Daya Dukung Lingkungan TINJAUAN PUSTAKA

35 dapat diketahui dengan menghitung selisih konsentrasi oksigen terlarut sebelum dan sesudah inkubasi Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005. Menurut Hardjojo dan Djokosetiyanto 2005 menyatakan bahwa dalam uji BOD mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah: 1 Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan anorganik atau bahan- bahan tereduksi lainnya yang disebut juga intermediate oxygen demand; 2 Uji BOD memerlukan waktu yang cukup lama yaitu minimal lima hari; 3 Uji BOD yang dilakukan selama 5 hari masih belum dapat menunjukkan nilai total BOD melainkan hanya kira-kira 68 dari total BOD; 4 Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat didalam air tersebut, misalkan adanya germisida seperti chlorine yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga hasil uji BOD menjadi kurang teliti. BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob yang terdapat pada botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 C selama 5 hari dalam keadaan tanpa cahaya Boyd, 1982. Berikut akan disajikan derajat pencemaran suatu badan perairan yang dilihat berdasarkan nilai BOD 5 Tabel 2. Tabel 2 . Derajat Pencemaran Berdasarkan Nilai BOD 5 Kisaran BOD 5 mgl Kriteria Kualitas Perairan ≤ 2,9 Tidak tercemar 3,0 – 5,0 Tercemar ringan 5,1 – 14,9 Tercemar sedang ≥ 15,0 Tercemar berat Sumber: Lee 1987 dalam Sukardiono 1987. Tabel 2 menyajikan tingkat pencemaran di badan perairan berdasarkan nilai BOD. Kriteria ini merupakan kriteria untuk organisme budidaya dengan berbagai sistem budidaya.

2.6. Daya Dukung Lingkungan

Purnomo 1997 menyatakan bahwa daya dukung lingkungan perairan adalah suatu yang berhubungan erat dengan produktivitas perairan, sebagai nilai mutu lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen fisika, kimia dan biologi dalam suatu kesatuan ekosistem. Daya 36 dukung carrying capacity merupakan areal dimana populasi organisme akuatik akan ditunjang oleh kawasan atau volume perairan tanpa mengalami penurunan mutu atau deteriorasi Turner, 1998. Kenchington dan Hudson 1984 mendefinisikan daya dukung sebagai suatu kuantitas maksimum ikan yang didukung oleh suatu badan air selama jangka waktu yang panjang. Poernomo 1992 menyatakan bahwa daya dukung dinyatakan sebagai pemanfaatan maksimum suatu kawasan atau suatu ekosistem baik berupa jumlah maupun kegiatan yang ada di dalamnya. Daya dukung ekonomi merupakan tingkat skala usaha dalam pemanfaatan sumberdaya yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum secara berkelanjutan. Prasetyawati 2001 menyatakan daya dukung lahan pesisir ditentukan oleh mutu dan sumber air asin dan tawar, arus dan pasang surut hidro-oceanografi, topografi, klimatologi daerah pesisir dan hulu. Scone dalam Prasetyawati 2001 membagi daya dukung lingkungan menjadi dua yaitu daya dukung ekologis ecological carrying capacity dan daya dukung ekonomi economic carrying capacity . Daya dukung ekologis adalah jumlah maksimum organisme dalam suatu lahan yang dapat didukung tanpa mengakibatkan kematian karena faktor kepadatan maupun terjadinya kerusakan lingkungan secara permanen irreversible. Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, pH, salinitas, CO 2 dan parameter kualitas air lainnya. Sementara itu daya dukung ekonomi adalah tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum dan ditentukan oleh tujuan usaha secara ekonomi. Dalam hal ini digunakan parameter- paremeter kelayakan usaha secara ekonomi seperti NPE net present value, BC benefit cost ratio dan IRR internal rate of return. Hardjowigeno 2001 mengemukakan bahwa daya dukungkesesuaian lahan dapat pula dibedakan atas kesesuaian lahan sekarang present land suitability, yaitu kesesuaian lahan yang dinilai berdasarkan keadaan lahan pada saat dilakukan penelitian tanpa memperhitungkan jenis perbaikan lahan yang diperlukan; dan kesesuaian lahan potensial potential land suitability, yaitu kesesuaian lahan yang dinilai berdasarkan lahan setelah diadakan perbaikan- perbaikan tertentu yang diperlukan. 37 Kesesuaian lahan land suitability merupakan kecocokan adaptability suatu lahan untuk tujuan penggunaan tertentu, melalui penentuan nilai kelas lahan serta pola tata guna lahan yang dihubungkan dengan potensi wilayahnya, sehingga dapat diusahakan penggunaan lahan yang lebih terarah berikut usaha pemeliharaan kelestariannya. Penilaian kesesuaian lahan merupakan suatu penilaian sistematik dari lahan dan menggolong-golongkannya kedalam kategori berdasarkan persamaan sifat atau kualitas lahan yang mempengaruhi kesesuaian lahan bagi suatu usaha atau penggunaan tertentu Hardjowigeno, 2001. Daya dukung lingkungan sangat erat kaitannya dengan kapasitas assimilasi dari lingkungan yang menggambarkan jumlah limbah yang dapat dibuang kedalam lingkungan tanpa menyebabkan polusi. Kemampuan assimilasi merupakan ukuran kemampuan air atau sumber air dalam menerima pencemaran limbah tanpa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukkannya UNEP, 1993. Penjelasan tersebut apabila diterapkan sebagai daya dukung lingkungan pesisir menjadi kemampuan badan air atau peraian di kawasan pesisir dalam menerima limbah organik, termasuk didalamnya adalah kemampuan mendaur ulang atau mengassimilasi limbah tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan perairan yang berakibat pada terganggunya keseimbangan ekologis suatu perairan Widigdo, 2000.

2.7. Estimasi Beban Limbah