62
IV. HASIL
4.1. Kondisi Umum Pesisir Teluk Pelabuhan Ratu 4.1.1. Kondisi Fisik dan Perwilayahan
Secara fisik wilayah pesisir Teluk Pelabuhan Ratu memiliki morfologi yang bervariatif dari dataran hingga perbukitan dan pegunungan. Dengan kondisi
tersebut dapat dikatakan bahwa kesalahan dalam pengelolaan pada bagian atas akan dengan cepat berdampak terhadap wilayah pesisir dan laut. Potensi lain yang
dapat dimanfaatkan dengan ekosistem kawasan pesisir mencakup pantai, muara sungai dan perairan dekat pantai. Secara administrasi wilayah Pesisir Teluk
Pelabuhan Ratu terdiri dari 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Cisolok, Pelabuhan
Ratu dan Kecamatan Ciemas. Tabel 8 menunjukkan luas wilayah pesisir Teluk
Pelabuhan Ratu berdasarkan desa.
Tabel 8. Luas Wilayah Pesisir Pelabuhan Ratu Berdasarkan Desa.
Kecamatan Desa Kelurahan
Luas Wilayah ha
Pelabuhan Ratu Citepus
Pelabuhan Ratu Citarik
± 1.351,49 ± 1.023,22
±1.011,50 Cisolok Pasirbaru
Cikahuripan Cisolok
Karangpapak ± 1.402
± 702 ± 767
± 2.426
Ciemas Ciwaru Mandrajaya
Giri Mukti ± 3.225,84
± 3.390,82 ± 5.431
Jumlah ± 20.730,87
Sumber: BLH Kabupaten Sukabumi, 2003. Berdasarkan
Tabel 8 menginformasikan kepada kita luas wilayah pesisir
Teluk Pelabuhan Ratu berdasarkan desa adalah ± 20.730,87 ha. Sementara itu,
gambar peta desa-desa pesisir Teluk Pelabuhan Ratu dapat dilihat pada Gambar 6
berikut.
63
Gambar 6. Peta Desa Pesisir Teluk Pelabuhan Ratu
64
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa jumlah desa yang berada di kawasan
pesisir Teluk Pelabuhan Ratu berjumlah 16 desa. Perbedaan jumlah desa yang
terdapat pada Tabel 8 dengan Gambar 6 dikarenakan adanya pemekaran dari 10
desa menjadi 16 desa. Meskipun dengan adanya pemekaran, luas wilayah pesisir Teluk Pelabuhan Ratu berdasarkan desa masih tetap seperti yang tertera pada
Tabel 8 yaitu ± 20.730,87 ha.
4.1.2. Iklim
Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun Klimatologi Maringanan dan hasil studi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi 2003, kawasan
Pelabuhan Ratu dan sekitarnya memiliki iklim: A.
Curah Hujan; rata-rata curah hujan tahunan adalah 2.565 mm, rata-rata curah hujan bulanan adalah 84 – 376 mm. Berdasarkan curah hujan tersebut, musim
hujan berlangsung dari bulan November hingga April, dingan 1.662 mm 71 dari curah hujan bulanannya mencapai 192 mm.
B. Temperatur dan Kelembaban Udara; temperatur rata-rata bulanan berkisar
antara 25,8 – 28,8 C dengan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Oktober
hingga Maret. C.
Kecepatan Angin; kawasan Pelabuhan Ratu dan sekitarnya mempunyai musim Mansoon Climate dan pola angin yang dipengaruhi oleh musim Barat dan
musim Timur. Secara umum angin biasanya berhembus ke arah Barat – Barat Daya selama musim Timur, selama periode ini angin biasanya sangat kencang
dengan kecepatan 20 mdetik. Pada musim Barat angin berhembus ke arah Timur – Tenggara, selama periode ini dan juga selama waktu transisi
kecepatan angin bervariasi dari lemah sampai sedang dan jarang mencapai kecepatan 10 mdetik. Hasil data angin di stasiun Maranginan dari tahun 1985
– 1991 diperoleh gambaran bahwa kecepatan angin paling kencang 20 kmjam yang bertiup pada bulan Agustus – Desember. Secara keseluruhan
angin dominan bertiup dari Tenggara 22,6 dan Barat 13,6 . Untuk lebih jelasnya mengenai arah tiupan angin di Teluk Pelabuhan Ratu yang
terjadi selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
65
Tabel 9. Arah Angin Berdasarkan Bulan Di Wilayah Teluk Pelabuhan Ratu.
Bulan Arah Tiupan Angin
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
September Oktober
November Desember
Dari Barat dan Barat Laut Dari Barat Laut
Dari Tenggara Dari Tenggara
Dari Tenggara Dari Tenggara
Dari Tenggara Dari Tenggara
Dari Tenggara Dari Tenggara
Dari Tenggara dan Barat Dari Barat Laut
Sumber: BLH Kabupaten Sukabumi, 2003.
4.1.3. Geologi
Secara fisiografi wilayah pesisir Pelabuhan Ratu merupakan dataran pantai yang berada pada muara Sungai Cimandiri, Sungai Cipalabuan–Cigangsa, Sungai
Citepus, Sungai Sukawayana, Sungai Cimaja, Sungai Cipawenang, Sungai Cisolok, Sungai Citiis, Sungai Cibangban, Sungai Cihaur dan Sungai Cibareno
serta dikelilingi oleh Gunung Butak, Gunung Cabe, Gunung Handeuleum, Gunung Gado dan Gunung Habibi. Sedangkan sebelah Utara dan Selatan
berbatasan dengan Samudra Hindia. Lahan didaerah lorong perbukitan ditutupi oleh hutan, perkebunan dan lahan pertanian, sedangkan dataran dan lembah
sungai banyak dipergunakan untuk persawahan, pemukiman serta pariwisata.
4.1.4. Hidrologi
A. Air Tanah; Air tanah dangkal pada umumnya tersebar mengikuti bentuk
topografi, di daerah datar air tanah dangkal ini relatif dangkal, sedangkan di daerah perbukitan air tanahnya lebih dalam. Dari pengamatan lapangan, air
tanah dangkal pada daerah datar kedalamannya mencapai sekitar 3 – 5 meter. Sedangkan di daerah perbukitan kedalamannya bisa mencapai 5 meter.
Kisaran air tanah tersebut dipengaruhi oleh kondisi iklim terutama oleh curah hujan. Air tanah dangkal ini merupakan sumber air bagi masyarakat setempat.
Sedangkan air tanah dalam tidak langsung dipengaruhi oleh curah hujan yang sifatnya lokal. Kedalaman air tanah dalam ini mencapai 50 meter. Air tanah
66 dalam ini hanya dimanfaatkan oleh pengusaha seperti perhotelan BLH
Kabupaten Sukabumi, 2003. B.
Air Permukaan; Air permukaan di wilayah pesisir Pelabuhan Ratu bersumber dari sungai yang berjumlah ± 10 sungai yang bermuara langsung ke laut.
Nama-nama sungai tersebut dapat dilihat pada Sub Bab 4.1.3 mengenai Geologi.
4.2. Analisis Spasial Penentuan Lokasi dan Kesesuaian Lahan