Elfira Malahayati : Pengaruh Karakteristik Pemilik Anjing Terhadap Partisipasinya Dalam Program Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rabies 2.1.1. Pengertian
Penyakit rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan
penyakit hewan menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta manusia yang disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit rabies menular pada manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan penderita rabies. Hewan utama sebagai
penyebarpenular rabies adalah anjing, oleh karenanya perhatian utama dalam upaya pemberantasan penyakit rabies adalah terhadap hewan tersebut.
Penyakit ini menyerang otak dan selalu berakhir dengan kematian pada manusia maupun hewan, apabila telah timbul gejala klinis. Penyakit ini disebabkan
oleh virus dan dapat menginfeksi semua hewan menyusui mamalia walaupun ditularkan oleh anjing, serigala, kelelawar, dan carnivora lainnya Depkes RI, 2000.
2.1.2. Cara Penularan
Penyakit rabies disebabkan oleh virus Lysavirus dari family Rhapdoviridae. Virus rabies ini masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan melalui luka gigitan
hewan penderita rabies dan luka terkena air liur hewan atau manusia penderita rabies, maka selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan di dekatnya,
11
Elfira Malahayati : Pengaruh Karakteristik Pemilik Anjing Terhadap Partisipasinya Dalam Program Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2010.
kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut syaraf posterior tanpa menunjukkan perubahan-perubahan fungsinya.
Masa inkubasi bervariasi yaitu antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya 2-8 minggu, berhubungan dengan jarak yang harus ditempuh oleh virus
sebelum mencapai otak. Sesampainya di otak, virus memperbanyak diri dan menyebar luas dalam semua bagian neuron sentral, kemudian ke arah perifer dalam
serabut syaraf eferen dan pada syaraf volunteer maupun syaraf otonom. Virus ini menyerang hampir tiap organ dan jaringan dalam tubuh dan berkembangbiak dalam
jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya Depkes RI, 2000.
2.1.3. Pola Penyebaran
Penularan rabies di lapangan rural rabies berawal dari suatu kondisi anjing yang tidak dipelihara dengan baik atau anjing liar yang merupakan ciri khas yang ada
di pedesaan yang berkembang sangat fluktuatif dan sulit dikendalikan, hal ini merupakan suatu kondisi yang sangat kondusif untuk menjadikan suatu daerah dapat
bertahan menjadi daerah endemis rabies. Pada umumnya, manusia merupakan terminal akhir dari korban gigitan,
karena sampai saat ini belum ada kasus manusia menggigit anjing. Sementara itu anjing liar, anjing peliharaan yang menjadi liar dan anjing pelihara dapat saling
menggigit satu sama lainnya. Apabila salah satu diantara anjing yang menggigit tersebut positif + rabies, maka akan terjadi kasus-kasus positif + rabies yang
semakin tinggi Depkes RI, 2000.
Elfira Malahayati : Pengaruh Karakteristik Pemilik Anjing Terhadap Partisipasinya Dalam Program Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2010.
Secara alami dan yang sering terjadi, pola penyebaran rabies adalah seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.1. Pola Penyebaran Rabies di Lapangan Departemen Pertanian, 2003
2.1.4. Tipe dan Tanda-Tanda Penyakit Rabies Pada Hewan dan Manusia 1. Tipe Rabies
Tipe rabies pada hewan penular rabies ada dua tipe dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Rabies Ganas