Bambu Lapis TINJAUAN PUSTAKA

perekat ini dapat larut dalam minyak, lemak, dan bahan bakar cair. Film perekat yang telah matang dapat melunak jika mencapai suhu 45ºC. Menurut Skiest 1962 Epoxy memiliki kelebihan khusus diantara perekat yang lain yaitu, memiliki daya rekat yang tinggi, memiliki kepaduan yang baik, seutuhnya padat, penyusutannya rendah, tahan terhadap kelembapan dan pelarut, serta mudah dimodifikasi. Masih menurut Skiest 1962 kerena memiliki kekuatan yang tinggi dan mudah dalam penggunaanya, epoxy banyak digunakan oleh industry pesawat terbang. Perekat Epoxy banyak digunakan untuk aplikasi tertentu atau khusus dibanding dengan penggunaan perekat untuk tujuan umum. Berdasarkan pada kekuatan yang tinggi yang dapat dicapai dan tingkat biaya yang cukup tinggi biasanya epoxy digunakan untuk memproduksi produk struktural baik dari bahan yang jenisnya sama dan untuk menyatukan logam. Epoxy mempunyai sifat elektrik yang baik berdasarkan rendahnya pengembangan dan keawetan sehingga menjadikan epoxy cocok untuk potting dan encapsulating. PVAc dan perekat formaldehida mempunyai keunggulan dalam hal rendahnya harga serta menyajikan penampilan yang menarik pada hasil rekat. Tetapi epoxy mempunyai beberapa keunggulan yang lebih dalam beberapa hal, yaitu masa tunggu rekat yang waktunya dapat disesuaikan, ikatan rekat yang lebih kuat pada spesies yang susah direkatkan, seperti kayu yang mempunyai kandungan minyak tinggi dengan campuran yang pas, serta epoxy juga dapat digunakan untuk merekatkan kayu dengan benda lain seperti logam Pizzi 1994.

2.5 Bambu Lapis

Teknologi pembuatan bambu lapis pada prinsipnya sama dengan teknologi kayu lapis, perbedaannya hanya pada bahan penyusunnya. Pada bambu lapis, lapisan penyusunnya terdiri dari anyaman bambu atau susunan sayatan bambu. Sedangkan pada kayu lapis terdiri dari vinir kayu. Bambu lapis adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun bersilangan tegak lurus beberapa vinir bambu yang diikat dengan perekat. Sulistyaningsih et al. 2005. Bambu lapis dapat seluruhnya tebuat dari bahan bambu atau dikombinasikan dengan bahan lain misalnya vinir kayu meranti merah. Pembuatan kayu lapis dari bahan bambu memiliki beberapa keuntungan, antara lain karena mempunyai ukuran panjang yang besar sehingga dapat menghasilkan bambu lapis yang panjang pula Kliwon 1997. Penggunaan bambu lapis antara lain untuk rangka balok, dinding, lantai, pintu, lemari, meja, kursi, dan peti kemas Iskandar 2007. Jumlah industri bambu lapis sampai tahun 2008 ada lima industri dengan produksi 22.400 m3 setiap tahunnya, semua produknya di ekspor ke Jepang dan Amerika dengan nilai ekspor US 28 juta Karmidi 2009.

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai Juli 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu tali Gigantochloa apus J.A J.H. Schulthes Kurz berumur 2-3 tahun yang berasal dari desa Ciherang, Kecamatan Caringin, Bogor. Perekat Polivinil Acetat PVAc yang diproduksi oleh PT. Dynea Indria dan Epoxy yang diproduksi oleh PT. Polychemie Asia. Peralatan yang digunakan adalah alat kempa dingin, sarung tangan karet, desikator, plat seng berukuran 50 x 50 cm untuk pengempaan, timbangan elektrik , kaliper, oven, water bath, Universal Testing Machine UTM merek Instron, mesin gergaji circular saw.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan berupa persiapan bahan baku, pembuatan vinir bambu lapis, pelaburan perekat dengan open assembly time selama 5 menit, penyusunan vinir menjadi bambu lapis dengan susunan bersilangan tegak lurus arah serat, pengempaan panas, conditioning atau pengkondisian selama ± 2 minggu, dan pengujian sifat fisis dan mekanis. 1. Persiapan Bahan Baku Batang bambu tali dipotong dengan menghilangkan buku, kemudian dibentuk bilah-bilah tipis dan diberi perlakuan jarak sambungan sebesar 2 cm, 3 cm, dan 4 cm serta tanpa perlakuan digunakan sebagai kontrol. Teknik sambungan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sambungan lidah yang termasuk dalam sambungan ujung end jointing. Ukuran dimensi bilah yang digunakan yaitu lebar 2 cm, tebal 0,3 cm dan 0,15 cm, serta panjang 40 cm, 22 cm, 23 cm, dan 24 cm. Setelah itu, bilah-bilah bambu dikeringkan hingga kadar air dibawah 14.