BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gender adalah car a melihat dan mer epresentasikan manusi a ber dasar kan jenis kelaminnya. Gender adalah hasil dari k onstr uk si sosial
yang dik ategori kan sebagai sifat at au peri lak u. Hal i ni dipengar uhi oleh car a pandang masyar akat Goodman, vi i. Gender dibedakan dari
penger tian jenis kelamin seseor ang yang mer upak an faktor biol ogis yang dianggap tidak dapat diubah. Dalam aktivitas k ehi dupan sehari-hari dapat
dilihat diber lak ukannya pembedaan antar a pekerj aan per emuan r anah domestik dan pek er jaan l aki-laki r anah publ ik. Dalam masyar ak at yang
masih memi liki car a pandang t radi sional pembagian per an di yakini sebagai sesuatu yang alamiah. Hal t er sebut menunjukkan adanya r elasi kekuasaan
yang ber main. Dengan kata lain, ada ideologi yang mendasari pembagian per an t er sebut. Oleh sebab itu, teor i yang dijadikan pijakan dalam
penelitian i ni adal ah feminisme yang menitikber atkan pada hegemoni dan ideologi domi nan ser ta k eker asan simbol is.
2.1 Feminisme: Hegemoni dan Ideologi Dominan
Landasan metodologis dipakai untuk menjawab per masalahan yang telah disebutk an di atas. Pembacaan terhadap teks akan dilakuk an dengan
menggunakan per sfek tif femini s yang dipakai untuk menunjukk an adanya hegemoni atas ideologi dominan yang sebenar nya berdampak negatif pada
hak per empuan. Goodman 1996 mengat akan bahw a car a pembacaan ini
sebagai “gender on t he agenda” yaitu pembacaan dengan memper hatikan isu gender yang mendasar i pembacaan tek s. Ideologi gender dapat dipak ai
sebagai alat untuk membongkar mitos-mitos dan praktek-praktek sek si s yang telah diter ima sebagai kebenar an univer sal yang ada dalam t eks
yang diteliti. Ideologi gender adalah sebuah cara pik ir atau car a pandan g yang ber mula dar i per bedaan pembagian per an untuk per empuan dan laki-
laki dalam masyar ak at yang er at terk ait dengan relasi kekuasaan. Pembacaan ter hadap per an per empuan di Kampung Kuta dil akukan
untuk melihat ideologi gender yang ber main di dal amnya. Gender adalah hasil konstr uk si sosial yang dipengar uhi oleh stereotipe-stereotipe
mengenai apa yang dikategor ikan sebagai si fat atau per ilaku dan car a pandang masyarakat Goodman,1996:vii. Menur ut Butler 1999 gender
selalu ter kait dengan aspek-aspek seperti r as, kelas, etnisitas, sek suali tas, dan lok ali tas sehingga gender ti dak bi sa bebas dar i politik dan budaya yang
mempr oduksi dan memper tahankannya. Sejalan dengan pendapat Scoot 1986 bahw a konsep gender adalah k onsep yang terk ait dengan r elasi
k ekuasaan sehingga gender adalah sebuah konstr uksi yang “seolah-olah” menjadi alamiah dal am konteks r elasi kuasa. Dengan demik ian gender
menjadi sebuah ideologi. Konsep gender dapat di lihat dar i ak tivi tas kehidupan sehar i-har i
dalam masyar akat yang masih member lakukan segr egasi antar a ranah domestik sebagai r anah yang femini n dan mer upakan area per empuan dan
r anah publik mer upakan ar ea milik lak i-laki. Dal am masyarakat t r adisional pembagi an peran diyak ini sebagai sesuatu yanhg alami ah sehingga
per empuan yang memasuk i r anah publik dan laki-l ak i yang memasuki r anah domestik akan mendapat sank si sosial . Hal tersebut memper lihatkan
adanya r elasi k ek uasaan yang ber main kar ena ada ideologi yang mendasar i pembagi an per an ter sebut. Walaupun k osep gender net r al dan tidak
membedakan antar a lak i-laki dan per empuan, konsep tersebut ber mul a dan ber kembang di dunia Bar at dalam meli hat banyaknya ketimpangan-
k etimpangan sosial yang di alami per empuan karena ideologi patr iark i. Lak i-lak i juga bisa menjadi k or ban sehingga konsep gender lebih tepat
digunak an dalam melihat ketimpangan-k etimpangan dalam masyar ak at akibat bek er janya sebuah ideologi . Untuk kepentingan penelitian ini,
analisis gender difok uskan ter utama pada per empuan. Butler 1999 menyatakan bahw a gender mer upak an konstr uksi
sosial. Dengan demikian, menurutnya gender ti dak ber sifat univer sal, tetapi plur al . Mak kna gender tidak ber sifat st abi l kar ena konsep gender ber ubah
dar i w ak tu ke w ak tu dan ber beda dari tempat k e tempat. Sejalan dengan pemikir an ter sebut Scoot 1986 menyatakan bahw a gender mer upakan
sebuah car a untuk mengukuhkan konstr uksi sosial mengenai pembagian per an yang dianggap semestinya karena ber beda jeni s kelamin. Gender
seper ti juga kelas sosial dan r as menjadio sebuah sistem baku untuk melakukan pembedaan dalam kontek s k ek uasaan. Konsep gender adalah
k onsep yang ter kait dengan r elasi kekuasaan sehingga gender adalah sebuah konstr uksi yang menjadi alamiah dalam konteks r elasi kuasa dan
dengan demikian menjadi sebuah ideologi.
2.2 Keker asan Simbolis