commit to user
25
Daun Kemangi Biji Jarak
insektisida ini mempunyai bentuk mulut untuk menggigit, lekat isap, kerat isap, dan bentuk mengisap Djojosumarto, 2008; Gandahusada dkk, 1998.
Salah satu tanaman yang memiliki efek racun perut adalah kemangi sebab daunnya mengandung saponin yang diketahui mempunyai efek anti
serangga yang dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan Dinata, 2008.
c. Racun pernapasan fumigants Insektisida masuk melalui saluran pernapasan spirakel dan juga
melalui permukaan badan serangga. Insektisida ini dapat juga digunakan untuk memberantas semua jenis serangga tanpa harus memperhatikan
bentuk mulutnya. Serangga hama akan mati bila menghirup insektisida dalam jumlah yang cukup. Kebanyakan racun napas berupa gas, atau bila
wujud asalnya padat atau cair, yang segera berubah atau menghasilkan gas dan diaplikasikan sebagai fumigansia Djojosumarto, 2008;
Gandahusada dkk, 1998. Salah satu tanaman yang memiliki efek racun pernafasan yaitu jarak sebab keracunan jarak dapat melalui pernapasan,
pencernaan, dan injeksi Hadi, 2004.
B. Kerangka Pemikiran
Mengandung Saponin,Tanin,Flavonoid,Eugenol
Saponin: Mempengaruhi
Tanin: Eugenol:
Flavonoid:
commit to user
26
C. Hipotesis
Mengandung Ricin
Variabel tak terkendali: Kesehatan larva
Kematian Aedes aegypti
meningkat Larva mati
Kombinasi
commit to user
27
Mengacu pada landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut :
Kombinasi ekstrak daun kemangi dengan biji jarak memberikan efek potensiasi larvasida terhadap Aedes aegypti.
BAB III
commit to user
28
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik yang menggunakan rancangan penelitian the post test only controlled group design.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Insektarium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit B2P2VRP Salatiga.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah nyamuk stadium larva instar IV. Subyek ini diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir
Penyakit B2P2VRP Salatiga, Jawa Tengah.
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini memakai teknik purposive sampling, yaitu metode pemilihan subyek berdasar atas ciri atau sifat tertentu
yang berkaitan dengan karakteristik populasi Arief, 2003. Dalam penelitian ini subyek yang digunakan adalah larva Aedes aegypti instar IV.
E. Desain Penelitian
28
commit to user
29
Kelompok I
Aquades 100 ml
kontrol
Observasi jumlah kematian larva setelah 24 jam
20 ekor larva
Kelompok II
Ekstrak daun kemangi
0,1
Kelompok IV
Ekstrak daun
kemangi 2,1
Kelompok V
Ekstrak daun
kemangi 3,1
Kelompok VI
Ekstrak daun
kemangi 4,1
Kelompok III
Ekstrak daun
kemangi 1,1
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
Setiap wadah ditambah air sampai 100 ml
Uji analisis probit untuk menentukan LC dari ekstrak daun kemangi
Kelompok I
Aquades 100 ml
kontrol
Kelompok II
Ekstrak biji jarak
0,1
Kelompok IV
Ekstrak biji jarak
2,1
Kelompok V
Ekstrak biji jarak
3,1
Kelompok VI
Ekstrak biji jarak
4,1
Kelompok III
Ekstrak biji jarak
1,1
1. Uji Pendahuluan
Diagram Uji Pendahuluan Ekstrak Daun Kemangi
commit to user
30
Observasi jumlah kematian larva setelah 24 jam
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
Setiap wadah ditambah aquades sampai 100 ml
Uji analisis probit untuk menentukan LC dari ekstrak biji jarak
Kelompok I
Aquades 100 ml
kontrol
Kelompok II
Ekstrak kombinasi
1,0
Kelompok III
Ekstrak kombinasi
1,4
Kelompok IV
Ekstrak kombinasi
1,8
Kelompok V
Ekstrak kombinasi
2,2
Kelompok VI
Ekstrak kombinasi
2,6
Kelompok VI
Ekstrak kombinasi
3,0
Diagram Uji Pendahuluan Ekstrak Biji Jarak
commit to user
31
Observasi jumlah kematian larva setelah 24 jam
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
20 ekor larva
Setiap wadah ditambah aquades sampai 100 ml
Uji analisis probit untuk menentukan nilai LC dari ekstrak kombinasi
20 ekor larva
Diagram Uji Pendahuluan Ekstrak Kombinasi
2. Uji Penelitian
commit to user
32
Aquades 100 ml
sebagai kontrol
Observasi jumlah larva yang mati setelah 24 jam
UJI STATISTIK : ONE WAY ANOVA
20 ekor larva
Ekstrak 1,0
Ekstrak 1,8
Ekstrak 2,2
Ekstrak 2,6
Ekstrak 1,4
20 larva
20 larva
20 larva
20 larva
20 larva
Setiap wadah ditambah aquades sampai 100 ml
UJI ANALISIS PROBIT
UJI LSD
Aquades 100 ml
sebagai kontrol
Ekstrak 1,0
Ekstrak 1,8
Ekstrak 2,2
Ekstrak 2,6
Ekstrak 1,4
Diagram Alur Penelitian Ekstrak Tunggal Daun Kemangi
commit to user
33
Observasi jumlah larva yang mati setelah 24 jam
UJI STATISTIK : ONE WAY ANOVA
20 ekor larva
20 larva
20 larva
20 larva
20 larva
20 larva
Setiap wadah ditambah aquades sampai 100 ml
UJI ANALISIS PROBIT
UJI LSD
Aquades 100 ml
sebagai kontrol
Ekstrak 1,0
Ekstrak 1,8
Ekstrak 2,2
Ekstrak 2,6
Ekstrak 1,4
Diagram Alur Penelitian Ekstrak Tunggal Biji Jarak
commit to user
34
Observasi jumlah larva yang mati setelah 24 jam
UJI STATISTIK : ONE WAY ANOVA
20 ekor larva
20 larva
20 larva
20 larva
20 larva
20 larva
Setiap wadah ditambah aquades sampai 100 ml
UJI ANALISIS PROBIT
UJI POST HOC LSD
Diagram Alur Penelitian Ekstrak Kombinasi Daun Kemangi dan Biji Jarak dengan Perbandingan Konsentrasi 1 : 1
F. Identifikasi Variabel
commit to user
35
1. Variabel bebas a.
Konsentrasi daun kemangi b. Konsentrasi ekstrak biji jarak
c. Konsentrasi kombinasi kedua ekstrak
2. Variabel terikat Jumlah kematian larva Aedes aegypti
3. Variabel Pengganggu Terkendali a. Umur larva
b. Jumlah larva c. Tempat hidup
d. Volume air e. Kualitas air
f. Suhu ruangan 4. Variabel luar yang tidak terkendali
Kesehatan larva, tidak bisa disamakan kesehatannya.
G. Definisi operasional variabel
commit to user
36
1. Variabel bebas a. Konsentrasi ekstrak biji jarak
Pada penelitian ini, memakai ekstrak biji jarak yang diperoleh di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional B2P2TO2T Tawangmangu, yang didapat melalui proses ekstraksi dengan metode perkolasi. Berat bahan semula adalah 1000
gram biji jarak, kemudian setelah dilakukan ekstraksi didapatkan ekstrak kental biji jarak sebanyak 100 gram dengan konsentrasi 100.
Digunakan konsentrasi 0 ; 1,0; 1,4; 1,8; 2,2; dan 2,6 berdasarkan hasil konsentrasi uji pendahuluan. Konsentrasi pada uji
pendahuluan 0,1; 1,1; 2,1, 3,1; dan 4,1 ditentukan dengan mengacu pada hasil penelitian Aminah dan Hermawanto dalam
Suwasono 1997 yang menunjukkan bahwa ekstrak biji jarak Ricinus communis pada kadar 750 ppm mempunyai daya bunuh terhadap
larva Aedes aegypti di laboratorium dengan menyebabkan kematian larva Aedes aegypti instar III sebesar 65. Skala variabel bebas adalah
skala ordinal. b. Konsentrasi ekstrak daun kemangi
Pada penelitian ini, memakai ekstrak daun kemangi yang diperoleh di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional B2P2TO2T Tawangmangu, yang didapat melalui proses ekstraksi dengan metode perkolasi. Berat bahan semula
commit to user
37
adalah 1000 gram daun kemangi, kemudian setelah dilakukan ekstraksi didapatkan ekstrak kental daun kemangi sebanyak 100 gram dengan
konsentrasi 100. Digunakan konsentrasi 0; 1,0; 1,4; 1,8; 2,2; dan 2,6
berdasarkan hasil konsentrasi uji pendahuluan. Konsentrasi pada uji pendahuluan 0,1; 1,1; 2,1, 3,1; dan 4,1 ditentukan dengan
mengacu pada hasil penelitian Anees A.M 2008 yang menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi Ocimum sanctum pada kadar 175,67
ppm mempunyai daya bunuh terhadap larva Aedes aegypti di laboratorium dengan menyebabkan kematian larva Aedes aegypti
sebesar 50. Skala variabel bebas adalah skala ordinal. c. Konsentrasi ekstrak kombinasi daun kemangi dan biji jarak
Ekstrak kombinasi dibuat dengan cara mencampur ekstrak daun kemangi dan ekstrak biji jarak dengan jumlah yang sama 1:1 atau
masng-masing setengah dosis untuk setiap konsentrasi kombinasi. Macam-macam konsentrasi ditentukan berdasar hasil konsentrasi
tunggal masing-masing ekstrak dan konsentrasi kombinasi pada uji pendahuluan. Skala variabel bebas adalah skala ordinal.
Digunakan konsentrasi 0; 1,0; 1,4; 1,8; 2,2; dan 2,6 berdasarkan hasil konsentrasi uji pendahuluan kombinasi yang
menghasilkan nilai LC50 sebesar 1,002 dan LC99 sebesar 2,670.
commit to user
38
Pada uji pendahuluan tunggal masing-masing ekstrak didapatkan LC99 untuk ekstrak daun kemangi sebesar 2,459 dan LC99 untuk
ekstrak biji jarak sebesar 3,010. Penentuan konsentrasi teratas untuk uji pendahuluan ekstrak kombinasi dipilih LC99 yang lebih tinggi
yaitu LC99 ekstrak biji jarak. Selanjutnya konsentrasi yang lebih rendah ditentukan dan dihitung menurut deret hitung. Konsentrasi
kombinasi pada uji pendahuluan 1,0; 1,4; 1,8, 2,2; 2,6 dan 3,0.
2. Variabel terikat Jumlah kematian larva Aedes aegypti adalah jumlah larva yang mati
dalam waktu 24 jam setelah perlakuan. Larva dianggap mati bila larva tidak lagi bergerak meskipun sudah diberi rangkaian gerakan air dan
disentuh dengan lidi. Skala variabel terikat adalah skala rasio. Larva Aedes aegypti instar IV diperoleh di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit B2P2VRP Salatiga, Jawa Tengah.
3 . Variabel Luar Terkendali a. Umur larva, dikendalikan dengan menyamakan umur larva yaitu larva
instar IV.
commit to user
39
b. Jumlah larva, dikendalikan dengan menyamakan jumlah larva per satuan volume air tiap kelompok uji dan tidak melampaui batas
kepadatan larva maksimal untuk pertumbuhan larva Aedes aegypti yaitu 23 ekor larva tiap 100 ml air Barodji, 2004.
c. Tempat hidup, dikendalikan dengan menyamakan wadah dalam eksperimen berupa mangkuk plastik.
d. Kualitas air, dikendalikan dengan menyamakan sumber dan waktu pengambilan air. Dalam penelitian ini digunakan aquades.
e. Volume air, dikendalikan dengan cara menyamakan volume aquades 100 ml.
f. Suhu udara ruangan, dikendalikan dengan termometer ruangan 27°C 4. Variabel luar yang tidak terkendali
Kesehatan larva, tidak bisa disamakan kesehatannya.
H. Instrumen dan Bahan Penelitian