Kerangka Konsep Jenis penelitian Waktu dan lokasi penelitian Populasi dan Sampel penelitian .1 Populasi Teknik pengumpulan sampel

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Merupakan kerangka konsep pada penelitian ini adalah : Gambar 3.1: Kerangka konsep Kontaminasi STH 3.2 Definisi Operasional 3.2.1Tabel Definisi operasional Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Pengukuran Kontaminasi STH Terkontaminasi STH apabila ditemukan telur dan larva cacing pada sayuran. Sampel sayuran Memeriksa sayuran dengan teknik sedimentasi. Kategorik STH Nematoda usus terdiri dari cacing Ascaris Sayuran kubis di pasar tradisional.  Telur  Larva Universitas Sumatera Utara lumbricoides, Trichiuris trichiura, Necator americanus, Ancylostoma duodenale dan Strongyloides stercoralis. Larva Larva cacing adalah stadium dari cacing sebelum menjadi dewasa yang ditemukan pada sayuran. Mikroskop Dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran yang tertentu untuk mengidentifikasi jenis STH. Ordinal Telur Telur cacing adalah bentuk dari cacing sebelum menjadi dewasa yang ditemukan pada sayuran. Mikroskop Dilihat di bawah mikroskop dengan pmbesaran yang tertentu untuk mengidentifikasi jenis STH Ordinal Universitas Sumatera Utara Sayuran Segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan yang dapat dimasak menjadi sayur masakan ataupun yang dapat dimasak langsung yang biasa kita sebut dengan lalapan. Sayurannya adalah kubis. Pasar Tradisional Pasar dimana para penjual dan pembelinya melakukan tawaran secara langsung. Cenderung memiliki kondisi fisik yang kurang baik seperti persekitaran yang kurang bersih dan sistem drainase yang kurang baik, harga yang lebih murah, produk segar yang diambil terus dari ladang sayur, Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dimana pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada satu waktu.

4.2 Waktu dan lokasi penelitian

Waktu penelitian direncanakan pada bulan Augustus sampai Oktober pada tahun 2015. Pengambilan sampel dilakukan di pasar tradisional di Kota Medan. Pemeriksaan telur dan larva dilakukan di laboratorium Parasitologi Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada bulan September hingga November 2015. 4.3 Populasi dan Sampel penelitian 4.3.1 Populasi Populasi di dalam penelitian ini adalah sayuran segar yang dijual di pasar tradisional di Kota Medan.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang diambil adalah sayuran kubis yang diambil secara acak berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. 1. Kriteria Inklusi : a Sayuran yang dijual di pasar tradisional di Kota Medan. b Sayuran yang segar. 2. Kriteria Eksklusi : a Sayuran segar yang cacat. Sayuran kubis dibeli di 25 pasar tradisional kemudian dari tiap-tiap pasar diambil 5 kubis dari pedagang yang berbeda dan diberi label pada tiap-tiap sampel. Terdapat 125 sampel kubis yang dibeli di seluruh pasar tradisional di Kota Medan. Setelah itu dilakukan pembagian antara kubis bagian luar Universitas Sumatera Utara dan dalam dan dilakukan pemeriksaan dengan metode sedimentasi kepada sampel yang sudah diberi label satu per satu. Terdapat 250 sampel yang dibagi menjadi dua bagian. 125 sampel merupakan kubis bagian luar dan 125 sampel yang lain adalah bagian dalam.

4.4 Teknik pengumpulan sampel

Pada penelitian ini, besar sampel ditentukan dengan teknik cluster sampling yaitu dengan membagi populasi sebagai cluster – cluster kecil yaitu Medan bagian Kota, Timur, Barat, Selatan dan Utara. Lalu pengamatan dilakukan pada sampel cluster yang dipilih secara random. Setelah itu dimasukkan di dalam plastik dan diberi label.

4.5 Cara Pemeriksaan Sampel