Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman

22 4. Tidak menempel pada lantai, dinding, dan langit-langit, dengan persyaratan sebagai berikut : Jarak makanan dengan dinding : 5 cm Jarak makanan dengan lantai : 15 cm Jarak makanan dengan langit-langit : 60 cm

2.4.7 Persyaratan peralatan yang digunakan

Peralatan harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, mudah kering sendiri dan tidak berkarat, keadaan utuh, tidak diperbolehkan menggunakan peralatan yang terbuat dari timah hitam Pb, cadmium Cd, dan logam berbahaya lainnya. Papan pemotong daging harus terbuat dari bahan sintetikkayu yang tidak cepat rusak dan meja yang khusus digunakan untuk menyiapkan makanan tidak boleh dalam keadaan rusak serta harus ditutup dengan bahan tertentu sehingga gampang dikelola.

2.5 Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman

Hygiene sanitasi makanan yang kurang baik akan mengakibatkan kontaminasi bakteri pada makanan. Hygiene sanitasi makanan dapat dilihat dari proses pengolahan makanan. Terdapat 6 enam prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman yaitu Depkes RI, 2004 : 2.5.1 Pemilihan Bahan Makanan Untuk mendapatkan bahan makanan yang terhindar dari pencemaran, maka santasi sumber ini harus dipelihara dengan baik.. 2.5.2 Penyimpanan Bahan Makanan Universitas Sumatera Utara 23 Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah container masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda. Makanan disimpan dalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan. Penyimpanan didalam lemari es. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap, makanan berbau tajam harus ditutup dengan kantong plastik yang rapat dan dipisahkan dari makanan lain, makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah digunakan. Penyimpanan makanan kering diletakkan pada ruangan yang bersih dengan suhu cukup sejuk. Penempatan dan pengambilan barang diatur dengan system FIFO First In First Out artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan terlebiih dulu Depkes RI, 1999. 2.5.3 Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti prinsip-prinsip hygiene sanitasi Depkes RI, 2004. Adapun syarat pengolahan makanan agar saniter adalah sebagai berikut Mukono, 2004 : 1. Persyaratan untuk karyawan tenaga pengolah makanan a. Kondisi badan sehat dengan surat keterangan dokter b. Bebas dari penyakit menular TBC, tifus, kolera, dan carrier penyakit c. Harus punya buku pemeriksaan kesehatan Universitas Sumatera Utara 24 2. Peralatan dalam proses pengolahan makanan a. Permukaan alat harus utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan b. Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asambasa atau garam yang lazim dipakai dalam proses makanan c. Apabila alat tersebut kontak dengan makanan tidak mengeluarkan logam berat beracun yang berbahaya, seperti : a. Timah hitam Pb b. Arsenikum As c. Tembaga Cu d. Seng Zn e. Cadmium Cd f. Antimon Stibium d. Tutup wadah harus menutup sempurna e. Kriteria kebersihan ditentukan dengan angka kuman maksimum 100cm 2 permukaan dan bebas dari kuman Escherichia coli. Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi terutama menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat pengolahan atau disebut dapur serta kebersihan penjamah makanan Kusmayadi, 2008. 2.5.3.1 Peralatan masak Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan, seperti pisau, sendok, kuali wajan dan lain-lain. 1. Bahan peralatan Universitas Sumatera Utara 25 Tidak boleh melepas zat beracun seperti cadmium, plumbum, zincum, cuprum, stibium atau arsenium. Logam ini dapat berakumulasi sebagai penyakit saluran kemih dan kanker. 2. Keutuhan peralatan Tidak boleh patah, tidak mudah berkarat, gompel, penyok tergores atau retak karena menjadi sarang bakteri. Peralatan yang tidak utuh tidak mungkin dapat dicuci sempurna sehingga dapat menjadi sumber kontaminasi. 3. Fungsi - Setiap bahan tidak boleh di campur aduk karena mempunyai fungsi tersendiri. - Gunakan warna gagang sebagai tanda dalam penggunaaan. Contoh: gagang pisau warna biruhitam untuk memasak dan gagang pisau warna merahkuning untuk bahan makanan mentah. - Peralatan yang digunakan campur baur akan menimbulkan kontaminasi. 4. Letak Peralatan yang bersih dan siap digunakan sudah berada pada tempat masing- masing sehingga memudahkan untuk menggunakannya kembali. 2.5.3.2 Penjamah Makanan Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah makanan mulai dari persiapan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan. pengetahuan, sikap dan tindakan seorang penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan penjamah yang sedang sakit flu, demam atau diare sebaiknya tidak dilibatkan dahulu dalam proses pengolahan Universitas Sumatera Utara 26 makanan. Jika terjadi luka penjamah harus menutup luka dengan pelindung kedap air misalnya : plester atau sarung tangan plastik Kusmayadi, 2008. Syarat-syarat penjamah makananan Depkes RI, 2003 yaitu : 1. Tidak menderita penyakit mudah menular, misal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya. 2. Menutup luka pada luka terbukabisul 3. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian 4. Memakai celemek dan tutup kepala 5. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan 6. Menjamah makanan harus memakai alatperlengkapan atau dengan alas tangan. 7. Tidak merokok, menggaruk anggota badan telinga, hidung mulut dan bagian lainnya 8. Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup hidung atau mulut. 2.5.4 Penyimpanan Makanan Masak Makanan yang telah dimasak dan tidak habis sekali makan atau karena mungkin dimasak dalam jumlah yang banyak pada restoran maka makanan ini biasanya disimpan. Menurut Depkes 2006, beberapa hal yang perlu dperhatikan dalam penyimpanan makanan yang telah diolah adalah sebagai berikut : 1. Makanan yang disajikan panas harus tetap disimpan dalam suhu diatas 60 o C. 2. Makanan yang akan disajikan dingindisimpan daam suhu dibawah 4 o C. Universitas Sumatera Utara 27 3. Makanan yang disajikan dalam kondisi panas yang disimpan dengan suhu dibawah 4 o C harus dipanaskan kembali sampai 60 o C sebelum disajikan. 4. Suhu makanan yang diangkut dari tempat pengolahan ke tempat penyajian harus dipertahankan, yaitu : a. Makanan yang akan disajikan lebih dari 6 jam dari waktu pengolahan harus diatur suhunya pada suhu dibawah 4 o C atau dalam keadaan beku o C. b. Makanan yang akan disajikan kurang dari 6 jam dapat diatur suhunya dengan suhu kamar asal makanan segera dikonsumsi dan tidak menunggu. c. Pemanasan kembali makanan beku reheating dengan pemanasan biasa atau microwave sampai suhu stabil terendah 60 o C. 2.5.5 Pengangkutan Makanan Pengangkutan makanan pada dasarnya bertujuan agar bahan makanan tidak sampai tercemar dan tidak sampai rusak.Pencemaran makanan selama dalam pengangkutan dapat berupa pencemaran fisik, mikroba, maupun kimia. Untuk mencegah adalah dengan membuang atau mengurangi sumber yang akan menyebabkan pencemaran Depkes RI, 2004 : 1. Mengangkut bahan makanan tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun B3 seperti pupuk, obat hama atau bahan kimia lain. 2. Kendaraan pengangkut makanan tidak dipergunakan untuk mengangkut bahan lain seperti : untuk mengangkut orang, hewan, atau barang-barang 3. Kendaraan harus diperhatikan kebersihannya agar setiap digunakan untuk makanan selalu dalam keadaan bersih Universitas Sumatera Utara 28 4. Hindari pemakaian kendaraan yang telah mengangkut bahan kimia atau pestisida walaupun telah dicuci masih akan terjadi pencemaran 5. Hindari perlakuan manusia yang menangani makanan selama pengangkutan, seperti : ditumpuk, diinjak dan dibanting 6. Kalau mungkin gunakanlah kenderaan pengangkut bahan makanan yang menggunakan alat pendingin sehingga mampu membawa makanan dengan jangkauan yang lebih jauh lagi. Dalam prinsip pengangkutan siap santap perlu diperhatikan sebagai berikut Depkes RI, 2004 : 1. Setiap makanan mempunyai wadah masing-masing 2. Wadah yang digunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan makanan yang ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau anti bocor. 3. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap panas 60 C dan tetap dingin 4 C. 4. Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu dibuka dan tetap dalam keadaan tertutup sampai di tempat penyajian 5. Kendaraan pengangkut disediakan khusus dan tidak digunakan untuk keperluan lain 2.5.6 Penyajian Makanan Penyajian meja table service yaitu penyajian di meja secara bersama, umumnya untuk acara keluarga atau pertemuan kelompok dengan jumlah terbatas 10 sampai 20 orang merupakan salah satu bentuk penyajian makanan jadisiap santap pada tempat pengolahan makanan termasuk rumah makan Permenkes No. Universitas Sumatera Utara 29 1096 tahun 2011. Sebelum disajikan, makanan harus diatur sedemikian rupa sehingga menarik. Juga menambah selera makan, dan terhindar dari kontaminasi serta terjaga sanitasinya. Upaya-upaya program pengamanan makanan meliputi pengamatan setiap tahap dari rantai peredaran makanan dari petani sampai meja makan guna menurunkan bahaya yang diakibatkan oleh makanan tersebut. Titik kritis dalam kegiatan pengawasan makanan adalah meliputi Depkes, 2003 : 1. Seleksi dan penerimaan bahan makanan, 2. Penyimpanan, penanganan, dan menyiapkan bahan makanan, 3. Memasak dengan efektif, 4. Penanganan setelah dimasak, 5. Membersihkan dan sanitasi bahan makanan dan makanan jadi, 6. Hygiene penjamah, 7. Pelatihan penjamah makanan.

2.6 Kualitas Hygiene Sanitasi Rumah Makan

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2012

9 116 129

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Krim Yang Dijajakan Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun 2009

7 54 74

Gambaran Hygiene Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Pemeriksaan Escherichia coli pada Makanan di Rumah Makan Khas Minang Jalan Setia Budi Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016

2 18 159

Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

1 1 14

Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 2

Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 5

Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 37

Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 3

Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 42