tetapi tidak boleh menciptakan sanksi pidana selain yang ditentukan oleh undang- undang dalam arti formal.
78
Asas ini mengandung makna asas perlindungan, yang secara histories merupakan reaksi terhadap kesewenang-wenangan penguasa di zaman Ancien Regime
serta jawaban atas kebutuhan fungsional terhadap kepastian hukum yang menjadi keharusan di dalam suatu Negara liberal pada waktu itu. Sekarang pun keterikatan
negara-negara hukum modern terhadap asas ini mencerminkan keadaan bahwa tidak ada suatu kekuasaan Negara yang tanpa batas terhadap rakyatnya dan kekuasaan
Negara pun tunduk pada aturan-aturan hukum yang telah ditetapkan.
B. Asas Hukum Pidana Islam
Sejak 14 abad yang lalu, hukum pidana Islam telah menjadi pionir dalam menerapkan hukum yang berlandaskan kepada sumber yang valid dan akurat, yaitu
Al–Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, yang merupakan sumber asli dari ajaran Islam. Namun 14 abad kemudian rasanya hukum pidana Islam sudah
mengalami perubahan yang cukup parah, sampai-sampai sumber hukum Islam yang aslipun dalam gambaran umum para ahli hukum sudah buram. Hal ini tidak lain
karena anggapan bahwa sistem hukum yang berlaku sekitar abad 7 ini yang lahir di padang yang tandus sudah dianggap ketinggalan zaman dibandingkan dengan sistem
78
Undang-undang dalam arti formal dimaksudkan bahwa Undang-undang yang dibuat berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar 1945
Usammah : Pertanggungjawaban Pidana Dalam Perspektif Hukum Islam, 2008 USU e-Repository © 2008
hukum modern saat ini. Seiring dengan anggapan ini bahwa masyarakat berubah maka hukumpun mengalami perubahan dalam memenuhi kehidupan, idepun berlanjut
bahwa hukum lama telah ketinggalan zaman. Anggapan ini adalah salah besar karena telah membandingkan syariat Islam
dengan hukum modern, lalu mengklaim bahwa syariat Islam tidak selaras lagi dengan kehidupan modern saat ini.
Hukum Islam hadir di muka bumi ini sebagai hukum yang menyempurnakan hukum-hukum lain dan juga menjadi pedoman bagi hukum modern saat ini.
Di lihat dari segi keberlakuan hukum Islam di Indonesia, mempunyai 2 alasan,
yaitu; Pertama, berlakunya hukum Islam secara normatif, artinya bagian hukum
Islam yang mempunyai sanksi kemasyarakatan apabila hukum Islam itu di langgar. Bagian hukum ini terutama hukum Islam yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan. Dipatuhi atau tidak dipatuhui hukum Islam itu dalam masyarakat sangatlah
tergantung pada keyakinan dan kesadaran keimanan ummat Islam itu sendiri. Kedua,
berlakunya hukum Islam secara yuridis formal yaitu bagian hukum yang mengatur hubungan antara manusia dan mengatur hubungan manusia dengan makhluk yang
lainnya. Di Indonesia bagian hukum Islam yang dijadikan sebagai hukum positif,
karena perundang-undangan menghendaki untuk itu. Lihat saja pada Pasal 2 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, hukum Kewarisan berdasarkan Pasal 49
UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan UU No. 5 Tahun 1960 tentang
Usammah : Pertanggungjawaban Pidana Dalam Perspektif Hukum Islam, 2008 USU e-Repository © 2008
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria jo PP No. 5 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik.
79
Hukum Islam sebagai salah satu bidang ilmu hukum, telah banyak dipelajari secara ilmiah, tidak saja oleh orang Islam itu sendiri akan tetapi oleh banyak orang
yang bukan beragama Islam, sejak masa pemerintahan penjajahan Hindia Belanda sampai saat ini.
Pada perkembangan selanjutnya muncul kecenderungan mempelajari ajaran Islam sebagai bahan kajian perbandingan dengan hukum lain. Hal ini muncul karena
adanya kenyataan terhadap pengakuan dan ketinggian nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam, yang meliputi semua aspek kehidupan manusia. Islam tidak hanya
mengatur hubungan dan kepentingan penganut agamanya saja akan tetapi mengatur hubungan dan kepentingan manusia yang bukan beragama Islam sekalipun, inilah
yang disebut dengan Islam rahmatan lil alamin. Dalam sebuah seminar yang diselenggarakan di Paris pada tahun 1952, para
peserta yang menghadiri the week of Islamic Law pekan hukum Islam yang terdiri
dari para ahli perbandingan hukum menyatakan bahwa: Asas-asas hukum Islam mempunyai nilai yang tinggi yang tidak dapat diperkaitkan lagi di dalam
keputusan lain dinyatakan bahwa: dalam berbagai Mazhab yang ada di lingkungan besar hukum Islam, terdapat kekayaan pemikiran hukum serta teknik yang
mengagumkan yang memberi kemungkinan kepada hukum Islam dan untuk
79
Suparman Usman, Hukum Islam:Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, Cet. Kedua, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002, hal. 5
Usammah : Pertanggungjawaban Pidana Dalam Perspektif Hukum Islam, 2008 USU e-Repository © 2008
berkembang memenuhi semua kebutuhan dan penyesuaian yang dituntut oleh kehidupan modern.
80
Sebagaimana tersebut pada sub Bab di atas, bahwa baik hukum pidana Belanda maupun hukum Pidana Indonesia, terdapat asas legalitas sebagaimana
tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 KUHP, meskipun sudah berumur ratusan tahun yaitu sejak tahun 1886 sampai saat sekarang, maka dalam hukum pidana Islam juga
mengenal asas Legalitas yang berkenaan dengan unsur formal hukum Pidana Islam.
Di dalam lapangan hukum pidana Islam juga terdapat beberapa asas yang sudah umum dipakai dalam hukum Islam.
1. Asas Legalitas