2.2.6 Pelaksanaan PNPM-P2KP
Dalam penyelenggaraan PNPM-P2KP senua pihak harus menjunjung tinggi dan berpedoman pada asas-asas : Keadilan, Kejujuran, Kesetaraan kaum
laki-laki dan perempuan, Kemitraan, Kesederhanaan. Setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PNPM-P2KP harus pula bertindak dengan mengingat prinsip-
prinsip : Demokrasi, Partisipasi, Tranparransi, Akuntabilitas, Desentralisasi. Komponen-komponen proyek dan sub proyek yang didanai PNPM-P2KP
dapat dikelompokkan atas : 1
Komponen Fisik Komponen fisik ini meliputi pemeliharaan, perbaikan, maupun
pembangunan prasarana dan sarana dasar lingkungan yang dibutuhkan oleh masyarakat kelurahan setempat. Beberapa jenis komponen fisik
prasarana dan sarana yang dapat diusulkan, misalnya : a
Prasarana dan sarana yang biasanya ditangani dalam proyek KIP, seperti jalan dan lingkungan.
b Ruang terbuka hijau dan taman.
c Prasarana dan sarana bagi peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat. d
Komponen-komponen lain yang disepakati bersama, kecuali pembangunan dan perbaikan rumah ibadah.
2 Komponen Kegiatan Ekonomi Skala Kecil
Kegiatan ekonomi yang dimaksud disini meliputi kegiatan industri rumah tangga atau kegiatan usaha kecil lainnya yang dilakukan
perseorangankeluarga miskin yang menghimpun diri dalam KSM. 3
Komponen pelatihan Kegiatan pelatihan dapat diadakan sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan warga di kelurahan sasaran. Pelatihan untuk meningkatkan ketermapilan teknis dan managerial ini dimaksudkan untuk mendukung
upaya penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Termasuk disini adalah magang kredit mikro dapat diminta untuk
membayar sebagian upah, dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mengelola lembaga.
PNPM-P2KP dalam pelaksanaannya dibentuk suatu tim koordinasi pada beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut :
1 Di tingkat pusat dibentuk tim koordinasi PNPM-P2KP yang terdiri atas
unsur-unsur Bappenas, Depkeu, Depdagri, Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah, dan departemen lain yang terkait.
2 Untuk keperluan operasional dan administrasi, tim koordinasi PNPM-
P2KP Pusat membawahi sekretariat PNPM-P2KP pusat yang terdiri atas unsur-unsur departemen.
3 Pengelolaan proyek dilakukan oleh Projek Manajement Unit PMU, yang
dibentuk di instansi pelaksana, yaitu Departemen Permukiman dan
Pengembangan Wilayah untuk administrasi proyek, untuk membantu koordinasi dan pengelolaan PNPM-P2KP pada tingkat pusat, dipilih
lembaga konsultan melalui suatu lelang terbuka, yang disebut sebagai Konsultan Manajement Pusat KMP.
4 Pada tingkat wilayah, ditempatkan KMP yang masing-masing menangani
satu SWK. KMW direkrut melalui suatu lelang pusat terbuka. KMP dan KMW terikat secara kontraktual dengan pemimpin proyek.
5 Pada tingkat kelurahan, dikembangkan Badan Keswadayaan Masyarakat
BKM yang merupakan kelembagaan masyarakat, perwakilan KSM, dan warga kelurahan. BKM selanjutnya membentuk UPK Unit Pengeloalaan
Keuangan yang diketuai oleh bendahara BKM. Sangat dianjurkan bahwa ketua UPK adalah seorang perempuan yang dipilih dari Organisasi Kerja
Efektif seperti kelompok PKK. 6
Penerima bantuan adalah Kelompok Swadaya Masyarakat KSM atau Kelompok Usaha Bersama Kube yang terdiri atas perorangan dan atau
keluarga miskin. 7
Untuk membantu, mendorong, dan mengarahkan kegiatan KSM di keluarahan sasaran, disiapkan sejumlah pendamping yang disebut sebagai
fasilitator kelurahan. Fasilitator kelurahan adalah perangkat KMW yang melakukan pendampingan baik kepada KSM muapun pada institusi
setempat seperti LKM. Keputusan, kebijakan, dan tindakan dari pengelolaan program dan
pemimpin masyarakat yang selama ini cenderung tidak berorientasi pada
masyarakat miskin di berbagai program kemiskinan menyebabkan terjadinya kondisi yang kurang menyenangkan, misalnya salah sasaran, menumbuhkan
ketergantungan masyarakat, dan lain-lain. Sehingga gambaran lembaga masyarakat tersebut perlu diubah yang pada akhirnya mampu memfasilitasi
masyarakat untuk mampu mengangani akar persoalan kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Melalui lembaga masyarakat tersebut diharapkan tidak ada lagi
kelompok masyarakat yang masih terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang pada gilirannya dapat tercipta lingkungan perkotaan dengan perumahan yang lebih
layak huni dan dengan sistem sosial masyarakat yang lebih mandiri melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Tanggung jawab pengelolaan dana PNPM-P2KP dibagi dalam tiga tingkatan yaitu sebagai berikut :
1 Pengelolaan dana di tingkat pusat.
Semua dana bantuan dan pinjaman bank dunia untuk keperluan PNPM- P2KP ditransfer ke rekening bantuan PNPM-P2KP di Bank Indonesia.
2 Pengelolaan dana di tingkat kelurahan
Pengelola dana di tingkat kelurahan dilakukan dibawah koordinasi Unit Pengelola Keuangan UPK sebagai gugus tugas LKM. Fungsinya adalah
mengawasi dan mengadministrasi penyaluran serta penggunaan dana bantuan ke KSM-KSM. Semua proses dilaksanakan secara transparan,
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh KMW yang disetujui oleh LKM dan KSM yang terkait. Semua informasi mengenai
penyaluran dan penggunaan dana harus tersedia dan dimengerti oleh semua warga di kelurahan penerima bantuan.
3 Pengelola Dana di Tingkat KSM
Pengelola dana di tingkat KSM dilakukan oleh bagian keuangan KSM. Untuk organisasi KSM yang sederhana, pengelolaan dana dapat dilakukan
sendiri oleh ketua KSM. Fungsinya adalah membelanjakan dan untuk berbagai kebutuhan sesuai dengan kesepakatandalam proposal yang
diajukan. Kegiatan usaha yang didanai bantuan PNPM-P2KP diharapkan mengalami
peningkatan dari tahun ketahun. Ini berarti perlu adanya pertumbuhan akumulasi modal di tingkat KSM, dan adanya perputaran keuangan di kelurahan melalui
LKM. Prosesnya harus sesuai dengan ketentuan LKM yang telah desepakati bersama. Perguliran dana bantuan PNPM-P2KP yang dipergunakan untuk
membiayai kegiatan usaha harus terus dijalankan agar tidak ada dana yang mengendap. Setiap ada pengembalian pinjaman dari KSM, maka dana itu dapat
segera digulirkan pada KSM-KSM berikutnya tampa perlu menunggu sampai semua pinjaman lunas.
Angsuran dana bergulir yang dibayarkan kembali ke BKM harus disimpan dalam rekening khusus atas nama LKM, yang terpisah dari rekening penerimaan
bantuan awal. Pemisahan rekening ini dilakukan agar kedua jenis dana tersebut tidak tercampur. Warga dan masyarakat akan diminta untuk ikut memilih KSM
yang kinerjanya baik untuk dicalonkan mendapat penghargaan dari instansi pemerintah terkait. Penilaian KSM yang baik dan pemberian penghargaan
dilakukan secara terbuka dan dipublikasikan. Dengan demikian, masyarakat akan tertantang untuk memberdayakan dirinya dan mau melakukan pemantauan, serta
menerapkan ketentuan proyek sebagaimana mestinya. Sebaliknya, dikembangkan pula sistem pemantauan yang melibatkan
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pengawasan dan pemberian sanksi sosial kepada KSM yang melanggar ketentuan misalnya: tidak menepati jadwal
pengembalian kredit. Bentuk sanksi dapat dikembangkan sendiri secara berbeda- beda di setiap daerah, sesuai dengan kesepakatan masyarakat dibawah koordinasi
LKM. Bentuk sanksi ini, misalnya adalah tidak diperkenankan lagi untuk meminjam dana bergulir.
Pada dasarnya, seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan LKM bekerja atas dasar prinsip-prinsip kesukarelaan, namun ada imbalan bagi fasilitator
kelurahan, kader masyarakat, dan tenaga pembantu kelompok, sebagai berikut : 1
Fasilitator kelurahan dipekerjakan oleh KMW untuk jangka waktu 24 bulan. Ia dibayar Rp 500.000,00 per bulan, di tambah 2 dari nilai
proyek binaanya yang telah disetujui LKM. Pembayaran uang perangsang 2 ini dilakukan bersamaan dengan penyaluran dana kepada BKM.
2 Kader masyarakat dipekerjakan oleh KMW dan merupakan tenaga
sukarela yang dipilih dan dilatih oleh fasilitator kelurahan. Ia dibayar Rp 100.000,00 per bulan untuk jangka waktu enam bulan. Kegiatan utamanya
adalah membantu fasilitator kelurahan dalam mengembangkan LKM dan mepersiapkan agar kelembagaan tersebut dapat berfungsi.
3 Tenaga Pembantu Kelompok TPK dapat diangkat menjadi anggota KSM
jika dianggap perlu, untuk membantu persiapan dan pelaksanaan subproyek maksimal jumlah TPK ini adalah sepertiga jumlah anggota
KSM. Pengadaaan TPK diutamakan bagi KSM berukuran besaranggotanya banyak.
2.2.7 Lembaga Keswadayaan Masyarakat