4.3.1. Pengelolaan Risiko Kredit PT Bank X
Kredit yang disalurkan kepada debitur mengandung risiko kredit. Untuk itulah diperlukan suatu prosedur pengelolaan risiko kredit yang
disalurkan baik saat penyaluran kredit maupun dalam pengawasan kredit. Tugas pengelolaan risiko kredit dilakukan oleh Corporate Risk
Management Group yang menangani pengawasan risiko kredit
korporasi, lembaga dan perusahaan pemerintah serta BUMN. Sedangkan yang memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan
risiko kredit komersial dan konsumsi adalah Retail Risk Management Group. Kedua Group ini melaporkan hasil pengawasannya kepada
Risk and Capital Committee. Kredit yang bersifat produktif merupakan kredit dengan jumlah
mendominasi portofolio kredit dibandingkan dengan kredit konsumtif. Oleh karena itu pengawasan terhadap debitur kredit produktif
dilakukan dengan sangat cermat dan teliti. Pengawasan kredit untuk kredit produktif antara lain :
a. Pengkajian terhadap kewajiban selain pembayaran debitur setiap satu tahun sekali.
b. Kunjungan ke debitur yang dilakukan 3 bulan sekali. c. Pengkajian terhadap laporan keuangan debitur setiap satu tahun
sekali. d. Verifikasi dokumen hukum debitur setiap satu tahun sekali.
e. Penilaian harta bergerak yang dimiliki debitur yang menjadi agunan dilakukan enam bulan sekali.
f. Penilaian harta tak bergerak debitur yang menjadi agunan dalam setahun sekali.
Pengelolaan risiko kredit bertujuan untuk menjaga agar kredit yang telah disalurkan tidak menjadi kredit bermasalah yang dapat
meningkatkan risiko NPL. Pengendalian rasio NPL dimaksudkan agar kerugian yang terjadi dapat diminimalkan serta mengoptimalkan
penyaluran kredit. PT Bank X memiliki beberapa prosedur terkait dengan penyaluran kredit seperti kebijakan perkreditan PT Bank X,
pedoman pelaksanaan kredit, dan pedoman teknis lainnya. Pedoman- pedoman ini memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kredit mulai
dari tahap permohonan, proses analisa, persetujuan, dokumentasi, pengawasan, hingga proses restrukturisasi disertai dengan analisa dan
perhitungan risiko. Pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional
maupun tingkat portofolio. Prinsip four eye diterapkan pada tingkat transaksional. Prinsip ini digunakan dalam pengambilan keputusan
kredit. Dalam prinsip ini, penyaluran kredit melibatkan empat pihak dari PT Bank X. Pihak-pihak tersebut adalah masing-masing unit
bisnis yang menerima permohonan kredit, Credit Risk Management Unit, rapat Komite Kredit, dan Pejabat Pemegang Kewenangan
Memutus Kredit. Prinsip ini membuat keputusan untuk menentukan penyaluran kredit menjadi lebih objektif. Hal ini karena pihak yang
terlibat dalam analisis kredit tidak hanya unit bisnis yang menerima permohonan kredit. Selain dilakukan oleh unit bisnis terkait, analisis
kredit juga melibatkan pihak yang mengelola risiko kredit yaitu Credit Risk Management Unit
serta Pejabat Pemegang Kewenangan Memutus Kredit.
Keputusan penyaluran kredit menggunakan format Nota Analisa Kredit, Analisa Keuangan, panduan Tools Rating, dan Scoring System.
Tools Rating dan Scoring System digunakan untuk menentukan pengukuran risiko kredit dan penetapan suku bunga yang berdasarkan
risiko. Untuk menjaga agar Tools Rating dan Scoring System tetap dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan kredit maka setiap
unit bisnis melakukan evaluasi yang hasilnya berupa Credit scoring Review dan Rating Outlook setiap tiga bulan dan semester.
4.3.2. Kredit Bermasalah PT Bank X