Tampilan Visual dalam Scene Scene 1

58 4.3. Analisis Data 4.3.1. Analisis Tampilan Visual dalam Scene iklan Fruit tea versi “Pulo Gadung” dengan Pendekatan Semiotik John Fiske Tampilan visual dalam scene tentang representasi kenakalan remaja pada iklan Fruit tea versi “Pulo Gadung” ini dianalisis dengan menggunakan semiotik yang dikemukakan oleh John Fiske yang mengkaji tanda-tanda dengan menentukan pemenggalan scene dengan membaginya dalam dua level yaitu level realitas reality, pada level ini realitas dapat dilihat dari setting, kostum pemain wardrobe, ekspresi, tata rias, gesture, suara perilaku, dan ucapan. Level representasi representation, meliputi kerja kamera, pancahayaan, editing dan casting.

4.3.2. Tampilan Visual dalam Scene Scene 1

Deskripsi umum : Dalam scene 1 tampilan visualnya tampak beberapa orang yaitu 6 orang pelajar dan seorang laki-laki sedang duduk di sebuah warung di pinggir jalan. 59 Level Realitas : 1. Setting Setting yang dipakai adalah luar ruang atau out-Door. Di seluruh scene tampak bahwa lokasi iklan ini mengambil lokasi di luar ruang. Tempat yang digambarkan dalam iklan ini adalah dari pinggir jalan. Tampak dari tata letak dan barang - barang yang ada disekitar tersebut. Seperti : adanya warung, tempat duduk, trotoar, dan kendaraan yang lewat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi atau setting dari iklan tersebut adalah diluar ruang, yaitu berada di jalanan. Jalanan ini ditegaskan dengan terlihatnya trotoar dan warung.

2. Wardrobe

Pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” tersebut pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang secara umum dianggap sebagai pakaian pelajar atau seragam. Model pakaian yang dipakai oleh tokoh tersebut merupakan kostum yang bersifat realitas, karena digunakan pula pada realitas anak – anak pelajar. Selain pelajar, remaja dalam iklan tersebut digambarkan sedang memakai kaos. Kaos dalam yang berada di dalam seragam sekolah yang nantinya dibuat jalan–jalan ketika sudah selesai sekolah, karena bisa dicopot dari posisi terpasangnya semula. Kaos ini dapat dipakai ketika mereka sudah berada di luar sekolah.

3. Property

Property yang dipakai dalam scene 1 adalah sebuah jalanan. Pinggir jalan yang digunakan sebagai lokasi iklan ini untuk memperkuat 60 kesan nilai-nilai jalanan yang ingin direpresentasikan oleh iklan tersebut. Jalanan identik dengan kejahatan dan kenakalan. Dalam kejahatan yang berkaitan dengan hubungan sosial terkait erat dengan kelas sosial, dalam hal ini sebagaimana digambarkan dalam iklan nilai-nilai kenakalan remaja tersebut terlihat ketika masih memakai seragam sekolah mereka masih berkumpul dan bercanda di pinggir jalan sebagaimana digambarkan dalam iklan. Dalam iklan Fruit Tea tersebut lokasi pinggir jalan ditampakkan dari dekorasi atau tata letak barang yang ada.

4. Ekspresi

Ekspresi yang muncul dari kedelapan tokoh dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” adalah ekspresi ketenangan dan kegembiraan. Hal tersebut ditunjukkan dengan asyiknya mereka duduk-duduk di warung pinggir jalan sambil meminum minuman yang mereka sukai setelah melakukan aktivitas mereka.

5. Suara dan Ucapan

Dalam scene ini tidak ada suara ataupun ucapan dari tokoh yang ada dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung”, yang ada hanya background suara kendaraan yang padat untuk menambah kesan bahwa setting lokasi iklan ini adalah di sebuah warung di pinggir jalan yang ramai. Level Representasi : 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Extreme Long Shot LES, mulai dari sedikit ruang dibawah kaki hingga ruang tertentu 61 di atas kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 1 pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini tampak terang sehingga scene tersebut menunjukkan bahwa latar belakang dari adegan tersebut adalah siang hari.

3. Penata Suara

Dalam penataan suara pada scene 1 di layar lebar ini menggunakan suara yang lantang keras dan semangat antusias untuk dapat memberikan suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak penonton.

4. Teknik Editing

Teknik Editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini penataan musik antara lain background suara musik serta hingar bingar suara jalanan yang sedang ramai untuk memperkuat kesan bahwa lokasi dalam iklan ini adalah pinggir jalan yang ramai akan lalu lalang kendaraan yang padat. 62 Analisis Analisis yang diperoleh dari scene 1 yakni menampilkan kenakalan remaja. Melalui setting yang semuanya bersifat realistis, yaitu seperti yang tampak pada realitas objektif sesungguhnya berupa background yang berada di pinggir jalan, dimana dalam tempat tersebut sudah terdapat anak – anak SMU atau pelajar SMU yang masih memakai seragam. Sehingga tempat yang digambarkan adalah tempat publik yakni jalanan dengan kata lain bahwa yang berada di jalanan sudah pasti kebanyakan terkait dengan tindakan kriminal. Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapatkan supervisi dan latihan kedisiplinan yang teratur, sebagai akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan norma hidup normal. Ringkasnya, delinkuen terisolasi itu mereaksi terhadap tekanan dari lingkungan sosial, mereka mencari panutan dan rasa aman dari kelompok gangnya, namun pada usia dewasa, mayoritas remaja nakal ini meninggalkan perilaku kriminalnya, paling sedikit 60 dari mereka menghentikan perilakunya pada usia 21-23 tahun. Hal ini disebabkan oleh proses pendewasaan dirinya sehingga remaja menyadari adanya tanggung jawab sebagai orang dewasa yang mulai memasuki peran sosial yang baru. Dalam realitas objektif, karakteristik kenakalan remaja yang digambarkan iklan tersebut ditampakkan melalui relasi antara anak – anak remaja yang masih labil dan masih senang untuk hura – hura tanpa memikirkan nantinya mereka bakal seperti apa. 63 Scene 2 Deskripsi umum : Dalam scene 2 tampilan visualnya tampak lima orang pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah mereka sedang duduk-duduk dan asyik mengobrol di sebuah warung di pinggir jalan. Level Realitas : 1. Setting Setting yang ditampilkan adalah segerombolan pelajar sedang berada di pinggir jalan setelah mereka pulang sekolah. Hal tersebut tampak dari pakaian mereka yang sudah tidak tertata dengan rapi.

2. Wardrobe

Pakaian yang dikenakan tokoh dalam iklan ini yaitu para pelajar adalah satu stel seragam sekolah berwarna putih abu-abu yang memperkuat identitas mereka bahwa mereka adalah pelajar yang duduk di bangku SMU lengkap dengan atribut tas punggung atau tas ransel yang masih melekat di punggung mereka.

3. Property

Property yang dipakai dalam shot ini adalah bangku yang digunakan sebagai tempat mereka duduk-duduk di pinggir jalan serta pohon 64 yang memberikan keteduhan sehingga mereka tidak merasa panas meskipun sedang duduk-duduk atau nongkrong di pinggir jalan di siang hari yang cukup terik.

4. Ekspresi

Ekspresi gerak tubuh dan muka dalam scene 2 adalah gembira dan sedikit kaget karena tiba-tiba salah seorang teman mereka datang dan meneriakkan kata “Hei..Nongkrong Gini Serunya, Fruit Tea Dulu” yang memang sengaja dilakukan untuk mengagetkan teman-temannya yang lain.

5. Suara dan Ucapan

Suara yang diucapkan oleh salah seorang tokoh pelajar dalam iklan tersebut sangat keras yaitu meneriakkan kata “Hei..Nongkrong Gini Serunya, Fruit Tea Dulu” sehingga mengagetkan teman-temannya yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa sopan-santun yang ada pada generasi muda saat ini sudah mulai luntur karena mereka melupakan tata cara untuk berkomunikasi yang baik dan sopan tanpa harus mengagetkan lawan bicaranya. Level Representasi 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini menggunakan teknik Shot Full Body. Dengan ambilan kamera jenis ini penampilan tokoh nampak jelas dari atas hingga bawah. Fungsinya adalah agar posisi duduk, gaya berpakaian, aktivitas yang dilakukan oleh tokoh iklan dapat dilihat dengan jelas untuk dimaknai. Dari penampilan dan posisi duduk tokoh, makna yang ingin 65 disampaikan adalah bahwa tokoh pelajar berperawakan cuek, dan muda. Dengan shot ini maka sosok pelajar dapat digambarkan dengan jelas, sehingga dapat diartikan pula keterkaitannya dengan representasi kenakalan pelajar. Pelajar adalah sosok muda, dan terlihat percaya diri. Namun terkait dengan representasi kenakalan remaja, sosok pelajar tetap berada ini tidak berada di bawah guru atau orang tuanya, walaupun sosoknya yang cuek memiliki kesempatan untuk tidak tunduk patuh terhadap kontrol dari guru.

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 2 tampak terang sehingga nampak jelas bahwa setting dari scene ini dilakukan pada siang hari yang diperkuat pula dengan kostum tokoh yang mengenakan seragam sekolah.

3. Penata Suara

Dalam penataan suara pada scene 2 di iklan ini menggunakan suara yang lantang yaitu teriakan untuk mengagetkan teman-temannya yang lain.

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini penataan musik antara lain background suara musik serta hingar bingar suara jalanan yang 66 sedang ramai untuk memperkuat kesan bahwa lokasi dalam iklan ini adalah pinggir jalan yang ramai akan lalu lalang kendaraan yang padat. Analisis : Secara umum, scene pada iklan ini menggambarkan bahwa gambaran pelajar saat ini sudah mulai bergeser. Umumnya jika mereka selesai bersekolah, mereka akan langsung pulang namun kebiasaan yang terjadi saat ini adalah adanya aktivitas nongkrong di tempat-tempat yang menurut mereka enak untuk bersantai sambil menikmati minuman yang segar. Penggambaran dalam iklan tersebut nampak bahwa kegiatan nongkrong lebih enak jika dilakukan sambil menikmati minuman yang dingin dalam hal ini adalah minuman teh botol fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan. Scene 3 Deskripsi umum : Dalam scene 3 tampilan visualnya tampak seorang tokoh yang sedang mengambil sebotol minuman dingin merek fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan. 67 Level Realitas : 1. Setting Setting yang ditampilkan adalah sebuah kotak atau box tempat minuman dingin dimana didalamnya terdapat beberapa botol minuman dingin merek fruit tea dengan beberapa bongkah es batu.

2. Wardrobe

Wardrobe yang digunakan oleh tokoh dalam scene ini adalah gelang aksesoris yang terbuat dari tali sehingga memperkuat kesan bahwa remaja yang berstatus sebagai pelajar dalam iklan ini berkesan urakan dan memperkuat representasi kenakalan remaja karena menggunakan aksesoris- aksesoris tambahan yang seharusnya tidak mereka gunakan ketika mereka bersekolah. 3. Property Pada scene ini properti yang digunakan adalah sebuah kotak atau box tempat minuman dingin dimana di dalamnya terdapat beberapa botol minuman dingin merek fruit tea dengan beberapa bongkah es batu.

4. Ekspresi

Pada scene ini tidak nampak ekspresi dari tokoh pelajar karena dalam scene ini hanya ditampilkan adegan sebuah tangan yang sedang mengambil sebotol minuman dari sebuah kotak atau box tempat minuman dingin. 68

5. Suara dan Ucapan

Suara yang terdapat dalam scene ini adalah suara background musik pengiring untuk memberi kesan santai dan gembira dari aktivitas yang dilakukan oleh para tokoh pelajar dalam iklan tersebut. Level Representasi : 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan teknik Close Up Shot. Close Up Shot muncul pada sebagian besar durasi iklan tersebut. CU shot adalah pengambilan gambar dengan memfokuskan pada area tertentu. Pengambilan CU terutama untuk tokoh utama iklan. Dalam hal ini yang ingin ditekankan adalah aktivitas atau gerakan mengambil sebotol minuman dingin merek fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan.

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 3 tampak terang sehingga dapat menunjukkan bahwa setting atau latar belakang dari iklan ini dilakukan pada siang hari.

3. Penata Suara

Penataan suara pada scene 3 pada iklan ini menggunakan suara background musik pengiring untuk memberi kesan santai dan gembira dari aktivitas yang dilakukan oleh para tokoh pelajar dalam iklan tersebut. 69

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Dalam film ini penataan musik yang terdapat pada scene 3 adanya musik yang mengiri adegan tersebut. Analisis Analisis yang dipeloreh dari scene 3 yakni penonjolan utama dari brand produk yang diiklankan yaitu adanya sensasi kenikmatan rasa dingin dan menyegarkan untuk menambah keasyikan nongkrong di kalangan remaja saat ini walaupun dilakukan di sebuah warung di pinggir jalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk fruit tea tersebut merupakan produk bersegmen remaja dan memang dihadirkan untuk menambah keasyikan remaja di berbagai aktivitas padat mereka. Scene 4 70 Deskripsi gambar : Dalam scene tersebut tampak 3 orang tokoh pelajar yang sedang asyik menikmati minuman mereka di sebuah warung di pinggir jalan. Level Realitas : 1. Setting Setting atau gambaran lokasi dalam scene ini tetap mempergunakan warung yang terletak di pinggir jalan. Hal tersebut nampak dari adanya background atau latar belakang berupa penggunaan property tambahan seperti rak untuk tempat menyimpan makanan ataupun rak untuk menyusun botol- botol minuman.

2. Wardrobe

Wardrobe yang digunakan dalam scene ini adalah pakaian seragam sekolah dilengkapi dengan kaos di bagian dalam serta tambahan jaket pada tokoh pelajar yang lain. Pakaian seragam yang dikenakan oleh tokoh dalam iklan menunjukkan bahwa para tokoh yaitu para pelajar memiliki kebiasaan nongkrong di warung di pinggir jalan sehingga memperkuat kesan bahwa gambaran remaja saat ini khususnya yang berstatus pelajar adalah nongkrong di tempat-tempat kesukaan mereka setelah selesai sekolah dan tidak langsung pulang kembali ke rumah masing-masing.

3. Property

Property yang digunakan dalam scene ini ada beberapa diantaranya adalah rak tempat menyusun makanan, rak tempat menyusun botol minuman, botol kemasan fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan, 71 kemasan minuman langsung saji. Beberapa property pendukung tadi berfungsi untuk mengekspresikan bahwa kegiatan meminum fruit tea tersebut dilakukan di sebuah warung di pinggir jalan. Adanya kemasan minuman langsung saji seperti yang digunakan oleh tokoh yang bertubuh agak gemuk juga menunjukkan bahwa pada lokasi yang enak untuk nongkrong lebih asyik jika meminum minuman yang menyegarkan.

4. Ekspresi

Ekspresi yang ditunjukkan oleh tiga tokoh dalam scene tersebut cukup beragam. Tokoh pertama yang sedang mengenakan seragam yang ditutupi jaket tampak sedang memalingkan muka ke arah kanan seperti sedang mengobrol dengan teman di sisi yang lain. Tokoh kedua yang juga mengenakan seragam yang dibuka kancingnya sehingga terlihat kaos dalam nampak sedang meminum minuman yang dingin dan menyegarkan dan memperlihatkan ekspresi haus serta kenikmatan setelah meminum minuman fruit tea tersebut. Gerakan minum pada tokoh kedua tersebut menggambarkan cara minum yang tidak sopan karena tidak menggunakan gelas sebagai alat yang umum digunakan untuk tempat seseorang meminum sesuatu, sehingga hal tersebut memberikan kesan bahwa pelajar tersebut tidak tahu sopan santun. Tokoh ketiga yang juga mengenakan seragam serta bertubuh gemuk dan berkacamata juga menampakan ekspresi kesegaran karena telah meminum minuman yang menyegarkan. 72

5. Suara dan Ucapan

Pada scene ini suara atau dialog yang muncul adalah efek suara kesegaran setelah meminum minuman produk yang diiklankan yaitu fruit tea. Suara tersebut adalah “glek…”. Kemunculan suara tersebut memperkuat kesan kenikmatan atau sensasi yang timbul setelah menenggak minuman dingin tersebut. Level Representasi : 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot. Dalam hal ini menunjukkan bahwa shot gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga sedikit ruang diatas kepala.

2. Pencahayaan

Pencahayaan dalam scene ini cukup terang sehingga memperkuat gambaran iklan bahwa adegan ini dilakukan di siang hari yang terik sehingga di tengah suasana yang panas tersebut akan sangat nikmat bila menenggak minuman yang dingin dan menyegarkan seperti yang dilakukan oleh tokoh dalam iklan tersebut.

3. Penata Suara

Pada scene ini suara atau dialog yang muncul adalah efek suara kesegaran setelah meminum minuman produk yang diiklankan yaitu fruit tea. Suara tersebut adalah “glek…”. Kemunculan suara tersebut memperkuat 73 kesan kenikmatan atau sensasi yang timbul setelah menenggak minuman dingin tersebut.

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Pada scene ini diiringi dengan background musik serta suara lalu lalang kendaraan sehingga memperkuat kesan bahwa kenikmatan menenggak minuman fruit tea ini sangat menambah keasyikan nongkrong para pelajar serta lebih enak bila dilakukan di warung di pinggir jalan. Analisis Secara umum, scene 4 ini memberikan gambaran bahwa para pelajar saat ini telah melupakan norma-norma kesopanan di masyarakat. Kebiasaan langsung pulang ke rumah setelah sekolah telah mulai luntur karena umumnya para pelajar lebih memilih nongkrong terlebih dahulu sebelum pulang ke sekolah. Pada scene ini juga nampak bahwa kebiasaan nongkrong tersebut telah membuat dampak buruk bagi kehidupannya maupun untuk lingkungan sekitar yang merasa terganggu dengan keadaan yang dilakukan oleh pelajar tersebut. 74 Scene 5 Deskripsi gambar : Dalam scene tersebut tampak 5 orang tokoh pelajar yang sedang asyik menikmati minuman mereka di sebuah warung di pinggir jalan dan masih memakai seragam sekolah dengan semua kancing baju terbuka. Level Realitas : 1. Setting Setting atau gambaran lokasi dalam scene ini tetap mempergunakan warung yang terletak di pinggir jalan. Hal tersebut nampak dari adanya background atau latar belakang berupa penggunaan property tambahan seperti rak untuk tempat menyimpan makanan ataupun rak untuk menyusun botol- botol minuman, selain itu juga terdapat kursi untuk duduk mereka berlima dan memegang botol Fruit Tea yang sedang mereka minum.

2. Wardrobe

Wardrobe yang digunakan dalam scene ini adalah pakaian seragam sekolah dilengkapi dengan kaos di bagian dalam serta tambahan jaket pada tokoh pelajar yang lain. Pakaian seragam yang dikenakan oleh tokoh dalam iklan menunjukkan bahwa para tokoh yaitu para pelajar memiliki kebiasaan 75 nongkrong di warung di pinggir jalan sehingga memperkuat kesan bahwa gambaran remaja saat ini khususnya yang berstatus pelajar adalah nongkrong di tempat-tempat kesukaan mereka setelah selesai sekolah dan tidak langsung pulang kembali ke rumah masing-masing, serta dengan tidak rapinya baju yang mereka pakai dapat diartikan bahwa mereka tidak terlalu memikirkan bahwa mereka adalah seorang pelajar, mereka seakan cuek dengan keadaan sekitar yang menurutnya biasa saja, padahal harusnya mereka sebagai pelajar dapat menjadi panutan bahwa mereka merupakan masa depan bangsa ini nantinya.

3. Property

Property yang digunakan dalam scene ini ada beberapa diantaranya adalah rak tempat menyusun makanan, rak tempat menyusun botol minuman, serta adanya warung yang mengisyaratkan bahwa tempat nongkrong mereka adalah sebuah warung yang biasa dibuat mereka nongkrong, serta adanya banyak botol minuman di belakang mereka mengisyaratkan bahwa memang mereka senang berada di tempat tersebut, yang memang letak dari tempat tersebut sangat strategis untuk nongkrong.

4. Ekspresi

Ekspresi yang ditunjukkan oleh lima tokoh dalam scene tersebut cukup beragam. Tokoh pertama yang sedang mengenakan seragam tampak sedang memalingkan muka ke arah kanan seperti sedang menikmati minuman yang dipegangnya dan merasakan kenikmatan dari minuman tersebut. Tokoh kedua yang juga mengenakan seragam yang dibuka kancingnya dan memakai 76 jaket berwarna hijau memperlihatkan ekspresi kehausan. Gerakan minum pada tokoh kedua tersebut menggambarkan cara minum yang tidak sopan karena tidak menggunakan gelas sebagai alat yang umum digunakan untuk tempat seseorang meminum sesuatu, sehingga hal tersebut memberikan kesan bahwa pelajar tersebut tidak tahu sopan santun. Tokoh ketiga yang menggunakan baju seragam dan sedang dibuka seragamnya sehingga tampaklah kaos dalam yang dikenakan, hal ini mengisyaratkan bahwa memang pelajar ini tidak menganggap bahwa dirinya adalah seorang pelajar, yang ada di benaknya hanyalah bersenang – senang dengan keadaan sekitar, kemudian untuk tokoh keempat yang juga mengenakan seragam serta bertubuh gemuk dan berkacamata juga menampakan ekspresi kesegaran karena telah meminum minuman yang menyegarkan, serta sedang melihat minuman apa yang dapat membuat dirinya terasa segar kembali setelah seharian menuntut ilmu, kemudian untuk tokoh kelima juga masih menggunakan baju seragam dan membawa tas dan diletakkan sebelah kanannya, sedang menghadapap kearah kiri, dengan memegang botol Fruit Tea yang sedang dia minum, dia merasa bahwa dirinya sendirian sehingga dia sangat menikmatinya.

5. Suara dan Ucapan

Pada scene ini suara atau dialog yang muncul adalah efek suara kesegaran setelah meminum minuman produk yang diiklankan yaitu fruit tea. Suara tersebut adalah “glek…”. Kemunculan suara tersebut memperkuat 77 kesan kenikmatan atau sensasi yang timbul setelah menenggak minuman dingin tersebut. Level Representasi : 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot. Shot ini merupakan ambilan kamera yang dilakukan sebatas dada ke atas hingga kepala. Fungsi dari jenis shot seperti ini adalah untuk menggambarkan kepada penonton ekspresi sekaligus kedudukan tubuh dengan batas bahu. Pada iklan ini shot yang ditampilkan pada scene 5 ini memiliki makna bahwa tokoh menampakkan ekspresi kesenangan, kemudian bahasa non verbal yang tampak pada wajahnya berganti menjadi kepuasan, karena hanya melihat dari sisinya saja tanpa menghiraukan yang dilakukan orang lain kepadanya .

2. Pencahayaan

Pencahayaan dalam scene ini cukup terang sehingga memperkuat gambaran iklan bahwa adegan ini dilakukan di siang hari yang terik sehingga di tengah suasana yang panas tersebut akan sangat nikmat bila menenggak minuman yang dingin dan menyegarkan seperti yang dilakukan oleh tokoh dalam iklan tersebut.

3. Penata Suara

Pada scene ini suara atau dialog yang muncul adalah efek suara kesegaran setelah meminum minuman produk yang diiklankan yaitu fruit tea. Suara tersebut adalah “glek…”. Kemunculan suara tersebut memperkuat 78 kesan kenikmatan atau sensasi yang timbul setelah menenggak minuman dingin tersebut.

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Pada scene ini diiringi dengan background musik serta suara lalu lalang kendaraan sehingga memperkuat kesan bahwa kenikmatan menenggak minuman fruit tea ini sangat menambah keasyikan nongkrong para pelajar serta lebih enak bila dilakukan di warung di pinggir jalan. Analisis Secara umum, scene 5 ini memberikan gambaran bahwa dalam sikap pelajar yang baik harusnya juga menunjukkan sikap yang santun yang sudah diajarkan selama ini kepadanya, akan ettapi hak tersebut tidak menjadi acuan dari seorang pelajar ini, dia hanya melakukan yang menurutnya bisa membuat dirinya senang. Dalam iklan ini, ketidaklogisan ditunjukkan pada scene‐scene sebelumnya, yaitu ketika mereka minum minuman Fruit Tea, mereka menjadi fresh dan tidak menghiraukan apa yang sudah dilakukannya. Raut muka kaget dan mencibir, kemudian memberitahukan hal dengan nada yang tidak sopan. Hal semacam ini sebenarnya tidak dapat diterima, namun harus diterima dengan sikap pasrah. Jika 79 orang lain yang bertanya kepadanya melakukan bantahan terhadap apa yang diberitahukannya informasi dari pelajar tersebut, maka akan berimbas buruk kepada dirinya. Jadi ekspresi pasrah menunjukkan bahwa orang kedua memilih untuk diam dalam menerima perlakuan dari seorang pelajar tersebut. Scene 6 Deskripsi gambar : Dalam scene tersebut tampak 5 orang tokoh pelajar yang sedang asyik menikmati minuman mereka di sebuah warung di pinggir jalan dan masih memakai seragam sekolah dengan semua kancing baju terbuka dan tampak dari wajah mereka yang sangat terkejut. Level Realitas : 1. Setting Setting atau gambaran lokasi dalam scene ini tetap mempergunakan warung yang terletak di pinggir jalan. Hal tersebut nampak dari adanya background atau latar belakang berupa penggunaan property tambahan seperti rak untuk tempat menyimpan makanan ataupun rak untuk menyusun botol- 80 botol minuman, selain itu juga terdapat kursi untuk duduk mereka berlima dan memegang botol Fruit Tea yang sedang mereka minum. 81

2. Wardrobe

Wardrobe yang digunakan dalam scene ini adalah pakaian seragam sekolah dilengkapi dengan kaos di bagian dalam serta tambahan jaket pada tokoh pelajar yang lain. Pakaian atasan digambarkan berupa pakaian pelajar yang dibuka kancingnya dan kelihatan kaos dalamnya. Sosok pelajar seperti yang ditampilkan dalam iklan juga bisa diartikan sebagai remaja yang masuk dalam usia transisi. Seorang individu, telah meninggalkan usia kanak‐kanak yang lemah dan penuh kebergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini bergantung kepada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja, kaerna ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya

3. Property

Property yang digunakan dalam scene ini ada beberapa diantaranya adalah rak tempat menyusun makanan, rak tempat menyusun botol minuman, serta adanya warung yang mengisyaratkan bahwa tempat nongkrong mereka adalah sebuah warung yang biasa dibuat mereka nongkrong.

4. Ekspresi

Ekspresi yang ditunjukkan oleh lima tokoh dalam scene tersebut semuanya sama, mereka sama – sama terkejut dengan adanya perbuatan yang mereka lakukan sendiri kepada orang lain, raut wajah pelajar menyiratkan makna bahwa wajah tersebut seakan – akan meremehkan orang lain, dengan baju 82 yang terbuka tersebut serta bentuk bibir yang sekakan – akan tidak menggubris semua yang dikatakan orang lain kepadanya, dari sisi ini sudah kelihatan sikap dari pelajar ini sebenarnya, hal ini sudah memacu sebagai kenakalan remaja yang dilakukan oleh pelajar. Perubahan itu erat juga sangkut pautnya dengan perubahan psikis, yaitu perubahan tingkah laku yang tampak seperti perubahan minat, antara lain minat belajar berkurang, timbul minat terhadap jenis kelamin lainnya, juga minat terhadak kerja menurun. Sehingga dari scene diatas, pakaian yang digunakan oleh pelajar seragam dan kaos .

5. Suara dan Ucapan

Pada scene ini suara atau dialog yang muncul adalah efek suara jawaban yang dilontarkan pelajar tersebut kepada orang yang sedang bertanya kepadanya. Suara tersebut adalah “heh…”. Kemunculan suara tersebut memperkuat kesan bahwa mereka tidak terlalu serius menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh orang lain kepadanya. Level Representasi : 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot. Shot ini merupakan ambilan kamera yang dilakukan sebatas dada ke atas hingga kepala. Fungsi dari jenis shot seperti ini adalah untuk menggambarkan kepada penonton ekspresi sekaligus kedudukan tubuh dengan batas bahu. Dalam scene iklan ini, ketidaklogisan ditunjukkan, yaitu ketika mereka minum minuman Fruit Tea, mereka menjadi fresh dan tidak menghiraukan apa yang sudah dilakukannya. Raut muka kaget dan mencibir, kemudian memberitahukan hal 83 dengan nada yang tidak sopan. Hal semacam ini sebenarnya tidak dapat diterima, namun harus diterima dengan sikap pasrah. Jika orang lain yang bertanya kepadanya melakukan bantahan terhadap apa yang diberitahukannya informasi dari pelajar tersebut, maka akan berimbas buruk kepada dirinya. Jadi ekspresi pasrah menunjukkan bahwa orang kedua memilih untuk diam dalam menerima perlakuan dari seorang pelajar tersebut .

2. Pencahayaan

Pencahayaan dalam scene ini cukup terang sehingga memperkuat gambaran iklan bahwa adegan ini dilakukan di siang hari yang terik sehingga di tengah suasana yang panas tersebut akan sangat nikmat bila menenggak minuman yang dingin dan menyegarkan seperti yang dilakukan oleh tokoh dalam iklan tersebut.

3. Penata Suara

Pada scene ini suara atau dialog yang muncul adalah efek suara jawaban yang dilontarkan pelajar tersebut kepada orang yang sedang bertanya kepadanya. Suara tersebut adalah “heh…”. Kemunculan suara tersebut memperkuat kesan bahwa mereka tidak terlalu serius menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh orang lain kepadanya.

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat 84 memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini yang dilihat dari penampilan dan posisi berdiri tokoh makna yang ingin disampaikan adalah bahwa tokoh pelajar scene5 berperawakan cuek, dan muda. Dengan shot ini maka sosok pelajar dapat digambarkan dengan jelas, sehingga dapat diartikan pula keterkaitannya dengan representasi kenakalan pelajar. Pelajar adalah sosok muda, dan terlihat percaya diri. Namun terkait dengan representasi kenakalan remaja, sosok pelajar tetap berada ini tidak berada di bawah guru atau orang tuanya, walaupun sosoknya yang cuek memiliki kesempatan untuk tidak tunduk patuh terhadap control dari guru.

5. Penataan Musik

Pada scene ini diiringi dengan background musik serta suara lalu lalang kendaraan sehingga memperkuat kesan bahwa kenikmatan menenggak minuman fruit tea ini sangat menambah keasyikan nongkrong para pelajar serta lebih enak bila dilakukan di warung di pinggir jalan. Analisis Secara umum, scene 6 ini memberikan gambaran agar pemirsa iklan dapat mengetahui suasana jalanan yang ditegaskan melalui keberadaan trotoar. Trotoar menjadi tempat dari konteks hubungan sosial diantara tokoh dalam iklan, yaitu hubungan pelajar dan jalanan. Trotoar juga menjadi tempat atas terdapatnya aturan yang menimbulkan ketidaknyamanan diri sebagai seorang pelajar dan dalam sikap pelajar yang baik harusnya juga menunjukkan sikap yang santun yang sudah diajarkan selama ini kepadanya, akan ettapi hak tersebut tidak menjadi acuan dari 85 seorang pelajar ini, dia hanya melakukan yang menurutnya bisa membuat dirinya senang. 86 Scene 7 Deskripsi umum : Dalam scene 7 tampilan visualnya tampak ada seorang laki-laki di dalam mobil Stunt yang di warnai dengan air brush. Level Realitas : 1. Setting Setting yang dipakai adalah di dalam mobil. Di seluruh scene tampak bahwa lokasi iklan ini mengambil lokasi di luar ruang. Tempat yang di gambarkan dalam iklan ini adalah dari pinggir jalan. Tampak dari tata letak dan barang – barang yang ada di sekitar tersebut. Seperti : adanya warung, tempat duduk, trotoar, dan kendaraan yang lewat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi atau setting dari iklan tersebut adalah diluar ruang, yaitu berada di jalanan. Jalanan ini ditegaskan dengan terlihatnya trotoar dan warung.

2. Wardrobe

Pada iklan Fruit Tea versi ”Pulo Gadung” tersebut pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang secara umum dianggap sebagai pakaian pelajar atau seragam, dan pakaian bebas bagi orang yang tampak di dalam 87 mobil. Model pakaian yang dipakai oleh tokoh tersebut merupakan kostum yang bersifat realitas, karena digunakan pula pada realitas anak – anak pelajar. Selain pelajar, ada seorang laki-laki yang ada di dalam mobil pada iklan tersebut digambarkan sedang memakai pakaian bebas. Kaos dalam yang berada di dalam seragam sekolah yang nantinya dibuat jalan–jalan ketika sudah selesai sekolah, karena bisa dicopot dari posisi terpasangnya semula. Kaos ini dapat dipakai ketika mereka sudah berada di luar sekolah .

3. Property

Property yang dipakai dalam scene 1 adalah sebuah jalanan. Pinggir jalan yang digunakan sebagai lokasi iklan ini untuk memperkuat kesan nilai-nilai jalanan yang ingin direpresentasikan oleh iklan tersebut. Jalanan identik dengan kejahatan dan kenakalan . Dalam kejahatan yang berkaitan dengan hubungan sosial terkait erat dengan kelas sosial, dalam hal ini sebagaimana digambarkan dalam iklan nilai-nilai kenakalan remaja tersebut terlihat ketika ada seseorang yang bertanya mengenai suatu tempat, tapi anak-anak itu menjawab dengan asal-asalan.

4. Ekspresi

Ekspresi yang muncul dari kedelapan tokoh dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” adalah ekspresi kegembiraan dan kenakalan. Hal tersebut ditunjukkan dengan membohongi seseorang yang ada di dalam mobil tersebut. 88

5. Suara dan Ucapan

Suara yang diucapkan oleh salah seorang laki-laki di dalam mobil dengan sangat keras yaitu bertanya “ Oii,,Senen Daerah mana ”. Lalu mereka menjawab “lha kan kemaren”, hal tersebut menunjukkan bahwa sopan- santun yang ada pada generasi muda saat ini sudah mulai luntur karena mereka melupakan tata cara untuk berkomunikasi yang baik dengan seseorang. Level Representasi : 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Wide Medium Shot WMS, gambar medium shot tapi agak melebar kesamping kanan kiri. Pengambilan gambar Medium shot menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang ekspresi dan karakter, secara lebih dekat dibandingkan long shot. Memberikan suasana latar yang luas kesamping sehingga mendapatkan inspirasi untuk mengutarakan suatu hal demi terciptanya pemimpin yang dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 7 tampak terang sehingga nampak jelas bahwa setting dari scene ini dilakukan pada siang hari yang diperkuat pula dengan kostum tokoh yang mengenakan seragam sekolah. 89

3. Penata Suara

Dalam penataan suara pada scene 7 di iklan ini menggunakan suara yang lantang yaitu teriakan untuk bertanya dan menjawab .

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Pada scene ini diiringi dengan background musik serta suara lalu lalang kendaraan sehingga memperkuat kesan bahwa kenikmatan menenggak minuman fruit tea ini sangat menambah keasyikan nongkrong para pelajar serta lebih enak bila dilakukan di warung di pinggir jalan. Analisis Secara umum, scene pada iklan ini menggambarkan bahwa gambaran pelajar saat ini sudah mulai bergeser. Umumnya jika ada seseorang yang bertanya , mereka seharusnya menjawab dengan jawaban yang benar. Bukan dengan cara berbohong kepada orang yang bertanya. Penggambaran dalam iklan tersebut nampak bahwa kegiatan nongkrong lebih enak jika dilakukan sambil menikmati minuman yang dingin dalam hal ini adalah minuman teh botol fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan. . 90 Scene 8 Deskripsi umum : Dalam scene 8 tampilan visualnya tampak seorang tokoh sedang menjawab pertanyaan seseorang. Level Realitas : 1. Setting Setting yang ditampilkan adalah segerombolan pelajar sedang berada di pinggir jalan setelah mereka pulang sekolah. Hal tersebut tampak dari pakaian mereka yang sudah tidak tertata dengan rapi.

2. Wardrobe

Pakaian yang dikenakan tokoh dalam iklan ini yaitu para pelajar adalah satu stel seragam sekolah berwarna putih abu-abu yang memperkuat identitas mereka bahwa mereka adalah pelajar yang duduk di bangku SMU lengkap dengan atribut tas punggung atau tas ransel yang masih melekat di punggung mereka.

3. Property

Property yang dipakai dalam shot ini adalah bangku yang digunakan sebagai tempat mereka duduk-duduk di pinggir jalan serta pohon 91 yang memberikan keteduhan sehingga mereka tidak merasa panas meskipun sedang duduk-duduk atau nongkrong di pinggir jalan di siang hari yang cukup terik.

4. Ekspresi

Ekspresi gerak tubuh dan muka dalam scene 8 adalah gembira karena mereka bisa menjahili dan membohongi seseorang yang bertanya mengenai letak suatu lokasi.

5. Suara dan Ucapan

Suara yang diucapkan oleh salah seorang tokoh pelajar dalam iklan tersebut sangat keras yaitu meneriakkan kata “Lha senen kan kemaren” sehingga membuat teman-teman yang lain jadi tertawa. Hal tersebut menunjukkan bahwa sopan-santun yang ada pada generasi muda saat ini sudah mulai luntur karena mereka melupakan tata cara untuk berkomunikasi yang baik dan sopan tanpa harus menjahili seseorang yang bertanya. Level Representasi : 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot. Dalam hal ini menunjukkan bahwa shot gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga sedikit ruang diatas kepala. Memberikan suasana latar yang terlihat sehingga mendapatkan inspirasi untuk mengutarakan suatu pendapat tentang percakapan menyusun strategi yang dilakukan keempat orang laki-laki tersebut. 92

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 8 tampak terang sehingga nampak jelas bahwa setting dari scene ini dilakukan pada siang hari yang diperkuat pula dengan kostum tokoh yang mengenakan seragam sekolah.

3. Penata Suara

Dalam penataan suara pada scene 8 di iklan ini menggunakan suara yang lantang yaitu teriakan untuk menjahili seseorang.

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Pada scene ini diiringi dengan background musik serta suara lalu lalang kendaraan sehingga memperkuat kesan bahwa kenikmatan menenggak minuman fruit tea ini sangat menambah keasyikan nongkrong para pelajar serta lebih enak bila dilakukan di warung di pinggir jalan. Analisis Secara umum, scene pada iklan ini menggambarkan bahwa gambaran pelajar saat ini sudah mulai bergeser. Umumnya jika mereka selesai bersekolah, mereka akan langsung pulang namun kebiasaan yang terjadi saat ini adalah adanya aktivitas nongkrong di tempat-tempat yang menurut mereka enak 93 untuk bersantai sambil menikmati minuman yang segar. Penggambaran dalam iklan tersebut nampak bahwa kegiatan nongkrong lebih enak jika dilakukan sambil menikmati minuman yang dingin dalam hal ini adalah minuman teh botol fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan. Scene 9 Deskripsi umum : Dalam scene 9 tampilan visualnya tampak lima orang pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah mereka sedang mentertawakan seseorang yang telah mereka jahili. Level Realitas : 1. Setting Setting yang ditampilkan adalah segerombolan pelajar sedang berada di pinggir jalan setelah mereka pulang sekolah. Hal tersebut tampak dari pakaian mereka yang sudah tidak tertata dengan rapi.

2. Wardrobe

Pakaian yang dikenakan tokoh dalam iklan ini yaitu para pelajar adalah satu stel seragam sekolah berwarna putih abu-abu yang memperkuat 94 identitas mereka bahwa mereka adalah pelajar yang duduk di bangku SMU lengkap dengan atribut tas punggung atau tas ransel yang masih melekat di punggung mereka.

3. Property

Property yang dipakai dalam shot ini adalah bangku yang digunakan sebagai tempat mereka duduk-duduk di pinggir jalan serta pohon yang memberikan keteduhan sehingga mereka tidak merasa panas meskipun sedang duduk-duduk atau nongkrong di pinggir jalan di siang hari yang cukup terik.

4. Ekspresi

Ekspresi gerak tubuh dan muka dalam scene 9 adalah gembira karena salah seorang teman mereka meneriakkan kata “Lha ini kan Pulo Jawa” yang memang sengaja dilakukan untuk menjahili seseorang yang sedang bertanya.

5. Suara dan Ucapan

Suara yang diucapkan oleh salah seorang tokoh pelajar dalam iklan tersebut sangat keras yaitu meneriakkan kata “Lha ini kan Pulo Gadung” sehingga teman-temannya yang lain tertawa. Hal tersebut menunjukkan bahwa sopan-santun yang ada pada generasi muda saat ini sudah mulai luntur karena mereka melupakan tata cara untuk berkomunikasi yang baik dan sopan. 95 Level Representasi : 1. Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Wide Medium Shot WMS, gambar medium shot tapi agak melebar kesamping kanan kiri. Pengambilan gambar Medium shot menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang ekspresi dan karakter, secara lebih dekat dibandingkan long shot.

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 9 tampak terang sehingga nampak jelas bahwa setting dari scene ini dilakukan pada siang hari yang diperkuat pula dengan kostum tokoh yang mengenakan seragam sekolah.

3. Penata Suara

Dalam penataan suara pada scene 9 di iklan ini menggunakan suara yang lantang yaitu teriakan untuk mengagetkan teman-temannya yang lain.

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Pada scene ini diiringi dengan background musik serta suara lalu lalang kendaraan sehingga memperkuat kesan bahwa kenikmatan menenggak 96 minuman fruit tea ini sangat menambah keasyikan nongkrong para pelajar serta lebih enak bila dilakukan di warung di pinggir jalan.. Analisis Secara umum, scene pada iklan ini menggambarkan bahwa gambaran pelajar saat ini sudah mulai bergeser. Umumnya jika ada seseorang yang bertanya , mereka seharusnya menjawab dengan jawaban yang benar. Bukan dengan cara berbohong kepada orang yang bertanya. Penggambaran dalam iklan tersebut nampak bahwa kegiatan nongkrong lebih enak jika dilakukan sambil menikmati minuman yang dingin dalam hal ini adalah minuman teh botol fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan. 4.3.3. Makna Representasi Di Iklan Fruit Tea Versi “Pulo Gadung” Analisis secara keseluruhan pada iklan ini tetap berpedoman pada sesuatu yang tampak. Ideologi dapat diartikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan pendapat kejadian yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan cara berpikir seseorang atau suatu golongan. Atau berupa paham, teori dan tujuan yang terpadu Rama, 1998 : 178 Sehingga ideologi dipahami sebagai hubungan sistem tanda yang diorganisasikan dalam satu kesatuan dan penerimaan sosial. Seperti yang dikemukakan Van Zoest Sudjiman, 1996 : 104 dalam Mawardhani, 2006 : 126, ideologi dan mitologi di dalam hidup kita sama dengan kode-kode dalam pembuatan semoisis dan komunikasi kita. Tanpa itu komunikasi tidak akan dapat berlangsung. Setiap penggunaan teks, setiap penanganan bahasa, dan semiosis penggunaan tanda, 97 pada umumnya hanya timbul berkat suatu ideologi yang secara sadar atau tidak sadar dikenal oleh pamakai tanda. Sebuah teks tidak pernah terlepas dari ideologi dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi audience kearah suatu ideologi. Dalam penelitian ini, konsep-konsep ideologi yang abstrak akan mengalami perubahan ke dalam bentuk-bentuk yang kongkret. Proses perubahan ini disebut representasi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka menurut peneliti, ideologi yang berusaha ditonjolkan oleh kreator dalam iklan Fruit Tea versi ”Pulo Gadung” adalah ideologi yang mengarah pada kenakalan pelajar pada saat sekarang. Adapun penonjolan ideologi tersebut dimunculkan melalui karakter-karakter tokoh pada iklan tersebut yang diwakili oleh segerombolan pelajar yang berperan sebagai tokoh utama, dan tokoh orang kedua. Dari kalimat yang digunakan sebagai tag line dalam iklan ini, yaitu ”Gokil Neh” sudah mampu menarik perhatian umum karena memiliki pengertian yang lugas dan mudah dipahami. Tag line tersebut dapat dimaknai sebagai pandangan bahwa dengan sikap yang ditunjukkan pelajar tersebut adalah sikap ”Gokil” atau biasa disebut dengan kegilaan yang memang tidak menunjukkan sebagai seroang pelajar. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pedidikan dan lembaga agama, 98 serta faktor emosi dalam diri individu. Sebagaimana telah dijelaskan melalui paradigma dan sintagma, baik pada level realitas juga representasi bahwa kenakalan remaja sebagai tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana, sedangkan Fuhrmann 1990 menyebutkan bahwa kenakalan remaja suatu tindakan anak muda yang dapat merusak dan mengganggu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Santrock 1999 juga menambahkan kenakalan remaja sebagai kumpulan dari berbagai perilaku, dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial sampai tindakan kriminal dan ditampilkan melalui adegan dan juga bahasa-bahasa simbolik dalam iklan ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI KREATIVITAS DALAM IKLAN ROKOK A MILD VERSI “GELAR” DI TELEVISI (Studi Semiotik Representasi Kreativitas Dalam Iklan Rokok A Mild Versi “Gelar” di Televisi).

0 1 125

REPRESENTASI KREATIVITAS DALAM IKLAN ROKOK A MILD VERSI "GELAR" DI TELEVISI (Studi Semiotik Representasi Kreativitas Dalam Iklan Rokok A Mild Versi "Gelar" di Televisi).

2 3 125

“REPRESENTASI CITRA DIRI DALAM IKLAN LA LIGHT S” (Studi Semiotik Representasi Citra Diri dalam Iklan LA Lights Versi “Bersandiwara” di Media Televisi).

1 2 117

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE (Studi semiotik representasi sensualitas perempuan dalam iklan axe versi axe effect di televisi).

6 11 197

REPRESENTASI PERSAINGAN DALAM IKLAN KARTU AS (Studi Semiotik Iklan Kartu As Versi “Sule” di Televisi).

1 3 89

Representasi Ketidakadilan Hukum Dalam Iklan Provider Selular Smart Versi “ Maling Ayam “ Di Televisi (Studi Semiotik terhadap representasi ketidakadilan hukum dalam iklan provider selular Smart versi “ Maling Ayam “ Di Televisi ).

1 2 94

REPRESENTASI MASKULINITAS DALAM IKLAN TELEVISI. (Studi Semiotik Tentang Representasi Maskulinitas Dalam Iklan Shampo Zinc versi Agnes Monica).

5 37 100

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI ”PULO GADUNG” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi)

0 0 15

REPRESENTASI KREATIVITAS DALAM IKLAN ROKOK A MILD VERSI “GELAR” DI TELEVISI (Studi Semiotik Representasi Kreativitas Dalam Iklan Rokok A Mild Versi “Gelar” di Televisi) SKRIPSI

0 0 19

REPRESENTASI KREATIVITAS DALAM IKLAN ROKOK A MILD VERSI “GELAR” DI TELEVISI (Studi Semiotik Representasi Kreativitas Dalam Iklan Rokok A Mild Versi “Gelar” di Televisi) SKRIPSI

0 0 19