40 b.
Membuat kue atau jenis masakan yang bebas dari kolesterol, karena mengingat kondisi lansia yang tidak memungkinkan untuk memakan
makanan yang tidak sehat. Kegiatan ini dilakuka pada hari rabu pukul 09.00 – 12.30. Pada kegiatan ini lansia dapat membuat kreasi makanan
non kolesterol menjadi makanan yang enak dan lezat. c.
Melukis atau menggambar sesuai dengan kreatif dan sesuai dengan kehendaknya tetapi tetap dibatas normal. Kegiatan ini dilakukan pada
hari selasa dan sabtu pukul 15.00 – 17.00 bertujuan untuk mengetahui apa yang sedang dialami oleh lansia pada saat itu.
3. Bidang Olahraga dan Kesehatan.
a. Mengadakan olahraga berupa senam kebugaran jasmani, ataupun jalan santai yang diadakan dua minggu sekali. Tepatnya pada hari senin dan
jum’at pada pukul 07.00- 08.00. Kegiatan ini biasa dilakukan di Yayasan atau terkadang di lapangan yang ada diluar yayasan namun
letaknya bersebelahan dengan yayasan. b. Mengadakan pengobatan gratis sebulan sekali untuk mengecek
kesehatan lansia. Sehingga lansia tetap dapat sehat dan bugar. Biasanya juga diberikan vitamin seminggu sekali yang berguna
menambah stamina agar dapat menjalani aktivitas dengan baik dan lancar.
C. Peran Pembimbing dalam Pemberian Motivasi Hidup Pada Lansia
1. Mengarahkan lansia dalam segi perilaku dan kemasyarakatan agar tetap
terarah baik.
41 2.
Membimbing lansia pada setiap persoalan-persoalan yang di alami atau yang mereka hadapi saat itu.
3. Membantu lansia dalam setiap kegiatan yang mereka laksanakan, artinya
pembimbing juga terlibat pada kegiatan. 4.
Memberikan arahan yang bersifat kegamaan pada saat ceramah keagamaan yang bertujuan agar lansia tetap mengingat ajaran dan anjuran
agama. 5.
Menjadi sahabat lansia yang baik, karena lansia itu telah mengalami perubahan-perubahan
secara fisik
maupun psikologis
sehingga pembimbing harus lebih perhatian seperti memperhatikan anak-anak kecil.
D. Harapan Lansia terhadap Pemberian Motivasi Hidup
Menurut lansia, motivasi hidup pada lansia sangat dibutuhkan sebagai semangat untuk menjalani kehidupan walaupun perubahan-perubahan yang
banyak terjadi pada lansia. Namun ternyata lansia memiliki harapan terhadap pemberian motivasi hidup yang baik menurut lansia, adalah pemberian
motivasi yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pendekatan yang dilakukan pun akan terasa lebih bermanfaat yang dirasakan, karena lansia tidak merasa
di ceramahi atau di nasehati dengan seseorang yang jauh lebih muda dan tidak berpengalaman dibanding lansia.
Harapan itu menjadi acuan konselor agar dapat menimbulkan konseling yang efektif artinya konseling atau pemberian motivasi yang disampaikan pun
bermanfaat bagi tumbuh kembang lansia. Lansia sangat membutuhkan semangat dalam menjalani kehidupan ini
dimasa tuanya, karena itu harapan itu mengarah pada pengharapan agar
42 motivasi itu dapat bermanfaat bagi dirinya. Dan dapat diterapkan dalam
kehidupannya sehari-hari. Selain itu adapun keinginan lansia adalah ingin sejahtera, yang dapat
diartikan ingin bahagia secara fisik dan psikis, terpenuhinya kebutuhan akan makan, dan berkembang dengan baik. Selain itu lansia ingin untuk terlibat dan
ikut serta dalam berbagai kegiatan yang ada di lingkungan sekitarnya. Sehingga dapat disimpulkan harapan itu antara lain :
1. Agar terpenuhinya kebutuhan psikisnya, artinya lansia membutuhkan
teman untuk sharing atau curhat artinya tempat untuk berbagi apa yang menjadi masalah dan persoalan yang melanda dirinya saat itu.
2. Memiliki wadah dan bimbingan dalam mengapresiasikan berbagai
kesenian, keterampilan ataupun bidang lainnya. 3.
Mendapatkan motivasi atau semangat yang dapat terus mempertahankan kualitas hidupnya.
Karena sesuai dengan namanya yaitu Pusaka Santunan Keluarga yang berarti lansia hanya mengikuti program yang telah ditentukan dan
mendapatkan santunan berupa makanan sehari-hari, sembako, ataupun uang tunai. Sehingga untuk tempat tinggal, mereka dikembalikan lagi pada
keluarganya. Ditinjau dari kerjasama ini merealisasikan bahwa peran pembimbing
dan lansia sangat penting dalam mencapai tujuan pembimbing dalam memberikan motivasi hidup itu sendiri.
Hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gibb dan Gordon, sebagaimana yang dikutip oleh Ira Yoga mendefinisikan peran yaitu lahir dari
43 interaksi dalam masyarakat itu sendiri dengan memposisikan peran interaksi
mereka dalam masyarakat, melalui partisipasi dalam memainkan peran tertentu.
Demikian pula dengan apa yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa “ peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian
diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya. Yaitu menjalankan hak dan kwajiban sesuai dengan
kedudukannya dalam masyarakat lingkungan dimana ia bertempat tinggal. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan
suatu peranan.
27
Setelah mendapatkan motivasi hidup melalui bimbingan agama dan layanan konseling yang dapat membantu mereka dalam mengatasi masalah
yang tengah mereka hadapi membuat mereka merasa nyaman dan dianggap layak berada di Pusaka.
Sehingga dapat dianalisis bahwa terjadinya kenaikan yang cukup baik dari segi psikologis lansia itu sendiri. Lansia dimanapun mereka berada, pasti
terjadi pergeseran kebutuhan, artinya mereka sudah tidak perlu lagi mengurus hal-hal yang berat ataupun yang dapat dikerjakan oleh orang yang lebih muda
dan tidak mampu mengerjakannya. Itulah yang membuat lansia merasa terabaikan dari lingkungan keluarga, lingkungan sosial ataupun lingkungan
yang lainnya yang sudah tidak memerlukan tenaganya lagi.
27
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002, Cet.Ke-34,h.243
44 Sehingga dapat dikatakan bahwa peran pembimbing dalam
memberikan motivasi hidup itu dapat berbagai cara dengan mengadakan kegiatan yang memacu kreatifitas, kesenian ataupun keterampilan lansia.
E. Kesesuaian antara harapan dengan Konseling yang baik