Berdasarkan tabel V. 5 deskripsi data variabel prestasi belajar tampak bahwa 24 siswi atau 20,8 memiliki prestasi belajar sangat
tinggi, 49 siswi atau 42,7 siswi memiliki prestasi belajar tinggi, 32 siswi atau 27,8 siswi memiliki prestasi belajar sedang, 7 siswi atau 6
siswi memiliki prestasi belajar rendah, 3 siswi atau 2,7 siswi memiliki prestasi belajar sangat rendah. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar akuntansi pada seluruh siswi kelas XI IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori
tinggi.
B. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Analisis data ini dilakukan agar kesimpulan yang diperoleh tidak
menyimpang dari yang seharusnya. Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis yang akan diuji. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
korelasi Spearman. Hasil pengujian masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1. Hipotesis I
a. Rumusan Hipotesis = Tidak ada hubungan
positif dan signifikan antara bimbingan
guru dan prestasi belajar
= Ada hubungan positif dan signifikan
antara bimbingan guru dan prestasi belajar
b. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis I menggunakan komputer dengan
program SPSS 16. Hasil analisis hipotesis I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V. 6 Rangkuman Uji Hipotesis I dengan Korelasi Spearman
Tabel V. 7 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara bimbingan guru dan prestasi belajar adalah -0,094. Bila
diinterpretasikan dalam tabel interprestasi nilai r maka terletak pada kategori sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199. Arah
negatif menunjukkan bahwa semakin banyak bimbingan guru dalam kegiatan pembelajaran maka prestasi belajar akuntansi
semakin rendah. Sebaliknya semakin sedikit bimbingan guru dalam kegiatan pembelajaran maka prestasi belajar semakin tinggi. Jika
dilihat dari nilai probabilitasnya, jika nilai probabilitas 0,05
Correlations
Bimbingan Guru
Prestasi Belajar
Spearmans rho
Bimbingan_Guru Correlation Coefficient 1.000
-.094 Sig. 2-tailed
. .318
N 115
115 Prestasi_Belajar
Correlation Coefficient -.094
1.000 Sig. 2-tailed
.318 .
N 115
115
maka diterima. Berdasarkan tabel V. 7, nilai probabilitasnya
0,318 0,05. Dengan demikian,
diterima atau tidak ada hubungan
positif dan signifikan antara bimbingan guru dan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran akuntansi. 2. Hipotesis II
a. Rumusan Hipotesis = Tidak ada hubungan
positif dan signifikan antara motivasi
belajar dan prestasi belajar = Ada hubungan
positif dan signifikan antara motivasi belajar
dan prestasi belajar b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis II menggunakan komputer dengan program SPSS 16. Hasil analisis hipotesis II dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel V. 7 Rangkuman Uji Hipotesis II dengan Korelasi Spearman
Correlations
Motivasi Belajar
Prestasi Belajar
Spearmans rho Motivasi_Belajar Correlation Coefficient
1.000 .194
Sig. 2-tailed .
.037 N
115 115
Prestasi_Belajar Correlation
Coefficient .194
1.000 Sig. 2-tailed
.037 .
N 115
115 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
Tabel V. 8 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara motivasi belajar dan prestasi belajar adalah 0,194. Bila
diinterpretasikan dalam tabel interprestasi nilai r maka terletak pada kategori sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199.
Sedangkan arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka prestasi belajar akuntansi semakin baik.
Sebaliknya semakin rendah motivasi belajar maka prestasi belajar semakin buruk. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, jika nilai
probabilitas 0,05 maka
diterima. Berdasarkan tabel V. 8, nilai probabilitasnya 0,037
0,05. Dengan demikian, ditolak atau ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi
belajar dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi. 3. Hipotesis III
a. Rumusan Hipotesis = Tidak ada hubungan
positif dan signifikan antara dukungan
teman dan prestasi belajar = Ada hubungan
positif dan signifikan antara dukungan teman
dan prestasi belajar b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis III menggunakan komputer dengan program SPSS 16. Hasil analisis hipotesis III dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel V. 8 Rangkuman Uji Hipotesis III dengan Korelasi Spearman
Correlations
Dukungan Teman
Prestasi Belajar
Spearmans rho
Dukungan_Teman Correlation Coefficient 1.000
.292 Sig. 2-tailed
. .002
N 115
115 Prestasi_Belajar
Correlation Coefficient .292
1.000 Sig. 2-tailed
.002 .
N 115
115 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Tabel V. 9 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara dukungan teman dan prestasi belajar adalah 0,292. Bila
diinterpretasikan dalam tabel interprestasi nilai r maka terletak pada kategori rendah, yaitu pada range 0,20-0,299. Sedangkan
angka positif menunjukkan bahwa semakin banyak dukungan teman maka prestasi belajar akuntansi semakin baik. Sebaliknya
semakin sedikit dukungan teman maka prestasi belajar semakin rendah. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, jika nilai probabilitas
0,05 maka diterima. Berdasarkan tabel V. 9, nilai
probabilitasnya 0,002 0,05. Dengan demikian,
ditolak atau ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman
dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi. 4. Hipotesis IV
a. Rumusan Hipotesis
= Tidak ada hubungan positif dan signifikan
antara sarana belajar dan prestasi belajar
= Ada hubungan positif dan signifikan
antara sarana belajar dan prestasi belajar
b. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis IV menggunakan komputer dengan
program SPSS 16. Hasil analisis hipotesis IV dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V. 9 Rangkuman Uji Hipotesis IV dengan Korelasi Spearman
Correlations
Sarana Belajar
Prestasi Belajar
Spearmans rho Sarana_Belajar Correlation
Coefficient 1.000
-.156 Sig. 2-tailed
. .096
N 115
115 Prestasi_Belajar
Correlation Coefficient
-.156 1.000
Sig. 2-tailed .096
. N
115 115
Tabel V. 10 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara sarana belajar dan prestasi belajar adalah -0,156. Bila
diinterpretasikan dalam tabel interprestasi nilai r maka terletak pada kategori sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199. Arah
negatif menunjukkan bahwa semakin lengkap sarana belajar maka prestasi belajar akuntansi semakin rendah. Sebaliknya semakin
tidak lengkap sarana belajar maka prestasi belajar semakin tinggi. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, jika nilai probabilitas
0,05 maka diterima. Berdasarkan tabel V. 10, nilai
probabilitasnya 0,096 0,05. Dengan demikian,
diterima atau tidak ada hubungan
positif dan signifikan antara sarana belajar
dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi.
C. Pembahasan