Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Citra Merek Yamaha Mio Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP CITRA MEREK YAMAHA MIO PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH :

HERRY GUSTIAN NORISFA 070502188

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas, keistimewaan, dan desain terhadap citra merek Yamaha Mio pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 15,0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 93 responden mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa kualitas, keistimewaan, desain berpengaruh positif dan signifikanterhadap citra merek Yamaha Mio pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel desain (X3). Nilai R

sebesar 0,552 berarti hubungan antara variabel kualitas (X1), keistimewaan (X2),

desain (X3) terhadap citra merek (Y) sebesar 55,2% yang berarti hubungannya

cukup erat.


(3)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the influence of quality, features, and design of the Yamaha brand image in the Faculty of Economics, University of North Sumatra.

Data analysis methods used is descriptive method and quantitative methods. Testing the hypothesis by using multiple linear regression analysis. Work on methods of data analysis using SPSS 15.0 for Windows. The data used are the primary and secondary data. This study uses respondents 93 students of the Faculty of Economics, University of North Sumatra as the study sample.

The results of this study indicate that, data analysis by the method of multiple linear regression analysis showed that the quality, features, design and significant positive effect on the image of Yamaha brand at the Faculty of Economics, University of North Sumatra. Based on partial significant test (t-test) that of the three independent variables are the most dominant influence on purchasing decisions is the design variable (X3). R value of 0.552 means that the relationship between the quality variables (X1), privileges (X2), design (X3) on the image of the brand (Y) of 55.2% which means the relationship is quite close.


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGATAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Uraian Teoretis ... 8

2.1.1 Definisi Pemasaran ... 8

2.1.2 Definisi Produk ... 8

2.1.3 Definisi Diferensiasi Produk ... 9

2.1.4 Variabel Utama Diferensiasi Produk ... 10

2.1.5 Merek (Brand) ... 12

2.1.6 Karakteristik dan Manfaat Merek ... 16

2.1.7 Konsep-Konsep Merek (Brand) ... 16

2.1.8 Strategi Mencapai Citra Merek yang Kuat ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 25

2.4 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Populasi dan Sampel ... 31

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.9 Metode Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 39


(5)

4.1.2. Profil Yamaha Indonesia Motor ... 40

4.1.3. Jenis-Jenis Produk Yamaha di Indonesia ... 48

4.1.4. Strategi Diferensiasi Produk Yamaha Mio ... 49

4.2. Hasil Penelitian ... 52

4.2.1. Uji Validitas dan Reabilitas ... 52

4.2.2. Analisis Data ... 54

4.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 62

4.2.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... 68

4.2.5. Uji Hipotesis ... 70

4.2.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R²) ... 74

4.3. Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1. Tabel 1.1 Total Penjualan Matic di Indonesia ... 32

2. Tabel 1.2 Pangsa Pasar Sepeda Motor Matic di Indonesia ... 32

3. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 30

4. Tabel 3.2 Instrument Skala Likert ... 31

5. Tabel 4.1 Uji Validitas ... 53

6. Tabel 4.2 Uji Reliabilitas ... 54

7. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 55

8. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio ... 55

9. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Seri Yamaha Mio Yang Dipakai ... 55

10. Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas (X1 11. Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel ) ... 57

Keistimewaan (X2 12. Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel ) ... 58

Desain (X3 13. Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel ) ... 59

Citra Merek (Y)... 61

14. Tabel 4.10 Pendekatan Kolmogorov-Smirnov... 65

15. Tabel 4.11 Uji Glejser ... 67

16. Tabel 4.12 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 68

17. Tabel 4.13 Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

18. Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 71

19. Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 73


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1. Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 27

2. Gambar 4.1 Logo Yamaha ... 47

3. Gambar 4.2 Skuter Matic Yamaha ... 48

4. Gambar 4.3 Sepeda Motor Bebek Yamaha ... 48

5. Gambar 4.4 Sepeda Motor Sport Yamaha ... 49

6. Gambar 4.5 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 63

7. Gambar 4.6 Scatter Plot Uju Normalitas ... 64


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 92 2. Lampiran 2 Distribusi Jawaban Responden ... 96


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas, keistimewaan, dan desain terhadap citra merek Yamaha Mio pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 15,0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 93 responden mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa kualitas, keistimewaan, desain berpengaruh positif dan signifikanterhadap citra merek Yamaha Mio pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel desain (X3). Nilai R

sebesar 0,552 berarti hubungan antara variabel kualitas (X1), keistimewaan (X2),

desain (X3) terhadap citra merek (Y) sebesar 55,2% yang berarti hubungannya

cukup erat.


(10)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the influence of quality, features, and design of the Yamaha brand image in the Faculty of Economics, University of North Sumatra.

Data analysis methods used is descriptive method and quantitative methods. Testing the hypothesis by using multiple linear regression analysis. Work on methods of data analysis using SPSS 15.0 for Windows. The data used are the primary and secondary data. This study uses respondents 93 students of the Faculty of Economics, University of North Sumatra as the study sample.

The results of this study indicate that, data analysis by the method of multiple linear regression analysis showed that the quality, features, design and significant positive effect on the image of Yamaha brand at the Faculty of Economics, University of North Sumatra. Based on partial significant test (t-test) that of the three independent variables are the most dominant influence on purchasing decisions is the design variable (X3). R value of 0.552 means that the relationship between the quality variables (X1), privileges (X2), design (X3) on the image of the brand (Y) of 55.2% which means the relationship is quite close.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi pada saat ini sangatlah penting. Transportasi merupakan satu dari lima kebutuhan primer selain pangan, sandang, papan, dan komunikasi. Pilihan penggunaan sarana transportasi sangat beragam jenisnya, misalnya sarana angkutan darat dengan menggunakan kereta api, sarana angkutan laut dengan menggunakan kapal laut, dan sarana angkutan udara dengan menggunakan pesawat terbang. Salah satu pilihan sarana angkutan darat untuk mempermudah dan mempercepat jarak tempuh adalah dengan menggunakan sepeda motor. Pada saat ini kebutuhan sepeda motor bagi masyarakat sangat vital mengingat tingginya kemacetan yang ada di jalan raya, sehingga salah satu alternatif untuk mempermudah dan kelancaran dalam mencapai tujuan di dalam kota, maka sepeda motor merupaka salah satu pilihan yang tepat. Permintaan masyarakat terhadap sepeda motor terus mengalami peningkatan, hal ini memberikan peluang bagi para produsen sepeda motor untuk melakukan inovasi dari produk yang dihasilkan dimana setiap produsen selalu memproduksi sepeda motor dengan desain-desain yang terbaru sesuai dengan keinginan konsumen.

Brand image produk memegang peranan penting dalam perusahaan untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat dalam bisnis sepeda motor. Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan, bahkan merangsang konsumen untuk loyal


(12)

terhadap merek perusahaan, sedangkan bagi produsen brand image yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran pesaing. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi perusahaan. Brand image mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Brand image adalah jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan, dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu produk. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek, yang akan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. (Setiadi,2003:108).

Diferensiasi produk merupakan salah satu atribut penting dalam pembentukan brand image yang positif dalam benak konsumen. Diferensiasi produk sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan di pasar dengan menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti, pada produk yang ditawarkan untuk membedakan produk dengan produk pesaingnya, sehingga dapat dipandang atau dipersepsikan konsumen bahwa produk tersebut mempunyai nilai tambah yang diharapkan konsumen.

Pelaksanaan diferensiasi produk akan membuat konsumen melihat suatu produk dengan merek yang paling mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga kemudian akan sampai pada tahap seorang konsumen memilih untuk mengkonsumsi suatu produk tidak hanya berdasarkan fungsi dasarnya saja, tetapi berkembang menjadi keinginan sekunder yaitu keinginan untuk mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu yang dapat memenuhi kebutuhannya paling


(13)

baik, sehingga kemudian akan muncul pertanyaan tentang dasar pemikiran konsumen tersebut dalam membuat keputusan pembeliannya ketika konsumen tersebut diperhadapkan pada sejumlah besar alternatif produk dengan merek berbeda dan saling bersaing. Keadaan ini yang mendorong timbulnya persaingan yang ketat dalam dunia usaha dan memaksa perusahaan untuk lebih tanggap perubahan-perubahan yang terjadi dengan sangat cepat.

Jenis sepeda motor yang dahulu sangat digemari konsumen adalah jenis sepeda motor bebek. Namun beberapa tahun belakangan ini, beberapa produsen sepeda motor telah memproduksi dan memasarkan jenis sepeda motor matic, yang kini makin digemari oleh masyarakat. Salah satu produsen yang telah meluncurkan jenis sepeda motor matic adalah Yamaha dengan sepeda motornya yaitu Mio. Sebelum Mio hadir, pasar matic di Indonesia tidak berkembang. Dalam tiga tahun, Kymco, sang matic pioneer, hanya bisa menjual rata-rata 10.000 unit per tahun, tetapi Yamaha kemudian berhasil melakukan penjualan sepeda motor Mio sebanyak 25.000 unit perbulan. Pada tahun 2010, Yamaha mampu meraih penjualan lebih dari 1.000.000 unit Mio (AISI, 2010).

Produsen sepeda motor Yamaha menciptakan kategori baru, yaitu motor matic untuk perempuan, segmen yang sebelumnya tidak pernah secara khusus dilirik oleh para pemain di industri sepeda motor. Setelah berhasil membidik segmen ini, Yamaha kemudian memperluas pasar Mio ke segmen laki-laki dengan meluncurkan Mio Sporty. Pasar sepeda motor matic di Indonesia sebelumnya tidak berkembang karena ada persepsi bahwa sepeda motor matic mahal karena teknologinya memang mahal. Untuk mematahkan pesepsi itu, Yamaha berani


(14)

menanam investasi yang cukup besar investasi ini untuk menyamakan harga Mio dengan motor manual.

Persaingan diantara para produsen sepeda motor matic di Indonesia pada saat ini sangat kompetitif. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya produk-produk sepeda motor matic yang sejenis dihasil oleh Honda dan Suzuki. Honda dan Suzuki yang sebelumnya berkonsentrasi pada sepeda motor bebek, akhirnya menambah lini produknya (new product line) dengan memproduksi jenis sepeda motor matic dengan merek Vario dan Spin. Tabel 1.1 berikut akan menunjukkan total penjualan sepeda motor matic di Indonesia.

Tabel 1.1

Total Penjualan Matic di Indonesia

Sumber

Namun dalam persaingan ini, Mio tampaknya masih memegang pangsa pasar terbesar selama tiga tahun terakhir. Tabel 1.2 berikut akan menunjukkan pangsa pasar tiga besar sepeda motor matik di Indonesia.


(15)

Tabel 1.2

Pangsa Pasar Sepeda Motor Matic di Indonesia

Merek 2008 2009 2010

Yamaha 54,31% 51,76% 52,76%

Honda 37,28% 39,51% 40,92%

Suzuki 8,41% 9,54% 6,32%

Sumber : http://www.aisi.or.id/

Berdasarkan fenomena diatas, terlihat bahwa Yamaha mampu mempertahankan pelanggannya ditengah ketatnya persaingan antar perusahaan khususnya di bidang produksi sepeda motor matic.

Mahasiswa merupakan salah satu kelompok masyarakat yang banyak menggunakan kendaraan sepeda motor untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Sepeda motor matic merupakan salah satu pilihan mereka karena sepeda motor matic mudah dikendarai dan cocok untuk pria dan wanita.

Fakultas Ekonomi USU merupakan salah satu fakultas di Universitas Sumatera Utara dimana mahasiswanya mengikuti perkembangan teknologi seperti halnya perkembangan sepeda motor matic. Dari hasil pra survey yang telah dilakukan penulis, 12 dari 20 mahasiswa (60%) Fakultas Ekonomi USU pernah atau masih menggunakan sepeda motor Yamaha Mio.

Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka menyusun skripsi dengan judul, “Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Brand Image Yamaha Mio pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.


(16)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah diferensiasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Image pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara?”.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image Yamaha Mio Series pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan menfaat sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan citra Yamaha Mio melalui diferensiasi yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat.

b. Bagi penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam bidang perilaku konsumen.


(17)

c. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang akan datang.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoretis

2.1.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler (2007:6) adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Sedangkan menurut Laksana (2008:4) pemasaran adalah segala kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran (Radiosunu,2001:2). Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba.

2.1.2 Definisi Produk

Laksana (2008:67) mendefenisikan “Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya”. Sedangkan Radiosunu (2001:99), menyatakan “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli atau dikonsumsikan; ke dalam pengertian produk termasuk obyek-obyek fisik, jasa, tokoh-tokoh, tempat, organisasi dan pikiran (ide)”. Dari defenisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, produk


(19)

sebagai barang dan jasa yang terdiri dari atribut nyata dan tidak nyata termasuk kemasan, warna, harga, prestise, kualitas, dan merek ditambah pelayanan dan reputasi penjual, yang ditawarkan perusahaan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.1.3 Definisi Diferensiasi Produk

“Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen”(Griffin,2003:357). Diferensiasi produk adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan di pasar dengan memenangkan persaingan di pasar dengan menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti pada produk yang ditawarkan untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaingnya, sehingga dapat dipandang atau dipersepsikan konsumen bahwa produk tersebut mempunyai nilai tambah yang diharapkan oleh konsumen.

Perusahaan mendiferensiasikan diri dengan para pesaingnya jika perusahaan tersebut dapat memiliki keunikan dalam sesuatu uang dinilai penting oleh para pembeli. Seberapa jauh para pesaing dalam sebuah industri dapat melakukan diferensiasi antara satu sama lainnya juga merupakan salah satu unsur penting dalam struktur industri. Meskipun diferensiasi mempunyai arti penting, sumber-sumber yang memungkinkan dilakukannya diferensiasi seringkali tidak dipahami dengan baik. Perusahaan seringkali memandang


(20)

sumber yang potensial bagi diferensiasi dari segi produk fisik atau praktek pemasaran, bukannya sebagai hal yang bisa diciptakan dimana saja dalam rantai nilai yang ada. Perusahaan seringkali tidak sama tetapi sifatnya tidaklah berbeda, karena mereka seringkali mengusahakan keunikan yang sebenarnya tidak bernilai bagi pembeli. Perusahaan yang mengusahakan diferensiasi (disebut juga diferensiator) pun seringkali tidak menaruh perhatian cukup besar pada biaya diferensiasi atau pada daya tahan diferensiasi yang telah dicapainya.

2.1.4 Variabel Utama Diferensiasi Produk

Perusahaan harus dapat mendiferensiasikan produknya agar dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang sejenis. Variabel utama diferensiasi produk menurut Kotler (2007:385) adalah sebagai berikut:

1. Bentuk (Form)

Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik produk.

2. Keistimewaan/fungsi (Feature)

Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.


(21)

Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk itu beroperasi. Yang ditetapkan sebagai satu dari empat tingkatan koalitas; rendah, rata-rata, tinggi, atau sangat tinggi.

4. Kualitas kesesuaian (Conformance Quality)

Kualitas kesesuain mengacu pada tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. 5. Daya tahan (Durability)

Adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan atau berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi beberapa produk.

6. Keandalan (Reliability)

Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

7. Mudah diperbaiki (Repairability)

Adalah ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.

8. Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli. Gaya meiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru. Disisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu menciptakan kinerja yang tinggi.


(22)

9. Rancangan (Design)

Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan.

2.1.5 Merek (Brand)

Merek salah satu atribut yang penting dari sebuah yang penggunanya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan, dimana memberikan merek pada suatu produk berarti memberikan nilai tambah produk tersebut.

Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi labih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan akan memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut.

Tujuan perusahaan adalah menciptakan pembelian ulang konsumen terhadap produk yang dihasilkannya dan pemberian merek memberikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan konsumen. Dengan demikian hubungan itu diharapkan dapat menghasilkan pangsa pasar yang lebih besar dan meningkatkan kemampuan menghasilkan keuntungan.


(23)

Menurut Tjiptono & Diana (2000:39) penggunaan merek memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1. sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing

2. sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan bentuk desain dan warna-warni yang menarik)

3. untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas

4. untuk mengendalikan dan mendominasi pasar

Merek merupakan atribut produk yang dianggap penting terutama dalam menumbuhkan persepsi yang positif dan konsumen akan percaya setelah menilai atribut yang dimiliki suatu merek. Persepsi positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan citra merek. Dan pada akhirnya merupakan lebih dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian merek ini, maka ada beberapa pengertian menurut para ahli:

Menurut Kotler (2007:332) :

“Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasikan barang atau layanan penjual lain”.


(24)

“Merek adalah sepatah kata, tanda, atau lambang, atau kombinasi dari kata, tanda dan lambang, yang mengidentifikasi barang atau jasa dan membedakannya dari penawaran para pesaing”.

Menurut Radiosunu (2001:105) :

“Merek merupakan nama, istilah, tanda, lambang, design atau kombinasi dari perusahaan yang digunakan sebagai tanda pengenal barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual, dan untuk membedakannya dari barang atau jasa saingan”.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa merek berfungsi untuk mengidentifikasi penjual atau perusahaan yang menghasilkan produk tertentu, yang membedakannya dengan penjual atau perusahaan lainnya. Merek itu sendiri dapat berupa trademark, nama, logo, tema, atau gabungan dari keseluruhannya. Pada dasarnya merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan dan manfaat tertentu kepada konsumen. Merek yang baik akan menunjang suatu jaminan kualitas. Tetapi lebih dari itu, merek merupakan simbol yang komplek.

Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek, menurut Kotler (2007:460) yaitu:

1. Atribut, merupakan hal yang pertama kali menandai ciri-ciri merek.

2. Benefit, suatu merek lebih dari sekumpulan atribut karena yang dibeli konsumen adalah manfaat, bukannya atribut. Dengan demikian atribut harus diterjemahkan kedalam manfaat fungsional dan atau emosional.


(25)

3. Value, merupakan nilai-nilai yang dianut oleh produsen yang tercermin dalam merek.

4. Culture, merek yang menunjukkan budaya tertentu yang dianut. 5. Personality, merek yang memproyeksikan suatu kepribadain tertentu. 6. User, merek yang memperhatikan macam-macam konsumen yang

menggunakan atau membeli produk.

Di dalam pemasaran, merek memegang peranan penting. Merek dapat menjadi image yang dibangun di dalam benak konsumen, mengenai kualitas dari produk. Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek (Simamora, 2003:5). Merek lebih luas daripada produk. Kalau kita berbicara tentang produk, kita hanya membicarakan ruang lingkup, atribut, kualitas, dan penggunaan. Sedangkan merek, selain terkait dengan ruang lingkup, atribut, kualitas, dan penggunaan, juga terkait dengan siapa yang menggunakan merek, asal produk, asosiasi dengan organisasi, kepribadian merek, simbol-simbol, hubungan pelanggan dengan merek, manfaat emocional, manfaat ekspresi diri. Semua produk dapat memiliki merek, Namur tidak semua memerlukan merek.

Dengan memperhatikan keenam tingkat pengertian merek berikut, pemasar harus menentukan pada tingkat mana akan menanamkan keenam tingkat pengertian merek diatas, pemasar harus menentukan pada tingkat mana akan menanamkan identitas merek. Merupakan suatu kesalahan untuk mempromosikan hanya atribut merek saja. Hal ini akan mengakibatkan:


(26)

1. Pembeli tidak tertarik pada atribut merek karena sesungguhnya mereka lebih tertarik pada manfaat merek.

2. Pesaing dapat dengan mudah meniru atribut-atribut tersebut. 3. Atribut yang ada sekarang ini kelak akan berkurang nilainya.

Sebuah nama merek terdiri dari huruf, kata, angka, yang dapat kita baca atau kita ucapkan. Sedangkan bagian merek yang berupa simbol, desain, warna, huruf yang khas, yang kesemuanya tidak dapat diucapkan namun dapat dikenali disebut tanda merek. Merek dagang adalah merek yang dilindungi oleh hukum, termasuk didalamnya nama merek dan tanda merek. Hak cipta adalah hak istimewa untuk memproduksi sebuah karya, baik itu karya tulis, karya musik, maupun karya seni.

2.1.6 Karakteristik dan Manfaat Merek

Setiap perusahaan tentu menginginkan merek produknya unggul dalam bersaing dengan merek produk pesaing yang beredar di pasaran, sehingga kemudian produknya akan mendapat tempat di dalam benak konsumen. Untuk itu sebuah merek harus memenuhi beberapa karakteristik seperti yang disebutkan oleh Kotler (2007:470):

1. Merek harus menyatakan sesuatu tentang manfaat produk.

2. Merek harus menyatakan kualitas produk seperti tindakan atau warna. 3. Merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat.

4. Merek harus berbeda dan khas.


(27)

Sebuah merek yang baik harus memiliki karakteristik yang disebutkan diatas, meskipun pada kenyataannya tidak semua karakteristik itu dapat dipenuhi dalam sebuah merek, tetapi bagaimana perusahaan harus berusaha untuk memenuhi karakteristik tersebut.

Keberhasilan atau kegagalan suatu merek tergantung pada pengalaman yang diperoleh konsumen dari merek tersebut, apa pun yang membentuk suatu merek, dan bagaimanapun merek tersebut dikomunikasikan kepada manusia. Merek secara nyata merupakan pengalaman itu. Hasil dari pemberian merek yang baik adalah pengalaman bahwa kesenangan konsumen cukup baik untuk membuat mereka kembali. (Temporal,2002:57).

Ketika suatu brand image telah mampu untuk membangun karakter produk dan memberikan value proposition, kemudian menyampaikan karakter produk tersebut kepada konsumennya secara unik, berarti brand tersebut telah memberikan suatu kekuatan emocional lebih dari kekuatan rasional yang dimiliki oleh produk tersebut. Hal ini akan membuat konsumen mengasosiasikan hal yang positif dalam pikirannya ketika mereka memikirkan brand tersebut.

Bagi produsen walaupun pemberian merek berarti pertambahan biaya dan memiliki resiko jika ternyata mereka tidak dapat memuaskan konsumen, akan tetapi merek juga memberikan banyak manfaat, menurut Amstrong (2004:285), antara lain:


(28)

1. Merek memudahkan produsen untuk memproses pemesanan dan menelusuri masalah yang timbul.

2. Merek memberikan perlindungan hukum.

3. Merek memberikan kesempatan produsen untuk menarik pelanggan yang setia dan menguntungkan.

4. Merek membantu produsen dalam mensegmentasi pasar. 5. Merek yang baik akan membantu citra perusahaan.

Para distributor juga ingin agar para produsen memberi merek pada produknya, karena merek memudahkan penanganan produk, menjaga produksi pada suatu standar kualitas, memperkuat referensi pembelian serta memudahkan identitas pemasok.

Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. (Setiadi,2003:180)

2.1.7 Konsep-Konsep Merek (Brand)

Ada beberapa konsep merek yang harus diperhatikan dan dipahami agar kita dapat mengenal unsur-unsur apa saja yang terkandung dan berkaitan dengan merek. Terutama mengenai oenilaian dan pemahaman konsumen


(29)

terhadap merek, juga apa saja yang harus dilakukan untuk mengkomunikasikan merek agar dapat diterima baik oleh konsumen.

1. Ekuitas Merek (Brand Equity)

Ekuitas merek sangat berkaitan dengan seberapa banyak pelanggan suatu merek yang merasa puas dan merasa rugi bila berganti merek, menghargai merek dan menganggap sebagai teman, serta pelanggan terikat dengan teman. Menurut Kotler (2007:334), ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa.

Menurut Nicolino (2007:75), ekuitas merek adalah jumlah total berbagai nilai berbeda yang dilekatkan orang kepada suatu merek, yang dapat terdiri dari campuran faktor emosional dan praktis.

Ekuitas merek akan semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya dimensi-dimensi dari ekuitas merek, yaitu:

1. Loyalitas merek (Brand loyalty). 2. Kesadaran merek(Brand awarness). 3. Kesan kualitas (Perceived quality).

4. Asosiasi-asosiasi merek sebagai tambahan terhadap kesan kualitas. 5. Aset-aset lainnya.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu merek perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek tidak lagi mengalami penyusutan. Oleh kerena itu sangat penting bagi perusahaan untuk selalu memelihara dan


(30)

memperhatikan semua dimensi-dimensi ekuitas merek sehingga manfaat yang diperoleh dapat dipertahankan.

2. Identitas merek(Brand identity)

Identitas merek merupakan suatu strategi merek yang mencakup arah, maksud dan arti suatu merek yang pada intinya untuk membangun merek yang kuat sehingga dapat bersaing dan memenuhi kebutuhan pasar dan pada akhirnya dapat diterima oleh konsumen. Identitas merek adalah suatu penggabungan yang menarik merek yang memberi inspirasi kepada pembuat strategi merek untuk menciptakan dan memelihara merek. Penggabungan ini mewakili apa yang dapat merek unggulan dan merupakan sebuah janji penjual kepada pelanggan.

3. Citra merek(Brand image)

Citra (image) adalah total persepsi terhadap suatu objek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Citra merek dibangun berdasarkan kesan pemikiran ataupun pengamatan yang dialami seorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan. Brand image merupakan hasil penilaian persepsi konsumen terhadap suatu merek, baik itu positif atau negatif. Brand image yang baik akan mempunyai dampak yanag menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan brand image yang buruk akan merugikan perusahaan.

Hal ini berdasarkan pada pertimbangan atau menyeleksi dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa merek, sehingga


(31)

merek yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih. Maka konsumen akan memiliki penilaian yang lebih baik pada merek itu.

Ada beberapa pengertian Citra Merek dari beberapa ahli, yaitu :

Menurut Kotler (2007:346) ”Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Sedangkan menurut Sastradipoera (2003:133) “Citra merek adalah lukisan, bayangan, kesan, penampakan secara simbolis, atau anggapan tentang merek suatu barang atau jasa”. Menurut Schiffman & Kanuk (2000:193) “Brand image adalah sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam benak atau ingatan konsumen”.

Suatu brand image dibangun dengan menciptakan citra (image) dari suatu produk. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya berbeda karena brand ini dipersepsikan memancarkan asosiasi dan citra tertentu. Brand image diciptakan di kategori-kategori produk dimana kualitas produk sulit dievaluasi dan dimana konsumsi produk-produk ini terlihat jelas oleh orang lain.

Berbagai asosiasi merek yang berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut citra merek. Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek mengacu pada berbagai hal, yaitu:


(32)

1. Atribut produk yaitu mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk seperti kualitas, variasi dan kelengkapan produk dan atribut-atribut lainnya yang mendukung produk. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena atribut tersebut bermakna asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu produk.

2. Atribut tak berwujud yaitu persepsi kualitas, kemajuan teknologi, kesan, nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.

3. Manfaat bagi konsumen yaitu manfaat rasional yang berkaitan dengan atribut produk yang menjadi bagian dari pengambilan keputusan dan timbal karena membeli atau menggunakan merek.

4. Harga relatif yaitu evaluasi terhadap suatu merek di bagian kelas produk akan diawali dengan penetapan posisi suatu merek dengan tingkat harga tertentu.

5. Konsumen, yaitu mengasosiasikan suatu merek dengan tipe konsumen seperti:

a. Orang terkenal, yaitu menghubungkan orang terkenal atau artis dengan suatu merek dapat mentransfer asosiasi yang kuat yang diperoleh dari artis terkenal.

b. Gaya hidup, asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat dilihat oleh asosiasi para pelanggan suatu merek.

c. Kelas produk, yaitu mengasosiasikan suatu merek menurut kelas produknya akan mencerminkan posisi suatu produk.


(33)

d. Pesaing, yaitu mengetahui pesaing dan berusaha menyamai atau mengungguli pesaing.

Menurut Janita Dewi (2005:26), pada dasarnya brand image dibangun dengan tiga cara yaitu:

1. Feature-based

Suatu brand dapat dinilai lebih tinggi dengan menambahkan fitur produk yang bisa menjadi pembangkit citra atau asosiasi dengan cara membangkitkan dan menjalin ikatan emosional dengan konsumen.

2. User-imagery

User-imagery digunakan jira sebuah brand menciptakan citra dengan memfokuskan pada siapa yang menggunakan brand tersebut. Karakteristik pengguna brand tersebut menjadi nilai dari brand itu di mata konsumen. 3. Iklan

Kampanye iklan yang efektif bisa membentuk citra produk misalnya dengan mengasosiasikan suatu brand dengan golongan konsumen tertentu atau dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat, bahkan iklan suatu brand tertentu bisa jadi pembeda utama yang membuat suatu produk berbeda dari produk-produk sejenis.

2.1.8 Strategi Mencapai Citra Merekyang Kuat

Menurut Arnold (1992:118), Citra Merek (brand image) yang kuat dapat diperoleh dengan cara:


(34)

1. “Being different”: produk harus memiliki pembeda atau keistimewaan sehingga mudah diingat dan dikenal.

2. Melibatkan slogan atau jingle sehingga mudah diingat dalam aktivitas promosi.

3. Symbol exposure adalah tanda, logo, simbol, yang memudahkan untuk mengenalkan produknya agar konsumen dapat mengenalkan brand pada konsumen.

4. Mempertimbangkan brand extensión untuk membuat brand lebih menonjol.

5. Menggunakan tanda pengenal atau identifikasi pada produk, seperti menciptakan kemasan yang unik, penggunaan warna yang menarik.

6. Recall requaries untuk mencapai tingkat brand image yang diinginkan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Indasari (2007), dengan judul “Pengaruh Periklanan Terhadap Citra Merek Nokia Pada Konsumen Seluler 1 Sun Plaza Medan”. Berdasarkan hasil dari analisis regresi diketahui bahwa variabel bebas yakni periklanan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap citra merek Nokia pada konsumen selular 1 Sun Plaza. Dari koefisien determinan diketahui bahwa variable iklan mempengaruhi citra merek sebesar 52% dan sisanya 48% dipengaruhi variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian.


(35)

2.3 Kerangka Konseptual

Perusahaan perlu melakukan strategi untuk dapat meningkatkan penjualan dan sekaligus menanamkan citra positif mengenai produk di benak konsumen, hal ini dilakukan dalam menghadapi persaingan yang ketat antar perusahaan dalam suatu industri. Salah satu strategi alternatifnya adalah pendiferensiasian produk sesuai dengan keinginan konsumen. Diferensiasi didefenisikan oleh Griffin (2003:357) adalah sebagai berikut: “Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen”.

Variabel utama diferensiasi produk menurut Kotler (2007:385) adalah sebagai berikut:

1. Bentuk (Form)

2. Keistimewaan/fungsi (Feature)

3. Kualitas kinerja (Performance Quality) 4. Kualitas kesesuaian (Conformance Quality) 5. Daya tahan (Durability)

6. Keandalan (Reliability)

7. Mudah diperbaiki (Repairability) 8. Gaya (Style)

9. Rancangan (Design)

Dari sembilan variabel utama diferensiasi produk ini, penulis mengambil tiga variabel. Tiga variabel yang digunakan adalah kualitas, keistimewaan, dan desain.


(36)

Hal ini dikarenakan enam variabel yang lain bisa digabungkan kedalam tiga variabel tersebut. Enam variabel lain seperti variabel gaya, variabel rancangan, dan variabel bentuk bisa dimasukkan dalam indikator variabel desain, sedangkan variabel keandalan, variabel mudah diperbaiki, dan variabel daya tahan bisa dimasukkan dalam indikator variabel kualitas.

Pelaksanaan diferensiasi ini diharapkan akan memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan merupakan keuntungan bagi perusahaan, karena apabila pelanggan merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, dengan sendirinya dalam pikiran pelanggan tersebut akan muncul kesan yang positif terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, dalam hal ini Yamaha Mio. Maka secara teoritis akan tercipta citra merek Yamaha Mio yang positif dalam pikiran konsumen.

Merek merupakan salah satu atribut yang dianggap penting dalam menumbuhkan persepsi yang baik sehingga konsumen akan percaya setelah mereka menilai atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Persepsi yang baik dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu akan menciptakan brand image yang baik pula, sehingga pada akhirnya akan menciptakan minat beli dan bahkan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek tertentu.

Brand image pada dasarnya adalah hasil pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang didasarkan atas pertimbangan dan perbandingan dengan beberapa merek lainnya (Kotler,2007:180). Dapat dirumuskan brand image merupakan pemahaman konsumen mengenai merek


(37)

secara keseluruhan kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu, dan bagaimana konsumen memandang atau mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek. Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan, sedangkan bagi produsen brand image yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran pesaing. Dengan demikian brand image suatu produk memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan untuk dapat bersaing dalam menjalankan aktivitasnya.

Dari uraian kerangka konseptual, maka dapat dibuat suatu paradigma hubungan variabel, yang ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut:

Sumber : Kotler (2003:318), (diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Diferensiasi Produk Berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image Yamaha Mio Series pada

Diferensiasi Produk : Kualitas (X1)

Keistimewaan (X2) Desain (X3)


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Secara eksplanasi (penjelasan) penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya : yaitu ada yang bertujuan mempelajari, mendeskripsikan, mendeteksi (mengungkapkan), dan ada pula yang menyelidiki hubungan kausalitas, (Ginting dan Situmorang, 2008:57). Berdasarkan tingkat eksplanasi, maka penelitian ini adalah penelitian asosiatif yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih dimana didalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik.

3.2 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi USU yang berlokasi di Jalan Prof. T.M. Hanafiah, SH, Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Desember 2011 hingga Januari 2012.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (independen), yaitu diferensiasi produk Yamaha Mio b. Variabel terikat (dependen), yaitu citra merek (brand image) perusahaan.


(39)

3.4 Defenisi Operasionalisasi Variabel

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Variabel Y

1. Citra Merek (Y)

Citra Merek merupakan sekumpulan asosiasi mengenai merek Yamaha Mio yang tersimpan di dalam benak atau ingatan konsumen

b. Variabel X 1. Kualitas (X1

Kualitas merupakan kecocokan untuk pemakaian (fitness for use) yang menekankan orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan Yamaha Mio yang pada akhirnya akan menuju kepada kepuasan pelanggan Yamaha Mio.

)

2. Keistimewaan (X2

Keistimewaan merupakan suatu nilai tambah yang didapat konsumen dalam mengkonsumsi atau menggunakan Yamaha Mio yang berdampak kepada emosional konsumen.

)

3. Desain (X3

Merupakan totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi Yamaha Mio dalam hal kebutuhan pelanggan, semakin ketatnya persaingan rancangan akan menjadi salah satucara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan suatu produk.


(40)

TABEL 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Subvariabel Defenisi Indikator Skala Differensiasi

produk (X)

Kualitas (X1 Merupakan

kecocokan untuk pemakaian yang menekankan orientasi pada pemenuhan harapan pelangan yang pada akhirnya akan menuju kepada kepuasan pelangan

) • Akselerasi

• Daya Tahan • Mudah Diperbaiki Likert Keistimewaan (X2 Merupakan fungsi yang melengkapi fungsi dasar produk untuk

meningkatkan kualitas produk di bandingkan dengan produk pesaing. )

• Irit Bahan Bakar • Ramah

Lingkungan • Kenyamanan

Likert

Desain (X3 Merupakan totalitas

dari keistimewaan yang

mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelangan,.semakin ketat persaingan, rancangan akan.menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendifferensiasikan

) • Bentuk

Sporty • Terkesan Modern • Sebagai trendsetter Likert Brand Image(Y) Merupakan sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam benak atau inggatan konsumen • Layanan Purna Jual • Harga Produk • Variasi Kelengkapa n Produk Likert


(41)

3.5 Skala pengukuran Variabel

Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah Skala Likert, sebagai alat untuk mengukur sikap pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono,2006:132). Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor. Skala Likert menggunakan 5 tingkatan jawaban yang diberi skor (Sugiono,2006:133), yaitu:

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Item Instrumen Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.6 Populasi dan sampel

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU yang masih aktif kuliah dimana mereka pernah atau masih menggunakan Sepeda motor Yamaha Mio Series. Karena mahasiswa


(42)

jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono,2003:62):

keterangan :

N = Jumlah sampel

Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0,05 → Z = 1,96

bila α = 0,01 → Z = 1,67 p = Estimasi proporsi populasi

q = 1 – p

d = Penyimpangan yang ditolelir 10%

nilai p yang digunakan sesuai dengan estimasi proporsi populasi berdasarkan hasil pra survey yaitu 60% atau 0,6 sehingga nilai q = 1-0,6 = 0,4 , jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

= (1,96)2 (0,1)

(0,6) (0,4)

= 93 orang


(43)

Metode pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling, dimana metode penemuan sampel berdasarkan bertemu secara kebetulan dengan responden di lokasi penelitian yang sekarang memakai

3.7 Metode Pengumpulan Data

a. Daftar Pertanyaan (questionnaire)

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada sampel yang dipilih. b. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuisioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogiyanto,2004).


(44)

Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah di Fakultas Ekonomi USU yang berlokasi di Jalan Universitas No. 21 Medan. Penulis melakukan uji validitas dengan melakukan penarikan uji validitas kepada 30 responden mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang menggunakan Yamaha Mio diluar sampel. Uji validitas dan reliabilitas ini menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows.

3.9 Metode analisis data

a. Metode analisis deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.

b. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk menyajikan data, dalam bentuk angka. Data pada penelitian ini merupakan data ordinal.

Penulis menganalisis data dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda (multiple linear regression) (Sugiyono,2006) sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan :

+ e

Y = Brand image a = Konstanta


(45)

b1-3

X

= Koefisien regresi

1

X

= Skor dimensi kualitas

2

X

= Skor dimensi keistimewaan

3

Alasan digunakannya metode analisis regresi linear berganda adalah teknik analisis ini dapat memberikan informasi mengenai besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

= Skor dimensi desain

Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Tujuan normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Assymp.Sig (2 tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

2) Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas


(46)

signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3) Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis data, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

a) Uji F

Uji F statistik dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari variaber bebas (X1,X2,X3

H

) terhadap variabel terikat (Y). Model hipotesis digunakan dalam uji F statistik ini adalah:

0

H

: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

0

Nilai F statistik akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Kriteria yang digunakan:

: bi ≠ 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.


(47)

H0 diterima dan Ha ditolak bila Fhitung < F

H

tabel

0 ditolak dan Ha diterima bila Fhitung > F

b) Uji t

tabel

Dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (Xi) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Yi) secara parsial.

Bentuk pengujiannya adalah: H0 : b1,b2,b3

Ha : b

= 0, artinya secara parsial tidak dapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

1,b2,b3

Kriteria pengambilan keputusan:

≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel

H

pada α = 5%

0 ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel

c) Pengujian Koefisien Determinan (R

pada α = 5%

2

Koefisien determinan (R

)

2

) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model


(48)

yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah. Hal ini berarti

model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Yamaha

Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) adalah salah satu unit operasional Yamaha corporation. Yamaha corporation sendiri didirikan pada tanggal 1 juli 1955 dan bermarkas di Shizuoka jepang. Selain Yamaha motor, Yamaha Corporation juga turut membawahi produk-produk seperti boats, recreational vehicles, marine engines, personal watercrafts, electrohybrid vehicles, automobile engines, aeronautics, power product, pools, aqua environments, life science, parts, dan intellegnt machinery. Yamaha corporation memiliki cabang di berbagai daerah di dunia antara lain Amerika Utara, eropa, Asia/Oceania, Australia, Jepang, dan Amerika Latin. Misi perusahaan adalah menjadi sebuah perusahaan yang menciptakan kando (sebuah perasaan kepuasan yang mendalam yang dirasakan secara terus menerus ketika seseorang mengalami atau menghadapi sesuatu). Yamaha adalah sebuah perusahaan yang menawarkan kesenangan dan kehidupan yang lebih terpuaskan bagi semua orang di seluruh dunia. Prinsip-prinsip manajemen Yamaha Corporation:

1. menciptakan nilai yang melebihi harapan pelanggan

2. menetapkan sebuah lingkungan perusahaan yang membantu perkembangan penghargaan diri sendiri


(50)

4.1.2. Profil Yamaha Indonesia Motor

Yamaha Indonesia berdiri sejak 6 juli 1974. Pengelolaan dan pengendalian investasi yamaha dilakukan oleh PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia. Produk Yamaha terdri atas beberapa tipe yaitu: scooter, mooped dan, sports. Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang dinaungi dan berafiliasi dengan Yamaha corporation antara lain :

1. PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) 2. PT. Yamaha Motor Manufacturing West Java (YMMWJ) 3. PT. Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia (YPMI) 4. PT. Yamaha Motor Nuansa Indonesia (YMNI)

5. PT. Yamaha Motor Electronics Indonesia (YEID) 6. PT. TOYO BESQ Precision Parts Indonesia (TBI) 7. PT. Kyowa Indonesia

8. PT. Sakura Java Indonesia

Pasar Indonesia telah lama diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Saat ini Yamaha indonesia memiliki Fasilitas produksi seluas lebih dari 300.000 m2, Lebih dari 6000 teknisi dan staf yang terlatih, Kapasitas produksi lebih dari 3.500 sepeda motor per hari, Inventaris suku cadang yang besar dan lengkap, Tiga jalur


(51)

perakitan yang beroperasi selama 24 jam, Dukungan fasilitas penunjang yang lengkap: Penelitian dan Pengembangan, pelatihan khusus, dan fasilitas penunjang modern. Penghargaan atas yang pernah di raih Yamaha Indonesia antara lain :

1. Sertifikat ISO 9001 pada tahun 2001 2. Sertifikat ISO 14001 pada tahun 2004.

3. Berikut ini dalah penghargaan yang telah diterima oleh Yamaha sepanjang tahun 2009 adalah:

1. Top Brand Award 2009 (Frontier & Majalah Marketing) a. Yamaha Jupiter Category Moped Motorcycle. b. Yamaha Rx King Category Sport Motorcycle. c. Yamaha Mio Category Automatic Motorcycle. d. Yamaha Vega Category Moped Motorcycle. 2. Mr Testo Award (Otomotif)

a. Yamaha Jupiter Z Sebagai "Best Performance, Best Fuel Consumption, & Best Handling" (Kategori Bebek 110-115 Cc) b. Yamaha Jupiter Mx135 Sebagai "Best Value" (Kategori Bebek

120-125 Cc)

c. Yamaha Vega R Sebagai "Best Value" (Kategori Bebek 110-115 Cc)

d. Yamaha V-Ixion Sebagai "Best Handling" & "Best Fitur & Technology" (Kategori Bebek 150-180 Cc)


(52)

200-f. Yamaha Mio Soul Sebagai "Best Design" (Kategori Skutik 110-115 Cc)

g. Yamaha Mio Sporty Sebagai "Best Value" (Kategori Skutik 110-115 Cc)

3. IMOTY Award (Majalah Motorev)

a. Yamaha Scorpio Z (kategori Motor Sport 191-249cc)

b. Yamaha Jupiter MX (kategori Motor Bebek Cub 126 - 150cc) c. Yamaha Mio Sporty (kategori Skuter Matic A 0 - 115cc) d. Yamaha Jupiter MX (kategori Best Of The Best Motorcycle) 4. IBBA Award Yamaha Mio As The Most Valuable Brand In Indonesia 5. IMAC Award 2009 Category: Automotive (2 wheels) The Best in Building

and Managing Corporate Image

6. SQ Award (Service Quality Award) 2009 Category: Automotive 2W After Sales Services

7. SCTV Award 2009 Category "Iklan Paling Ngetop" Yamaha Jupiter MX Valentino Rossi

Yamaha mampu mengukir prestasi sebagai “Triple Times Triple Crown”. Tiga tahun berturut-turut merebut 3 kategori juara dunia, yaitu kategori pembalap, tim dan konstruktor. Produk yang Yamaha hasilkan juga mendapat pengakuan publik lewat penghargaan yang selalu diraih oleh Yamaha. Kesuksesan Yamaha ini adalah bukti dari kepercayaan konsumen terhadap produk Yamaha. Beberapa penghargaan yang telah diraih selama tahun 2010 diantaranya adalah :


(53)

a. Best Performance : Yamaha Jupiter Z

b. Best Technology, Best Value, Best Fuel Consumption : Yamaha Jupiter MX CW

c. Best Low Emition : Yamaha New Mio Sporty d. Best Value : Yamaha Xeon

e. Best Technology, Best Value, Best Performance : Yamaha New V-Ixion

f. Best Low Emition, Best Value : Yamaha New Scorpio Z g. Respected Bike of The Year : Yamaha Scorpio-Z

h. Sport Best Design : Yamaha Byson 2. Icsa Award :

The Best in Achieving Total Customer Satisfaction, Category Sport Motorcycle & Automatic Motorcycle.

3. Rekor Bisnis Award :

Oli matik dengan perkembangan yang pesat, Oli Yamalube.

4. Imoty Award :

a. Best Kategori Bebek (0 - 110cc) : Yamaha New Jupiter Z b. Best Kategori Bebek (111 - 150cc) : Yamaha Jupiter MX c. Best Kategori Sport (151 - 200cc) : Yamaha Byson

d. Best Kategori Sport (201 - 250cc) : Yamaha New Scorpio Z 5. Otomotif Award :


(54)

c. The Best Value Skutik : Yamaha Mio Sporty d. The Best Value Bebek : Yamaha Vega ZR

e. The Best Value Bebek Super : Yamaha Jupiter MX

f. The Best Fuel Consumption Motorsport : Yamaha V-Ixion g. Bike of The Year : New Yamaha V-Ixion

1. Pengontrolan Kualitas

Yamaha selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk memenuhi permintaan akan gaya yang dinamis yang merupakan ciri khas generasi muda, Yamaha terus memperbaharui visi dengan memanfaatkan keunggulan teknologi. Bagian Penelitian dan Pengembangan Yamaha bertanggung jawab dalam mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk merealisasikan visi ini menjadi kenyataan. Dibantu dengan sistem komputerisasi yang tercanggih, tim profesional kami memastikan bahwa setiap jenis sepeda motor yang dihasilkan telah didisain sesuai dengan perkembangan zaman, serta merefleksikan kualitas modern dan dinamis, sejalan dengan keinginan konsumen.

2. Perakitan Rangka

Mesin yang handal menjadi jantung setiap sepeda motor Yamaha. Kualitas dan performa setiap mesin ditentukan oleh ketepatan fabrikasi bagian-bagian mesin tersebut dan pelaksanaan perakitan oleh teknisi yang yang berpengalaman, dengan menggunakan alat dan perlengkapan modern, disertai prosedur pengontrolan kualitas yang ketat pada setiap tahap perakitannya. Secara teratur jalur perakitan Yamaha menghasilkan 3.000 sepeda motor per hari. Dengan


(55)

standar operasional yang tepat, ketat dan efisien, lebih dari 280 suku cadang disatukan menjadi sepeda motor yang berkualitas tinggi.

Dalam pengembangan usaha manufaktur yang sangat kompetitif saat ini, agar selalu menjadi yang terkemuka, Yamaha Indonesia terus melaksanakan langkah-langkah modernisasi. Sebagai contoh adalah dengan digunakannya teknologi robot yang mutakhir dan kontrol kualitas dengan sistem komputer pada setiap hasil produksi. Sesuai dengan upaya Yamaha untuk menjamin kepuasan konsumen secara maksimal, maka disamping memperketat sistem pengontrolan kualitas, setiap sepeda motor yang telah selesai dirakit harus melalui tes akhir untuk memenuhi standar mutu Internasional.

Dengan fasilitas pengujian yang canggih, seluruh fungsinya baik mekanik maupun kelistrikan, diperiksa satu per satu. Komitmen Yamaha terhadap kualitas dan jaminan kepuasan konsumen dibuktikan dengan keberhasilan perusahaan dalam meraih sertifikat ISO 9001. Untuk memenuhi persyaratan ISO 9001, maka setiap proses manufaktur harus mengikuti pedoman mutu yang sudah dibakukan. Pedoman ini mengatur semua aspek prosedur, perencanaan, dan instruksi kerja yang mutlak harus dilaksanakan dengan tepat, sehingga mutu setiap produksi tetap terpelihara.

3. Pengemasan Dan Pengiriman

Kualitas Yamaha tidak hanya sebatas selesai produksi saja. Yang terpenting adalah memastikan bahwa seluruh produk dapat tiba di tempat tujuan tepat pada waktunya dan dalam kondisi yang sama baiknya seperti pada saat meninggalkan pabrik. Baik pengiriman melalui darat, laut, maupun udara, standar


(56)

dan efisiensi yang tinggi diterapkan dalam kualitas pengemasan Yamaha. Sejak 1974 Yamaha telah memproduksi lebih dari 10.000.000 sepeda motor. Hal ini memberikan banyak pengalaman bagi Yamaha dalam melaksanakan proses pengemasan dan pengiriman yang sesuai, yang sangat penting bagi konsumen. Untuk memastikan bahwa konsumen Yamaha di seluruh pelosok Nusantara dapat menikmati standar kualitas yang sama untuk setiap produk dan pelayanan, maka Yamaha telah menunjuk pihak-pihak yang profesional dan dapat diandalkan sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 Dealer, Yamaha menyediakan dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku cadang. Yamaha indonesia menyediakan :

• Lebih dari 800 Dealer di seluruh Indonesia

• Layanan jasa perawatan dan suku cadang yang lengkap • Lebih dari 140.000 jenis suku cadang

4. Ekspor

Bukti nyata dari kualitas produk Yamaha Indonesia adalah kesuksesan di pasar Internasional dan partisipasi secara penuh dalam jaringan penjualan Yamaha secara global. Di samping itu, pengalaman selama bertahun-tahun dalam mengekspor sepeda motor dan suku cadang ke negara-negara di Eropa, Amerika Latin, Afrika dan negara Asia lainnya, semakin memantapkan reputasi Yamaha di dunia sebagai produsen sepeda motor dengan performa dan kualitas yang tinggi.

5. Aktivitas Sosial

Yamaha Indonesia memiliki komitmen untuk menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Selain mendukung berbagai program sosial,


(57)

Yamaha juga menyediakan kursus/ pelatihan kepada mahasiswa mengenai teknik sepeda motor. Dengan fasilitas yang sama juga memberikan pelatihan teknik kepada individu perorangan di luar perusahaan Yamaha, berupa bimbingan bagi mereka yang berminat untuk menjalankan usaha kecil pelayanan dan perawatan sepeda motor (bengkel). Suatu program yang sangat populer dan telah berlangsung lama di Indonesia adalah penyelenggaraan program tahunan balap sepeda motor Yamaha, yang membuka peluang bagi para pemenang yang berbakat untuk mendapatkan sponsor penuh dalam Yamaha Racing Team dan berkesempatan untuk turut serta dalam ajang balap sepeda motor Internasional. 6. Logo Yamaha

Yamaha memakai lambang 3 garpu tala karena pada awalnya mereka adalah produsen alat musik. Garpu tala berguna untuk menyetel nada pada alat musik.

Sumber:

Gambar 4.1 Logo Yamaha


(58)

4.1.3. Jenis-Jenis Produk Yamaha di Indonesia

1. Tipe Skuter Matic a. Mio Soul b. Mio Standard c. Mio CW d. Xeon

Sumber :

Gambar 4.2 Skuter Matic Yamaha 2. Tipe Bebek

a. Vega R b. Vega ZR c. Jupiter Z d. New Jupiter Z

Sumber : http://www.yamaha-motor.co.id/ Gambar 4.3


(59)

3. Tipe Sport a. Scorpio Z b. Scorpio Z CW c. New Scorpio Z d. Byson

e. V-ixion f. Rx-King

Sumber : http://www.yamaha-motor.co.id/ Gambar 4.4

Sepeda Motor Sport Yamaha

Yamaha telah mengeluarkan banyak tipe sepeda motor yang semakin lama semakin memiliki banyak varian dan pilihan, hal ini merupakan upaya yang dilakukan produsen Yamaha untuk memenuhi kebutuhan konsumennya sehingga dapat bersaing dengan produsen sepeda motor yang terkenal lainnya seperti kompetitor utamanya yaitu sepeda motor pabrikan Honda.

4.1.4 Strategi Diferensiasi Produk Yamaha Mio 1. Kualitas

Yamaha Indonesia merencanakan penggabungan dua anak perusahaan yang menginduk kepada Yamaha Motor Company di Jepang. PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) menjadi satu di bawah satu nama yaitu PT YIMM. Tujuan


(60)

penggabungan ini telah dikonsepkan dengan matang dan siap direalisasikan. Empat alasan dan tujuan peleburan ini adalah meningkatkan efisiensi, produktifitas dan daya saing usaha yang lebih baik dengan adanya sinergi yang tercipta sehubungan dengan adanya penggabungan, baik dalam bidang produksi, pemasaran, sumber daya keuangan dan sumber daya manusia ; meningkatkan kinerja usaha ; menciptakan iklim usaha yang sehat ; mengoptimalkan peran dan fungsi manajemen di seluruh Yamaha grup, guna memperkuat persaingan ke depan yang semakin ketat, serta mempertimbangkan faktor efektifitas dan produktifitas perusahaan.

Peleburan PT YIMM dan PT YMKI menjadi berada di satu bendera PT YIMM, akan membawa kesuksesan lebih baik lagi untuk memuaskan pelanggan Indonesia. Menyatunya dua perusahaan besar tersebut akan meningkatkan kerjasama dan koordinasi diantara karyawan sehingga berdampak positif dan luas terhadap kemajuan perusahaan agar ‘Semakin di Depan’. Nama besar dan kualitas Yamaha sebagai perusahaan besar secara global dan juga berhasil mengepakkan sayap di Indonesia, akan semakin tertancap kuat dalam mengembangkan dan memajukan pasar motor Tanah Air. Yang pada akhirnya juga bermuara pada meningkatnya kualitas produk-produk yang dikeluarkan oleh Yamaha.

2. Keistimewaan

Semakin ketatnya persaingan motor berteknologi Fuel Injection (FI), tіdаk membuat Yamaha hаnуа berdiam diri ѕаја. Mеrеkа bаhkаn tеlаh siap meluncurkan tiga model sepeda motor уаng menggunakan teknologi injeksi.


(61)

Dеngаn teknologi FI terbarunya, уаng diberi nama Yamaha Mixture JET-Fuel Injection (YMJET-FI), Yamaha yakin motornya аkаn jauh lebih unggul dаrі kompetitor utamanya, terutama dаrі segi konsumsi bahan bakar уаng irit dаn gas buang lebih ramah lingkungan.

Tiga model yang nantinya menganut direct injection adalah dua matic yakni Mio Sporty dan Mio Soul, dan satu model bebek Yamaha Jupiter Z. Tiga varian ini akan menemani V-Ixion yang berada di kelas sport. Yamaha Mio

аkаn mеnјаdі motor matik pertama Yamaha уаng berteknologi injeksi.

Mesinnya tetap 115 cc tapi benar-benar baru. Teknologinya tentu saja mengusung injeksi dari Yamaha. Yamaha Mixture Jet-Fuel Injection (YM JET-FI) menjadi andalan. Selain mesin baru, desainnya juga baru meski platformnya masih sama dengan Mio. Beberapa bagian seperti cover bodi depan mendapat sentuhan paling mencolok. Sedang headlamp-nya masih di setang. Pada dasarnya Yamaha sangat detail dalam menyiapkan strategi bermain di sistem teknologi injeksi ini.

3. Desain

terbesar nomor 3 di dunia, tetapi pangsa pasar terbesar adalah motor berkapasitas mesin kecil denga ini agak kurang menguntungkan bagi produsen motor, karena kecenderungan pasar sepeda motor dunia untuk sepeda motor berkapasitas mesin kecil adalah jenis skuter. Alasan ini menjadi dasar dari


(62)

walaupun tidak begitu sukses tetapi kepeloporan Nouvo memudahkan Yamaha Mio untuk meraih sukses di kemudian hari.Tidak seperti pendahulunya (Nouvo) yang terpengaruh desain model bebek (underbone), Yamaha Mio menganut desain bodi skuter murni. Hal ini bisa dilihat dari lingkar roda yang kecil (14 inchi) mengakibatkan jarak yang lapang antara dua sumbu roda.Mesin full khas skuter dipasangkan dimotor ini, berkapasitas 113 cc cukup bertenaga dan pas dengan pasar Indonesia..Setiap tahun Yamaha mendesain ulang tampilan Yamaha Mio

dimana perbedaannya terletak pada

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 15.0 for windows dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner cukup dilakukan sekali.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel

b. Jika r

maka pertanyaan dinyatakan valid.

hitung < r tabel

c. Nilai r

maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.


(63)

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel

Tabel 4.1

dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.

Uji Validitas

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 37.7333 44.685 .540 .829

VAR00002 37.5333 44.671 .609 .824

VAR00003 37.8000 46.303 .524 .831

VAR00004 37.8667 46.947 .449 .836

VAR00005 37.8667 46.395 .400 .841

VAR00006 37.6000 47.283 .413 .838

VAR00007 38.0333 45.551 .472 .835

VAR00008 38.1667 44.764 .576 .826

VAR00009 38.3000 45.941 .500 .832

VAR00010 37.6667 48.368 .499 .834

VAR00011 37.8667 44.189 .577 .826

VAR00012 37.8667 45.844 .594 .826

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 15.0 (2011)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation di atas 0,361. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pernyataan reliabel.


(64)

2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pernyataan reliabel.

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Cronbach's

Alpha N of Items

.844 12

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0 (2011)

Pada 12 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0.844, ini berarti 0.844 > 0.60 dan 0.844 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.2.2 Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan (kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 12 butir pernyataan, yakni tiga butir pernyataan untuk variabel gaya kualitas (X1), tiga butir pernyataan

untuk variabel bahasa keistimewaan(X2), tiga butir pernyataan untuk variabel

desain (X3

Kuesioner disebarkan kepada sembilan puluh tiga (93) orang mahasiswa Fakultas Ekonomi USU yang pernah menggunakan sepeda motor Yamaha Mio.


(65)

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden

(0rang)

Persentase (%)

Laki-laki 57 61,29

Perempuan 36 38,70

Total 93 100

Sumber: Data primer diolah peneliti (2011)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden laki-laki lebih banyak dari responden perempuan, yaitu berjumlah 57 orang (61,29%), sedangkan responden perempuan berjumlah 36 orang (38,70%). Dari data tersebut terlihat jelas bahwa kebanyakan responden berjenis kelamin pria yang menggunakan motor matic yaitu sebanyak 61,29% responden. Ini berarti bahwa saat ini pria lah yang lebih tertarik untuk membeli motor matic sebagai kendaraannya, hal ini dapat disebabkan karena saat ini pria lah yang lebih membutuhkan kendaraan untuk setiap aktivitasnya dibanding wanita yang mungkin lebih suka naik kendaraan umum.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio

Lama Memakai Jumlah Responden (orang)

%

1-2 tahun 24 25,80%

> 2 tahun 69 74,19%


(66)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, yang Menggunakan sepeda motor Yamaha Mio selama 1-2 tahun adalah sebanyak 24 orang (28,80%), sedangkan yang telah Menggunakan sepeda motor Yamaha Mio selama lebih dari 2 tahun adalah 69 orang (74,19)%. Data tersebut menunjukkan bahwa responden yang menggunakan sepeda motor Yamaha Mio lebih dari 2 tahun lebih dominan daripada yang menggunakan sepda motor Yamaha Mio selama 1-2 tahun.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Seri Yamaha Mio yang Dipakai

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Seri Yamaha Mio yang Dipakai Seri Mio Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

Mio Standard 25 26,88

Mio CW 57 61,29

Mio Soul 11 11,82

Sumber: Data primer diolah peneliti (Oktober 2011)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menggunakan Yamaha Mio Standard adalah 25 orang (26,88%), dan yang menggunakan Yamaha Mio CW adalah 57 orang (61,29%), sedangkan jumlah responden yang menggunakan Yamaha Mio Soul adalah sebanyak 11 orang (11,82%). Dari data tersebut terlihat bahwa Seri Yamaha yang paling diminati responden adalah Yamaha Mio CW.


(67)

d. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas, Keistimewaan, Desain, dan Citra Merek.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas (X1

No Item

)

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 3 3,2 6 6,5 6 6,5 61 65,6 17 18,3 93 100

2 0 0 13 14,0 14 15,1 52 55,9 14 15,1 93 100

3 2 2,2 6 6,5 11 11,8 51 54,8 23 24,7 93 100

Sumber: Data primer diolah peneliti (Oktober 2011) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 18,3% menyatakan sangat setuju bahwa akselerasi sepeda motor Yamaha Mio lebih baik daripada sepeda motor lainnya, 65,6% menyatakan setuju, 6,5% menyatakan kurang setuju, 6,5% menyatakan tidak setuju, dan 3,2% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua, dari 93 responden terdapat 15,1% menyatakan sangat setuju bahwa sepeda motor Yamaha Mio mesinnya lebih awet., 55,9% menyatakan setuju, 15,1% menyatakan kurang setuju, 14,0% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 93 responden terdapat 24,7% menyatakan sangat setuju bahwa sepeda motor Yamaha Mio mesinnya lebih mudah diperbaiki, 54,8% menyatakan setuju, 11,8% menyatakan kurang setuju, 6,5% menyatakan tidak setuju, dan 2,2% menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kualitas sepeda motor Yamaha Mio diakui oleh responden, karena dari tiga pernyataan yang ada, terdapat cukup banyak responden yang menyatakan setuju. Dari


(68)

pernyataan pertama terdapat 65,6% responden yang menyatakan setuju bahwa akselerasi sepeda motor Yamaha Mio lebih baik daripada sepeda motor merek lainnya, pada pernyataan kedua terdapat 55,9% masyarakat yang setuju bahwa sepeda motor Yamaha Mio mesinnya lebih awet, dan pada pernyataan ketiga terdapat 54,8% responden yang setuju bahwa sepeda motor Yamaha Mio mesinnya lebih mudah diperbaiki.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keistimewaan (X2

No Item

)

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1,1 10 10,8 60 64,5 22 23,7 93 100

2 1 1,1 7 7,5 13 14,0 62 66,7 10 10,8 93 100

3 2 2,2 9 9,7 22 23,7 42 45,2 18 19,4 93 100

Sumber: Data primer diolah peneliti (Oktober 2011) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 23,7% yang menyatakan sangat setuju bahwa sepeda motor Yamaha Mio lebih hemat bahan bakar daripada sepeda motor matic lainnya, 64,5% menyatakan setuju, 10,8% menyatakan kurang setuju, 1,1% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua, dari 93 responden terdapat 10,8% yang menyatakan sangat setuju bahwa sepeda motor Yamaha Mio lebih ramah lingkungan., 66,7% menyatakan setuju, 14,0% menyatakan kurang setuju, 7,5% menyatakan tidak setuju, dan 1,1% menyatakan sangat tidak setuju. 3. Pada pernyataan ketiga, dari 93 responden terdapat 19,4% menyatakan

sangat setuju bahwa sepeda motor Yamaha Mio lebih nyaman dikendarai daripada sepeda motor matic merek lainnya, 45,2% menyatakan setuju,


(1)

LAMPIRAN 2

4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4

4 5 5 4 2 2 4 2 4 4 3 4

4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 3

4 2 5 4 2 2 4 5 4 5 5 4

3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4

4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4

4 5 4 5 4 2 3 4 4 2 4 3

5 4 5 3 1 2 5 5 2 3 4 5

5 3 2 5 4 4 3 5 5 3 5 4

4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4

1 3 4 4 4 3 3 5 3 2 2 2

5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5

4 5 3 5 4 3 5 3 3 4 3 4

4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2

4 3 4 4 3 5 2 4 4 4 4 4

4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 2 3

4 2 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 3 5 5 3 3 5 4 3 2 5

5 2 5 5 4 3 4 4 5 5 3 4

4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3

5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5

5 4 3 4 4 4 4 5 3 3 3 3

4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3

4 2 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3

5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

5 3 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

4 5 5 3 3 4 3 5 5 3 4 4

4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5

4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5

4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4

4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4


(2)

5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4

5 2 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4

4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3

3 2 5 5 3 5 5 3 1 5 1 5

2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

3 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3

5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4

4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4

4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 2

4 4 1 4 3 3 1 4 4 3 4 4

1 3 5 3 3 1 5 5 3 1 3 1

4 4 4 3 3 3 4 2 4 2 4 4

2 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4

4 3 4 3 4 2 4 4 3 1 3 4

5 2 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3

2 3 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4

4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4

3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3

4 2 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4

4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4

4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4

4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4

5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4

1 5 5 5 4 5 5 5 4 3 3 3

3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 4 3

2 4 4 4 5 4 2 1 4 5 4 4

4 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3

2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4

4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4

4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4

4 4 3 5 4 4 4 5 3 4 1 4

3 2 5 4 4 5 4 5 2 1 2 4

4 3 2 4 3 5 4 5 4 3 4 4

4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4

5 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4


(3)

5 5 2 5 3 4 2 3 5 4 5 5

4 4 4 3 2 4 4 5 4 3 2 3

4 4 4 4 5 2 4 5 5 3 4 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 5 2 2 5 2 4 3 4 4

4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2

4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4

2 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 2

4 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 3

4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

4 2 3 5 3 4 5 5 4 3 5 4


(4)

(5)

Uji Glejser

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 4.252 1.091 3.899 .000

Kualitas -.133 .069 -.202 -1.930 .057

Keistimewaan -.078 .062 -.132 -1.252 .214

Desain -.048 .066 -.079 -.732 .466

a Dependent Variable: absut

Uji Nilai

Tolerance

dan VIF

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF B Std. Error

1 (Constant) -.442 1.868 -.236 .814

Kualitas .356 .118 .275 3.021 .003 .943 1.060

Keistimewaa

n .271 .106 .234 2.550 .012 .931 1.074

Desain .358 .113 .298 3.170 .002 .884 1.131


(6)

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) -.442 1.868 -.236 .814

Kualitas .356 .118 .275 3.021 .003

Keistimewaan .271 .106 .234 2.550 .012

Desain .358 .113 .298 3.170 .002

a Dependent Variable: Brand_Image

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 100.324 3 33.441 12.980 .000(a)

Residual 229.289 89 2.576

Total 329.613 92

a Predictors: (Constant), Desain, Kualitas, Keistimewaan b Dependent Variable: Brand_Image

Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) -.442 1.868 -.236 .814

Kualitas .356 .118 .275 3.021 .003

Keistimewaan .271 .106 .234 2.550 .012

Desain .358 .113 .298 3.170 .002

a Dependent Variable: Brand_Image

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .552(a) .304 .281 1.60508

a Predictors: (Constant), Desain, Kualitas, Keistimewaan b Dependent Variable: Brand_Image


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Strategi Merek Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Minuman Pocari Sweat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2 53 100

Pengaruh Pengembangan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

1 10 121

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN MINAT BELI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO AUTOMATIC PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIMED.

0 2 26

Pengaruh Pengembangan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

0 0 10

Pengaruh Pengembangan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

0 0 2

Pengaruh Pengembangan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

0 0 7

Pengaruh Pengembangan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

0 0 37

Pengaruh Pengembangan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

0 1 2

Pengaruh Pengembangan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

0 0 28

Pengaruh Desain Produk, Citra Merek dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Nike Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

0 2 11