Pahala Puasa Amalan-Amalan yang Berhubungan dengan Puasa

MUTIARA RAMADHAN: ”MENGGAPAI KEBAHAGIAN BERSAMA ALLAH” e-mail: arfiz.mgmail.com – blog: http:muhsinharstaff.umy.ac.id - http:www.slideshare.netMuhsinHariyanto 64 Demikianlah beberapa hal yang berkaitan dengan ibadah puasa yang kami sampaikan secara singkat. Mudah-mudahan bermanfaat. Hadis-hadis Dhaîf Seputar Ramadhan Dalam bulan Ramadhan, ghirah umat Islam untuk beribadah sangat tinggi, dan pada umumnya lebih tinggi daripada bulan-bulan yang lain. Disebabkan oleh tingginya ghirah mereka, mereka pun banyak merujuk ayat-ayat al- Quran dan juga hadis-hadis Nabi s.a.w. untuk meningkatkan amal salehnya. Di antara hadis-hadis yang mereka rujuk ternyata bermasalah. Ada sebagian yang dha’if, dan bahkan berkualifikasi palsu maudhu’. Dalam tulisan ini, kami paparkan beberapa hadis dha’if di seputar Ramadhan beserta analisis singkatnya.

1. Pahala Puasa

MUTIARA RAMADHAN: ”MENGGAPAI KEBAHAGIAN BERSAMA ALLAH” e-mail: arfiz.mgmail.com – blog: http:muhsinharstaff.umy.ac.id - http:www.slideshare.netMuhsinHariyanto 65 “Dari Nadhr bin Syaibân, ia mengatakan: Aku pernah bertemu dengan Abu Salamah bin Abdurrahman , aku mengatakan kepadanya, Ceritakanlah kepadaku sebuah hadis yang pernah engkau dengar dari bapakmu maksudnya Abdurraman bin ‘Auf tentang Ramadhân. Ia mengatakan, ‘Ya, bapakku maksudnya Abdurraman bin ‘Auf pernah menceritakan kepadaku bahwa Rasûlullâh pernah menyebut bulan Ramadhân lalu bersabda, ‘Bulan yang Allâh telah wajibkan atas kalian puasanya dan aku menyunnahkan menetapkan hukum sunnah buat kalian shalat malamnya. Maka barangsiapa yang berpuasa dan melaksanakan shalat malam dengan dasar iman dan mengharapkan pahala ganjaran dari Allâh , niscaya dia akan keluar terhapus dari dosa-dosanya sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibunya”. HR. Ibnu Mâjah, no. 1328 dan Ibnu Khuzaimah, no. 2201 melalui jalur periwayatan Nadhr bin Syaibân Sanad hadis ini dhaîf lemah, karena Nadhr bin Syaibân itu layyinul hadîts orang yang hadisnya lemah, sebagaimana dikatakan oleh al-Hâfizh Ibnu Hajar dalam kitab Taqrîb beliau . Ibnu Khuzaimah juga telah menilai hadis ini lemah dan beliau mengatakan bahwa hadis yang sah adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah . MUTIARA RAMADHAN: ”MENGGAPAI KEBAHAGIAN BERSAMA ALLAH” e-mail: arfiz.mgmail.com – blog: http:muhsinharstaff.umy.ac.id - http:www.slideshare.netMuhsinHariyanto 66 Hadis yang beliau maksudkan yaitu hadis yang dikeluarkan oleh Imam Bukhâri dan Muslim dan ulama hadis lainnya melalui jalur Abu Hurairah . Rasûlullâh bersabda : “Barangsiapa yang melaksanakan shalat qiyâm Ramadhân atau Tarâwih dengan dasar iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu”. Juga ada sabda Rasûlullâh dalam hadis shahîh riwayat al-Bukhâri dan Muslim, yaitu : “Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji dan tidak jima’ juga tidak fasiq, niscaya dia akan kembali seperti hari dia dilahirkan oleh sang ibu” HR al-Bukhâri dan Muslim dari Abu Hurairah.

2. Puasa = Setengah Sabar