Pengelompokan dan Perhitungan Rasio Keuangan 1. Rasio Likuiditas

Firmansyah : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Dan Economic Value Added EVA Pada PT. Metrodata Electronics Tbk Dan PT. Centrin Online Tbk, 2010. 3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manupulasi. 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

3. Pengelompokan dan Perhitungan Rasio Keuangan 1. Rasio Likuiditas

Menurut Darsono dan Ashari 2005 : 51 rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Rasio yang umum di pergunakan adalah : a Rasio Lancar Current Ratio Rasio lancar, yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Rumusnya untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut Darsono dan Ashari, 2005 : 52 : CR = Lancar Kewajiban Lancar Aktiva x 100 Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber Firmansyah : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Dan Economic Value Added EVA Pada PT. Metrodata Electronics Tbk Dan PT. Centrin Online Tbk, 2010. likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang, atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri, dan kondisi ekonomi makro secara umum. b Quick Test Ratio Quick Test Ratio, yaitu kemampuan aktiva lancar dikurangi dengan persediaan untuk membayar kewajiban lancarnya. Rasio ini memberikan indikator yang lebih baik di dalam melihat likuiditas perusahaan jika dibandingkan dengan rasio lancar, karena penghilangan unsur persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi menjadi kas. Rumus untuk menghitung Quick Test Ratio adalah sebagai berikut Darsono dan Ashari, 2005 : 52 : QTR = Lancar Kewaiban Persediaan - Lancar Aktiva x 100 Dalam menganalisis Quick Test Ratio, faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah sektor usaha dan lingkungan industri dari perusahaan. c Rasio Modal Kerja Bersih Net Working Capital Rasio modal kerja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal kerja bersih terhadap kewajiban lancar. Rumusnya untuk menghitung Net Working Capital adalah sebagai berikut Darsono dan Ashari, 2005 : 53 : Firmansyah : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Dan Economic Value Added EVA Pada PT. Metrodata Electronics Tbk Dan PT. Centrin Online Tbk, 2010. NWC = Lancar Kewajiban Lancar Kewajiban - Lancar Aktiva x 100 d Cash Ratio Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara kas. Penggunaan cash ratio juga mengasumsikan piutang sebagai komponen yang kurang liquid. Ukuran ini umumnya dipergunakan dalam kondisi perekonomian yang sulit, karena perusahaan akan mengalami kesulitan mengumpulkan piutang dalam kondisi resesi. Karena itu yang dianggap mampu melunasi kewajiban jangka pendek hanyalah kas dan surat-suart berharga. Dalam kondisi seperti inilah, cash ratio dianggap lebih mampu menunjukkan kondisi likuiditas perusahaan secara lebih aktual. Cash Ratio yang dianggap ideal bagi perusahaan adalah sekitar 5 sampai dengan 10. Rumusnya untuk menghitung Cash Ratio adalah sebagai berikut Darsono dan Ashari, 2005 : 53 : Cash Ratio = lancar Kewajiban Kas x 100

2. Rasio Solvabilitas