lxi Produksi komoditas yang besar selanjutnya adalah tanaman
bawang daun Allium fistulosum, yang banyak diusahakan di Kecamatan Bawang, tepatnya di Desa Deles, Desa Candigugur, Desa
Bawang, Desa Purbo dan Desa Pasusukan. Bibit bawang daun ini diperoleh bukan dari dalam wilayah Kabupaten Batang, bibit bawang
daun tersebut diperoleh dari Kabupaten Wonosobo karena memiliki keunggulan dalam hal banyaknya jumlah batang dalam setiap
rumpunnya dan kondisi batang yang bagus. Sedangkan bawang putih Allium cepa, merupakan jenis
komoditas sayuran yang diproduksi paling kecil, sebesar 10.900 kg dan komoditas tomat Lycopersicon esculentum mill pada tahun 2006
diproduksi sebesar 24.000 kg. Jenis buah yang paling banyak diproduksi adalah pisang Musa
sp. sebesar 7.436.000 kg dan jumlah buah yang produksinya paling kecil adalah manggis Garcinia mangostana yaitu 4.000 kg.
2. Subsektor Perkebunan
Sebagai bagian dari sektor pertanian, subsektor perkebunan memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB tahun 2006 yaitu
sebesar 4,98. Berikut ini disajikan Tabel 14 mengenai jenis komoditas, produksi, dan nilai produksi tanaman perkebunan
Kabupaten Batang tahun 2006.
Tabel 14. Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Subsektor Perkebunan Kabupaten Batang Tahun 2006.
Nama Komoditas Produksi
Nilai produksi Rp
1. Cengkeh Syzygium aromaticum
136.970kg 3.424.250.000
2. Kopi Arabika Coffea arabica
241.610kg 1.757.712.750
3. Kopi Robusta Coffea canephora
218.830kg 1.694.400.690
4. Teh Camellia sinesis
8.642.190kg 6.481.642.500
5. Kelapa HibridaCocos nucifera
2.222.276 butir 3.555.641.600
6. Kelapa Dalam Cocos nucifera
5.297.696.000kg 8.608.759.250
7. Kakao Tehobroma cacao
298.760kg 3.883.880.000
8. Kapok Gossypium acuminatum Roxb.
169.980kg 1.614.810.000
9. Melati Jasminum sambac
1.005.150kg 5.528.270.000
10. Mete Anacardium occidentale L 6.790kg
47.530.000
lxii
11. Nilam Pogostemon cablin 1.128.970kg
23.143.885.000 12. Tebu Saccharum officinarum
45.498.000kg 253.287.366.000
13. Jahe Zingiber officinale 725.670kg
5.079.690.000 14. Kunyit Curcuma domestica
2.292.013kg 1.146.006.500
15. Lada Piper nigrum 394kg
16.548.000 16 Laos Langus galanga
254.565kg 127.282.500
17. Kencur Kaempferia galanga 191.480kg
716.193.750
Sumber : BPS Kabupaten Batang 2006 Subsektor perkebunan adalah penyumbang PDRB nomor tiga di
Kabupaten Batang. Tabel 14 menunjukkan beberapa komoditas perkebunan yang dihasilkan dalam kuantitas besar, yaitu teh Camellia
sinesis, tebu Saccharum officinarum, kelapa Cocos nucifera, kunyit Curcuma domestica, jahe Zingiber officinale, kopi Coffea arabica
dan kakao Tehobroma cacao. Kabupaten Batang menghasilkan komoditas teh sebanyak 8.643.540 kg dengan nilai produksi sebesar Rp
6.481.642.500, komoditas tebu mampu dihasilkan sebanyak 45.498.000 kg dengan nilai produksi sebesar Rp 253.287.366.000, komoditas kelapa
yang terdiri atas kelapa dalam dan kelapa hibrida. Produksi kelapa dalam sebanyak 5.297.696.000 kg, dengan nilai produksi sebesar Rp
8.608.759.250 dan kelapa hibrida sebanyak 2.216.176 butir dengan nilai produksi sebesar Rp 3.555.641.600, sedangkan untuk kunyit jumlah
produksinya sebanyak 2.292.013 kg, jahe 725.670 kg, dengan besarnya nilai produksi masing-masing adalah Rp 1.146.006.500 dan Rp
5.079.690.000. Komoditas kopi di Kabupaten Batang, terdapat dua jenis yaitu
kopi arabika dan kopi robusta, produksi kopi arabika pada tahun 2006 sebanyak 80.570 kg dengan nilai produksi sebesar Rp 1.757.712.750,
kopi robusta sebanyak 218.830 dengan nilai produksi sebesar Rp 1.694.400.690, sedangkan untuk jumlah produksi kakao sebanyak
298.760 kg yang senilai dengan Rp 3.883.880.000. Penelitian dari Dinas Pertanian Kabupaten Batang, menyebutkan
bahwa di Kabupaten Batang terdapat tiga komoditas perkebunan rakyat besar dan potensial untuk dikembangkan, yaitu teh, kopi dan cengkeh.
Perkebunan teh yang maju dan memiliki tingkat produktivitas tinggi
lxiii berada di bawah pengelolaan PT.Pagilaran, sedangkan untuk komoditas
kopi dan cengkeh dilihat perkembangan produksinya dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kopi dan cengkeh potensial dikembangkan
sebagai perkebunan rakyat.
3. Subsektor Peternakan