Analisis Jenis Kesalahan Hasil dan Analisis Data

1. Analisis Jenis Kesalahan

Jenis kesalahan dianalisis berdasarkan prakiraan yang telah disusun sebelumnya, yaitu kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal fisika terkait dengan kemampuan menggunakan strategi coba-coba, kemampuan menentukan notasi, besaran dan satuan, kemampuan memilih rumus dan interpretasi masalah, kemampuan komputasi serta kemampuan menyimpulkan. Berdasarkan kemampuan tersebut maka dapat dipaparkan bagaimana kesalahan yang terjadi dalam tabel berikut: Tabel 4.1. Tabel jumlah total kesalahan terkait kemampuan menyelesaikan soal No Jenis Kesalahan Jumlah Kesalahan Pretes Postes 1. Kesalahan karena menggunakan strategi coba-coba Trial and error 18 2. Kesalahan menentukan Notasi, Besaran, dan Satuan a. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan 41 23 b. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan 3 1 c. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan 15 8 d. Kesalahan mengidentifikasi besaran vector e. Kesalahan mengidentifikasi besaran scalar f. Kesalahan mengidentifikasi simbol 78 35 g. Kesalahan menuliskan satuan 36 20 h. Kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok 12 9 3. Kesalahan memilih rumus dan interpretasi masalah a. Kesalahan menggambarkan obyek atau system 25 13 b. Kesalahan menentukan besaran yang ada pada obyek atau system 45 33 c. Kesalahan mengidentifikasi formula dasar 48 21 d. Kesalahan mengidentifikasi formula antara 141 71 4. Kesalahan Komputasi a. Kesalahan memanipulasi persamaan 102 41 b. Kesalahan mensubstitusi nilai besaran kedalam suatu 73 40 a. Kesalahan terkait dengan kemampuan menggunakan strategi coba-coba Strategi coba-coba banyak ditemukan pada hasil pekerjaan siswa pada saat pretes. Berikut contoh hasil pekerjaan siswa yang menggunakan strategi coba-coba. Soal 1: Sebuah balok bermassa 3 kg bergerak keatas pada bidang miring yang sudut kemiringannya 60 , dengan energy kinetik awal 18 J. jika koefisien gesekannya 0,3 maka jarak terjauh yang dicapai balok pada saat meluncur pada bidang miring adalah? Contoh jawaban siswa persamaan c. Kesalahan menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik 5 5 5. Kesalahan penyimpulan 5 3 Gambar 1. Contoh kesalahan siswa yang menggunakan strategi coba-coba Dari jawaban siswa tersebut terlihat bahwa siswa sama sekali tidak memiliki rancangan penyelesaian dan hanya sekedar mencoba menjawab saja. Model jawaban seperti ini menunjukkan siswa tidak mengerti konsep fisika yang berkaitan dengan soal. Ada sebanyak 18 kesalahan yang ditemukan pada pretes. Sementara pada postes tidak ada lagi siswa yang mengerjakan soal dengan model coba-coba tersebut. b. Kesalahan terkait dengan kemampuan menentukan notasi, besaran, dan satuan Seperti yang ditunjukkan pada tabel, kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa secara berurutan yaitu: kesalahan mengidentifikasi simbol, kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan, kesalahan menuliskan satuan, kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan, kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok serta kesalahan dalam mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan. Sedangkan kesalahan dalam mengidentifikasi besaran vektor dan skalar tidak ditemukan dalam jawaban siswa. 1 Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui Pada umumnya siswa terlebih dahulu menuliskan setiap besaran yang ada dalam soal. Akan tetapi ada juga siswa yang tidak menuliskan besaran-besaran tersebut. Sebenarnya tidaklah menjadi masalah jika besaran-besaran yang ada dalam soal tidak dituliskan pada bagian diketahui. Yang menjadi masalah adalah ketika menyelesaikan soal, siswa berpatokan pada bagian diketahui yang telah di buat tanpa kembali menganalisa soal. Hal tersebut menyebabkan kesalahan untuk tahap selanjutnya. Ada 41 kesalahan jenis ini yang dilakukan siswa pada tes tahap pertama dan menurun menjadi 23 kesalahan pada tes tahap kedua. Selain besaran yang diketahui secara transparan, biasanya dalam soal- soal fisika yang kompleks ada besaran-besaran yang diketahui secara tidak transparan. Demikian juga dalam soal yang diberikan pada siswa pada penelitian ini. Akan tetapi ada siswa yang tidak memperhatikan hal tersebut. Ketidakjelian siswa menyebabkan besaran-besaran tersebut terlewatkan dan menyebabkan kesalahan pada jawaban. Kesalahan jenis ini ditemukan dalam jawaban siswa pada tes tahap pertama sebesar 3 kesalahan dan 1 kesalahan pada tes tahap kedua. 2 Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan Kesalahan dalam menuliskan apa yang ditanyakan juga ditemukan dalam jawaban siswa. Kesalahan ini biasanya terkait dengan kesalahan menentukan simbol. Misalnya pada soal pretes nomor 2, yang ditanyakan adalah energy potensial pada titik tertinggi. Akan tetapi siswa menyimbolkannya dengan Ek yang menyebabkan kesalahan pada tahap penyelesaian selanjutnya. Ada 15 kesalahan pada pretes dan 8 kesalahan pada postes. 3 Kesalahan mengidentifikasi simbol Kesalahan menentukan simbol termasuk dalam salah satu kesalahan yang sangat banyak dilakukan yaitu 78 kesalahan pada saat pretes dan berkurang menjadi 35 pada saat postes. Beberapa kesalahan yang dapat dianalisa antara lain:  Kesalahan dalam menuliskan simbol utama dan tambahan seperti energi potensial EP pada suatu titik misalnya titik A, siswa menuliskannya sebagai EPA seharusnya adalah menjadi EP A .  Kesalahan dalam menentukan jenis huruf untuk simbol. Percepatan grafitasi bumi g disimbolkan dengan G. padahal G dan g merupakan dua simbol dalam fisika yang sangat berbeda. Waktu t disimbolkan dengan T, serta gaya F yang disimbolkan dengan f.  Kesalahan dalam memilih simbol. Koefisien gesekan disimbolkan dengan m, w dan beberapa siswa tidak mengetahui simbolnya. Contoh siswa yang salah dalam memilih simbol yang berakibat sangat fatal terhadap penyelesaian soal ditunjukkan pada contoh berikut: Dari contoh diatas siswa menuliskan simbol untuk koefisien gesekan sebagai w seharusnya adalah μ , dan ketika melakukan perhitungan dengan rumus siswa secara konsisten menggunakan nilai koefisien yang diketahui tersebut sebagai nilai dari usaha w. Gambar 2. Contoh kesalahan siswa dalam menentukan simbol 4 Kesalahan menuliskan satuan Besaran dan satuan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kadang siswa melupakan satuan ketika menyelesaikan soal dan hanya terfokus pada nilai besaran yang harus dihitung. Selain siswa yang tidak menuliskan satuan juga terdapat dalam hasil pekerjaan siswa satuan-satuan yang salah maupun yang tidak tepat. Contoh dari kesalahan satuan ditunjukkan sebagai berikut: Dalam jawaban tersebut ditemukan siswa menuliskan satuan dengan tidak tepat yang seharusnya derajat ... menjadi persen . 5 Kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok Konversi satuan yang terdapat dalam soal adalah konversi yang sangat sederhana, yakni mengkonversi gram g ke kilogram kg . Beberapa siswa melakukan kesalahan dalam mengkonversi satuan tersebut. Kemungkinan siswa terburu-buru dalam mengerjakan sehingga tidak memperhatikan satuan yang belum sesuai untuk dimasukkan dalam perhitungan. Selain tidak mengkonversi juga ditemukan siswa yang salah konversi yakni menuliskan 200 g = 2 kg. Gambar 3. Contoh kesalahan siswa dalam menuliskan satuan c. Kesalahan terkait kemampuan memilih rumus dan interpretasi masalah. Kesalahan jenis ini dari yang paling banyak dilakukan oleh siswa secara berurutan yaitu kesalahan mengidentifikasi formula antara, kesalahan mengidentifikasi formula dasar, kesalahan menentukan besaran yang ada pada obyek atau system, kesalahan menggambarkan obyek atau sistem. 1 Kesalahan menggambarkan obyek atau sistem Kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika menginterpretasikan soal dalam bentuk gambar adalah dalam menentukan arah dari komponen-komponen yang ada dalam soal. Gambar yang dibuat siswa kebanyakan tidak lengkap dan terlihat bahwa gambar tidak dipergunakan untuk memahami soal melainkan hanya sebagai pelengkap jawaban saja. Setelah dilakukan pelatihan siswa lebih memahami bahwa gambar sangat berguna dalam membimbing kearah penyelesaian soal. Hal ini dibuktikan dengan hasil pada tes tahap kedua dimana banyak siswa yang terlebih dahulu menggambarkan situasi dalam soal sebelum melakukan penyelesaian. Menggambarkan dan menentukan besaran yang ada pada obyek atau sistem merupakan dua hal tidak dapat dipisahkan. Dari hasil pekerjaan siswa pada pretes ditemukan bahwa ketika menuangkan soal dalam bentuk gambar besaran- besaran yang terkait tidak turut serta ada dalam gambar. Berbeda dengan hasil pekerjaan siswa pada pretes, pada postes sudah banyak siswa yang dapat menunjukkan besaran-besaran terkait dalam gambar. Bahkan beberapa siswa mengatakan bahwa dengan adanya gambar, soal fisika menjadi lebih mudah untuk dikerjakan. Beberapa kesalahan siswa yang terkait dengan kemampuan menggambarkan dan menentukan besaran pada objek yang dapat dianalisa antara lain:  Kesalahan dalam menentukan arah besaran yang terkait , contohnya adalah gaya-gaya yang bekerja.  Beberapa besaran dalam soal tidak diperlihatkan pada gambar 2 Kesalahan mengidentifikasi formula Rumus atau formula tidak dapat dipisahkan dengan soal –soal fisika yang kompleks. Semua soal yang digunakan dalam penelitian ini harus dikerjakan dengan menggunakan rumus. Kesalahan siswa dalam menentukan rumus terutama rumus dasar dapat diartikan bahwa siswa tidak mengetahui konsep apa yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal. Banyak ditemukan siswa cenderung mencari rumus yang langsung terkait dengan semua besaran yang diketahui. Sebuah soal yang kompleks harus diselesaikan dengan menggunakan beberapa formula atau rumus. Formula utama untuk menemukan jawaban harus didukung dengan beberapa formula tambahan agar formula utama dapat digunakan. Dalam hasil pekerjaan siswa dapat dilihat upaya siswa dalam mencapai jawaban akhir dengan menggunakan berbagi rumus. Ada yang tepat dan ada juga yang kurang tepat. Kesalahan yang paling banyak terjadi yaitu siswa tidak dapat menjabarkan rumus . Contohnya adalah pada soal pretes nomor 3. Untuk menghitung nilai Percepatan a, rumus yang dipergunakan adalah: , kemudian dijabarkan menjadi . Akan tetapi dalam jawaban siswa tidak terdapat penjabaran tersebut dan langsung memasukkan nilai F yang akhirnya menimbulkan kesalahan. Dalam mengidentifikasi formula dasar terdapat 48 kesalahan pada saat pretes dan berkurang menjadi 21 pada postes, serta 141 kesalahan pada saat pretes dan 71 kesalahan pada postes untuk kesalahan dalam mengidentifikasi formula antara. d. Kesalahan terkait dengan kemampuan komputasi Jenis Kesalahan dari yang paling banyak terjadi secara berurutan yaitu kesalahan memanipulasi persamaan, kesalahan mensubstitusi nilai besaran kedalam suatu persamaan, dan kesalahan dalam menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik. Untuk setiap kesalahan tersebut pada pretes dan postes berbeda hasilnya. Ada yang mengalami penurunan pada postes dan ada juga yang tidak dapat dikurangi. 1 Kesalahan memanipulasi persamaan Terdapat 102 kesalahan pada saat pretes dan berkurang menjadi 41 kesalahan pada postes. Kesalahan ini banyak disebabkan karena besaran yang ditanyakan tidak terdapat dalam rumus utama. Contoh: dan h = . Ada siswa yang tidak dapat mengoperasikan kedua rumus tersebut untuk mendapatkan nilai EP. 2 Kesalahan mensubstitusi nilai besaran kedalam suatu persamaan Ketidakcocokan antara besaran yang terdapat dalam rumus dengan nilai yang dimasukkan menjadi pokok kesalahan jenis ini. Ada siswa yang memasukkan nilai-nilai apa saja yang diketahui meskipun tidak ada kaitannya dengan besaran dalam rumus. 3 Kesalahan menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik Kemampuan matematika sangat berkaitan dengan kemampuan dalam menyelesaikan sal-soal fisika. Ada siswa mengerti konsep, menggunakan rumus yang tepat , tetapi salah dalam menghitung. e. Kesalahan terkait dengan kemampuan menyimpulkan Ada siswa yang dapat menyelesaikan soal sampai akhir, akan tetapi ketika menyimpulkan mereka membuat kesalahan. Beberapa kesalahan terkait dengan menyimpulkan yang dianalisa yaitu  Siswa sudah melakukan penyelesaian dengan tepat tetapi dalam kesimpulan tidak menuliskan satuan  Siswa yang dalam kesimpulan mencoba mengkonversi kedalam satuan lain akan tetapi tidak tepat.

2. Analisis Tingkat Keumuman