Xanthone Antosianin ANTIOKSIDAN PADA KULIT BUAH MANGGIS

turunannya memiliki sifat cenderung larut dalam air Suradikusumah, 1989. Senyawa fenolik merupakan senyawa yang penting karena merupakan kelas besar diantara senyawa – senyawa penyusun tanaman. Senyawa fenolik terdiri atas ribuan struktur. Menurut Yu et al., 2007 KBM mengandung senyawa-senyawa fenolik. Senyawa fenolik yang ada dalam jumlah besar di dalam KBM adalah antosianin, xanthone, tannin, dan asam fenolat Zadernowski et al., 2009. Selain senyawa tersebut, Yu et al., 2007 juga menyatakan bahwa KBM mengandung turunan senyawa polifenol berupa protosianidin.

a. Xanthone

Xanthone adalah senyawa organik dengan rumus molekul dasar C 13 H 8 O 2. Turunan senyawa xanthone banyak terdapat di alam dan berdasarkan penelitian telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan. Turunan senyawa xanthone yang paling banyak dikenal dan dimanfaatkan adalah yang berasal dari buah manggis. Turunan xanthone tersebut merupakan hasil metabolit sekunder dari buah manggis Ji et al., 2007. Penelitian terkhir menunjukkan bahwa buah manggis memiliki 14 jenis turunan senyawa xanthone. Senyawa-senyawa turunan tersebut yaitu 11-hidroksi-1- isomangostin, garcinone C, garcinone D, mangostin, 8- deoxygartan in, gartanin, α mangostin, garcinone E, demethylcarbaxanthone, 1,6-dihidroxy-7-methoksi-8-3-methylbut-2- enyl- 6’,6’-dimethylpyranoβ’,γ’:γ,βxanthone, mangostin, mangostenone A, carbaxanthone, dan tovophylin B Chaivisuthangkura et al., 2008. Beberapa struktur senyawa xanthone dapat dilihat pada Gambar 4. Dari semuanya, α mangostin merupakan turunan xanthone yang paling banyak terdapat pada buah manggis dan memiliki kemampuan untuk menekan pembentukkan senyawa karsinogen pada kolon Jung et al., 2006. Selain itu, senyawa turunan xanthone lainnya juga memiliki sifat-sifat fungsional lainnya seperti antibakteri Suksamarn et al., 2003, antifungal Gopalakrishnan et al., 1997, antiinflamasi Nakatani et al., 2004, antioksidan Jung et al., 2006, antiplasmodial Mahabusarakam et al., 2006, dan aktivitas sitotoksik Suksamarn et al., 2006. 1 2 3 Gambar 4. Struktur Jenis-Jenis Turunan Xanthone : 1 mangostin, β α mangostin, dan γ mangostin, Chaivisuthangkura et al., 2008

b. Antosianin

Antosianin adalah kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru, yang tersebar luas pada tanaman. Pigmen ini banyak ditemukan pada buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga contohnya pada anggur, strawbery, raspbery, cherry, apel, bunga mawar, bunga kembang sepatu dan sebagainya. Pigmen antosianin tergolong ke dalam turunan benzopiran. Struktur utama turunan benzopiran ditandai dengan adanya dua cincin aromatik benzena C 6 H 6 yang dihubungkan dengan tiga atom karbon yang membentuk cincin Moss, 2002. Seluruh senyawa antosiain merupakan senyawa turunan dari kation flavium. Dua puluh jenis senyawa telah ditemukan, tetapi hanya enam yang memegang peranan penting di dalam bahan pangan, yaitu pelargonidin, sianidin, delfinidin, peonidin, petunidin, dan malvidin. Senyawa-senyawa bentuk lainnya sangat jarang ditemui. Pigmen antosianin terdiri dari aglikon yaitu antosianidin yang teresterifikasi oleh satu atau lebih gula Francis, 1985. Antosianin memiliki sifat mudah larut dalam air dan merupakan suatu gugusan glikosida yang terbentuk dari gugus aglikon dan glikon Markakis, 1982. Sifat dan warna antosianin di dalam jaringan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : jumlah pigmen, letak, dan jumlah gugus hidroksi dan metoksi, kopigmentasi, dsb Markakis, 1982. Antosianin akan berubah warna seiring dengan perubahan nilai pH. Pada pH tinggi antosianin cenderung bewarna biru atau tidak berwarna, kemudian cenderung bewarna merah pada pH rendah Deman, 1997. Kebanyakan antosianin menghasilkan warna pada pH kurang dari 4. Jumlah gugus hidroksi atau metoksi pada struktur antosianidin, akan mempengaruhi warna antosianin. Jumlah gugus hidroksil yang dominan menyebabkan warna cenderung biru dan relatif tidak stabil. Sedangkan jumlah gugus metoksil yang dominan dibandingkan gugus hidroksi pada struktur antosianidin, menyebabkan warna cenderung merah dan relatif stabil. Laju kerusakan antosianin tergantung pada pH dan lebih tinggi lagi lajunya dengan meningkatnya pH. Secara enzimatis kehadiran enzim polifenol oksidase mempengaruhi kestabilan antosianin karena dapat merusak antosianin. Faktor- faktor lain yang mempengaruhi kestabilan antosianin secara non-enzimatis adalah pengaruh dari pH, cahaya, suhu Elbe dan Schwartz, 1996. Menurut Konczack dan Chang 2004 senyawa antosianin memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan memiliki peranan yang cukup penting dalam pencegahan penyakit neuronal, penyakit cardiovascular, kanker, dan diabetes. Strukrur antosianidin dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Struktur Kimia Antosianidin

c. Tannin

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59