C. Pembuatan Serbuk Daun Sirih Merah
Hasil pencucian daun sirih merah kemudian ditiriskan dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 60 – 70 °C sehingga kadar air yang terkandung
dalam simplisia berkurang, dengan demikian reaksi enzimatis dan tumbuhnya mikroorganisme dapat diminimalkan. Dipilih pengeringan menggunaan oven
karena memiliki keuntungan dibandingkan dengan pengeringan menggunakan sinar matahari yaitu tidak tergantung cuaca serta suhu yang digunakan dapat
ditentukan selain itu waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat. Penyerbukan dilakukan untuk memperkecil ukuran partikel dari daun sirih merah. Dalam
bentuk serbuk, luas permukaan partikel yang dapat kontak langsung dengan cairan penyari menjadi lebih besar sehingga kandungan kimia yang terkandung dapat
tersari secara maksimal. Untuk memperoleh derajat halus yang optimal digunakan ayakan 0,75 mm. Derajat halus perlu diperhatikan karena jika digunakan nomor
mesh yang terlalu besar ukuran serbuk yang dihasilkan akan semakin kecil dan cenderung menggumpal sehingga cairan penyari akan sulit untuk masuk diantara
serbuk, sedangkan nomor mesh yang terlalu kecil akan menghasilkan ukuran serbuk yang besar dan memperkecil luas permukaan partikel yang akan kontak
dengan cairan penyari.
D. Pembuatan Ekstrak Etanolik Daun Sirih Merah
Dalam pembuatan ekstrak etanolik daun sirih merah, pada penelitian ini digunakan etanol sebagai cairan penyari. Pemilihan etanol sebagai cairan penyari
didasarkan pada kandungan senyawa di dalam daun sirih merah yaitu flavonoid, alkaloid, polifenolat, minyak atsiri dan tanin yang dapat larut ke dalam etanol.
Keuntungan lain dari penggunaan etanol adalah mikroorganisme sulit tumbuh sehingga terjadinya kontaminasi dapat dicegah selain itu panas yang diperlukan
pada proses pemekatan ekstrak lebih sedikit. Maserasi dipilih sebagai metode pembuatan ekstrak daun sirih merah
karena prosesnya yang sederhana sehingga mudah dilakukan dan cepat. Pada proses ekstraksi dengan metode maserasi tidak digunakan panas, hal ini sangat
menguntungkan karena dapat menghindari penguapan minyak atsiri dan kerusakan senyawa tidak tahan panas yang terkandung pada daun sirih merah.
Untuk menghindari penguapan baik senyawa yang mudah menguap seperti minyak atsiri maupun cairan penyari maka digunakan bejana tertutup. Keadaan
tertutup juga dimaksudkan agar tidak terjadi kontaminasi dari luar serta pencegahan reaksi oksidasi karena ekstrak mengalami kontak dengan oksigen
yang terkandung di udara. Pada saat terjadi kontak antara cairan penyari dan serbuk simplisia maka
cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
di dalam sel dan di luar sel sehingga larutan yang terpekat akan didesak keluar. Proses maserasi dihentikan pada saat terjadi keseimbangan konsentrasi antara
larutan di luar sel dan di dalam sel. Proses pengocokan selama maserasi dimaksudkan agar cairan penyari dapat masuk pada bagian dalam serbuk simplisia
sehingga semua bagian serbuk dapat tersari.
E. Sterilisasi Alat
Proses diawali dengan pencucian menggunakan deterjen dan dibilas di bawah air mengalir agar pengotor dan kontaminan sebagai contoh adalah debu
dan sisa – sisa bahan kimia yang menempel pada alat – alat yang akan digunakan dalam penelitian dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu proses dan hasil
penelitian. Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsip penetrasi uap air panas ke dalam sel mikroorganisme. Keadaan ini mengakibatkan
terjadinya koagulasi dan denaturasi protein mikroorganisme yang pada akhirnya mengakibatkan kematian mikroorganisme. Metode ini menguntungkan karena
proses sterilisasi yang dilakukan relatif cepat, mempunyai daya tembus dan menghasilkan kelembapan yang tinggi.
F. Pembuatan Medium Pencuci dan Penumbuh