25 4 . Faktor Rohaniah
Kebutuhan rohaniah dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu pendidikan, penglaman dan suasana yang melindunginya. Semakin
tinggi pendidikan seseorang dan semakin luas pengalamannya, maka semakin banyak dan tinggi tingkat kebutuhan ruhaniahnya.
20
Perilaku manusia sebagian besar ialah berupa perilaku yang dibentuk dan perilaku yang dipelajari. Pembentukan perilaku dapat
melalui : 1.
Imitasi Peniruan terhadap perbuatan orang lain merupakan salah satu aspek dari kegiatan manusia Menurut Charles Bird
2. Sugesti juga merupakan faktor yang banyak mempengaruhi sikap dan
tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat. 3.
Simpati yang berarti perasaan tertariknya seseorang kepada orang lain yang membuat seseorang menjadi peniru sikap yang disimpatikan.
4. Situasi kebersamaan dalam situasi dimana sekumpulan manusia
berada pada suatu tempat dalam kurun waktu tertentu secara insidental. Tingkah laku yang muncul bukan lagi sebuah tingkah laku
individual melainkan tingkah laku secara kolektif massal.
21
D. Prinsip-Prinsip Motivasi dalam Hidup
Beberapa konsep dan teori yang telah dikemukakan diatas, dapat dijadikan kerangka acuan dalam mewujudkan berbagai upaya memberikan
motivasi. Berdasarkan hal iti, beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan adalah sebagai berikut :
20
Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus,1999, h. 77
21
M.Arifin, Psikologi Dakwah, Suatu pengantar studi, Jakarta: Bumi aksara, 1997 Cet.Ke-4, h. 113
26 1.
Prinsip kompetisi Maksudnya adalah persaingan secara sehat, baik inter maupun antar
pribadi. Kompetisi inter pribadi yaitu kompetisi dalam diri pribadi masing- masing dari tindakan kerja dalam dimensi tempat atau waktu. Sedangkan
kompetisi antar pribadi adalah persaingan antar individu yang satu dengan yang lain. Dengan persaingan sehat dapat ditimbulkan motivasi untuk
bertindak secara lebih baik. Melalui konseling, konselor dapat membantu klien untuk mampu berkompetisi secara sehat dalam dirinya dan antar
pribadi maupun orang lain. 2.
Prinsip Pemacu Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada
pemacu tertentu. Pemacu ini dapat berupa informasi, nasehat, amanat, peringatan dsb.Dalam hal ini motif individu ditimbulkan dan ditingkatkan
melalui upaya secara teratur untuk mendorong selalu melakukan berbagai tindakan sebaik mungkin.
3. Prinsip ganjaran dan hukuman
Ganjaran yang diterima seseorang dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan tindakan yang dilakukan. Setiap untuk kerja yang baik apbila
diberi ganjaran yang memadai, cenderung akan meningkatkan
motivasi.Demikian pula hukuman yang diberikan dapat menimbulkan motivasi untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan
hukuman itu. Hal yang harus diingat adalag agar ganjaran dan hukaman itu dapat diterapkan secara tepat agar benar-benar dirasakan oleh yang
bersangkutan sehingga dapat memberikan motivasi.
27 4.
Kejelasan dan Kedekatan Tujuan Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan maka akan makin
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Konselor seyogyanya membantu klien dalam memahami tujuannya secara jelas. Melalui
konseling, klien dibantu untuk membuat tujuan-tujuan yang masih umum dan jauh menjadi tujuan yang khusus dan lebih dekat.
5. Pemahaman Hasil
Dalam kaitan ini konselor seyogianya selalu memberikan balikan kepada setiap unjuk kerja yang telah dihasilkan oleh klien. Umpan balik
ini akan bermanfaat untuk mengukur derajat kerja yang telah dihasilkan untuk keperluan perbaikan dan pengingkatan selanjutnya.
Klien hendaknya selalu dipupuk untuk memiliki rasa sukses dan terhindar dari berkembangnya rasa gagal.
6. Pengembangan Minat
Prinsip dasarnya adalah bahwa motivasi seseorang cenderung meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam
melakukan tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat seseorang dalam
melakukan tindakannya. Para konselor diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan
minat klien dalam aktivitas konseling. Dengan demikian klien akan memperoleh rasa senang dan kepuasam dalam keseluruhan kegiatan
konseling.
28 7.
Lingkungan yang Kondusif Lingkungan kerja yang kondusif baik lingkungan fisik, sosial
maupun psikologis dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif. Untuk itu dapat diciptakan lingkungan
fisik konseling yang sebaik mungkin.
22
E. Pengertian Lansia