menyesatkan, ataupun merugikan komunitas masyarakat itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendalabiasan pemberdayaan, sebagai berikut:
1. Anggapan bahwa pendekatan pembangunan masyarakat yang berasal dari
lembagapemerintah lebih sempurna daripada pengalaman dan aspirasi pembangunan masyarakat dari tingkat bawah grass-root, akibatnya
banyak kebijaksanaan menjadi kurang efektif karena mempertimbangkan kondisi nyata dan kehidupan masyarakat.
2. Orang miskin dapat miskin karena bodoh dan malas, dengan demikan cara
menanganinya harus dengan cara paternalistik seperti melakukan orang yang bodoh dan miskin. Dengan anggapan demikian, masalah kemiskinan
dipandang sebagai usaha sosial chariti dan bukan usaha penguatan ekonomi.
3. Bahwa ukuran efesiensi pembangunan masyarakat yang kadang salah
diterapkan, misalnya dalam investasi harus selalu diarahkan pada tahap segera menghasilkan bagi pertumbuhannya. Padahal upaya pemberdayaan
masyarakat akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih lestari suistainable dalam kerangka waktu yang panjang Kartasasmita, dalam
Suriadi, 2005: 59.
2.6. Pelaksanaan Program Kerajinan Tangan
Pelaksanaan program kerajinan tangan bersifat berkelanjutanjangka panjang sustainable dan fleksibel dalam penerapannya dengan melalui beberapa
pendekatan antara lain: 1. People-centred
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan program menempatkan masyarakat sebagai pusat pembangunan. Fokus pada masyarakat ini sama pentingnya baik pada
tingkat yang lebih tinggi ketika membahas pencapaian tujuan-tujuan seperti pengentasan kemiskinan, pembaruan ekonomi atau pembangunan
yang berkelanjutan maupun pada tingkat mikro atau masyarakat. 2. Dinamis
Sebagaimana program masyarakat dan faktor kelembagaan dan struktur yang membentukmengkondisikannya adalah sangat dinamis, demikian
pula halnya dengan pendekatan ini. Pendekatan ini berusaha memahami dan belajar dari perubahan sehingga bisa mendukung pola-pola perubahan
yang positif dan membantu menghilangkan pola-pola yang negatif. Secara nyata pendekatan ini melihat adanya efek-efek yang berasal dari kejadian-
kejadian yang mengejutkan di luar masyarakat dan perubahan perubahan yang lebih bisa diramalkan, meskipun terkadang bersifat merusak.
3. Keswadayaan Menitikberatkan pada kegiatan usaha berdasarkan ketrampilan kerajinan
tangan yang dikembangkan Cordia Caritas Medan untuk masyarakat sehingga dapat menunjang keberhasilan dan diharapkan dapat menjadikan
masyarakat lebih mandiri. 4. Membangun kekuatan dan kapasitas lokal
Prinsip penting dari pendekatan ini adalah ia mulai dengan analisis kekuatan dan kapasitas lokal, bukannya kebutuhan yang perlu disuplai dari
luar. Ini tidak berarti bahwa pendekatan ini meletakkan fokus yang tidak semestinya pada anggota masyarakat yang bernasib lebih baik. Sebaliknya,
Universitas Sumatera Utara
pendekatan ini menyiratkan pengakuan akan potensi yang melekat pada semua orang, apakah potensi itu berasal dari jaringan kerja sosial mereka
yang kuat, akses mereka pada sumberdaya dan prasarana fisik, kemampuan mereka untuk mempengaruhi lembaga-lembaga kunci
maupun faktor lain yang berpotensi mengurangi kemiskinan. Dalam upaya pembangunan yang menitikberatkan peningkatan masyarakat, tujuan
kuncinya adalah menghilangkan hambatan-hambatan untuk mewujudkan potensi tersebut. Jadi masyarakat akan dibantu agar mereka menjadi lebih
berdaya, lebih kuat, dan lebih mampu untuk mencapai tujuan mereka sendiri.
5. Dimensi Keberlanjutan Ekonomi Meskipun kita sering mendengar dan menggunakan istilah keberlanjutan
adalah kunci bagi pendekatan ini. Ide ini tidak boleh diabaikan atau dikesampingkan. Keberlanjutan ekonomi dicapai ketika tingkat satuan
ekonomi tertentu rumah tangga mempertahankan tingkat pengeluaran tertentu secara stabil pengeluaran sering menjadi indikator utama dalam
menilai kesejahteraan rumah tangga, ketimbang pemasukan karena lebih mudah diukur. Keberlanjutan ekonomi kaum miskin tercapai jika tingkat
dasar kesejahteraan ekonomi bisa dicapai dan dipertahankan. 6. Pembangunan
partisipatif Pendekatan program ini hanya akan efektif jika dilaksanakan dengan cara
partisipatif. Pendekatan ini memasukkan, dan dibangun di atas, metodologi partisipatif yang sudah ada. Pendekatan ini mendorong tercapainya tujuan-
tujuan penghidupan masyarakat oleh masyarakat sendiri. Pendekatan ini
Universitas Sumatera Utara
dibangun di atas kekuatan dan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat. Sekali lagi, hal ini hanya mungkin jika
metodependekatan partisipatif digunakan untuk menentukan siapa yang mempunyai akses pada jenis pendapatan capital mana dan bagaimana
akses ini dipengaruhi oleh lingkungan kelembagaan, sosial dan organisasi SaragihRamli,2007:2329,http:www.zef.demoduleregistermedia239
0_SL-Chapter1.pdf, diakses 10 September 2009 pukul 20.30 wib. Dilihat dari sudut organisasinya maka program kerajinan tangan adalah
program pemberdayaan masyarakat miskin yang dilaksanakan Cordia Caritas Medan. Dalam pelaksanaanya, Cordia Caritas Medan mendapatkan dana untuk
mendukung realisasi program dari proposal berbagai Caritas seperti Caritas Germany, Caritas Austria, Trocaire Caritas Ireland, Catholic Relief Service
CRS, Caritas Czech Republic, Caritas Italy. Akan tetapi penulis tidak bisa mengetahui lebih rinci karena adanya
prinsip kerahasiaan pada lembaga, tetapi menurut proposal program yang telah disetujui oleh Caritas Czech Republic, total target pembelanjaan program ini
sebesar Rp. 588.604.500.00 Eur 50.000,-. Anggaran ini ditujukan untuk program kerajinan tangan yang direncanakan dalam bentuk pelatihan dan pemberian modal
selama tujuh bulan Tambunan, 2007: 7 Pelatihan kerajinan tangan dan pemberian modal diharapkan dapat
mengembangkan usaha kerajinan tangan sehingga mampu meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri. Selain itu, selain prosesnya akan ada hasil yang
dihasilkan yaitu adanya peningkatan pendapatan keluarga house hold income.
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan program kerajinan tangan sangat tergantung pada peranan Cordia Caritas Medan dan partisipasi aktif masyarakat binaan tersebut.
Mengingat dalam tiap-tiap program pemberdayaan masyarakat seperti program kerajinan tangan terdapat permasalahan yang berbeda, sistem evaluasi
perlu dilakukan dan penelitian tentang program kerajinan tangan ini sangat membantu upaya perbaikan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan
lainnya di masa yang akan datang. Dari sistem evaluasi dan hasil penelitian tersebut diharapkan dapat dilakukan penilaian secara tepat dan sistematis
mengenai perkembangan dan hasil yang telah dicapai oleh kelompok masyarakat binaan dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Untuk mengetahui pelaksanaan dan perkembangan program kerajinan tangan dengan tujuan memberdayakan kaum miskin dilakukan evaluasi. Evaluasi
dilakukan melalui diskusi dan komunikasi terbuka, pertemuan tersebut berada di ruangan rapat Yayasan Cordia Caritas Medan. Setiap pertemuan harus dihadiri
oleh pimpinan Cordia, koordinator program kerajinan tangan, beserta staff- staffnya, pelatih ketrampilan kerajinan tangan, dan koordinator lapangan sebagai
pengawas lapangan yang memberikan laporan harian dan bulanan pada koordinator program kerajinan tangan.
Dalam menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program kerajinan tangan, sistem evaluasi telah dikembangkan oleh kebijakan Cordia Caritas Medan.
Beberapa indikator keberhasilan yang dipakai dalam evaluasi antara lain: 1. Masyarakat tidak lagi digolongkan sebagai masyarakat yang marginalmiskin.
2. Masyarakat ini dapat trampil dalam kerajinan tangan. 3. Meningkatnya pendapatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya usaha mikro yang produktif pada anggota kelompok, makin
kuatnya permodalan dan administrasi kelompok, serta makin luas interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam masyarakat.
5. Peningkatan kesejahteraan keluarga miskinmarginal di lingkungan tersebut Tambunan, 2007:8.
2.6.1. Partisipasi Masyarakat dalam Program Kerajinan Tangan
Keberhasilan suatu program sangat bergantung pada partisipasi masyarakat bahwa tanpa ada partisipasi dari masyarakat maka program yang akan
diterapkan akan mengalami kegagalan. Demikian halnya dalam program kerajinan tangan yang direaliasikan oleh Cordia Caritas Medan, maka sebagai suatu
program pemberdayaan masyarakat yang berusaha mengurangi masalah kemiskinan dalam pelaksanaan memerlukan partisipasi yang aktif kepada
masyarakat itu sendiri. Menurut kamus bahasa Indonesia kata partisipasi berarti setiap proses
identifikasi atau menjadi peserta suatu proses komunikasi atau kegiatan bersama dalam suatu situasi sosial tertentu.
Partisipasi masyarakat dapat dibangkitkan melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Menggunakan prinsip pertukaran dasar, yaitu melalui pendekatan timbal
balik manfaat yang diterima langsung oleh masyarakat. Menurut teori Peter. M. Diah, semakin banyak manfaat yang diduga maka semakin kuat
pihak itu terlibat dalam kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Memberikan bimbinganpelatihan dan kepercayaan kepada masyarakat
dengan memperhatikan kondisi sosial sehingga motivasi masyarakat untuk berpatisipasi semakin kuat.
3. Kegiatan harus bersifat sebagai stimulanrangsangan yang mampu
meningkatkan partisipasi dan swadaya masyarakat. 4.
Rancangan kegiatan harus sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat sehingga memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi.
5. Menyelaraskan segala program dengan aspirasi yang berkembang di
masyarakat. 6.
Melibatkan masyarakat dalam membuat suatu rencana dan keputusan. Dalam konteks pengentasan kemiskinan melalui program kerajinan tangan
yang dikemukakan sebelumnya, maka pendekatan partisipasi merupakan pendekatan langsung menyentuh masyarakat binaan. Strategi ini
merupakan salah satu pendekatan pembangunan dari dalam sesuai dengan asumsi bahwa penanggulangan masalah ekonomi lemah atau masyarakat
miskin hanya dapat dilakukan melalui kelompok masyarakat itu sendiri yaitu dengan pengembangan potensi nonformal berupa ketrampilan
kerajinan tangan dan kemampuan masyarakat binaan itu sendiri dalam meningkatkan pendapatan mereka. Sebab pada dasarnya setiap anggota
masyarakat binaan memiliki keahlian dan modal sebagai potensi untuk berkembang dan mandiri.
Universitas Sumatera Utara
2.7.1 Kerangka Pemikiran
Masalah kemiskinan merupakan sumber muncul dan berkembangnya permasalah-permasalahan sosial lainnya, seperti anak terlantar, pengemis,
gelandangan, keluarga berumah tak layak huni, tuna susila, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, masalah kemiskinan yang harus ditangani secara serius baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, kemudian harus diakui bahwa saat ini kesejahteraan masyarakat masih belum maksimal.
Upaya penanggulangan kemiskinan tidak terlepas dari program-program peningkatan kesejahteraan keluarga, yang sampai saat ini masih dinaungi oleh
program-program pemerintah. Namun demikian lembaga-lembagaorganisasi- organisasi pun telah banyak mengambil peran, seperti pada sektor pemberdayaan,
kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Dan untuk mewujudkan program secara nyata diperlukan adanya pelaksanaan.
Cordia Caritas Medan adalah organisasi nirlaba yang memiliki misi memberdayakan kaum miskin, oleh karena itu langkah yang dilakukan Cordia
Caritas Medan dalam mengentaskan masalah kemiskinan perkotaan terutama di daerah Brayan Bengkel dengan menciptakan program yang memberdayakan
masyarakat yang miskin, yaitu program kerajinan tangan. Implementasi program kerajinan tangan ini bertujuan dalam meningkatkan kesejahteraan terutama
pendapatan dan taraf hidup masyarakat yang miskin. Untuk lebih jelasnya penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Bagan alur kerangka pemikiran. Cordia Caritas Medan
Program Handicraft kerajinan tangan
a. Pelatihan ketrampilan.
b. Pemberian modal.
c. Pengolahan sumber daya alam dan
manusia.
Implementasi a. Pencapaian tujuan.
- Pelaksanaan -Partisipasi.
b. Durasi waktu. - Jangka waktu pelatihan.