Distribusi spasial ikan karang dan hubungannya dengan terumbu

informasi terbesar sebagai pelengkap komponen utama pertama. Proses tersebut berlanjut terus hingga diperoleh komponen utama ke-p, dimana bagian informasi yang dapat dijelaskan semakin kecil. Pada prinsipnya AKU menggunakan pengukuran jarak Euklidien jumlah kuadrat perbedaan antara individu baris untuk variabel kolom yang berkoreponden pada data. Jarak euklidien didasarkan pada rumus: d 2

i,i’ =

∑ ij – i’j ² keterangan: i-i’= 2 baris j = indeks kolom bervariasi dari 1 hingga p Semakin kecil jarak euklidien antara dua stasiun, maka semakin mirip karakteristik abiotik dan biotik dua stasiun tersebut. Demikian pula sebaliknya, semakin besar jarak euklidien antara dua stasiun maka semakin berbeda karakteristik fisika-kimia perairan dua stasiun tersebut.

3.4.5 Distribusi spasial ikan karang dan hubungannya dengan terumbu

karang. Distribusi spasial ikan karang pada habitatnya stasiun di terumbu karang dan keterkaitannya dengan karakteristik habitat parameter lingkungan dianalisis dengan Analisis Koresponden Correspondence Analysis, CA. Analisis tersebut didasarkan pada data baris I dan kolom J, dimana keduanya disajikan dalam bentuk tabel kontigensi antara misalnya: jenis ikan karang x modalitas karakteristik habitat dan stasiun. Matriks data disusun dengan menggunakan perangkat lunak Ms.Excel. Data matrik dianalisa dengan menggunakan perangkat lunak MVSP versi 3.1 Multi Variate Statistical Package dan Statistica versi 6.

4. HASIL DAN

PEMBAHASAN

4.1 Komunitas karang

4.1.1 Kelimpahan dan komposisi karang

Jenis karang keras hard coral, HC yang ditemukan di lokasi penelitian terdiri dari 40 jenis dari 12 famili. Jenis yang paling banyak ditemukan termasuk dalam lima famili, yakni: Acroporidae, Faviidae, Poritidae, Fungiidae, dan Pocilloporidae. Pada stasiun daerah reef flat kedalaman 3-5 meter, jenis karang keras yang memiliki penutupan paling tinggi berturut-turut: Acropora sarmentosa famili Acroporidae, Goniastrea aspera famili Faviidae, Fungia scabra famili Fungiidae, Porites cylindrica famili Poritidae, dan Stylophora pistilata famili Pocilloporidae. Pada stasiun daerah reef slope kedalaman 5-10 meter, jenis karang keras yang memiliki penutupan paling tinggi berturut-turut, meliputi: Acropora palifera famili Acroporidae, Favites abdita famili Faviidae, Fungia scabra famili Fungiidae, Porites cylindrica famili Poritidae, dan Pocillopora sp famili Pocilloporidae. Sebaran jenis dan lifeform karang di stasiun penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berdasarkan sebaran karang, jenis yang umum ditemukan pada daerah reef flat , terdiri dari Montipora foliosa famili Acroporidae; Porites nigrescens dan Porites cylindrica famili Poritidae; dan Seriatopora hystrix dan Stylophora pistillata famili Pocilloporidae. Jenis yang umum di stasiun daerah reef slope terdiri dari Acropora palifera dan Montipora foliosa famili Acroporidae; Favia rotundata , Favites abdita, F. chinensis, dan Montastrea curta famili Faviidae; Fungia scabra , F. horrida, dan Hydnopora exesa famili Fungiidae; Porites cylindrica famili Poritidae; Pectinia lactuta famili Pectinidae; Physogyra sp. famili Caryophillidae; dan Pocillopora sp., Seriatopora caliendrum, dan Stylophora pistillata famili Pocilloporidae. Jenis Porites cylindrica merupakan jenis yang ditemukan di seluruh stasiun penelitian, baik di kedalaman 3-5 meter maupun di kedalaman 5-10 meter.