Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
4.3.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan lonceng ,
data yang baik adalah data yang memepunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
1. Pendekatan Histogram
Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas
Lingkungan Kerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Histogram Uji Normalitas Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Gambar 4.4 Histogram Uji Normalitas Kinerja
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Berdasarkan Gambar 4.2 , 4.3 dan 4.4 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng
dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.
2. Pendekatan Grafik
Gambar 4.5 Plot Uji Normalitas Lingkungan Kerja
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Gambar 4.6 Plot Uji Normalitas Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Gambar 4.7 Plot Uji Normalitas Kinerja
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Berdasarkan Gambar 4.5, 4.6, dan 4.7 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan
bahwa residual peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmograv-Smirnov K-S.
3. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Lingkungan Kerja terhadap X1 dan X2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Universitas Sumatera Utara
Std. Deviation 2.14890119
Most Extreme Differences Absolute
.155 Positive
.155 Negative
-.059 Kolmogorov-Smirnov Z
.980 Asymp. Sig. 2-tailed
.292 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Kinerja tehadap X1 dan X2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.17414467
Most Extreme Differences Absolute
.050 Positive
.050 Negative
-.046 Kolmogorov-Smirnov Z
.316 Asymp. Sig. 2-tailed
1.000 a. Test distribution is Normal.
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.13, 4.14 dan 4.15 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed adalah 0.296, 1.000 dan 0.426. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut diatas nilai
signifikansi 0,05, hal ini berarti residual data berdistribusi normal.
4.3.3 Uji Heterokedastisitas
Tujuan uji heterokedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Kinerja terhadap Y1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.92606715
Most Extreme Differences Absolute
.139 Positive
.139 Negative
-.057 Kolmogorov-Smirnov Z
.876 Asymp. Sig. 2-tailed
.426 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang heterokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu : 1. Metode Grafik
Gambar 4.8 Scatter plot Heterokedastisitas
Lingkungan Kerja terhadap X1 dan X2
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Gambar 4.9 Scatter plot Heterokedastisitas
Kinerja terhadap X1 dan X2
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Gambar 4.10 Scatter plot Heterokedastisitas
Kinerja terhadap Y1
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 4.8, 4.9 dan 4.10 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk memprediksi Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan berdasarkan
masukan variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja.
2. Uji Glejser Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Jika variabel independen signifikansi secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas.
Tabel. 4.16 Hasil Uji Glejser Heterokedastisitas
Lingkungan Kerja terhadap X1 dan X2
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 5.551E-16
3.674 .000
1.000 Human
.000 .178
.000 .000
1.000 Disiplin
.000 .127
.000 .000
1.000 a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Tabel. 4.17 Hasil Uji Glejser Heterokedastisitas
Kinerja terhadap X1 dan X2
Universitas Sumatera Utara
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 2.220E-15
3.717 .000
1.000 Human
.000 .180
.000 .000
1.000 Disiplin
.000 .129
.000 .000
1.000 a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Tabel. 4.18 Hasil Uji Glejser Heterokedastisitas
Kinerja terhadap Y1
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -1.354E-15
3.086 .000
1.000 Lingkungan
.000 .093
.000 .000
1.000 a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Pada Tabel 4.16, 4.17 dan 4.18 terlihat bahwa variabel independen Human Relation Hubungan Antar Manusia, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja yang
signifikansi secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas X11.000, X21.000, dan Y11.000 diatas tingkat
kepercayaan 5 0.05, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan
Varians Inflation Factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Apabila VIF dari 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.
2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila
tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan
heterokedastisitas. 4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat Multikolinearitas.
Tabel 4.19 Uji Nilai
Tolerance dan VIF Lingkungan terhadap X1 dan X2
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Tabel 4.20 Uji Nilai
Tolerance dan VIF Kinerja terhadap X1 dan X2
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
7.271 3.674
1.979 .055
Human .893
.178 .617
5.017 .000
.732 1.365
Disiplin .246
.127 .238
1.934 .061
.732 1.365
a. Dependent Variable: Lingkungan
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Tabel 4.21 Uji Nilai
Tolerance dan VIF Kinerja terhadap Y1
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
4.077 3.086
1.321 .194
Lingkungan .621
.093 .734
6.667 .000
1.000 1.000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Pada Tabel 4.19, 4.20 dan 4.21 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas
adalah lebih besar dari nilai ketetapan 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah Multikolinearitas.
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 6.252
3.717 1.682
.101 Human
.616 .180
.503 3.419
.002 .732
1.365 Disiplin
.189 .129
.216 1.469
.150 .732
1.365 a. Dependent Variable: Kinerja
Universitas Sumatera Utara
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersaama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikansi variabel bebas X1,X2 berupa Human Relation
Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja terhadap variabel terikat Y1,Y2 berupa Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Bank Mandiri Persero
Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut :
1. �
: �
1
= �
2
= 0, artinya secara serentak Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja berpengaruh Positif dan signifikan terhadap
Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan. 2.
� :
�
1
≠ �
2
≠ 0, artinya secara serentak Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja berpengaruh Positif dan signifikan terhadap
Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. �
diterima jika �
ℎ�����
�
�����
pada � = 5
2. �
ditolak jika �
ℎ�����
�
�����
pada � = 5
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut :
df Pembilang = k-1 df Penyebut = n-k
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : n = Jumlah sampel penelitian
k = Jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 40 dan jumlah keseluruhan variabel
k adalah 4, sehingga diperoleh : 1. df Pembilang = 4-1 = 3
2. df Penyebut = 40-4 = 36 Maka
�
�����
0,05 3.36 = 2,867
Tabel 4.22 Hasil Uji Signifikansi Simultan UJI-F
Lingkungan Kerja terhadap X1 dan X2
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
258.882 2
129.441 26.594
.000
a
Residual 180.093
37 4.867
Total 438.975
39 a. Predictors: Constant, Disiplin, Human
b. Dependent Variable: Lingkungan
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat hasil uji F secara simultan, dan diperoleh nilai
�
ℎ�����
= 26.594 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan nilai �
�����
= 2,867. Nilai �
ℎ�����
�
�����
26.594 2,867 dan tingkat signifikansi 0,000 0,05, dengan hipotesis
� ditolak dan
�
�
diterima sehingga dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa variabel bebas yaitu Human Relation Hubungan Antar Manusia X1 dan Disiplin Kerja X2 secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel Lingkungan Kerja PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. Y1
Tabel 4.23 Hasil Uji Signifikansi Simultan UJI-F
Kinerja terhadap X1 dan X2
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
129.551 2
64.775 13.001
.000
a
Residual 184.349
37 4.982
Total 313.900
39 a. Predictors: Constant, Disiplin, Human
Universitas Sumatera Utara
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
129.551 2
64.775 13.001
.000
a
Residual 184.349
37 4.982
Total 313.900
39 a. Predictors: Constant, Disiplin, Human
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Berdasarkan Tabel 4.23 dapat dilihat hasil uji F secara simultan, dan diperoleh nilai
�
ℎ�����
= 13.001 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan nilai
�
�����
= 2,867. Nilai �
ℎ�����
�
�����
13.001 2,867 dan tingkat signifikansi 0,000 0,05, dengan hipotesis
� ditolak dan
�
�
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Human Relation
Hubungan Antar Manusia X1 dan Disiplin Kerja X2 secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan PT. Bank
Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. Y2.
Tabel 4.24 Hasil Uji Signifikansi Simultan UJI-F
Kinerja terhadap Y1
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
169.220 1
169.220 44.446
.000
a
Residual 144.680
38 3.807
Total 313.900
39 a. Predictors: Constant, Lingkungan
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.24 dapat dilihat hasil uji F secara simultan, dan diperoleh nilai
�
ℎ�����
= 44.446 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan nilai �
�����
= 2,867. Nilai �
ℎ�����
�
�����
44.446 2,867 dan tingkat signifikansi 0,000 0,05, dengan hipotesis
� ditolak dan
�
�
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat yaitu Lingkungan Kerja Y1 secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. Y2.
4.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah Human Relation Hubungan Antar Manusia X1 dan Disiplin Kerja X2 secara parsial atau masing-
masing berpengaruh signifikan terhadap Lingkungan Kerja Y1 dan Kinerja Karyawan Y2 PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan.
1. �
: �
1
, �
2
= 0, Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
2. �
: �
1
, �
2
≠ 0, Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1.
� diterima jika
�
ℎ�����
�
�����
pada � = 5
2. �
ditolak jika �
ℎ�����
�
�����
pada � = 5
Besar nilai �
�����
diperoleh dengan derajat bebas df = n-k = 40-4 = 36
Universitas Sumatera Utara
Maka �
�����
= 0,05 36 = 2.029 Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut :
Tabel 4.25 Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Lingkungan Kerja terhadap X1 dan X2
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Berdasarkan Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa : 1. Variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia adalah 5.017 dengan
tingkat signifikansi 0,000 dan nilai �
�����
pada alpha 5 dan df1 = 36 adalah 2.029. variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap Lingkungan Kerja PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan, Hal ini terlihat dari nilai
signifikansi 0,000 0,05. Nilai �
ℎ�����
5.017 �
�����
2.029. 2. Variabel Disiplin Kerja adalah 1.934 dengan tingkat signifikansi 0,061 dan
nilai �
�����
pada alpha 5 dan df1 = 36 adalah 2.029. variabel Disiplin Kerja tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Lingkungan Kerja
PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. , Hal ini
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
7.271 3.674
1.979 .055
Human .893
.178 .617
5.017 .000
.732 1.365
Disiplin .246
.127 .238
1.934 .061
.732 1.365
a. Dependent Variable: Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
terlihat dari nilai signifikansi 0,003 0,05. Nilai �
ℎ�����
1.934 �
�����
2.029.
Tabel 4.26 Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Kinerja terhadap X1 dan X2
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Berdasarkan Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa : 1. Variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia adalah 3.419 dengan
tingkat signifikansi 0,002 dan nilai �
�����
pada alpha 5 dan df1 = 36 adalah 2.029. variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan, Hal ini terlihat dari nilai
signifikansi 0,002 0,05. Nilai �
ℎ�����
3.419 �
�����
2.029. 2. Variabel Disiplin Kerja adalah 1.469 dengan tingkat signifikansi 0,150 dan
nilai �
�����
pada alpha 5 dan df1 = 36 adalah 2.029. variabel Disiplin Kerja tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan
PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. , Hal ini
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
6.252 3.717
1.682 .101
Human .616
.180 .503
3.419 .002
.732 1.365
Disiplin .189
.129 .216
1.469 .150
.732 1.365
a. Dependent Variable: Kinerja
Universitas Sumatera Utara
terlihat dari nilai signifikansi 0,150 0,05. Nilai �
ℎ�����
1.469 �
�����
2.029.
Tabel 4.27 Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Kinerja terhadap Y1
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
Berdasarkan Tabel 4.27 dapat diketahui bahwa : 1. Variabel Lingkungan Kerja adalah 0.734 dengan tingkat signifikansi 0.000
dan nilai �
�����
pada alpha 5 dan df1 = 36 adalah 2.029. variabel Lingkungan Kerja tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan, Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.000 0,05. Nilai
�
ℎ�����
6.667 �
�����
2.029. 4.4.3
Pengujian Koefisien Determinasi − ∗ − ∗ +
Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 4.077
3.086 1.321
.194 Lingkungan
.621 .093
.734 6.667
.000 a. Dependent Variable: Kinerja
Universitas Sumatera Utara
Kerja terhadap Variabel terikat Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu 0
≤ R
2
≥ 1. Jika
R
2
semakin besar atau mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X1 yaitu Human Relation Hubungan Antar Manusia,
X2 yaitu Disiplin Kerja adalah besar terhadap variabel terikat Y1 yaitu Lingkungan Kerja dan Y2 yaitu Kinerja Karyawan. Hal ini berarti model yang
digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.
Hasil pengujian koefisien determinasi menggunakan SPSS Statistic 17.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.28, 4.29, 4.30 dibawah ini :
Tabel 4.28 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Lingkungan Kerja terhadap X1 dan X2
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .768
a
.590 .568
2.20622 a. Predictors: Constant, Disiplin, Human
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
1. Nilai R sebesar 0.768 sama dengan 76,8 berarti hubungan antara variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia X1 dan Disiplin Kerja X2
terhadap variabel Lingkungan Kerja sebesar 76,8 artinya hubungannya erat. 2. Nilai adjusted R Square 0.568 berarti 56,8 Lingkungan Kerja dapat
dijelaskan oleh Variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dan
Universitas Sumatera Utara
Disiplin Kerja. Sedangkan sisanya 43.2 dapat dijelskan oleh faktor-faktor lain.
3. Standar Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Nilai Standar Error of the Estimate 2.20622
.
Tabel 4.29 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Kinerja terhadap X1 dan X2
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.642
a
.413 .381
2.23213 a. Predictors: Constant, Disiplin, Human
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
1. Nilai R sebesar 0.642 sama dengan 64,2 berarti hubungan antara variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia X1 dan Disiplin Kerja X2
terhadap variabel Lingkungan Kerja sebesar 64,2 artinya hubungannya erat. 2. Nilai adjusted R Square 0.381 berarti 38,1 Lingkungan Kerja dapat
dijelaskan oleh Variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja. Sedangkan sisanya 61,9 dapat dijelskan oleh faktor-faktor
lain seperti gaya kepemimpinan, motivasi, dan lainnya. 3. Standar Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Nilai Standar Error of the Estimate 2.23213
.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.30 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Kinerja terhadap Y1
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.734
a
.539 .527
1.95125
Universitas Sumatera Utara
a. Predictors: Constant, Lingkungan b. Predictors: Constant, Disiplin, Human
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.00, 2014
1. Nilai R sebesar 0.734 sama dengan 73,4 berarti hubungan antara variabel Lingkungan Kerja Y1
terhadap variabel Lingkungan Kerja sebesar 73,4 artinya hubungannya erat.
2. Nilai adjusted R Square 0.539 berarti 53,9 Kinerja dapat dijelaskan oleh Variabel Lingkungan Kerja.
Sedangkan sisanya 46,1 dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain seperti gaya kepemimpinan, motivasi, dan
lainnya. 3. Standar Error of the Estimate artinya mengukur variasi
dari nilai yang diprediksi. Nilai Standar Error of the Estimate 1.95125.
Pengaruh Tidak Langsung Berdasarkan hasil regresi linear berganda menjelaskan bahwa
Hubungan tidak langsung human relation hubungan antar manusia terhadap lingkungan kerja adalah sebesar 0,562 atau
sebesar 56,2. Sedangkan hubungan tidak langsung disiplin kerja terhadap lingkungan kerja adalah sebesar 0,374 atau
sebesar 37,4.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Human Relation Hubungan Antar manusia dan Disiplin Kerja secara serempak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. Dan Lingkungan Kerja Juga Berpengaruh Positif
dan signifikan Terhadap Kinerja Karaywan PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim. Berdasarkan data jawaban responden terhadap variabel Human
Relation Hubungan Antar Manusia diketahui jawaban dominan setuju terdapat pada pernyataan kelima BapakIbu selalu kompak menyelesaikan tugas dalam Pekerjaan
berdasarkan data tersebut karyawan telah mampu bekerjasama dengan tim di kantor secara baik dengan tidak adanya diskriminasi dan perbedaan status jabatan. Hal ini
tentu didorong oleh perusahaan yang telah menciptakan berbagai kegiatan yang membuat karyawan dapat bekerjasama dalam tim. Perusahaan harus dapat
mempertahankan kondisi seperti ini, agar dapat nantinya membuat peningkatan di lingkungan kerja non fisik khususnya. Pernyataan ini pula dapat meningkatkan
Kinerja Karyawan, karena dengan adanya kekompakan diantara karyawan dapat memacu suatu pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.
Berdasarkan data responden terhadap variabel Disiplin Kerja jawaban dominan setuju terdapat pada pernyataan kedua BapakIbu hadir tepat waktu di
kantor setiap hari dan ketujuh Penyelesaian tugas yang diberikan sesuai dengan arahan pimpinan berdasarkan data tersebut karyawan dalam perusahaan telah
Universitas Sumatera Utara
mampu mematuhi norma di perusahaan dengan selalu datang tepat waktu. Oleh karena itu melalui ketepatan dalam kehadiran ini dapat meningkatkan kepercayaan
dan hubungan yang baik dengan atasan, karena dengan tidak terlambatnya karyawan datang ke kantor akan membuat pekerjaan dapat terselsesaikan dengan baik.
Kemudian dengan arahan yang baik dari pimpinan akan membuat karyawan mengerti dan paham terhadap tugas dan tanggunga jawab yang diberikan atasan,
sehingga akan menciptakan lingkungan kerja non fisik yang baik pula. Dan dengan arahan yang baik akan datang memacu karyawan untuk dapat bekerja dengan baik,
sehingga akan dapat mengoptimalkan kinerja karyawan. Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel Lingkungan
Kerja diketahui jawaban yang dominan setuju adalah pernyataan ketujuh Adanya hubungan yang baik dengan atasan. Berdasarkan jawaban responden tersebut
karyawan telah mampu berkomunikasi baik dengan atasan. Dalam hal ini adanya kondisi lingkungan non fisik yang baik, sehingga dengan adanya hubungan yang
baik dengan atasan, akan memudahkan karyawan untuk bekerja dan memahami setiap tugas yang diberikan. Semakin baiknya hubungan karyawan dengan atasan
akan semakin membuat kegiatan di perusahaan semakin baik pula, namun hal ini juga tidak telepas dengan hubungan karyawan dengan karyawan yang lain. Maka
dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang baik dengan atasan akan dapat mampu menciptakan kerjasama yang baik dan kinerja juga akan meningkat.
Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel Kinerja diketahui jawaban yang dominan setuju adalah pernyataan kedua BapakIbu selalu teliti dalam
Universitas Sumatera Utara
bekerja. Berdasarkan jawaban responden tersebut tingkat ketelitian karyawan dalam melaksanakan dan menyelesaikan setiap pekerjaan adalah baik, Oleh karena itu
dengan adanya ketelian ini akan mengurangi resiko kesalahan dalam bekerja. sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan.
Berdasarkan Uji t, Human Relation Hubungan Antar Manusia memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan.
Dengan dijelaskan pada nilai �
ℎ�����
5.017 �
�����
2.029 dan �
ℎ�����
3.419 �
�����
2.029. Pada variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia responden merasa kekompakan dalam penyelesaian tugas dalam pekerjaan adalah adanya
kekompakan yang baik. Melalui tingkat kekompakan yang baik dapat meningkatkan Lingkungan Kerja sebesar 0,893 dalam hal ini adanya hubungan yang baik antara
karyawan dengan atasan dan karyawan dengan karyawan. Kemudian dengan kekompakan ini akan membuat karyawan lebih bersemangat dalam kerja tim, dan
kinerja akan meningkat sebesar 0,616. Sehingga hal yang dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan lingkungan kerja dan kinerja adalah perusahaan meningkatkan
kekompakan diantara karyawan agar hubungan diantara karyawan dan atasan serta karyawan dan karyawan lain akan lebih baik. Kemudian melalui hubungan yang baik
ini akan memacu untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standar dan target perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap lingkungan dan Kinerja Karyawan. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini ditunjukkan dengan nilai Nilai �
ℎ�����
1.934 �
�����
2.029 dan Nilai �
ℎ�����
1.469 �
�����
2.029. dengan kata lain, bahwa Disiplin Kerja tidak memiliki pengaruh yang dominan terhadap Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian dijelaskan bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Mandiri Persero Tbk
Cabang Kapten Muslim Medan. Hal ini berdasarkan Nilai �
ℎ�����
6.667 �
�����
2.029. dengan kondisi lingkungan kerja yang baik akan membuat suasana kerja menjadi kondusif dan nyaman.sehingga akan menjadikan karyawan lebih fokus
dan efektif dalam bekerja dan akan meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan koefisien determinasi
R
2
hubungan antara variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia X1 dan Disiplin Kerja X2 terhadap variabel
Lingkungan Kerja Y1 memiliki hubungan yang erat. Nilai adjusted R Square 0.568 berarti 56,8 Lingkungan Kerja dapat dijelaskan oleh Variabel Human Relation
Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja. Sedangkan sisanya 43.2 dapat dijelskan oleh faktor-faktor lain. Dan hubungan antara Variabel Human Relation
Hubungan Antar Manusia X1 dan Disiplin Kerja X2 terhadap variabel Kinerja Karyawan Y2 memiliki hubungan yang erat. Nilai adjusted R Square 0.381 berarti
38,1 Lingkungan Kerja dapat dijelaskan oleh Variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja. Sedangkan sisanya 61,9 dapat dijelskan oleh
faktor-faktor lain seperti gaya kepemimpinan, motivasi, dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan koefisien determinasi R
2
hubungan antara variabel Lingkungan Kerja Y1 terhadap Variabel Kinerja Y2 memiliki hubungan yang
erat. Nilai adjusted R Square 0.539 berarti 53,9 Kinerja dapat dijelaskan oleh Variabel Lingkungan Kerja. Sedangkan sisanya 46,1 dapat dijelaskan oleh faktor-
faktor lain seperti gaya kepemimpinan, motivasi, dan lainnya.
Berdasarkan Nilai �
ℎ�����
�
�����
26.594 2,867. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Lingkungan Kerja. Dan berdasarkan Nilai
�
ℎ�����
�
�����
13.001 2,867, hal ini menunjukkan bahwa Variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Berdasarkan nilai
�
�����
= 2,867. Nilai �
ℎ�����
�
�����
44.446 2,867 menjelaskan bahwa variabel Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Uji-F diketahui bahwa variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja secara serempak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. Dan variabel
Lingkungan Kerja secara serempak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
2. Berdasarkan Uji-t variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia berpengaruh terhadap Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. Bank
Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan . sedangkan Disiplin Kerja tidak berpengaruh positif san signifikan terhadap Lingkungan Kerja dan
Disiplin Kerja. Dan variabel Lingkungan Kerja Berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
3. Berdasarkan koefisien determinasi R
2
menunjukkan bahwa hubungan antar variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dan Disiplin Kerja
memiliki hubungan yang erat terhadap Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan.
Universitas Sumatera Utara
Dan hubungan antara Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan menunjukkan hubungan yang erat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran sebagai berikut :
1. Variabel Human Relation Hubungan Antar Manusia dalam peneltian ini merupakan variabel dominan yang mempengaruhi lingkungan Kerja dan
Kinerja Karyawan pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan. Sehingga disarankan kepada pimpinan PT. Bank Mandiri
Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan untuk dapat memperhatikan Human Relation Hubungan Antar Manusia yang dalam hal ini adalah
hubungan diantara atasan dan karyawan serta karyawan dengan karyawan, terutama memperhatikan penyampaian pesan yang cukup jelas, singkat, padat
dan jelas, dengan adanya isi pesan yang disampaikan dapat mudah dipahami dan serta adanya umpan balik diantara atasan dengan karyawan maupun
karyawan dengan karyawan. Kemudian dalam hal ini juga perusahaan meningkatkan Lingkungan Kerja yang baik, agar karyawan menjadi lebih
loyalitas dan semangat bekerja. serta perusahaan dapat membuat Pelatihan Team Work bagi karyawan. Agar lebih meningkatkan kerjasama diantara
Universitas Sumatera Utara
karyawan. Sehingga setiap pekerjaan yang berhubungan dengan kekompakan tim akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik.
2. Variabel Disiplin Kerja tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam meningkatkan Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. Bank
Mandiri Persero Tbk Cabang Kapten Muslim Medan, sehingga disarankan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan Displin Kerja. Agar dapat
menjadi tolor ukur kompetensi karyawan dalam bersikap dan bertindak. Karena melalui disiplin yang kuat akan membentuk loyalitas dan taat akan
peraturan perusahaan. 3. Variabel Lingkungan Kerja, pimpinan harus meningkatkan kondisi
lingkungan kerja yang baik. Dalam hal ini harus adanya peningkatan terhadap penerangan di ruang kerja, agar karyawan lebih fokus dalam bekerja serta
fasilitas yang diberikan perusahaan haruslah sesuai dengan kebutuhan kerja karyawan.
4. Variabel Kinerja, pimpinan harus paham bahwa keberhasilan setiap upaya peningkatan kuantitas dan kualitas dari hasil harus melibatkan karyawan.
Karyawan tersebut tidak hanya akan menjadi kekuatan besar dalam melakukan perubahan, namun akan semakin afektif berpartisipasi dalam
merencanakan perubahan-perubahan yang lebih baik didalam perusahaan. Pimpinan sebaiknya juga membantu karyawannya memperbaiki kinerja,
merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan
Universitas Sumatera Utara
untuk pengembangan karir dan memperkuat kualitas hubungan antar atasan dengan karyawannya.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat terus mengembangkan penelitian ini. Karena melalui pengembangan penelitian tersebut dapat menambah
wawasan yang banyak. penelitian ini dapat lebih dipadu dengan adanya gaya kepemimpinan dan budaya organisasi, agar dapat mengukur kinerja karyawan
secara lebih mendalam.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Hubungan Antar Manusia Human Relation
2.1.1.1 Pengertian Hubungan Antar Manusia
Human Relation
Hubungan antar manusia Human Relation adalah hubungan kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu
demi terpadunya kepentingan bersama. Tujuannya adalah menghasilkan integrasi yang cukup kukuh, mendorong kerja sama yang produktif dan kreatif untuk
mencapai sasaran bersama. Manajer dalam menciptakan hubungan antarmanusia yang harmonis memerlukan kecakapan dan keterampilan tentang komunikasi
psikologis, sosiologi, antropologi, etologi, sehingga dia memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah dalam hubungan kemanusiaan Malayu, 2009 : 136.
Manajer hendaknya terbuka serta mendorong partisipasi dan keberanian para bawahan untuk menyampaikan pendapat dan keluhan-keluhannya. Hal ini akan
tercipta dengan memanfaatkan komunikasi dua arah two-way trafic, formal atau informal, vertikal ataupun horizontal, sehingga terdapat saling pengertian
penghayatan mengenai kebijaksanaan yang diambil. Dengan cara ini bawahan merasa mendapat pengakuan dan perlakuan yang baik sehingga mendorong mereka
untuk berpartisipasi aktif dan menyelesaikan pekerjaannya dengan antusias.
Universitas Sumatera Utara
Uchjana Effendy, 2009 : 48, Human relation dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap
muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak. Human
relation dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja work
organization dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.
Human relation sebagai suatu lapangan dari kegiatan manajemen lebih merupakan proses pengintegrasian manusia ke dalam suatu situasi, sehingga mereka
dapat didorong untuk bekerja sama secara produktif guna terpenuhnya kepuasan sosial, ekonomi, dan rohaniah Uchjana Effendy, 2009: 51.
Jadi, human relation dalam organisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasif antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan kesimpulan bahwa human relation adalah suatu komunikasi persuasif, bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja. Jadi human relation bukan suatu kedaan
yang pasif, melainkan suatu aktivitas suatu kegiatan. Human relation adalah suatu “action oriented”. Suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif
dan memuaskan to develop more productive and satisfying results.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Ruang lingkup Human Relation
Masalah human relation adalah masalah rohaniah, yaitu proses rohaniah yang menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju suatu
kebahagiaan atau kepuasan hati. Proses rohaniah dengan perasaan bahagia ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam hubungan komunikatif,
yakni komunikasi antar persona yang karena sifatnya dialogis, maka masing-masing tahu, sadar dan merasakan efeknya. Jika kesemuanya merasa bahagia, maka orang
yang melakukan kegiatan human relation itu berhasil. Apabila tidak menimbulkan rasa puas, human relation itu gagal.
Bahwa human relation sebagai suatu aktivitas itu tidak mudah dilaksanakan, adalah benar. Karena itu senantiasa menjadi bahan studi. Kesukaran utama dalam
kegiatan human relation itu dikarenakan pelik dan jelimetnya rohani manusia. Memang demikian banyak manusia di bumi ini, tetapi tidak ada dua pun
yang sama dan serupa dalam segala hal, bahkan di antara yang kembar pun, terutama dalam watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku. Berdasarkan
paparan tersebut, maka jika seseorang ingin sukses dalam kehidupannya, human relation adalah salah satu cara untuk dapat dipergunakan lebih-lebih bagis eorang
pemimpin, pemimpin dalam organisasi apapun dan dalam bidang apapun. Dalam hubungan ini ia seyogyanya memahami ilmu komunikasi dan ilmu jiwa, meskipun
Universitas Sumatera Utara
hanya ala kadarnya. Akan lebih baik lagi apabila ia akan disenangi, disegani, dan dihormati, baik oleh orang pun di luar organisasinya dan diluar bidangnya.
2.1.1.3 Faktor Manusia Dalam Human Relation
Titik sentral human relation adalah manusia. Dan titik sentral human relation dalam organisasi kekaryaan adalah karyawan. Manusia karyawan ini harus ditinjau
dari segi manusiawinya. Untuk mempraktekkan human relations, seorang pemimpin perlu sedikit banyak mempelajari sifat tabeat manusia karyawan tersebut. Meskipun
tidak secara mendalam, pemimpin organisasi perlu memahami mengapa para karyawan satu sama lainnya berbeda dalam tabeat dan tingkah lakunya. Dan perlu
mengetahui bagaimana tingkah laku mereka dalam hidup berkelompok dan
bermasyarakat Uchjana Effendy, 2009:53.
Bahwa manusia berbeda dengan makhluk-makhluk lain bahkan memilki kelebihan dari makhluk lain, sudah diakui sejak dahulu kala. Manusia bukan hanya
mempunyai kemampuan vegetatif makan dan berkembang biak, bukan saja hanya memiliki kemampuan sensitif bergerak, mengamat-amati, bernafsu, dan berperasaan,
tetapi juga berkemampuan intelektif. Berkemauan dan berkecerdasan.
Adapun faktor-faktor yang melatar belakangi manusia sebagai hal yang terpenting dalam human relation Uchjana Effendy, 2009 : 54, adalah sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor pembawaan dan faktor lingkungan