Tekanan pada Pipa KESIMPULAN DAN SARAN 60

9

2.2 Tekanan pada Pipa

Pada kebanyakan situasi, sistem irigasi harus dapat memasok air secara merata ke seluruh lahan. Karena kinerja dari kebanyakan sprinkler berhubungan dengan tekanan, keseragaman yang tinggi dari aplikasi dibutuhkan penyediaan tekanan yang optimal bagi sprinkler. Friction loss atau kehilangan energi akibat gesekan pada pipa dan sambungan, dan perbedaan elevasi menyebabkan tekanan bervariasi di lapangan. Friction loss menyebabkan tekanan menurun pada arah hilir, sedangkan perbedaan elevasi menyebabkan tekanan meningkat atau menurun tergantung arah perubahan elevasi. Persamaan 2.1 dapat digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan di antara lokasi-lokasi sepanjang saluran. Z h K P P l ∆ ± − = u d 2.1 dimana : P d , P u = tekanan pada posisi hulu dan hilir kPa h l = kehilangan energi dalam pipa antara posisi hulu dan hilir m ΔZ = perbedaan elevasi antara posisi hulu dan hilir m K = konstanta yang bergantung kepada unit yang digunakan K = 9,81 untuk P d dan P u dalam kPa, h 1 dan ΔZ dalam meter K = 0,43 untuk P d dan P u dalam psi, h 1 dan ΔZ dalam ft Ketika perubahan pada elevasi ketika posisi hulu dan hilir menanjak, tanda didepan ΔZ adalah positif +, sebaliknya jika elevasi hulu lebih tinggi daripada hilir didepan ΔZ adalah negatif –. Persamaan 2.2 dapat digunakan untuk memperkirakan istilah kehilangan energi h l . l l M FH h l + = 2.2 dimana : F = konstanta yang bergantung kepada jumlah saluran keluar Universitas Sumatera Utara 10 H l = kehilangan energi atau headloss akibat gesekan pada pipa meter M l = minor losses melalui sambungan pipa meter Minor losses yang diakibatkan oleh pipa penyembur adalah sangat kecil dan biasanya diabaikan. Rumus Hazen-Williams, Darcy-Weisbach, atau Chezy-Manning dapat digunakan untuk menghitung H l . Persamaaan-persamaan tersebut antara lain:  Hazen-Williams 871 , 4 852 , 1 852 , 1 l φ D C LQ H = 2.3 dimana : L = panjang dari pipa m Q = debit aliran m 3 det D = diameter pipa m C = faktor gesekan yang bergantung kepada material pipa φ = 10,66 SI unit ; φ = 4,727 Inggris Unit  Chezy-Manning H l = 43 2 2 β R L V n = 2 2 3 4 2 Q A R L n       β = KQ 2 2.4 dimana : n = faktor kekasaran Manning R = jari-jari hidrolis m L = panjang dari pipa m β = 1 SI unit ; β = 2,21 Inggris Unit Persamaan Chezy-Manning berlaku untuk aliran turbulen sepenuhnya. Nilai K dapat juga diperoleh dengan Persamaan 2.5 :       Φ = 33 , 5 2 D L n K 2.5 Universitas Sumatera Utara 11 Faktor kekasaran Manning n dan faktor gesekan Hazen-Williams C diperoleh pada tabel berikut : Tabel 2.1 Koefisien dari Gesekan Pipa Untuk Perencanaan Material Hazen-Williams Manning C n Pipa baru atau baru dilapis Plastik atau kaca halus 150 0,009 Lapisan mortar-semen yang diputar sentrifugal 145 0,009 Lapisan mortar-semen yang dikulir di tempat 140 0,009 Besi tempa 140 0,009 Besi berlapis seng galvanized iron 135 0,010 Besi tuang, tidak dilapis 130 0,010 Asbes-semen, dilapis 145 0,009 Asbes-semen, tidak dilapis 140 0,009 Pipa tekanan beton yang dituang sentrifugal 135 0,010 Ten-State Standards 1978 Lapisan mortar-semen atau plastik 120 0,011 Baja atau besi daktail yang tidak dilapis 100 0,011 Pipa lama atau sudah lama dilapis [dalam perawatan biasa 20 tahun atau lebih, air yang tidak agresif] Plastik atau kaca halus 135 0.010 Lapisan mortar-semen yang diputar sentrifugal 130 0,010 Lapisan mortar-semen yang dikulir di tempat 125 0,010 Asbes-semen, dilapis 130 0,010 Asbes-semen, tidak dilapis 125 0,010 Baja atau besi daktail yang tidak dilapis 100 0,013 Pipa tekanan beton yang dituang sentrifugal 130 0,010 Kayu susun 110 0,012 Besi terpancang riveted steel 80 0,016 Beton yang dibentuk 80 0,016 Tanah liat tidak diberi tekanan 100 0,013 Universitas Sumatera Utara 12 Besi tempa 100 0,013 Besi yang dilapis seng galvanized iron 90 0,014 Sumber : Sanks 1998  Darcy-Weisbach g V D L f H 2 2 l = 2.6 dimana : L = panjang dari pipa m Q = debit aliran m 3 det D = diameter pipa m g = percepatan gravitasi 9,81 mdet 2 atau 32,2 ftdet 2 f = faktor gesekan faktor gesekan adalah fungsi dari bilangan Reynold R e dan kekasaran relatif k s D, dimana k s adalah kekasaran tak seragam rata-rata dari pipa. Untuk aliran laminer R e 2000 faktor gesekan adalah : e R f 64 = 2.7 dimana : v VD R e = 2.8 v = viskositas kinematis Untuk aliran turbulen, faktor gesekan pada Pipa halus : 8 , Log 2 1 10 − = f R f e untuk R e 3000 2.9 Pipa kasar : 14 , 1 Log 2 1 10 + = s k D f = D k s Log 2 14 , 1 10 − 2.10 Persamaan 2.7 dan 2.8 diajukan oleh von Karman dan Prandtl berdasarkan atas experimen oleh Nikuradse 1932. Universitas Sumatera Utara 13 Colebrook dan White 1939 mengajukan formula semi-empiris berikut :     + − = f R D k f e s 51 , 2 7 , 3 Log 2 1 10 2.11 Faktor gesekan dapat juga diperoleh dengan menggunakan diagram Moody, yang dikembangkan oleh Moody 1944, menggunakan data-data eksperimen dari pipa-pipa komersial, persamaan Colebrook-White, dan data-data eksperimen dari Prandtl-Karman. Ada friction loss yang lebih sedikit sepanjang pipa dengan beberapa outlet yang dispasikan secara sama seperti pipa sub-utama dan lateral daripada sepanjang pipa dengan diameter, panjang, dan material yang sama dengan debit yang konstan. Ini terjadi karena banyaknya air dalam pipa sub-utama atau pipa lateral berkurang di arah hilir karena debit dari outlet. Istilah F pada Pers. 2.2 sama dengan 1 ketika tidak ada outlet antara lokasi hulu dan hilir sepanjang pipa. Persamaan 2.12a dan 2.12b dan Tabel 2.3 dan 2.4 dapat digunakan untuk menentukan F ketika ada lebih dari satu outlet dengan spasi yang sama, masing-masing memindahkan kurang lebih sama dengan jumlah air dalam pipa. Persamaan 2.12a dan 2.12b adalah : 2 6 1 2 1 1 1 N m N m F − + + + = 2.12a       − − + − = ∑ − = 1 1 1 2 2 1 2 1 N i m m i N N N N F 2.12b dimana : m = 2.0 Darcy-Weisbach; m = 1,85 Hazen-Williams N = banyak nozzlesprinkler Universitas Sumatera Utara 14 Baik Persamaan 2.12a atau Tabel 2.2 digunakan ketika jarak dari dari saluran pipa ke outlet pertama sama dengan jarak spasi outlet. Ketika jarak ke outlet pertama setengah dari jarak spasi outlet, digunakan Persamaan 2.12b atau Tabel 2.4. Tabel 2.2 Nilai F Pers. 2.12a digunakan ketika jarak dari dari saluran pipa ke outlet pertama sama dengan jarak spasi outlet Banyak Outlet m = 1,85 m = 1,90 m = 2,00 1 1,0 1,0 1,0 2 0,639 0,634 0,625 3 0,535 0,528 0,518 4 0,486 0,480 0,469 5 0,457 0,451 0,440 6 0,435 0,433 0,421 7 0,425 0,419 0,408 8 0,415 0,410 0,398 9 0,409 0,402 0,391 10 0,402 0,396 0,385 11 0,397 0,392 0,380 12 0,394 0,388 0,376 13 0,391 0,381 0,373 14 0,387 0,381 0,370 15 0,384 0,379 0,376 16 0,382 0,377 0,365 17 0,380 0,375 0,363 18 0,379 0,373 0,361 19 0,377 0,372 0,360 20 0,376 0,370 0,359 22 0,374 0,368 0,357 24 0,372 0,366 0,355 26 0,370 0,364 0,353 28 0,369 0,363 0,351 Universitas Sumatera Utara 15 30 0,368 0,362 0,350 35 0,365 0,359 0,347 40 0,364 0,357 0,345 50 0,361 0,355 0,343 100 0,356 0,350 0,338 Lebih dari 100 0,351 0,345 0,333 Sumber : James 1988 Tabel 2.3 Nilai F Pers. 2.12b digunakan ketika jarak dari dari saluran pipa ke outlet pertama setengah dari jarak spasi outlet Banyak NozzleSprinkler pada Pipa Lateral m = 1,85 m = 1,90 m = 2,00 1 1,000 1,000 1,000 2 0,518 0,512 0,500 3 0,441 0,434 0,422 4 0,412 0,405 0,393 5 0,397 0,390 0,378 6 0,387 0,381 0,369 7 0,381 0,375 0,363 8 0,377 0,370 0,358 9 0,374 0,367 0,355 10 0,371 0,365 0,353 11 0,369 0,363 0,351 12 0,367 0,361 0,349 13 0,366 0,360 0,348 14 0,365 0,358 0,347 15 0,364 0,357 0,346 16 0,363 0,357 0,345 17 0,362 0,356 0,344 18 0,361 0,355 0,343 19 0,361 0,355 0,343 20 0,360 0,354 0,342 Universitas Sumatera Utara 16 22 0,359 0,353 0,341 24 0,359 0,352 0,341 26 0,358 0,351 0,340 28 0,357 0,351 0,340 30 0,357 0,350 0,339 35 0,356 0,350 0,338 40 0,355 0,349 0,338 50 0,354 0,348 0,337 100 0,353 0,347 0,335 Sumber : James 1988

2.3 Tekanan Gelombang