Psikologi Warna Pendekatan Semiotik Dalam Iklan Televisi

43 Proses pertama memungkinkan kita untuk memaknai dini dengan mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara sesuatu dengan sistem peta konseptual kita. Dalam proses kedua kita mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara peta konseptual dengan bahasa atau simbol yang berfungsi dalam bahasa atau simbol adalah jantung dari produksi makna lewat bahasa. Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama- sama itulah yang dinamakan representasi. Juliastuti, 2000: http kunci.or.id teks 04rep2.htm

2.1.10. Psikologi Warna

Warna merupakan simbol yang menjadi penandaan dalam suatu hal. Warna juga boleh dianggap sebagai satu fenomena psikologi. Respon psikologi dari masing-masing warna http:www.toekangweb.or.id07-tips- bentukwarna1.html : 1. Hitam : Power, Seksualitas, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Ketakutan, Kesedihan, Keanggunan. 2. Putih : Kesucian, Kebersihan, Ketepatan, Ketidak bersalahan, Seteril, Kematian. 3. Kuning : Optimis, Harapan, Filosofi, Ketidakjujuran, Pengecut untuk budaya barat, dan penghianat. 4. Hijau : Alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan. 5. Biru : Kepercayaan, Konservatif, keamanan, Tehnologi, Kebersihan, dan keteraturan. 44 6. Merah : Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya. Merah jika dikombinasikan dengan putih, akan mempunyai arti ‘bahagia’ di budaya oriental. 7. Ungu Jingga : Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Transformasi, Kekerasan, Keangkuhan. 8. Orange : Energi, Keseimbangan, Kehangatan. 9. Coklat : Tanah bumi, reliability, comfort, daya tahan. 10. Abu-abu : Intelek, Masa depan sepert warna millennium, kesederhanaan, kesedihan. Warna dan artinya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap sesuatu yang dilekatinya. Warna juga memberi arti terhadap suatu objek, hampir semua bangsa di dunia memiliki arti tersendiri pada warna. Hal ini dapat dilihat pada bendera nasional masing-masing, serta upacara-upacara ritual lainnya yang sering dilambangkan dengan warna-warni. Cangara, 2005 : 109.

2.1.11. Pendekatan Semiotik Dalam Iklan Televisi

Penerapan Semiotik pada iklan televisi, berarti kita harus memperhatikan aspek medium televisi yang berfungsi sebagai tanda. Maka dari sudut pandang ini jenis ambilan kamera selanjutnya disebut shot saja dan kerja kamera camera work. Dengan cara ini, peneliti bisa memahami shot apa saja yang muncul dan bagaimana maknanya. Misalnya, Iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” shot berarti ambilan kamera dari leher ke atas atau 45 menekankan bagian wajah, makna dari CU shot adalah keintiman dan sebagainya. Selain shot, yang terdapat pada camera work atau kerja kamera yaitu bagaimana gerak kamera terhadap objek, misalnya panning-up atau pan- up yaitu gerak kamera mendongak pada poros horizontal. Pan-up berarti kamera melihat ke atas, dan ini bermakna adanya otoritas atau kekuasaan pada obyek yang diambil. Berger, 1992:37. Lebih jauh yang harus diperhatikan tidak hanya shot dan camera work tetapi juga suara. Suara meliputi sound effect dan musik. Televisi sebagai media audio visual tidak hanya mengandung unsur visual, namun juga suara, karena suara merupakan aspek kenyataan hidup. Suara yang keras, menghentak, lemah memiliki makna yang berbeda-beda. Setiap suara mengekspresikan sesuatu yang unik Sumarno, 1996:71. Diasumsikan pembuatan iklan televisi pada penelitian ini untuk mempermudah pemotongan gambar iklan yang bergerak diperlukan teori dari Jhon Fiske. Analisis semiotik yang dilakukan pada cinema atau film layar lebar menurut fiske disetarakan dengan analisis film iklan yang ditayangkan di televisi. Sehingga analisis yang dilakukan pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” dibagi menjadi dua level yaitu : 1. Level Realitas Pada level ini, realitas dapat berupa penampilan, pakaian dan make-up yang digunakan oleh pemain, lingkungan, perilaku, ucapan, gesture, ekspresi, suara dan sebagainya yang dipahami sebagai kode budaya yang ditangkap secara elektronik melalui kode-kode teknis. kode-kode sosial 46 yang merupakan realitas yang akan diteliti dalam penelitian ini, dapat berupa: a. Penampilan, kostum dan make-up yang digunakan oleh pemain di iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung”. Dalam penelitian ini tokoh yang menjadi obyek penelitian adalah seorang pelajar yang ada di iklan tersebut. Bagaimana pakaian dan tata rias apa yang digunakan, serta apakah kostum dan make-up yang ditampilkan tersebut memberikan signifikasi tertentu menurut kode sosial dan kultural. b. Lingkungan atau setting, yang ditampilkan dari cerita dari tokoh tersebut, bagaimana simbol-simbol yang ditonjolkan serta fungsi dan makna didalamnya. c. Dialog, berupa apa makna dari kalimat-kalimat yang diucapkan dalam dialog. 2. Level Representasi, meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, musik dan suara, yang ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvensional. Bentuk-bentuk representasi dapat berupa cerita, konflik, karakter, action, dialog, setting, casting, dan sebagainya. Penggunaan semiotika dalam iklan telah menjadi bagian penting dalam masyarakat modern. Analisa iklan dengan pendekatan semiotika dapat dilakukan mengingat iklan yang merupakan fenomena semiotika advertisement semiotic activity. Masyarakat sekarang lebih berorientasi pada apa yang dilihatnya dan telah banyak menggunakan sistem tanda lain di luar sistem tanda verbal. 47

2.1.12. Iklan Fruit Tea Versi “Pulo Gadung”

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI KREATIVITAS DALAM IKLAN ROKOK A MILD VERSI “GELAR” DI TELEVISI (Studi Semiotik Representasi Kreativitas Dalam Iklan Rokok A Mild Versi “Gelar” di Televisi).

0 1 125

REPRESENTASI KREATIVITAS DALAM IKLAN ROKOK A MILD VERSI "GELAR" DI TELEVISI (Studi Semiotik Representasi Kreativitas Dalam Iklan Rokok A Mild Versi "Gelar" di Televisi).

2 3 125

“REPRESENTASI CITRA DIRI DALAM IKLAN LA LIGHT S” (Studi Semiotik Representasi Citra Diri dalam Iklan LA Lights Versi “Bersandiwara” di Media Televisi).

1 2 117

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE (Studi semiotik representasi sensualitas perempuan dalam iklan axe versi axe effect di televisi).

6 11 197

REPRESENTASI PERSAINGAN DALAM IKLAN KARTU AS (Studi Semiotik Iklan Kartu As Versi “Sule” di Televisi).

1 3 89

Representasi Ketidakadilan Hukum Dalam Iklan Provider Selular Smart Versi “ Maling Ayam “ Di Televisi (Studi Semiotik terhadap representasi ketidakadilan hukum dalam iklan provider selular Smart versi “ Maling Ayam “ Di Televisi ).

1 2 94

REPRESENTASI MASKULINITAS DALAM IKLAN TELEVISI. (Studi Semiotik Tentang Representasi Maskulinitas Dalam Iklan Shampo Zinc versi Agnes Monica).

5 37 100

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI ”PULO GADUNG” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi)

0 0 15

REPRESENTASI KREATIVITAS DALAM IKLAN ROKOK A MILD VERSI “GELAR” DI TELEVISI (Studi Semiotik Representasi Kreativitas Dalam Iklan Rokok A Mild Versi “Gelar” di Televisi) SKRIPSI

0 0 19

REPRESENTASI KREATIVITAS DALAM IKLAN ROKOK A MILD VERSI “GELAR” DI TELEVISI (Studi Semiotik Representasi Kreativitas Dalam Iklan Rokok A Mild Versi “Gelar” di Televisi) SKRIPSI

0 0 19