commit to user
B. Pembentukan Kumiai 1. Dasar Pendirian Kumiai
Pada masa penjajahan Jepang ruang gerak koperasi terbatas, karena kegiatan rapat anggota koperasi tahunan tidak boleh mengambil keputusan.
Semua keputusan diambil oleh pemerintah Jepang. Pembatasan-pembatasan lainnya adalah dalam hal mendirikan koperasi. Koperasi yang didirikan harus
berdasar izin dari pemerintah Jepang. Pada awalnya pengaturan koperasi diatur oleh undang-undang yang dibuat oleh pemerintah Belanda yaitu UU No.91 tahun
1927, setelah Jepang menyadari potensi yang dimiliki koperasi untuk mempengaruhi rakyat maka Jepang mengeluarkan undang-undang No.23 Tahun
1942 dan peraturan koperasi No.91 Tahun 1927 tidak berlaku lagi. Berdasarkan undang-undang No.23 pasal 2 yang isinya barang siapa hendak mendirikan
perkumpulan harus mendapat izin dari pembesar-pembesar yang ada ditempatnya. Dengan sendirinya koperasi yang sudah didirikan dan akan didirikan harus
mendapat izin dari pembesar setempat Arifinal Chaniago,1984 : 117. Semua organisasi Kumiai sama-sama disebut penduduk sebagai Kumiai. Istilah Kumiai
dalam bahasa Jepang secara harafiah disebut koperasi. Tetapi banyak penduduk yang tidak mengerti bahwa istilah Kumiai adalah koperasi. Dalam bahasa Jepang.
Mereka tidak bisa memahami bahwa sifat dari Kumiai adalah koperasi. Kumiai yang mereka rasakan di masyarakat desa tidak sesuai dengan bayangan mereka
tentang koperasi yang asli. Dalam pemahaman mereka, koperasi adalah sebuah organisasi dengan anggota yang memiliki sejumlah andil tertentu. Penduduk tidak
tahu bahwa Kumiai adalah koperasi yang dibentuk pasukan Jepang untuk mengatur perekonomiain di desa-desa seperti yang dikutip dari buku Aiko
Kurasawa 1993:211 menyatakan: Penduduk membedakan antara koperasi pada jaman Belanda yang
merupakan koperasi “sesungguhnya” dan Kumiai pada jaman Jepang. Istilah koperasi tidak dipakai untuk Kumiai yang dipakai pada jaman
Jepang. Ketika penulis bertanya kepada petani, “apakah Kumiai itu?”, penduduk memberi jawaban yang berbeda-beda banyak yang menjawab
toko “milik pemerintah”. Sementara lainnya menyatakan “agen penggilingan beras yang mengumpulkan padi”. Beberapa mengatakan
“bagian dari Hokokaki” karena Hokokai terlibat dalam distribusi barang dibeberapa daerah. Beberapa lainnya menyatakan, “seperti Koperasi”.
commit to user
Kumiai sebagai sebuah organisasi yang dibentuk atas peraturan pemerintah dan melibatkan seluruh desa, menurut pengertian petani tidak bisa disamakan
dengan koperasi namun lebih seperti kantor pemerintah dibawah pengawasan pangreh praja. Penduduk desa baru menyadari bahwa Kumiai pada zaman Jepang
mirip dengan KUD Koperasi Unit Desa yang ada sekarang ini. Kemiripan Kumiai dan KUD terletak pada tugas atau fungsi dari kedua organisasi tersebut. Kumiai
atau KUD mempunyai tugas antara lain a
KUD dan Kumiai sama-sama menyediakan alat-alat produksi, bahan- bahan dan hasil hasil pertanian yang ada untuk dijual kembali pada
anggotanya. b
KUD dan Kumiai sama-sama bertugas untuk memasarkan atau mendistribusikan hasil-hasil pertanian yang sudah dihasilkan oleh
anggotanya. c
KUD dan Kumiai sama-sama memberikan pendidikan dan penyuluhan terutama masalah teknologi baru dan pendidikan administrasi serta
berorganisasi Sri Edi Swasono,1987:262. Jepang menganggap koperasi yang ada mempuyai peran yang penting
dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh Jepang untuk mengatur dan memonopoli kegiatan perekonomian. Jepang kemudian memberi mandat
kekuasaan kepada para Syucokan atau pembesar Karesidenan untuk mendirikan Kumiai di setiap karesidenan yang mereka pimpin. Setiap Karesidenan berhak
mendirikan dan membuat aturan sesuai dengan keadaan yang ada pada karesidenan mereka. Sehingga pendirian dan aturan setiap Kumiai berbeda antara
satu karesidenan dengan karesidenan yang lain. Jepang juga memerintahkan para Syucokan supaya setiap kelompok kejuruan harus menyelenggarakan satu
koperasi atau Kumiai, sehingga seluruh wiraswasta yang ada besar atau kecil dapat dikontrol dan diawasi oleh pemerintah Jepang. Para wiraswasta tersebut
dipaksa untuk masuk koperasi atau pabrik mereka tidak akan mendapat pasokan barang atau penyaluran produk-produk mereka. Koperasi ini diselenggarakan
hampir di semua bidang industri, pertanian, dan perdagangan di Jawa Tjahaya, 6 juli 1943.
commit to user
Kumiai kemudian memiliki peran yang sangat penting bagi Jepang untuk mengontrol perekonomian sejak keluarnya Susunan Perekonomian Jawa Baru
yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang 2 April tahun 1944. Kumiai tidak lagi menjadi alat pengumpul makanan namun juga sebagi alat distribusi dan
penjatahan pangan kepada rakyat di pedesaan maupun perkotaan. Untuk menyusun kembali koperasi sebagai badan gotong royong serta sesuai dengan
kebijakan pemerintah melalui Susunan Perekonomian Jawa Baru maka dibentuklah komite untuk mengembangkan kebijakan koperasi tersebut. Komite
itu mempunyai anggota yang terdiri dari orang Indonesia dan Jepang seperti Margono Djoyohadikusumo, Mohamad Hatta, Nakamura, Nazaki dan perwakilan
lainnya. Komite ini bertugas untuk merancang asas dan mencari cara supaya koperasi yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan rakyat dan pemerintah Jepang.
Pemerintah bermaksud untuk mengatur koperasi yang bergerak di bidang pertanian, Industri dan perdagangan dan niaga menjadi mitra Jepang di masa
perang Asia Raya, 6 september 1944. Keterlibatan orang-orang Indonesia sangat penting dalam Kumiai karena sebagai propaganda, oleh karena itu Jepang perlu
memasukan orang-orang Indonesia seperti Mohamad Hatta, Margono Djoyohadikusumo dan lain-lain yang secara tidak langsung mempropagandakan
pentingnya Kumiai bagi masyarakat. Koperasi ini bertujuan untuk mendukung perang yang sedang dilakukan
Jepang dalam usahanya untuk mencapai Asia Timur Raya. Pembentukan koperasi ini adalah untuk melindungi kepentingan ekonomi pribumi Indonesia dari
golongan cina serta membantu pengembangan industri nasional namun pada kenyataannya koperasi ini adalah untuk memperkuat pengaruh dan kontrol atas
kegiatan ekonomi
pribumi bahkan
juga dengan
orang cina
Aiko Kurasawa, 1993: 210. Tujuan utama adalah untuk mengontrol seluruh komoditi barang dan makanan sesuai dengan ekonomi perang. Di daerah pedesaan
sebagai penghasil bahan makanan Kumiai bertugas untuk mengumpulkan hasil- hasil panen dari para petani yang ada untuk pemerintah Jepang sedangkan di
perkotaan Kumiai menjadi bahan penyalur atau pembagi jatah keperluan rumah
commit to user
tangga pada konsumen atau penduduk. Kumiai ini biasanya disebut Haikyu Kumiai Wahyu Sukotco, 1978 : 32.
Dalam sidang Bunkakai ke IV komite yang sudah terbentuk berhasil merancang asas koperasi. Komite membagi asas koperasi ke dalam tiga lapangan
ekonomi penting. Tiga lapangan penting itu adalah pertanian, industri, perniagaan. Pada lapangan pertanian koperasi ini bertugas mengatur pembagian dan
pengumpulan serta menghasilkan bahan-bahan makanan yang penting pada masa perang. Tujuan koperasi pertanian adalah memajukan perekonomian orang
pribumi, mempercepat produksi serta mendistribusikan hasil-hasil panen secara adil pada rakyat. Pada sektor industri adalah untuk menumbuhkan industri rakyat,
memperluas tenaga produksi dalam hal ini adalah barang-barang yang diperlukan guna mendukung pertempuran tentara Jepang. Pada sektor perdagangan, yaitu
untuk menormalisasikan kegiatan perdagangan dan meningkatkan manajemen dalam hal perdagangan komoditi barang dan makanan dengan menyesuaikan
struktur pedagangan kaum pribumi pada masa perang. Khusus koperasi perdagangan ini hanya ada di kota-kota saja
Untuk mengefektifkan kerja koperasi maka pemerintah mengaktifkan propaganda-propaganda yang dilakukan oleh lembaga propagandanya yaitu
Sedenbu, untuk lebih meningkatkan pengabdiannya pada pemerintah Jepang. Koperasi yang terbentuk ditiap desa berada dibawah pengawasan Jepang.
Keputusan-keputusan yang diambil oleh rapat anggota harus sesuai dengan keinginan Jepang sehingga koperasi-koperasi yang seharusnya merupakan suatu
lembaga yang bergotong royong seperti dalam asasnya namun pada masa Jepang kontrol berada pada pemerintah. Untuk sektor lapangan lainnya misalnya
perikanan, kelautan, jasa pengangkutan dan lain-lain, dibentuk pula perkumpulan koperasi yang diambil dari jenis dan dasar yang sama dan sesuai dengan tujuan
yang telah tercantum dalam asas koperasi yang telah dibuat oleh koperasi dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ekonomi yang telah dibuat. Untuk
menjalankan koperasi yang telah dibuat, pemerintah membentuk kantor Jawatan urusan
ekonomi rakyat
atau Jumin
Keizaikyoku Harry J. Benda dan Irikura, 1965:115.
commit to user
Jepang memerintahkan supaya setiap kelompok kejuruan harus menyelenggarakan satu koperasi, sehingga seluruh wiraswasta yang ada besar
atau kecil dapat dikontrol dan diawasi oleh pemerintah Jepang. Para wiraswasta tersebut dipaksa untuk masuk koperasi atau pabrik mereka tidak akan mendapat
pasokan barang atau penyaluran produk-produk mereka. Koperasi ini diselenggarakan hampir di semua bidang pepabrikan, pertanian, dan perdagangan
di Jawa. Koperasi tersebut antara lain: koperasi produsen tapioka, koperasi pembuat batik, koperasi produsen benang karet, koperasi pabrik tenun, koperasi
pengemudi dokar, koperasi penggilingan beras, koperasi pedagang besar, koperasi penjual sayur, koperasi nelayan, koperasi pembuat bata dan lain-lain semua
tercatat oleh pemerintah Jepang Aiko Kurasawa, 1993: 210. Dari berbagai jenis koperasi yang ada hanya koperasi bidang pertanian
saja yang mempunyai dampak penting dalam kehidupan masyarakat serta dalam hal mengumpulkan hasil bumi. Jepang membuat persis koperasi pertanian di
Jepang sama dengan koperasi pertanian di Jawa.
2. Struktur dan Kepengurusan Kumiai
Sebelum kantor Jawatan urusan ekonomi rakyat terbentuk pengawasan Kumiai berada dibawah Syomin Kumiai Tyoo Dzimuso yang kantornya terletak di
Jakarta. Banyaknya Kumiai yang berada di daerah-daerah menyebabkan banyak permasalahan yang timbul, sehingga untuk mengatasi masalah koperasi di daerah-
daerah tersebut, maka kantor pusat mempunyai kantor cabang di setiap daerah. Kantor cabang yang mengurusi masalah kebutuhan makanan dibagi dalam tiga
daerah yaitu Jakarta, Semarang, dan Surabaya antara lain: a Seibu DJawa Syomin Kumiai Sodandyo kantor penerangan koperasi dan
perdagangan dalam negeri daerah Jawa Barat b Tyubi DJawa Syomin Kumiai Sodandyo kantor penerangan koperasi dan
perdagangan dalam negeri daerah Jawa Tengah c Toobu DJawa Syomin Kumiai Sodandyo kantor penerangan koperasi dan
perdagangan dalam negeri daerah Jawa Timur
commit to user
Kantor-kantor cabang ini mengurus keperluannya masing-masing dan diberi kuasa penuh untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dan kontrol atas
perekonomian kususnya koperasi di daerah masing-masing, sehingga orang-orang yang ingin mendirikan koperasi atau hal-hal yang berkaitan dengan koperasi tidak
perlu datang ke kantor pusat yang berada di Jakarta, mereka bisa ke kantor cabang. Hal itu dilakukan selain untuk menghemat ongkos dan biaya perjalanan
juga karena di berbagai daerah penerangan dan kebijakan perkoperasian yang berbeda satu dengan yang lain Tjahaya, 25 juni 1942.
Setiap daerah punya perwakilan sehingga pemerintah Jepang lebih mudah untuk mengontrol dan mengawasi seluruh proses produksi serta peredaran
tanaman dan komoditi yang penting bagi Jepang. Dalam perkembangannya banyak perlakuan staf kantor pusat dan daerah yang banyak merugikan rakyat
sehingga perekonomian di daerah menjadi terganggu, karena Syomin Kumiai Tyoo Sodandyo dan Syomin Kumiai Sodandyo sangat merugikan perekonomian rakyat
maka kepercayaan rakyat pada mereka mulai pudar dan hasilnya pada tanggal 1 agustus 1944, didirikan Zumin Keizaikyoku kantor perekonomian rakyat dan
bertugas mengurus seluruh perekonomian rakyat. Sebagai tindakan untuk memperbesar kegiatan perekonomian maka pemerintah pemerintah Jepang
membentuk badan perekonomian baru yang disebut Zumin Keizaikyoku kantor perekonomian rakyat yang terdiri dari 3 bagian yaitu:
a Soomuka bagian urusan umum bertugas mengatur dan mengurus perhubungan dan berbagai kantor gunseikanbu yang lain tentang soal
ekonomi rakyat. b Kigyooka bagian urusan perusahaan memberi pimpinan kepada rakyat di
berbagai lapangan pekerjaan serta mendidik ahli tehnik di samping menjalankan pemeriksaan, penyelidikan dan pimpinan yang berhubungan
dengan usaha membantu serta memlihara perusahaan rakyat di lapangan pertanian, perindustrian, perniagaan, peternakan dan lain-lain.
c Kumaika bagian urusan koperasi menyelenggarakan penyelidikan, pemeliharaan, pimpinan serta pengawasan atas koperasi-koperasi yang di
usahakan oleh rakyat Kanpo No 48 tahun 1944.
commit to user
Untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan koperasi di bogor shu telah didirikan kantor penerangan dan perdagangan Syomin Kumiai Chuo Zimusho
yang dipimpin oleh R.P.S Permana yang dibantu oleh Usman. Koperasi yang belum memperoleh surat pengesahan harus melapor pada pimpinan cabang di
Bogor. Untuk mengetahui keterangan tentang koperasi bisa diperoleh dari pimpinan koperasi dan perdagangan, koperasi harus mempunyai anggaran dasar
yang baik dan menunjukan pada yang berwajib bahwa itu baik. Dalam kegiatannya koperasi tidak boleh berhubungan dengan urusan politik dan
mengusahakan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan politik. Jika syarat- syarat telah terpenuhi, maka kantor pusat akan segera melakukan pengesahan
terhadap koperasi Sinar baroe 12 juli 1942. Gambaran mengenai susunan pengurus dalam sebuah Kumiai diambil
contoh dalam Nosanbutu Sukka Kumiai koperasi usaha hasil bumi di Priangan shu yang anggotanya adalah petani dan diwajibkan untuk menggabungkan dirinya
pada kantor setempat. Adapun kedudukan kantor Nosanbutu Sukka Kumiai antara lain:
a Kantor besar pusat di Bandung shi b Kantor cabang di Bandung ken
c Kantor cabang di Sumedang ken d Kantor cabang di Garut ken
e Kantor cabang di Tasikmalaya ken f Kantor cabang di Ciamis ken
Semua pengurus diangkat oleh Priangan Shucokan, yang terdiri dari: 1. Penasehat : terdiri dari beberapa orang
Terdiri dari kepala Keizabu, Priangan Shucokan, kepala gudang bala tentara di Bandung dan beberapa orang ahli Indonesia di pertanian.
2. Pemimpin: 1 orang Mewakili koperasi dan mengatur segala pekerjaan.
3. Wakil: 1 orang Wakil ini bertugas membantu pemimpin
4. Kepala komisaris: 1 orang
commit to user
Bertanggung jawab pada semua produksi koperasi. 5. Komisaris: 1 orang
Membantu kepala komisaris 6. Pengurus dan penilik: terdiri dari beberapa orang
Masing-masing cabang Notasanbutu Sukka Kumiai mempunyai kepala cabang untuk mengerjakan perintah dari kepala komisaris. Penasehat, pemimpin,
kepala komisaris masuk dalam pemimpin kehormatan. keperluan dari Kumiai ini dibayar dari pendapatan pungutan komisi uang, komisi tersebut besarnya 5 dari
keuntungan kotor penjualan, urusan keuangan koperasi ini dikumpulkan dalam buku dan diadakan rapat tahunan. Sebulan sekali koperasi ini harus mengirimkan
laporan kepada Priangan Shu. Dibawah ini adalah pengurus Notasanbutu Sukka Kumiai di Priangan:
a Penasehat: Hayashi keizabutyo Priangan shu, Pr butatyo dari yasenko bandung seibu, tuan Kencho dari masing-masing ken di Priangan shu.
b Penilik: tuan Soejoed dari dinas pertanian Priangan shi, tuan Rohiyat dari dinas perkebunan Priangan, tuan mr Tayeb dari Shomin Kumiai Sodandyo
Bandung sisyo. c Pelaksana: Ketua dipimpin oleh Azuni sedang wakilnya adalah
Kartasasmita d Pegawai : diambil dari pusat Nosanbutu Sukka Kumiai dan masing-masing
ken diambil pegawai seperlunya Kanpo Bulan 1 Tahun 1943. Jepang membentuk Kumiai disetiap kecamatan dan dikepalai oleh seorang
soncho. Setiap unit mempunyai cabang pada tingkat desa yang diawasi oleh Kucho. Setiap cabang Kumiai di sebuah desa biasanya mempunyai beberapa
anggota staf. Mereka ditunjuk dan diangkat oleh Kucho atau kepala desa sesuka hati. Ada beberapa staf yang ditunjuk yang berasal dari kalangan keluarga sendiri
atau anak buahnya sendiri, karena sulitnya menemukan orang-orang yang mampu dan berpengalaman. Namun ada juga staf yang diambil dari luar kepemimpinan
desa yang ada. Mereka yang diambil dari luar biasanya adalah orang yang masih muda dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar atau yang bepengalaman
dalam bidang administratif, beberapa diambil dari pemuda yang sudah lulus
commit to user
sekolah namun belum mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Beberapa lainnya adalah mereka yang mempunyai pengalaman praktis seperti
mandor dan perkebunan atau pemborong atau tengkulak. Orang-orang seperti itu sangat berguna sebagai staf Kumiai karena cukup banyak kegiatan Kumiai yang
berkaitan dengan peredaran komoditi. Secara khusus adalah peran tengkulak yang kehilangan pekerjaan pokok mereka karena perekonomian yang dikontrol Jepang
tidak memperbolehkan adanya pengumpulan padi oleh tengkulak tradisional ini Aiko Kurasawa, 1993 : 215.
Untuk mendapat tenaga koperasi yang cerdas maka Gunseikanbu membuka tempat pendidikan calon pengurus koperasi yaitu Kyodo Kumiai Yooin
Yoesisyo tempat pendidikan untuk menjadi pengurus koperasi. Zumin Kezaikyoku telah mengadakan kursus selama 2 bulan untuk medidik 170 orang
dari pulau Jawa. Kursus yang dilakukan akan menjadi dasar untuk mengadakan kursus sekanjutnya. Kursus-kursus itu meliputi antara lain:
1. Pendidikan rohani; 2. Cita-cita perekonomian baru;
3. Pengetahuan umum tentang koperasi; 4. Undang-undang mengenai koperasi;
5. Urusan koperasi yang praktis; 6. Memegang buku koperasi;
7. Pengetahuan umum dalam ekonomi; 8. Sejarah dan bahasa nipon.
Bagi peserta yang ingin ikut kursus untuk menjadi pengurus koperasi hendaknya mengajukan surat permintaan kepada pengurus koperasi atas
persetujuan dari Shucokan dan kemudian pengurus koperasi akan menerima mereka menjadi pelajar sesudah lebih dulu lulus dari dalam ujian umum dan
pemeriksaan badan. Selama menempuh pendidikan pelajar tinggal di asrama dan lama pendidikan sementara menempuh 2-3 bulan. Bagi pemerintah Jepang tempat
dan hasil pendidikan ini sangatlah penting karena yoseisyo atau tempat kursus ini memberikan pengetahuan dalam perekonomian kepada rakyat yang belum
mengerti tentang Kumiai Kanpo No 68 Tahun 1945.
commit to user
C. Peran Kumiai Pada Masa Penjajahan Jepang di Jawa 1. Peran Kumiai dalam Pengumpulan Padi