Gambar 11 Jumlah nelayan dan kelompok nelayan di Kecamatan Tobelo tahun 2007
Selain kegiatan usaha penangkapan ikan, terdapat pula nelayan yang melakukan usaha perikanan budidaya laut untuk jenis ikan kerapu. Namun tingkat
perkembangannya dapat dikatagorikan masih berada dalam skala belum berkembang, karena masih banyak masalah yang berhubungan dengan teknologi serta ketersediaan
benih dan pakan yang terbatas.
3 Unit penangkapan ikan
Sebagian armada penangkapan ikan di Kabupaten Halmahera Utara berukuran lebih kecil dari 5 GT atau termasuk armada penangkapan skala kecil. Dengan demikian,
jangkauan daerah penangkapan ikan fishing ground nelayan hanya terkonsentrasi di sekitar perairan pantai dibawah 12 mil laut. Kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan
sebagian besar masih menggunakan teknologi yang sederhana, karena sebagian besar nelayan mengunakan perahu tanpa motor dan perahu motor tempel serta sebagian kecil
menggunakan kapal motor Tabel 6.
Tabel 6 Jenis dan jumlah armada tangkap di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
No Nama Desa
Armada Penangkapan Unit Perahu
Tanpa Motor Perahu Motor
Tempel Kapal
Motor
1 2
3 4
5 6
7 Gamsungi
Rawajaya Wari
Wari Ino Kumo
Kakara Tagalaya
9 6
4 5
5
30 15
15 15
7 3
6 7
3 2
8 -
- -
- -
Jumlah 74
56 10
Sumber: DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2010
Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tobelo menggunakan pancing untuk menangkap ikan. Alat tangkap tersebut tergolong tradisional dalam usaha perikanan
tangkap. Selain pancing sebagian kecil masyarakat menggunakan pukat cincin, jaring insang dan jaring angkat.
Sarana prasarana penunjang usaha perikanan merupakan salah satu komponen utama penentu keberhasilan pembangunan di sektor perikanan. Secara umum sarana
prasarana tersebut di Kabupaten Halmahera Utara masih terbatas sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan baik kapasitas maupun kuantitasnya. Kondisi
eksisting sarana dan prasarana yang ada adalah: 1 Balai Pertemuan Nelayan, 1 unit Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Tobelo, 1 unit Tempat Tempat Pelelangan Ikan, 1 unit
ABF, 1 unit perbengkelan motor laut, 1 unit docking, 2 unit pabrik es, 1 unit cold storage
di PPP Tobelo, dan beberapa alat bantu penangkapan, berupa: 42 unit rumpon laut dangkal, 5 unit rumpon laut dalam, dan 15 unit lampu celup bawah air
Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara, 2008.
4 Produksi hasil tangkapan
Kekayaan potensi sumber daya laut di wilayah Kabupaten Halmahera Utara saat ini mulai memperlihatkan tendensi kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2007 produksi
perikanan mengalami kenaikan sebesar 6,4 dari produksi tahun 2006 yaitu total mencapai sebesar 11.799,01 ton dari 6.014 ton DKP Kabupaten Halamahera Utara,
2008. Hal ini disebabkan kebijakan pembangunan perikanan di Kabupaten Halmahera Utara melalui beberapa program, seperti PEMP, modernisasi dan penambahan armada
tangkap serta penambahan infrastruktur di bidang perikanan yang telah berhasil meningkatkan produksi hasil perikanan.
Namun demikian tingkat pemanfaatan oleh nelayan setempat dibandingkan potensi sumberdaya ikan di perairan Halmahera Utara masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan
dengan tingkat pemanfaatannya pada tahun 2007 baru sekitar 13,3 dari MSY, walaupun menggunakan nilai estimasi potensi terkecil 86.660,6 tontahun. Tingkat
pemanfaatan masih rendah ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah armada penangkapan ikan didominasi skala kecil yang sangat tergantung kondisi alamcuaca,
dan terbatasnya jaringan pasar, sehingga ikan sulit untuk dijual. Selain itu, maraknya penangkapan ikan illegal oleh nelayan dari daerah lain dan nelayan asing Phillipina di
kawasan perairan Halmahera Utara.
4.2 Kelembagaan PEMP
Program PEMP merupakan program nasional yang tergolong besar, baik dari aspek anggaran, waktu dan banyaknya lembaga yang terlibat. Banyaknya lembaga yang
terlibat dan dibentuk dalam pelaksanaan program PEMP disebabkan karena salah satu tahapan dan tujuan program PEMP adalah untuk penguatan kelembagaan ekonomi
masyarakat. Pelibatan dan pembentukan lembaga tersebut mulai dari pusat sampai pada tingkat desa.
Pada tingkat kecamatan khususnya Kecamatan Tobelo, kelembagaan PEMP terdiri atas: Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Kabupaten Halmahera Utara,
Konsultan Manajemen KM, Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir-Mikro Mitra Mina LEPP-M3, Tim Pendamping Desa TPD dan Kelompok Masyarakat
PemanfaatKMP. Masing-masing lembaga memiliki fungsi dan peranan berbeda dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan program PEMP.
Optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian tujuan program PEMP di Kecamatan Tobelo tergantung pada peranan dan kinerja dari kelembagaan PEMP yang ada. Dengan
demikian perlu dilakukan evaluasi peranan dan kinerja kelembagaan program PEMP. Dalam penelitian ini evaluasi terhadap peranan dan kinerja kelembagaan PEMP
dilakukan secara partisipatif yaitu dengan melibatkan pengurus masing-masing lembaga tersebut, sehingga hasil penilaian lebih realistis.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Peranan dan Kinerja Kelembagaan PEMP
Pedoman umum pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :
KEP.18MEN2004. Secara umum PEMP bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi dengan mendayagunakan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan. Cakupan kinerja
PEMP meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan infrastruktur dengan upaya yang dilakukan meliputi upaya pendampingan, akses perbankan dan fasilitasi badan hukum.
Kelembagaan yang terlibat dalam program PEMP di Kabupaten Halmahera Utara adalah Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Kabupaten Halmahera Utara, Konsultan
Manajemen KM, Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir-Mikro Mitra Mina LEPP- M3, Tim Pendamping Desa TPD dan Kelompok Masyarakat Pemanfaat KMP.
Kinerja masing-masing lembaga yang terlibat menggunakan indikator sesuai Laporan Evaluasi PEMP tahun 2006 yang dilakukan secara nasional oleh DKP-RI. Rincian
masing-masing indikator disajikan dalam Tabel 7.
5.1.1 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara
Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Kabupaten Halmahera Utara merupakan lembaga yang berperan sebagai penanggung jawab, pengawas dan pembina program
PEMP di tingkat daerah Kabupaten. Besarnya peranan dan tanggung jawab DKP dalam pelaksanaan program PEMP tersebut menuntut kualifikasi SDM, kemantapan
oraganisasi, dan yang paling penting adalah pemahaman tentang peranan dan tanggung jawab poksi.
Tabel 7 Indikator kinerja kelembagaan PEMP di Kabupaten Halmahera Utara
No Dinas
Kelautan dan
Perikanan Kab.
Halmahera Konsultan
Manajemen Tim Pendamping
Desa LEPP-M3
Kelompok Masyarakat
Pemanfaat
1 Kesesuaian
kualifikasi SDM
Kesesuaian kualifikasi organisasi
Kesesuaian kualifikasi organisasi
Kesesuaian kualifikasi
lembaga Status penerima
2 Kemantapan
organisasi pelaksanan
Kesesuaian kualifikasi SDM
Kesesuaian kualifikasi SDM
Kapasitas dan kapabilitas SDM
pengurus koperasi
Kesesuaian kualifikasi
organisasi dan SDM Penerima
DEP
3 Pemahaman
terhadap tupoksi
Pemahaman terhadap tupoksi
Pemahaman terhadap tupoksi
Kondisi kesehatan
keuangan koperasi LEPP-
M3 Kesesuaian
kualifikasi usaha penerima dengan
EUP
4 Pelakasanaan
tupoksi Pelaksanaan tupoksi
Pelaksanaan tupoksi Proporsi daya
serap dan pengembalian
anggaran DEP Pemahaman
terhadap manajemen
kelompok dan usaha
5 Pelaksanaan
sistem dan mekanisme
pencairan DEP
Mekanisme pendampingan
Mekanisme pendampingan
Sistem kepengurusan
LEPP-M3 Prospektif usaha
6 Mekanisme
pengawasan DEP
Relevansi rencana dengan pelaksanaan
Relevansi rencana dengan pelaksanaan
Relevansi rencana dengan
anggaran Tingkat partisipasi
anggota dalam kegiatan
kelompok
7 Obyektifitas
dan transparansi
penetapan KM, TPD
dan KMP Relevansi rencana
dengan anggaran Relevansi rencana
dengan anggaran Pelaporan
periodic perkembangan
kinerja Stabilitas kegiatan
usaha kelompok atau individu
8 Relevansi
renacana dengan
anggaran Pelaporan periodik
Pelaporan periodik Transparansi
laporan keuangan
Pola hubungan keanggaotaan
kelompok usaha
9 Pelaporan
periodik Kemajuan hasil
pendampingan Kemajuan hasil
pendampingan Pembinaan bank
terhadap LEPP- M3
Pola hubungan antar
kelompokindividu usaha
10 Kesesuaian
honor terhadap
kinerja Kesesuaian honor
terhadap kinerja Kesesuaian honor
terhadap kinerja Kesesuaian
honor terhadap kinerja
Infrastruktur usaha
Penilaian responden terhadap indikator peranan dan kinerja lembaga DKP Kabupaten yang didasarkan pada nilai penting indikator tersebut dalam mendukung atau
menunjang optimalisas peranan dan kinerja lembaga DKP Kabupaten terkait dengan pelaksanaan program PEMP. Indikator sesuai Laporan Evaluasi PEMP tahun 2006 yang
dilakukan secara nasional oleh DKP-RI yaitu 1 Kesesuaian kualifikasi SDM; 2 Kemantapan organisasi pelaksana 3 Pemahaman terhadap tupoksi; 4 Pelaksanaan
tupoksi; 5 Pelaksanaan sistem dan mekanisme pencairan DEP; 6 Mekanisme pengawasan DEP; 7 Obyektifitas dan transparansi penetapan KM, TPD, KMP 8
Relevansi rencana dengan anggaran; 9 Pelaporan periodik; dan 10 Kesesuaian honor terhadap kinerja.
Berdasarkan hasil penilaian dapat diketahui bahwa sebagian besar indikator peranan dan kinerja lembaga DKP Kabupaten tergolong sangat penting 80
– 100, kecuali kesesuain honor yang tergolong penting 60
– 80. Indikator yang paling tinggi nilai pentingnya adalah Pelakasanaan Tupoksi 96.33, sedangkan kesesuaian honor
merupakan indikator paling rendah 77.44 Gambar 11. Tingginya nilai penting indikator peranan dan kinerja kelembagaan DKP
Kabupaten tidak punya arti jika dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak optimal. Sebaliknya, akan sangat berarti atau baik jika pelaksanaan
peranan dan kinerja kelembagaan saat ini dapat optimal sesuai dengan nilai penting indikator tersebut. Hasil penilaian responden menyatakan bahwa semua indikator
peranan dan kinerja DKP Kabuapten Halmahera Utara dalam pelaksanaan program PEMP di Kecamatan Tobelo tergolong cukup optimal 40
– 60. Indikator paling tinggi nilai optimalnya adalah pemahaman terhadap tupoksi 56.67, sedangkan mekanisme
pengawasan DEP paling rendah 40.89 Gambar 12.
Gambar 12 Kondisi peranan dan kinerja kelembagaan DKP Kabupaten Halmahera Utara dalam pelaksanaan program PEMP di Kecamatan Tobelo
Berdasarkan grafik kondisi peranan dan kinerja DKP Kabupaten Gambar 12 dapat diketahui bahwa penilaian responden terhadap skor indikator saat ini sangat rendah
± 50 dibanding nilai penting harapan dari indikator tersebut.
5.1.2 Konsultan Manajemen dan Tim Pendamping Desa KM dan TPD
Konsultan Manajemen KM dan Tim Pendamping Desa TPD merupakan dua lembaga yang berperan sebagai pendamping dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan
program PEMP di Kecamatan Tobelo. KM berperan penting membantu aspek teknis dan manajemen Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten dalam pelaksanaan Program
PEMP. Diantara peran KM, adalah inventaris potensi dan permasalahan daerah untuk menetukan strategi dalam program PEMP. Selain itu, KM juga berperan membantu
DKP Kabupaten dalam merevitalisasi LEPP-M3. Tenaga Pendamping TPD merupakan kelompok tenaga profesional yang
bertugas mendampingi masyarakat secara terus menerus selama kegiatan program berlangsung. Pada tahap awal TPD berperan membantu DKP Kabupaten dalam
sosialisasi program PEMP pada tingkat masyarakat, memberikan bantuan teknis kepada masayarakat pemanfaat KMP dalam penyusunan usulan kegiatan. Pada tahap
pelaksanaan TPD berperan memebrikan bimbingan pengelolaan dan pengembangan usaha. Secara singkat peranan TPD dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan program
PEMP di tingkat masyarakat desa KMP adalah sebagai motivator, fasilitator, komunikator, dan dinamisator KMP.
Pentingnya peranan tersebut, maka dibutuhkan KM dan TPD yang memiliki SDM yang mempunyai kredibilitas dalam bidang yang terkait dengan pelaksanaan
program PEMP dan kemantapan organisasi yang baik. Optimalisasi peranan dan kinerja KM dan TPD dalam pelakasanaan program PEMP dapat diketahui berdasarkan beberapa
indikator, antara lain: 1 Kesesuaian kualifikasi organisasi; 2 Kesesuaian kualifikasi SDM; 3 Pemahaman terhadap tupoksi; 4 Pelaksanaan tupoksi; 5 Mekanisme
pendampingan 6 Relevansi rencana dengan pelaksanaan; 7 Relevansi rencana dengan anggaran 8 Pelaporan periodik TPD; 9 Kemajuan hasil pendampingan; 10 Kesesuaian
honor terhadap kinerja Berdasarkan penilaian responden dapat diketahui bahwa sebagian besar indikator
peranan dan kinerja lembaga KM dan TPD di Kecamatan Tobelo tergolong sangat penting 80
– 100, kecuali kesesuaian honor yang tergolong penting 60 – 80. Indikator yang paling tinggi nilai pentingnya adalah Pelakasanaan Tupoksi 97.33,
sedangkan kesesuaian honor merupakan indikator paling rendah 78.33. Gambar 12. Tingginya nilai penting indikator peranan dan kinerja di harapkan dapat
sebanding dengan kondisi dilapangan kondisi saat ini. Berdasarkan penilaian responden terhadap kondisi dilapangan, dapat diketahui bahwa sebagian besar indikator
peranan dan kinerja KM dan TPD tergolong cukup optimal 40 – 60 kecuali indikator
kemajuan hasil pendampingan 20 – 40. Kondisi tersebut jauh lebih rendah ±50
dari nilai penting harapan dari setiap indikator yang ada Gambar 13.
Gambar 13 Kondisi peranan dan kinerja KM dan TPD dalam pelaksanaan Program PEMP di Kecamatan Tobelo
5.1.3 LEPP-M3
Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir-Mikro Mitra Mina LEPP-M3 merupakan lembaga pengelola keuangan dan usaha Holding Company masyarakat
pesisir Kecamatan Tobelo dengan berbagai unit usaha, antara lain Usaha Simpan Pinjam USP, Bank Perkreditan Rakyat BPR dan Kedai Pesisir. Dalam pelaksanaan kegiatan,
koperasi berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten dan lembaga perbankanpembiayaan sebagai mitra usaha.
LEPP-M3 berperan lembaga sentral dan ujung tombak dalam pelaksanaan Program PEMP di Kecamatan Tobelo. Besarnya peranan dari lembaga tersebut
menuntut kondisi kondisi kelembagaan yang memadai yang didukung oleh SDM yang tidak hanya memiliki kemampuan bersifat teknis tapi juga harus memiliki sensitivitas
terhadap kondisi sosial-budaya serta sumber daya alam wilayah setempat. Optimalisasi peranan dan kinerja LEPP-M3 dalam pelakasanaan program PEMP
dapat diketahui berdasarkan beberapa indikator, antara lain: 1 Kesesuaian kualifikasi lembaga; 2 Kapasitas dan kapabilitas SDM pengurus koperasi; 3 Kondisi kesehatan
keuangan Koperasi LEPP-M3; 4 Proporsi daya serap dan pengembalian anggaran DEP; 5 Sistem kepengurusan LEPP-M3; 6 Relevansi rencana dengan anggaran; 7 Pelaporan
periodik perkembangan kinerja 8 Transparansi laporan keuangan 9 Pembinaan bank terhadap LEPP-M3; 10 Kesesuaian honor terhadap kinerja.
Berdasarkan penilaian responden dapat diketahui bahwa sebagian besar indikator peranan dan kinerja lembaga KM dan TPD di Kecamatan Tobelo tergolong sangat
penting 80 – 100, kecuali sistem kepengurusan dan kesesuain honor yang tergolong
penting 60 – 80. Indikator yang paling tinggi nilai pentingnya adalah Kondisi
kesehatan keuangan Koperasi LEPP-M3 91.89, sedangkan Sistem kepengurusan LEPP- M3 merupakan indikator paling rendah 76.44. Gambar 13.
Lebih lanjut, penilaian responden terhadap peranan dan kinerja kelembagaan LEPP-M3 berdasar kondisi dilapangan atau kondisi saat ini, dapat diketahui bahwa
Gambar 14: 1 indikator yang tergolong optimal 60
– 80, yaitu Kesesuaian kualifikasi organisasi atau lembaga 63.33.
4 indikator tergolong cukup optimal 40 – 60, yaitu: 1. Pelaporan periodik
perkembangan kinerja 41.11; 2. Transparansi laporan keuangan 44.44; 3. Kesesuaian honor terhadap kinerja 46.67; dan 4. Kapasitas dan kapabilitas
SDM pengurus koperasi 46.22. 3 indikator tergolong tidak optimal 20
– 40, yaitu: 1. Kondisi kesehatan keuangan Koperasi LEPP-M3 30.56; 2. Sistem kepengurusan LEPP-M3
37.78; 3. Relevansi rencana dengan anggaran 33.33. 2 indikator tergolong buruk 0
– 20, yaitu: 1. Proporsi daya serap dan pengembalian anggaran DEP 19.44; dan 2. Pembinaan bank thdp LEPP-M3
14.44.
Gambar 14 Kondisi peranan dan kinerja LEPP-M3 dalam pelaksanaan Program PEMP di Kecamatan Tobelo
Secara umum rata-rata nilai peranan dan kinerja lembaga LEPP-M3 tergolong cukup optimal 40
– 60. Kondisi tersebut sama dengan hasil evaluasi komprehensif Program PEMP pada tahun 2006 yang dilakukan oleh DKP, dimana kondisi kinerja
Koperasi LEPP-M3 secara nasional tergolong cukup optimal 40 - 60, termasuk di dalamnya Kabupaten Halmahera Utara.
Sebagai lembaga pengelola keuangan dan usaha, kesehatan keuangan lembaga adalah indikator utama kondisi lembaga. Grafik di atas Gambar 14 memperlihatkan
bahwa kondisi keuangan LEPP-M3 Kecamatan Tobelo tergolong tidak optimal atau kurang baik 20 -40.
5.1.4 Kelompok Masyarakat Pemanfaat KMP
Kelompok Masyarakat Pemanfaat KMP merupakan sasaran pelaksanaan program PEMP, yaitu untuk meningkatkan motivasi dan peranannya dalam pemanfaatan
sumberdaya laut, penguatan kelembagaan usaha dan pengembangan usaha ekonomi produktif. KMP ditunjuk oleh KM atau DKP Kabupaten melalui proses seleksi, verikasi
dan penilaian kelayakan serta kesesuaian usaha sesuai dengan sistem dan mekanisme yang dipersyaratkan. Poses ini setidaknya menjadi parameter awal yang menentukan
keberlajutan usaha dan kelancaran proses pengangsuran pinjaman kredit yang disediakan oleh Program PEMP di bawah pengelolaan USP Koperasi LEPP-M3.
Tercapai atau tidaknya tujuan program PEMP dalam penguatan kelembagaan KMP di Kecamatan Tobelo tergantung pada kondisi, antara lain: 1 Status penerima
kelompokindividuberbadan hukum; 2 Kesesuaian kualifikasi organisasi dan SDM penerima DEP; 3 Kesesuaian kualifikasi usaha penerima dengan EUP; 4 Pemahaman
terhadap Manajemen kelompok dan usaha; 5 Prospektif usaha; 6 Tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok; 7 Stabilitas kegiatan usaha kelompok atau individu;
8 Pola hubungan keanggotaan kelompok usaha; 9 Pola hubungan antar kelompokindividu usaha; dan 10 Infrastruktur usaha.
Penilain responden terhadap kondisi KMP dalam pelaksanaan program PEMP berdasarkan nilai penting masing-masing indikator, dapat diketahui bahwa terdapat 6
indikator yang tergolong Sangat Penting 80 – 100 dan 4 indikator tergolong penting
60 – 80. Indikator yang tergolong sangat penting antara lain: 1 Kesesuaian
kualifikasi usaha penerima dengan DEP 92.78; 2 Kesesuaian kualifikasi organisasi dan SDM penerima DEP 90.00; 3 Status penerima kelompokindividuberbadan hukum
83.44; 4 Tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok 82.56; 5 Prospektif usaha 84.89; 6 Pemahaman terhadap Manajemen kelompok dan usaha 80.56.
Indikator yang tergolong Cukup Penting, antara lain: 1 Pola hubungan antar kelompokindividu usaha 75.22; 2 Infrastruktur usaha 78.44; 3 Stabilitas kegiatan
usaha kelompok atau individu 78.33; dan 4. Pola hubungan keanggotaan kelompok usaha 75.67 Gambar 15. Tingginya nilai penting indikator kondisi KMP sangat
berbeda dengan kondisi dilapangan kondisi saat ini. Hal ini terlihat pada hasil penilaian responden terhadap kondisi KMP yang ada di Kecamatan Tobelo, dimana
sebagaian besar dari indikator kondisi KMP tergolong kurang optimal 20 – 40 atau
tidak baik, kecuali 2 indikator yang tergolong cukup optimal cukup baik 40 -60. Indikator prospektif usaha merupakan indikator tertinggi yang memiliki nilai tertinggi
84.89, sedangkan kondisi infarastruktur usaha paling rendah 27.22 Gambar 15.
Gambar 15 Kondisi KMP dalam pelaksanaan Program PEMP di Kecamatan Tobelo
5.2 Keberlanjutan Kelembagaan PEMP
Program PEMP memiliki tujuan dan manfaat jangka panjang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, termasuk masyarakat pesisir di
Kecamatan Tobelo. Tercapai tidaknya tujuan dan ada tidaknya manfaat dari pelaksanaan program tersebut salah satunya ditentukan oleh kondisi keberlanjutan lembaga-lembaga
yang terlibat dan dibentuk selama pelaksanaan program tersebut. Karena kelembagaan merupakan tujuan sekaligus lokomotif dalam pelaksanaan program PEMP.
Keberlanjutan lembaga tersebut secara internal dapat diketahui berdasarkan pada kondisi peranan dan kinerja dari lembaga tersebut dalam pelaksanaan dan pencapaian
tujuan program PEMP. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui keberlanjutan suatu obyek kajian terutama kajian perikanan adalah RAPFISH. Metode
tersebut berkerja dengan menggabungkan berbagai elemen atau dimensi multi-dimensi atau multi-indikator yang mempengaruhi keberlanjutan dari obyek tersebut
Fauzi, 2002.
Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan kelembagaan dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan program PEMP dapat diketahui bahwa: 1 Peran dan kinerja DKP
Kabupaten Halmahera menunjukkan status keberlanjutan “ Cukup Baik” 40 - 60; 2 Peranan dan kinerja LEPP-M3 menunjukkan status keberlanjutan
“Kurang Baik” 20 - 40; 3 Peranan dan kinerja KM dan TPD menunjukkan status keberlanjutan
“Baik” 40 - 60 ; dan 4 Kondisi KMP menunjukkan status keberlanjutan “Kurang Baik”20 - 40. Dengan demikian status keberlanjutan kelembagaan program PEMP di
Kecamatan Tobelo bersta tus “Cukup Baik’ 40 – 60 Gambar 16. Hasil analisis
keberlanjutan kelembagaan program PEMP di Kecamatan Tobelo tersebut hampir sama dengan hasil evaluasi PEMP yang dilakukan DKP pada tingkat nasional yaitu status
“Baik” dengan nilai Sustainable Indeks Criteria SIC sebesar 54.90.
Gambar 16 Status keberlanjutan kelembagaan program PEMP di Kecamatan Tobelo
5.3 Kondisi Internal dan Eksternal Kelembagaan PEMP
Upaya untuk penguatan kelembagaan PEMP, terlebih dahulu diperlukan suatu analisis untuk mengidentifikasi indikator utama pada setiap faktor. Analisis faktor
digunakan model matriks internal factors analysis summary IFAS dan matriks
Keberlanjutan Kelembagaan : 42.17 Status Keberlanjutan: Cukup Baik
eksternal factors analysis summary EFAS. Analisis tersebut didasarkan pada penilaian
responden terhadap tingkat penting bobot dan pengaruh rating atribut faktor terhadap atribut yang lain dalam satu kelompok faktor. Atribut yang memiliki skor tertinggi
perkalian bobot dengan pengaruh merupakan atribut utama. Berdasarkan pengelompokkan indikator kelembagaan maka diperoleh 13 atribut
masuk dalam faktor kekuatan dan 13 atribut faktor kelemahan. Sedangkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kelembagaan, dalam hal ini adalah faktor peluang terdiri
atas 5 atribut dan faktor ancaman 5 atribut.
5.3.1 Kondisi internal kelembagaan PEMP
Berdasarkan analisis IFAS, nilai total faktor kekuatan yang diperoleh
adalah 4366.48
lebih besar dari
total nilai faktor kelemahan 3474.32. Hal ini memberikan gambaran bahwa potensi kekuatan kelembagaan PEMP sebenarnya dapat mengatasi
permasalahan kelemahan yang dimiliki kelembagaan tersebut Tabel 8
. Hasil perhitungan IFAS menunjukkan bahwa kondisi internal yang memiliki
kekuatan utama kelembagaan PEMP, yaitu pelaksanaan tupoksi oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam pelaksaan program PEMP merupakan faktor kekuatan yang paling
tinggi skornya 481.65, sehingga atribut tersebut menjadi atribut kunci. Atribut tersebut dianggap sangat penting dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan
berpengaruh besar terhadap atribut yang lain. Atribut kesesuaian honor dengan kinerja merupakan faktor kekuatan yang paling
rendah skornya 156.08 diantara atribut yang lain. Hal ini disebabkan karena responden menganggap pekerjaan Program PEMP merupakan suatu pekerjaan voluntir atau suka
relawan untuk ikut membantu usaha masyarakat nelayan termasuk anggota keluarga petugas. Sehingga besarnya honor yang diterima pada umumnya tidak perhitungkan.
Tabel 8 Penilaian kondisi internal kelembagaan PEMP di Kecamatan Tobelo
Porsi daya serap dengan pengembalian DEP oleh anggota merupakan permasalahan internal yang memiliki skor tertinggi 443.35. Hal ini dianggap sebagai
permasalahan internal yang paling utama karena bentuk usaha paling utama dari LEPP- M3 di Kecamatan Tobelo adalah Usaha Simpan Pinjam USP sehingga kondisi
keuangan lembaga sangat tergantung pada kelancaran dari usaha tersebut. Pada kenyataanya tingkat kemacetan pengembalian DEP sejak program PEMP dilaksanakan
No Kondisi internal
Bobot Rating
Skor Kekuatan Strengths
1 Kesesuaian kualifikasi SDM
91.67 4
366.68 2
Kemantapan organisasi pelaksana 91.44
4 365.76
3 Pemahaman tupoksi
94.00 5
470 4
Pelaksanaan tupoksi 96.33
5 481.65
5 Sistem pencairan DEP
85.78 3
257.34 6
Pengawasan DEP 85.44
4 341.76
7 Obyektivitas penetapan KM, TPD, KMP
86.56 4
346.24 8
Relevansi rencana dengan anggaran 85.63
4 342.52
9 Pelaporan periodik
85.52 3
256.56 10
Kesesuaian honor terhadap kinerja 78.04
2 156.08
11 Transparansi laporan keuangan
89.00 4
356 12
Kesesuaian kualifikasi usaha KMP 92.78
4 371.12
13 Prospektif usaha
84.89 3
254.67
Total Skor 4366.38
Kelemahan Weakness 1
Kondisi kesehatan keuangan LEPP-M3 91.89
4 367.56
2 Proporsi daya serap dan pengembalian DEP
88.67 5
443.35 3
Kepengurusan LEPP-M3 76.44
4 305.76
4 Relevansi rencana dengan anggaran LEPP-M3
83.44 3
250.32 5
Pembinaan bank terhadap LEPP-M3 81.89
4 327.56
6 Status KMP kelompokindividu
83.44 3
250.32 7
Kesesuaian kualifikasi organisasi KMP 90.00
3 270
8 Pemahaman terhadap manajemen
80.56 4
322.24 9
Partisipasi anggota KMP 82.56
2 165.12
10 Stabilitas kegiatan usaha
78.33 3
234.99 11
Pola hubungan keanggotaan 75.67
2 151.34
12 Pola hubungan antar KMP
75.22 2
150.44 13
Sarana prasarana lembaga dan usaha KMP 78.44
3 235.32
Total Skor 3474.32
tahun 20052005 sampai saat ini cukup tinggi, bahkan ada KMP yang 100 tidak mengembalikan dana tersebut Data LEPP-M3, 2010.
Kondisi pola hubungan antar KMP merupakan permasalahan internal yang dinilai paling rendah skornya 150.44. Rendahnya penilaian responden terhadap atribut
tersebut dibandingkan atribut yang lain karena ada atau tidaknya program PEMP hubungan antar KMP tetap kuat atau ada, karena sebagian besar hubungan yang terjadi
adalah hubungan pemasaran, sehingga antar KMP saling membutuhkan, misalnya antara
KMP nelayan tangkap dengan KMP pengepul ikan.
5.3.2 Kondisi eksternal kelembagaan PEMP
Berdasarkan analisis EFAS, nilai total faktor peluang yang diperoleh
adalah 1623.40
lebih kecil dari
total nilai faktor ancaman 1834.32. Hal ini memberikan gambaran bahwa potensi peluang kelembagaan PEMP sebenarnya tidak bisa menutupi besarnya
permasalahan ancaman yang dihadapi oleh kelembagaan tersebut Tabel 9
.
Tabel 9 Penilaian kondisi eksternal kelembagaan PEMP di Kecamatan Tobelo
Hasil perhitungan EFAS menunjukkah bahwa kondisi eksternal yang memiliki faktor peluang besar bagi kelembagaan PEMP adalah posisi kelembagaan PEMP di
Tobelo yang menjadi pusat perekonomian Kabupaten Halmahera Utara 497.2.
No Kondisi Eksternal
Bobot Rating
Skor Peluang
Opportunity
1 Banyak program pemberdayaan berbasis
kelembagaan 80.50
3 241.5
2 Tobelo sebagai pusat Pemerintahan Kab.
95.34 4
381.36 3
Tobelo sebagai pusat perekonomian 99.44
5 497.2
4 Besarnya potensi SDA pesisir dan laut
90.67 4
362.68 5
Pemekaran Kabupaten Morotai peluang pasar 70.33
2 140.66
Total Skor 1623.40
Ancaman Threats
1 Komitmen pemimpin
95.89 5
479.45 2
Daerah rawan konflik 88.67
4 354.68
3 Sistem sosial-budaya kekeluargaan dan
kedaerahan tinggi 96.44
4 385.76
4 Jalur transportasi pemasaran keluar daerah
kurang memadai 83.44
3 250.32
5 Persaingan pasar tinggi
90.89 4
363.56
Total Skor 1833.77