oleh anggota keluarga yaitu 3 – 7 hari. Pengobatan atau pertolongan pertama yang dilakukan terhadap kejadian diare adalah pemberian obatoralit sebanyak 8 orang
80,00 dan dibawa ke dokterklinik sebanyak 2 orang 20,00.
4.3. Analisa Bivariat
4.3.1. Hubungan Kualitas Mikrobiologis Air Sumur Gali dengan Kejadian Diare
Tabel 4.16. Hubungan Kualitas Mikrobiologis Air Sumur Gali dengan Kejadian Diare di Kelurahan Terjun Tahun 2013
No. Kualitas Mikrobiologis Air
Kejadian Diare Total
Ya Tidak
A. Total Coliform
Jumlah Jumlah
Jumlah p
1. Memenuhi syarat
3 37,50
5 62,50
8 100,00
1,000 2.
Tidak memenuhi
syarat 7
31,80 15
68,20 22
100,00 B.
Escherichia coli Jumlah
Jumlah Jumlah
p 1.
Memenuhi syarat 2
66,70 1
33,30 3
100,00 0,251
2. Tidak
memenuhi syarat
8 29,60
19 70,40
27 100,00
Berdasarkan tabel 4.16. diketahui bahwa air sumur gali dengan kualitas Total
coliform yang memenuhi syarat proporsi keluarga yang menderita diare yaitu 37,50 lebih kecil dari proporsi keluarga yang tidak menderita diare yaitu 62,50.
Sedangkan air sumur gali dengan kualitas Total coliform yang tidak memenuhi syarat proporsi anggota keluarga yang menderita diare lebih kecil yaitu 31,80 dari
proporsi keluarga yang tidak menderita diare yaitu 68,20. Karena ada nilai expected count yang 5 maka digunakan uji exact fisher, dan diperoleh nilai p =1,000
0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
Universitas Sumatera Utara
keberadaan Total coliform yang terkandung dalam air sumur gali dengan kejadian diare pada keluarga.
Pada kualitas Escherichia coli yang memenuhi syarat proporsi keluarga yang menderita diare yaitu 66,70 lebih besar dari proporsi keluarga yang tidak menderita
diare yaitu 33,30. Sedangkan air sumur gali dengan kualitas Escherichia coli yang tidak memenuhi syarat proporsi anggota keluarga yang menderita diare lebih kecil
yaitu 29,60 dari proporsi keluarga yang tidak menderita diare yaitu 70,40. Karena ada nilai expected count yang 5 maka digunakan uji exact fisher, dan diperoleh nilai
p =0,251 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keberadaan Escherichia coli yang terkandung dalam air sumur gali dengan
kejadian diare pada keluarga.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Konstruksi Sumur Gali
Hasil observasi di lapangan dapat dilihat bahwa keseluruhan sumur gali tidak memenuhi syarat konstruksi secara lengkap. Peneliti berasumsi bahwa konstruksi
sumur yang tidak memenuhi syarat karena beberapa faktor, diantaranya penduduk yang tidak mengetahui tentang sumur yang memenuhi syarat kesehatan dan
dampaknya bagi kesehatan jika syarat tersebut tidak terpenuhi, khususnya syarat jarak sumur dengan sumber pencemaran yaitu septic tank.
Sumur gali ada yang memakai pompa dan yang tidak memakai pompa. Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur, bibir sumur, lantai
sumur, serta jarak dengan sumber pencemar. Sumur gali sehat harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Entjang, 2000.
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap cincin sumur yang memenuhi syarat konstruksi sebanyak 28 sumur 93,30. Terdapat beberapa sumur yang
dinding sumurnya dibuat dari riol sumur yang setiap riolnya berukuran 1 meter. Jarak antara satu riol dengan riol lainnya tidak disemen, sehingga memungkinkan kuman
atau bakteri dapat masuk melalui sela-sela dinding tersebut. Menurut Entjang 2000 bahwa dinding sumur gali memiliki jarak
kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding harus terbuat dari tembok yang kedap air disemen. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi perembesan
airpencemaran oleh bakteri dengan karakteristik habitat hidup pada jarak tersebut.
Universitas Sumatera Utara