33 kemudian tikusdibuat menjadi hiperkolesterolemia dengan cara diinduksi kuning
telur, minyak jelantah dan lemak kambing selama 14 hari, selanjutnya diukur kadar hiperkolesterolemia. Pengujianaktivitas antikolesterol dilakukan selama 21
hari untuk setiap kelompok uji.Diukur kadar kolesterolnya pada hari ke 7, 14, dan 21. Sebelum diukur kadar kolesterolnya tikus dipuasakan selam 18 jam.
4.5.1 Pengukuran kadar kolesterol awal dan setelah hiperkolesterolemia
Kolesterol total darah adalah jumlah kolesterol didalam darah dengan kadar kolesterol darah yang baik adalah 200 mgdL Idris, dkk, 2011. Kadar kolesterol
total serum darah tikus putih jantan setelah diinduksi pakan tinggi lemak dapat dilihat bahwa semua tikus pada semua kelompok mengalami peningkatan kadar
kolesterol.Kadar kolesterol pada semua hewan percobaan setelah induksi pakan tinggi lemak memenuhi persyaratan kadar kolesterol hiperkolesterolemia.Hal ini
dikarenakan semua hewan percobaan diberi perlakuan yang sama yaitu diberikan induksi pakan tinggi lemak
Berdasarkantabel 4.3 dapat dilihat rata-rata kadar awal kolesterol total tikus sebelum diinduksi hiperkolesterol dansetelah mengalami hiperkolesterolemia pada
hari ke 14. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 69.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran rata-rata kadar kolesterol awal dan setelah
hiperkolesterolemia
No Kelompok
Rata-rata kadar awal kolesterol total ± SD
total setelah hiperkolesterolemia ±
SD 1
Kontrol Na CMC 0,5 128±11,59
222,8±12,64 2
EEDJB 100 mgkg bb 112,2±6,34
225,4±10,50 3
EEDJB200 mgkg bb 115,6±12,01
240,2±13,20 4
EEDJB300 mgkg bb 125,4±4,56
248,2±16,63 5
EEDJB400 mgkg bb 120,8±7,82
246,8±12,40 6
Simvastatin 0,9 mgkg bb
121,6±14,93 222,2±9,20
Universitas Sumatera Utara
34
Gambar 4.1 Grafik kadar kolesterol awal dan kadar hiperkolesterol
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan yang nyata kadar kolesterol total awal tikus dengan tikus yang telah hiperkolesterol. Pada
awal perlakuan semua kelompok belum mendapat perlakuan diet tinggi lemak. Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kadar kolesterol total tikus setelah
diberikan induksi kuning telur, minyak jelantah dan lemak kambing selam 14 hari yaitu
≥200 mgdL. Pemilihan kuning telur bebek sebagai penginduksi karena kandungan gizi telur antara lain : air 73,7 , protein 13,3 , lemak 14,5,
karbohidrat 0,7 dan lemak pada putih telur hampir tidak ada. Hampir semua lemak di dalam telur terdapat pada kuning telur, yaitu mencapai 32, sedangkan
pada putih telur kandungan lemaknya sangat sedikit, maka pengamatan lemak dan kolesterol lebih efektif dilakukan pada kuning telur Toha, 2014.Lemak kambing
memiliki kadar kolesterol 130 mg per 100 gram Rusilanti, 2014. Induksi pakan tinggi lemak juga dilakukandengan pemberian minyak
jelantah. Minyak jelantah merupakan minyak yang telah dipergunakan berkali-kali dengan suhu pemanasan yang tinggi. Pemanasan minyak di atas suhu 100
C
128.4 112.2
155.6 125.4 120.8 121.6
222.8 225.4 246.2 248.2 246.8
222.2
50 100
150 200
250 300
k ad
ar k
ol es
te rol
mg d
l
Kelompok perlakuan
kadar kolesterol awal kadar hiperkolesterol
Universitas Sumatera Utara
35 menyebabkan asam lemak tidak jenuh teroksidasi menjadi asam lemak jenuh.
Proses penggorengan pada suhu tinggi akan mengakibatkan kerusakan minyak goreng, hal itu akan merusak ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh menjadi
asam lemak jenuh dan asam lemak cis menjadi asam lemak trans. Hal tersebut berisiko membuat kolesterol darah semakin meningkatKetaren, 1996 .
Berdasarkan hasil tabel 4.3 dapat dilihat bahwa diperoleh kadar kolsterol tikus yang cukup beragam tiap kelompok dengan standar deviasi yangberagam
pula. Hal ini kemungkinan disebabkan perbedaan kondisi fisik dan fisiologis tiap individu tikus selama penelitian. Penurunan kadar kolesterol tiap perlakuan
diamati langsung tiap minggu dan penurunan kadar kolesterol diamati dengan perbandingan terhadap kontrol pembanding yaitu simvastatin.
Tikus yang telah hiperkolesterolemia selanjutnya dibagi menjadi 6kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus yaitu :
Kelompok I : Tikus diberikan suspensi 0,5 Na CMC dosis 1 bb
Kelompok II : Tikus diberikan suspensi EEDJB dosis 100 mgkg bb Kelompok III : Tikus diberikan suspensi EEDJB dosis 200 mgkg bb
Kelompok IV : Tikus diberikan suspensi EEDJB dosis 300 mgkg bb Kelompok V : Tikus diberikan suspensi EEDJB dosis 400 mgkg bb
Kelompok VI :Tikus diberikan suspensi simvastatin dosis 0,9 mgkg bb Pemberian suspensi dilakukan selama 21 hari secara oral, kemudian dicek
penurunan kadar kolesterol total menggunakan alat pengukur kadar kolesterol EasyTouch
®
GCU pada hari ke-7, 14 dan 21. Data pengukuran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14-15 halaman 67-70.
Universitas Sumatera Utara
36
4.5.2 Pengukuran kadar kolesterol setelah 7 hari perlakuan