xlvii komoditas yang memiliki nilai LQ terbesar dan KS tertinggi inilah yang
kelak dapat diprioritaskan untuk dikembangkan lebih baik lagi di suatu
daerah.
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN BATANG
A. Keadaan Alam
1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Kabupaten Batang adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah
yang terletak di pesisir utara Propinsi Jawa Tengah, berjarak 93 km dari pusat propinsi Jawa Tengah. Posisi geografis Kabupaten Batang
terletak pada 006°51’46” sampai 007º11’47” Lintang Selatan dan antara 109º40’19” sampai 110º03’06” Bujur Timur. Kabupaten
Batang memiliki batas wilayah berupa: Sebelah Barat
:Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan Sebelah Selatan :Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Timar :Kabupaten Kendal
Sebelah Utara :Laut Jawa
Secara administratif, Kabupaten Batang terdiri dari 12 Wilayah Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Blado,
Reban, Bawang, Tersono, Gringsing, Limpung, Subah, Tulis, Batang dan Warungasem. Luas wilayah Kabupaten Batang secara keseluruhan
mencakup 78.988 Ha Kecamatan yang memiliki luas terbesar adalah Kecamatan Subah seluas 13 dari total luas Kabupaten Batang,
sedangkan luas terkecil di Kecamatan Warungasem seluas 4 dari total luas Kabupaten Batang. Menurut pembagian wilayah setingkat
desa dan kelurahan, wilayah Kabupaten Batang terdiri atas 248 desa 9 kelurahan, 164.171 RT.
xlviii 2. Topografi dan Kelerengan
Kabupaten Batang memiliki relief yang beraneka ragam berupa dataran rendah, dataran tinggi dan berbukit dengan pegunungan landai
hingga curam dan daerah dataran pantai. Berdasarkan letak kemiringannya, wilayah Kabupaten Batang dikelompokkan menjadi
empat kelas sebagai berikut :
a. Kelas lereng
pertama kemiringan 0-2 seluas 23,63, dengan penyebarannya di sebagian
Kecamatan Batang, Bandar, Warungasem, Tulis, Limpung, Gringsing dan Wonotunggal.
b. Kelas Lereng kedua kemiringan 2-15 seluas 38,13, penyebarannya meliputi Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Blado,
Reban, Bawang, Tersono, Gringsing, Limpung, Subah, Tulis, Batang dan Warungasem.
c. Kelas Lereng ketiga kemiringan 15-40 seluas 22,69, penyebarannya
meliputi sebagian
wilayah Kecamatan
Wonotunggal, Bandar, Blado, Reban, Bawang, Tersono, Gringsing, Limpung, Subah dan Batang.
d. Kelas Lereng keempat kemiringan lebih dari 40 seluas 15,55, penyebarannya di Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Reban,
Batang, Tersono dan sebagian kecil Gringsing, Limpung dan Subah.
Kabupaten Batang dilihat dari letak ketinggian dari permukaan air laut, dibagi menjadi lima wilayah ketinggian mulai dari 0 meter pantai
sampai dengan 2.565 meter pegunungan, yaitu : a. Ketinggian 0-15 m, seluas 2,30 terletak di sebagian Kecamatan
Batang, Gringsing dan Tulis. b. Ketinggian 15-100 m, seluas 7,20 meliputi Kecamatan
Gringsing, Limpung, Subah, Tulis dan Batang. 34
xlix c. Ketinggian 100-500 m, seluas 73 meliputi sebagian Kecamatan
Bandar, Blado, Reban dan Bawang. d. Ketinggian di atas 1000 m, seluas 5,20 terletak di sebagian
Kecamatan Blado, Reban dan Bawang. 3. Keadaan Iklim
Kabupaten Batang yang terletak di jalar Pantai Utara Pulau Jawa Pantura memiliki iklim tropis dengan jumlah hari hujan pada
bulan Oktober–April dan musim kemarau pada bulan April–Oktober, dimana kedua musim ini silih berganti sepanjang tahun. Curah hujan di
wilayah Kabupaten Batang memiliki perbedaan yang cukup mencolok sepanjang tahun, meliputi :
a. Daerah atas Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Blado, Reban, Bawang dan Tersono mempunyai curah hujan tahunan lebih
tinggi, yaitu rata-rata 6.307 mm dengan jumlah hari hujan rata– rata 209 hari.
b. Daerah bawah Kecamatan Gringsing, Limpung, Subah, Tulis, Batang dan Warungasem mempunyai rata-rata curah hujan lebih
rendah, yaitu rata-rata 4.010 mm dengan jumlah hari hujan rata- rata 151 hari.
Dilihat dari curah hujan per tahun Kabupaten Batang terbagi kedalam empat zona, yaitu :
1. Curah hujan lebih dari 3.000 mmtahun, meliputi sebagian besar: Kecamatan Bawang, Kecamatan Reban, Kecamatan Blado,
Kecamatan Bandar, dan Kecamatan Wonotunggal. 2. Curah hujan antara 2.500-3.000 mmtahun, meliputi sebagian:
Kecamatan Tersono, Kecamatan Reban, Kecamatan Bandar, Kecamatan Subah, dan Kecamatan Wonotunggal.
3. Curah hujan antara 2.000-2.500 mmtahun, meliputi sebagian :Kecamatan Tersono, Kecamatan Limpung, Kecamatan Subah,
Kecamatan Tulis, Kecamatan Wonotunggal, dan Kecamatan Warungasem.
l 4. Curah hujan antara kurang dari 2.000 mmtahun, meliputi sebagian
besar: Kecamatan Tersono, Kecamatan Gringsing, Kecamatan Subah, Kecamatan Tulis, Kecamatan Warungasem, dan Kecamatan
Batang. 4. Sumber Daya Alam
Upaya yang dilakukan dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam
yang tersebar
di wilayah
Kabupaten Batang,
perlu memperhatikan kondisi daya dukung lingkungan guna menjamin
kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan daerah. Berdasarkan kondisi vegetasi, Kabupaten Batang memiliki flora
yang terdiri dari beraneka ragam tumbuhan alam maupun tanaman dalam bentuk tumbuhan hutan, tanaman perkebunan, tanaman
pertanian dan pekarangan yang semuanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Fauna yang terdapat di wilayah ini termasuk
tipe binatang Asia, yang terdiri dari binatang yang diternakkan penduduk secara umum ternak besar, ternak kecil, ternak unggas dan
aneka ternak, maupun yang tidak diternakkan harimau, babi hutan, aneka burung, berbagai jenis ikan, binatang amphibia dan binatang
reptilia. Sebagian besar tanah terdiri dari breksi gunung api andesif
muda, yaitu kurang lebih 22,6 dari seluruh luas kabupaten. Penggunaan lahan di Kabupaten Batang relatif beragam seperti terlihat
pada Tabel 5. Tabel 5. Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Batang
Penggunaan Lahan Luas Ha
Prosentase Lahan Sawah
22,400 28,40
a. Pengairan Teknis b. Pengairan Semi Teknis
c. Pengairan Sederhana d. Tadah Hujan
7,527 3,297
9,822 1,763
9,54 4,18
12,44 2,23
Lahan Bukan Sawah 56,486
71,60
li
a. Pekarangan dan Bangunan
b. Tegal
c. TambakKolam
d. Hutan Rakyat
e. Hutan Negara
f. Perkebunan
g. Rawa-rawa
h. Lain-lain sungai, jalan
12,127 19,249
138 35
13,299 7,910
- 3,638
15,37 24,39
0,17 0,04
16,86 10,03
- 4,61
Jumlah 78,895
100
Sumber : BPS Kabupaten Batang Tahun 2006 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa secara umum
pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Batang di bagi menjadi dua yaitu pemanfaatan untuk lahan sawah dan lahan bukan sawah.
Berdasarkan data yang ada ternyata lahan yang dimanfaatkan untuk lahan sawah sebesar 22,409 ha atau hanya 28,40 dari luas
keseluruhan lahan yang ada. Sedangkan dari lahan sawah yang ada masih di bagi menjadi beberapa jenis lahan sawah sesuai dengan jenis
pengairannya. Sa
wah berpengairan sederhana merupakan jenis lahan sawah yang memiliki luasan terbesar di banding yang lain yaitu seluas 9.822 ha.
Hal tersebut dikarenakan kondisi kawasan berpengairan sederhana tersebar hampir merata di setiap kecamatan, dengan daerah yang
paling luas yaitu Kecamatan Batang, Kecamatan Tulis dan Kecamatan Gringsing. Selain itu, kondisi sumber air di Kabupaten Batang sangat
memungkinkan adanya pengairan sawah, diantaranya adalah Sungai Sambong, Sungai Gabus dan Sungai Kaliboyo yang bermuara di Laut
Utara Jawa.
Pemanfaatan lahan untuk lahan bukan sawah merupakan yang terbesar dengan luas 56.486 Ha dan mencapai prosentase sampai 71,60
. Berdasarkan jumlah lahan bukan sawah yang ada, pemanfaatan untuk lahan tegalan memiliki prosentase yang paling besar, yaitu
19.249 Ha. Beberapa kecamatan di Kabupaten Batang, seperti Kecamatan Bawang dan Kecamatan Reban bagian selatan, memiliki
lii kondisi kemiringan 15-40 yang merupakan topografi yang cocok
untuk budidaya tanaman tegalan. Berbagai tanaman pangan seperti padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang tanah, kedelai, dan tanaman
lain yang cocok untuk lahan tegalan diusahakan oleh sebagian besar petani di Batang. Penanaman tanaman pangan tersebut dilakukan
terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk di daerah ini dan kebutuhan di luar daerah.
B. Aspek Demografi