Elfira Malahayati : Pengaruh Karakteristik Pemilik Anjing Terhadap Partisipasinya Dalam Program Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2010.
terhadap perilaku yang dalam hal ini adalah partisipasi pemilik anjing dalam program pencegahan penyakit rabies dibatasi hanya pada karakteristik: 1 Umur, 2
Pendidikan, 3 Pendapatan, 4 Pengetahuan, 5 Sikap.
2.5. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk peran serta atau keterlibatan masyarakat dalam pencegahan penyakit rabies. Partisipasi masyarakat, yang dalam
hal ini partisipasi pemilik anjing menunjukkan bukti bahwa pemilik anjing merasa terlibat dan merasa menjadi bagian dari pembangunan. Hal ini akan sangat
berdampak positif terhadap keberhasilan pelaksanaan suatu program pembangunan Depkes RI, 2003.
Menurut Mikkelsen yang dikutip Ardian 2006 yang mengutip berbagai kajian FAO Food Agriculture Organization terdapat beragam arti kata partisipasi,
antara lain: 1
Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada program tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan.
2 Partisipasi adalah ‘pemekaan’ membuat peka pihak masyarakat untuk
meninggalkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi program- program pembangunan.
3 Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti bahwa orang
atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk menggunakan hal itu.
Elfira Malahayati : Pengaruh Karakteristik Pemilik Anjing Terhadap Partisipasinya Dalam Program Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2010.
4 Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para
staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring agar memperoleh informasi mengenai konteks sosial dan dampak-dampaknya.
5 Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukan sendiri. 6
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka.
Menurut Notoatmodjo 2007, partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah
kesehatan mereka sendiri. Di dalam partisipasi, setiap anggota masyarakat dituntut suatu kontribusi atau sumbangan yang diwujudkan dalam 4 M, yaitu manpower
tenaga, money uang, material benda-benda lain seperti kayu, bambu, beras, dan sebagainya, dan mind ide atau gagasan.
Syarat-syarat tumbuhnya partisipasi dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: pertama, adanya kesempatan untuk membangun dalam
pembangunan, kedua adalah adanya kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan itu, dan ketiga adalah adanya kemauan untuk berpartisipasi. Untuk meningkatkan
partisipasi, maka kesempatan, kemampuan, dan kemauan untuk berpartisipasi dalam pembangunan itu perlu ditingkatkan.
Peningkatan partisipasi masyarakat adalah suatu proses dimana individu, keluarga, dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan pencegahan
penyakit di wilayahnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meyakinkan masyarakat
Elfira Malahayati : Pengaruh Karakteristik Pemilik Anjing Terhadap Partisipasinya Dalam Program Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2010.
bahwa program ini perlu dilaksanakan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah yang ada di lingkungannya.
Kegiatan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri masyarakat untuk ikut melaksanakan pembangunan. Peningkatan partisipasi masyarakat menumbuhkan
berbagai peluang yang memungkinkan seluruh anggota masyarakat untuk secara aktif berkontribusi dalam pembangunan, sehingga dapat menghasilkan manfaat yang
merata bagi seluruh warga. Dengan demikian jelaslah bahwa partisipasi masyarakat khususnya kepala
keluarga merupakan suatu syarat yang mutlak diperlukan demi keberhasilan program pembangunan. Suatu program akan dianggap tidak berhasil jika tidak melibatkan
masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, penting sekali dipertimbangkan meningkatkan partisipasi kepala keluarga dalam setiap program pembangunan
Depkes RI, 2003.
2.6. Kerangka Konsep Penelitian