktivitas yang berbeda terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis.

1.3 Hipotesis

1. Ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang Ingul Toona sinensis M. Roem memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis. 2. Ekstrak etanol dan air rebusan memberikan aktivitas antibakteri yang berbeda terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis.

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang ingul Toona sinensis M. Roem terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang aktivitas antibakteri dari tanaman Ingul Toona sinensis M. Roem terhadap bakteri penyebab diare, disentri dan pengawet pada makanan. Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Tumbuhan 2.1.1 Penyebaran dan Habitat Toona sinensis sinonim. Cedrela sinensis A. Juss adalah spesies Toona yang terdapat di Asia Tenggara, Korea Selatan dan Utara, bagian Tenggara India, Myanmar, Malaysia dan bagian Barat Indonesia. Dalam bahasa Malaysia disebut suren. Jenis ini dijumpai di hutan – hutan primer maupun sekunder, dan banyak tumbuh di hutan pedesaan, sering ditemukan di sepanjang sungai didaerah bukit dan lereng – lereng pada ketinggian 1.200 – 2700 m dpl Dharmawati, 2002.

2.1.2 Meliaceae

Tumbuhan yang tergolong dalam suku Meliaceae biasanya berupa semak atau pohon, mempunyai kelenjar resin atau kelenjar minyak, daun majemuk menyirip, duduknya tersebar, tanpa daun penumpu, bunga aktinomorf. Kelopak seringkali kecil, terdiri atas 4 – 5 daun kelopak. Buahnya berupa buah kendaga atau buah batu. Biji dengan atau tanpa endosperm, seringkali bersayap. Sekitar 750 jenis tumbuhan merupakan warga suku ini, terbagi dalam kurang lebih 50 marga, tersebar di daerah – daerah iklim panas. Misalnya Melia azedarach, Aglaia odorata sebagai tanaman hias, bunga sering digunakan sebagai pewangi pakaian. Cedrella odorata, penghasil kayu sedar Gembong, 1991.

2.1.3 Deskripsi Tumbuhan

Pohon berukuran sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi 25 m. diameter batang dapat mencapai 70 cm. Kulit batang berwarna coklat dan Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. kelihatan licin pada pohon yang muda, menjadi pecah dan terasa kasar pada pohon yang sudah tua. Daunnya lebar, kadang – kadang mengelompok di ujung cabang, panjangnya 50 – 70 cm, dengan 8 – 20 pasang anak daun. Permukaan dan tulang daun sebelah atas umumnya berbulu. Bunga dihasilkan pada musim panas, bunga dijumpai di ujung cabang, berukuran kecil, dengan diameter 4 – 5 mm, berwarna putih atau pink pucat. Buah berupa kapsul dengan panjang 2 – 3,5 cm, buah terdiri dari beberapa ruang yang di dalamnya terdapat beberapa benih Dharmawati, 2008.

2.1.4 Sistematika Tumbuhan

Menurut hasil identifikasi tanaman dari LIPI Bogor diperoleh : Dunia : Tumbuh - tumbuhan Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Toona Spesies : Toona sinensis M. Roem 2.1.5 Nama Daerah Nama daerah dari pohon ingul adalah ingul Karo.

2.1.6 Kegunaan

Daun – daun muda digunakan sebagai sumber sayur di Cina dan Malaysia. Daunnya memiliki aroma sehingga dapat menggantikan bawang, selain itu daunnya juga digunakan sebagai karminatif, namun perlu diketahui bahwa Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. daunnya mengandung racun yang dapat menyebabkan kejang hebat dan kematian. Buah, kulit batang dan akarnya digunakan sebagai obat tradisional yaitu diare kronik dan anemia, astringen. Bubuk akar digunakan sebagai minuman penyegar dan peluruh seni diuretik. Kayunya sangat keras, berwarna kemerahan, bernilai tinggi serta memiliki sifat kayu yang baik. Banyak digunakan untuk pembuatan furnitur atau perabot rumah Anonim, 2008: Bocker, 1963.

2.1.7 Uraian Kandungan Kimia Tumbuhan

1. Alkaloida Alkaloida merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Alkaloida mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloida mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol sehingga digunakan secara luas dalam bidang pengobatan Harborne, 1987. Ada dua tipe pereaksi yang digunakan dalam skrining fitokimia untuk mendeteksi alkaloida, yaitu pereaksi pengendap alkaloida dan pereaksi penyemprot atau pencelup. Beberapa pereaksi uji yang sering digunakan adalah Mayer, Bouchardat, dan Dragendorff Farnsworth, 1966. 2. Flavonoida Menurut perkiraan 2 dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flavonoida. Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol yang terbesar. Sebenarnya flavonoida terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga pastilah ditemukan pula dalam dalam telaah ekstrak tumbuhan Markham, 1988. Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. Flavonoida dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C 6 – C 3 – C 6 artinya kerangka karbonnya terdiri atas 2 gugus C 6 cincin benzen tersubstitusi disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. Kerangka dasar dari flavonoida adalah sebagai berikut: Flavonoida sering terdapat sebagai glikosida. Flavonoida mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. Pada tumbuhan tinggi, flavonoida terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga. Sebagai pigmen bunga flavonoida berperan jelas dalam menarik burung dan serangga penyerbuk bunga. Beberapa kemungkinan fungsi flavonoida untuk tumbuhan yang mengandungnya ialah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus serta kerja terhadap serangga Robinson, 1995. 3. Saponin Saponin mula – mula diberi nama demikian karena sifatnya yang menyerupai sabun bahasa latin sapo berarti sabun. Saponin tersebar luas diantara tanaman tinggi. Saponin merupakan senyawa berasa pahit, menusuk, menyebabkan bersin dan mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer saponin sangat beracun untuk ikan, dan tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan C C C Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. selama beratus – ratus tahun. Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba juga Robinson, 1995: Gunawan, 2004. 4. Tanin Tanin merupakan sejenis kandungan kimia tumbuhan yang bersifat fenol mempunyai rasa sepat dan memiliki kemampuan menyamak kulit. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Secara kimia tanin tumbuhan dibagi menjadi dua golongan yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tanin terkondensasi atau tanin katekin lebih penting dari segi penyamakan. Tanin terkondensasi hampir terdapat di dalam paku – pakuan dan gimnospermae. Tanin terhidrolisiskan penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua. Tanin terhidrolisiskan mengandung ikatan ester yang dapat terhidrolisis jika dididihkan dalam asam klorida encer Harborne 1987: Robinson 1995. 5. Glikosida Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Bagian gula biasa disebut glikon sementara bagian bukan gula disebut aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut glikosida Gunawan, 2004. Menurut Farnsworth 1996, pembagian glikosida berdasarkan ikatan yang menghubungkan bagian gula dan bukan gula adalah : 1. C – glikosida, jika atom C yang menghubungkan bagian gula dan bagian bukan gula. Contoh : barbaloin Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. 2. O – glikosida, jika atom O menghubungkan bagian gula dan bagian bukan gula. Contoh : salisin 3. N – glikosida, jika atom N yang menghubungkan bagian gula dengan bagian bukan gula. 4. S – glikosida, jika thiol SH yang menghubungkan bagian gula dengan bagian bukan gula. Contoh : sinigrin O 6. Antrakinon Golongan kuinon alam terbesar terdiri atas antrakuinon. Beberapa antrakuinon merupakan zat warna penting dan yang lainnya sebagai pencahar. O-C 6 H 11 O 5 OH O OH CH 2 OH H C 6 H 11 O 5 CH 2 OH SO 2 K C 6 H 11 O 5 C N C 3 H 5 S Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. Keluarga tumbuhan yang kaya akan senyawa jenis ini adalah Rubiaceae, Rhamnaceae, Polygonaceae. Struktur dasar antrakinon adalah Antrakuinon biasanya berupa senyawa kristal bertitik leleh tinggi, larut dalam pelarut organik biasa, senyawa ini biasanya berwarna merah, tetapi yang lainnya berwarna kuning sampai coklat, larut dalam larutan basa dengan membentuk warna violet merah Robinson, 1995. 7. SteroidaTriterpenoida Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoida adalah senyawa tanpa warna, berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik. Uji yang banyak digunakan ialah reaksi Lieberman – Bouchard anhidrida asetat - H 2 SO 4 pekat yang dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau biru. Triterpenoida dapat dibagi menjadi empat golongan senyawa yaitu triterpena sebenarnya, steroida, saponin dan glikosida jantung. Saponin dan glikosida jantung merupakan triterpena atau steroida yang terutama terdapat sebagai glikosida. O O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. Steroida adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantrena. Steroida terdapat dalam bentuk bebas dan sebagai glikosida sederhana Harborne, 1987.

2.2 Metode Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair Depkes RI, 2000. Jenis ekstraksi yang tepat sudah tentu tergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan pada senyawa yang diisolasi, untuk mengekstraksi senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan terlebih dahulu enzimnya diinaktifkan dengan etanol mendidih atau mengeringkan bagian tumbuhan yang akan digunakan Harborne, 1987. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa cara Depkes RI, 2000 yaitu : Cara dingin a. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya. b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009. tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1 - 5 kali bahan. Cara panas a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. b. Soxhlet Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. c. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 – 50 o C. d. Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 o C selama 15 menit Depkes RI, 1979. e. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥30 o C dan temperatur sampai titik didih air. Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul Toona sinensis M. Roem Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.

2.3. Uraian Bakteri