tidak dikenalnya serta bersedia membantu orang lain. Penyesuaian sosial itu merupakan bagian dari proses perkembangan seseorang. Seseorang dikatakan
berhasil melakukan penyesuaian sosial apabila ia sudah dapat hidup bergaul dalam satu kelompok sesuai norma-norma yang diterapkan. Selain itu
penyesuaian sosial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia. Jadi dapat disimpulkan penyesuaian sosial adalah penyesuaian terhadap orang lain
serta lingkungannya untuk memenuhi harapan sosial dan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
2. Ciri Penyesuaian Sosial yang Baik
Yusuf 2000 menyatakan penyesuaian sosial yang baik sebagai berikut:
a. Mampu menilai diri secara realistik, yaitu mampu menilai diri
sebagaimana adanya, baik kelebihan maupun kelemahan. b.
Mampu menilai situasi secara realistik, yaitu mampu menghadapi situasi atau kondisi kehidupan secara realistik dan mampu menerimanya secara
wajar. c.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, yaitu beraksi secara rasional.
d. Menerima tanggung jawab, yaitu memiliki keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapi. e.
Kemandirian, yaitu memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan bertindak,
mampu mengambil
keputusan, mengarahkan
dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan
norma yang berlaku di lingkungannya. f.
Dapat mengontrol emosi, yaitu merasa aman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustasi, depresi atau stress secara positif atau
konstruktif. g.
Berorientasi tujuan, yaitu mampu merumuskan tujuan berdasarkan pertimbangan secara matang, tidak atas paksaan dari orang lain.
h. Berorientasi keluar, yaitu bersifat respek, empati terhadap orang lain,
mempunyai kepedulian terhadap situasi, masalah-masalah lingkungan. i.
Penerimaan sosial, dinilai positif oleh orang lain, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sifat bersahabat.
Schneiders 1964 mengemukakan ciri penyesuaian sosial yang baik sebagai berikut:
a. Memiliki pengendalian diri yang tinggi dalam menghadapi situasi atau
persoalan, dengan kata lain tidak menunjukan ketegangan emosi yang berlebihan.
b. Tidak menunjukan mekanisme psikologis yang berlebihan, bertindak
wajar dalam memberikan reaksi terhadap masalah dan konflik yang