4. Khasiat dan Kegunaan
Dalam penggunaan secara empiris ekstrak daun sirih merah pada pemakaian tunggal atau dikombinasikan dengan tanaman obat lainnya mampu
mengobati penyakit seperti diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh tertentu, luka yang sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim, leukemia,
TBC, radang pada lever, lemah sahwat, ambeien, jantung koroner, darah tinggi dan asam urat Sudewo, 2005.
B. Teknik Penyarian
Ekstraksi atau penyarian adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan
pelarut air. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ekstrak meliputi pembuatan serbuk simplisia dan klasifikasinya, cairan penyari, pemekatan,
pengeringan ekstrak dan rendemen Anonim, 2000. Ekstrak merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Anonim,1995. Pada ekstrak tumbuhan umumnya konsentrasi
etanolnya berbeda – beda jika bahan pengekstrasinya sebagian atau seluruhnya diuapkan, maka diperoleh ekstrak, yang dikelompokkan menurut sifat – sifatnya
menjadi : a.
Ekstrak encer extractum tenue. Merupakan ekstrak dengan konsistensi yang dapat dituang.
b. Ekstrak kental extractum spissum. Ekstrak ini liat dalam keadaan dingin dan
tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30. Jika kandungan air terlalu tinggi maka dapat menyebabkan suatu instabilitas bahan
tumbuhnya bakteri. c.
Ekstrak kering extractum siccum. Memiliki konsistensi kering dan mudah digosokkan. Melalui penguapan cairan pengekstraksi dan pengeringan
terbentuk suatu produk, biasanya menunjukkan kandungan lembab tidak lebih dari 5.
d. Ekstrak cair extractum fluidum. Diartikan sebagai suatu sediaan cair
simplisia yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet Voigt, 1994; Anonim, 1995
Pengetahuan mengenai kandungan senyawa aktif yang terkandung dalam simplisia akan mempermudah pemilihan cairan penyari dan cara ekstraksi yang
tepat Anonim, 2000. Pemilihan cairan penyari harus meliputi beberapa kriteria, antara lain adalah murah dan mudah diperoleh, stabil secara kimia fisika, selektif
yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki, tidak mempengaruhi zat berkhasiat dan diperbolehkan oleh peraturan. Cairan penyari yang digunakan
dapat berupa air, etanol, etanol – air atau pelarut lain. Oleh karena banyak bahan tumbuhan larut air atau larut alkohol, maka air atau etanol lebih disukai
penggunaannya sebagai cairan pengekstraksi Voigt, 1994. Bila cairan penyari digunakan air, maka untuk mencegah timbulnya kapang ditambahkan bahan
pengawet yang diberikan pada awal penyarian Anonim, 1986.
Tabel I. Pelarut dan Tingkat Kepolaran
Pelarut Tingkat Kepolaran
Air 10,2 DMSO 7,2
Etanol 4,3 Etil Asetat
4,4 Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia ke dalam cairan penyari. Metode ini digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah
larut dalam cairan penyari. Kerusakan senyawa yang tidak tahan panas dapat dihindari dengan metode ini Anonim, 1986.
C. Kanker