3. Tugas sekolah
Pemenuhan tugas sekolah belum maksimal
secara maksimal
Tabel 2. Tabel Kategorisasi Faktor Penyesuaian Diri Subjek Faktor Internal
Faktor Eksternal
Faktor pendukung: 1.
Latar belakang pendidikan psikologi
2. Kemauan untuk belajar
3. Pengetahuan kemampuan diri
Faktor pendukung: 1.
Diklat atau pelatihan tentang ke-plb-an dan
MMR 2.
Fasilitas sekolah 3.
Informasi dari rekan kerja Faktor penghambat:
1. Latar belakang pendidikan
non-plb 2.
Tidak terbiasa dengan budaya teguran langsung
Faktor penghambat: i.
Pengawasan rekan kerja senior
saat menjadi
observer
D. DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Masa Awal Mengajar Periode 3 Bulan Pertama
Masa awal mengajar merupakan periode masa observasi setelah subjek resmi diterima bekerja di SLB-B Karnnamanohara.
Periode masa awal adalah 3 bulan pertama subjek mengajar di sekolah. Di masa awal mengajar, subjek mendapatkan kelas di kelas taman.
Pada masa awal mengajar, subjek masih didampingi oleh guru senior. Tugas dari guru senior tersebut adalah memberikan contoh cara
mengajar di kelas dan sekaligus melakukan observasi terhadap cara
mengajar subjek. Observasi ini digunakan sebagai bahan untuk evaluasi dalam penempatan guru baru di SLB-B Karnnamanohara.
Ditinjau dari aspek yang ada dalam penyesuaian diri, berikut ini adalah pembahasan hasil penelitian terhadap subjek berdasarkan
aspek penyesuaian diri di masa awal mengajar. a.
Aspek Pribadi 1
Tanda fisiologis Berdasarkan hasil wawancara, subjek menyatakan bahwa
selama proses awal mengajar tidak mengalami sakit atau terjangkit suatu penyakit sht.76. Sakit yang dimaksud bisa
berupa pusing,
sakit perut,
kejang hingga
penyakit membahayakan lainnya. Selama menjalani masa masa-masa
awal, subjek merasa tidak mengalami gangguan terkait dengan kondisi tubuhnya. Tidak adanya keluhan terkait dengan
kesehatan menjadi salah satu faktor yang membantu subjek melewati masa observasinya dengan lancar. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Lazarus 1961 bahwa tubuh manusia juga bisa menjadi salah satu tanda bagi perkembangan
diri. Hal tersebut juga berlaku ketika seseorang menyesuaikan diri, dimana penyesuaian diri yang baik akan membentuk fisik
yang sehat. Saat masa observasi, subjek sempat menangis melihat
kondisi anak-anak yang berada di kelas mng.21. Reaksi spontan
subjek ini muncul ketika melihat kondisi anak di dalam kelasnya. Pemikiran subjek yang membuatnya menangis adalah saat
melihat anak dalam satu kelas tersebut hampir semuanya tidak dapat berbicara kbs.22.
Di sisi lain, subjek yang merasakan tubuhnya sehat mengalami gejala fisik lainnya. Subjek menjelaskan bahwa pada
saat awal masa mengajar, subjek sempat mengalami keringat dingin dan jantung berdebar kencang kdj.65-67. Gejala fisik ini
muncul beberapa kali ketika masa observasi berlangsung. 2
Gejala psikis Subjek sempat mengalami penurunan rasa percaya diri.
Pernyataan subjek yang mengungkapkan hal tersebut adalah subjek sempat berpikir tidak bisa dan ini diungkapkan beberapa
kali kpd.22, kpd.33, kpd.60. Pemikiran subjek didasari oleh munculnya rasa keraguan dalam dirinya kpd23, kpd.60-63.
Rasa percaya diri subjek yang menurun akhirnya mempengaruhi respon mental secara keseluruhan. Subjek
mengatakan b ahwa dirinya merasa “down” ketika pertama kali
masuk dan bergabung dengan rekan kerja di kelas kpd.20. Persiapan mental yang subjek katakan menjadi bukti bahwa
dirinya merasa kesulitan untuk menjalani masa observasi. Hal ini diperkuat dengan kebingungan subjek ketika harus mengajar.
Pertanyaan mulai muncul dalam diri subjek yaitu tentang
bagaimana cara mengajar, cara penyampaian ct.23-24, semua membuat subjek semakin merasa cemas dan takut.
Berbagai gejala psikis tersebut mempengaruhi kepuasan diri subjek secara menyeluruh. Masa awal mengajar bagi subjek
merupakan masa yang cukup sulit hingga menimbulkan rasa cemas dan takut. Namun, subjek juga merasakan bahwa apa yang
dihadapinya adalah sebuah tantangan.
b. Aspek Sosial
1 Relasi interpersonal yang masih kaku
Lingkungan sekolah menjadi ruang lingkup yang diteliti oleh peneliti. Subjek menjadi guru sejak tahun 2005 sampai
dengan saat ini. Subjek sebagai guru memiliki peran ganda di dalam sekolah, sebagai guru bagi siswa dan sebagai karyawan
untuk sekolah. Selama masa awal mengajar, subjek merasa banyak sekali bantuan yang diperoleh dari rekan kerja yang
senior meskipun belum terlalu mengenal karateristik mereka rik.31-32. Namun, di awal masa mengajar ini subjek juga
melihat rekan kerja tersebut sebagai senior dan observer. Hal ini berpengaruh pada cara subjek berelasi, cenderung kaku karena
adanya batasan antara observer dan yang diawasi rik.65-66. Selain dengan rekan kerja, relasi interpersonal subjek
juga dibangun dengan siswa. Relasi yang terjalin diantara
keduanya juga menunjukkan adanya kekakuan, terutama dalam berkomunikasi. Subjek yang merupakan warga baru sekolah
tersebut belum begitu terampil dan terbiasa dalam berkomunikasi dengan siswa yang kondisinya tidak bisa mendengar.
2 Kesulitan berkomunikasi dengan siswa
Berbahasa dengan siswa menjadi salah satu aspek yang menurut subjek cukup sulit dilakukan di masa awal mengajar ini
kks.244. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman subjek yang masih nol atau sama sekali belum pernah berelasi dengan anak
tunarungu. Kesulitan ini juga menjadi salah satu pemicu rasa cemas yang muncul dalam diri subjek. Rasa cemas yang muncul
tersebut dikarenakan pemikiran subjek akan penerimaan siswanya di kelas. Subjek merasa takut jika tidak bisa
menyampaikan dengan baik. Selain itu, ada kecemasan dari diri subjek jika maksud dari pembicaraannya tidak dapat dimengerti
oleh anak kks.61-62. 3
Keraguan keluarga akan karir subjek Relasi dengan keluarga merupakan salah satu relasi yang
tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses penyesuaian diri individu. Begitu pula dengan subjek, dimana relasi yang terjalin
diantara keduanya cukup baik. Namun, subjek sempat merasakan bahwa ada semacam keraguan akan karirnya sebagai pengajar di
SLB-B dari pihak keluarga. Hal ini nampak pada sikap keluarga
subjek dengan menunjukkan reaksi terkejut ketika mendengar subjek memutuskan untuk bekerja di SLB-B sebagai pengajar
krk.127. Subjek menuturkan juga bahwa dirinya tidak memiliki rencana sama sekali untuk menjadi seorang guru, terlebih guru
anak tunarungu. Hal inilah yang mungkin membuat keluarga menjadi ragu dengan karir subjek ke depan. Dalam hal ini, subjek
menjelaskan kepada keluarganya bahwa pilihannya tersebut akan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab krk.127-130.
c. Tugas Sekolah Pemenuhan Tugas Sekolah Belum Maksimal
Sekolah adalah sebuah lembaga. Jadi bagaimanapun, subjek termasuk ke dalam sebuah lembaga dengan segala peraturan dan
tanggungjawabnya. Salah satu tanggungjawab ketika subjek menjalani tugas sebagai guru adalah menjaga kelas agar tetap
terkondisi sehingga memudahkan guru untuk mengajar ptbm.89. Di awal masa mengajar, subjek sempat mengalami kesulitan atas
banyaknya tuntutan yang harus dilaksanakan, khususnya terkait dengan pengajaran di kelas, dimana pengetahuan subjek belum
banyak. Salah satu contohnya adalah keutamaan guru untuk bisa menulis latin dan menggambar ptbm.68-69. Hal ini juga menjadi
salah satu pemicu munculnya ketakutan subjek dalam menjalani masa awal mengajar. Kemampuan menulis latin menjadi sangat
penting karena cara penulisan ini adalah sebagai sarana untuk memudahkan anak dalam pengenalan kata dan bahasa.
2. Masa Mengajar Saat Ini