Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana

20 yang harus dijunjung tinggi bagi Peneliti atau Akademisi dalam melakukan penelitian hukum.

E. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana

Indonesia merupakan negara hukum sesuai pasal 1 ayat 3 UUD 1945. 14 a. Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara, yang mengadakan dasar-dasar atau aturan-aturan untuk Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam penyelenggaraan negara Indonesia dibatasi oleh hukum. Dalam kehidupan bermasyarakat, perilaku masyarakat diatur dalam aturan hukum. Salah satu perilaku yang diatur oleh hukum ialah tindak pidana narkotika. 15 1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sangsi berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. : 2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan. 3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut. 14 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 1 ayat 3. 15 Aruan Sakidjo, Bambang Poernomo, Hukum Pidana Dasar Aturan Umum: Hukum Pidana Kodifikasi, Yogyakarta: Balai Aksara, 1988, hlm. 16. 21 Definisi tersebut meskipun secara teoritis adalah benar, tetapi oleh karena tidak memberi gambaran tentang isinya hukum pidana itu tadi, bahkan hanya menyebut akibat hukumnya saja, maka tidak memuaskan. Menurut Pompe, Utrecht, Nederland Handboek Nederlans Straftrecht 4e, “Hukum Pidana, demikian Pompe, adalah semua aturan-autran hukum yang menentukan terhadap perbuatan- perbuatan apa seharusnya dijatuhi pidana, dan apakah macamnya pidana itu.” 16 Pendapat yang lebih memuaskan adalah definisi dari Van Hamel dalam bukunya Inleiding studie Ned. Strafrecht 1927, yang berbunyi: “Hukum pidana adalah semua dasar-dasar dan aturan-aturan yang dianut oleh suatu negara dalam menyelenggarakan ketertiban hukum rechtsorde yaitu dengan melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan mengenakan suatu nestapa kepada yang melanggar larangan-larangan tersebut.” b. Istilah Tindak Pidana dan Tindak Pidana Khusus Istilah yang pernah digunakan, baik dalam perundang-undangan yang ada maupun dalam berbagai literatur hukum sebagai terjemahan dari istilah strafbaar feit adalah sebagai berikut : 17 1. Tindak Pidana, dapat dikatakan berupa istilah resmi dalam perundang- undangan pidana kita. Hampir seluruh peraturan perundang-undangan menggunakan istilah tindak pidana, seperti dalam UU No.6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, diganti dengan UU No 192002. Ahli hukum yang menggunakan istilah ini seperti Wirjono Prodjodikoro. 2. Peristiwa Pidana, digunakan oleh beberapa ahli hukum, misalnya Mr. R. Tresna dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana, Mr. Van Schravendijk 16 Utrecht, 2000, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, hlm. 58. 17 Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana bagian I, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hlm. 67-68. 22 dalam buku Pelajaran tentang Hukum Pidana Indonesia, A. Zainal Abidin, dalam buku beliau Hukum Pidana. Pembentuk UU juga pernah menggunakan istilah peristiwa pidana, yaitu dalam Undang-Undang Dasar Sementara tahun 1950 baca Pasal 14 ayat 1. 3. Delik, yang sebenarnya berasal dari bahasa latin delictum juga digunakan untuk menggambarkan tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar feit. Istilah ini dapat dijumpai dalam berbagai literatur, misalnya E. Utrecht, walaupun juga beliau menggunakan istilah lain yakni peristiwa pidana dalam buku Hukum Pidana I. A. Zainal Abidin dalam buku beliau Hukum Pidana I. Moeljatno pernah juga menggunakan istilah ini, seperti pada judul buku beliau Delik-Delik Percobaan Delik-Delik Penyertaan walaupun menurut beliau lebih tepat dengan istilah perbuatan pidana. 4. Pelanggaran pidana, dapat dijumpai dalam buku Pokok-Pokok Hukum Pidana yang ditulis oleh Mr. M.H. Tirtaamidjaja. 5. Perbuatan yang boleh dihukum, istilah ini digunakan oleh Mr. Karni dalam buku beliau Ringkasan tentang Hukum Pidana. Begitu juga Schravendijk dalam bukunya Buku Pelajaran Tentang Hukum Pidana Indonesia. 6. Perbuatan yang dapat dihukum, digunakan oleh Pembentuk Undang- undang dalam Undang-Undang No. 12Drt1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak baca Pasal 3.

7. Perbuatan Pidana, digunakan oleh Moeljatno dalam berbagai tulisan