Pendukung : Hambatan dan Pendukung Kerukunan 1. Hambatan :

63 Dr. H. Ariinsyah, M.Ag. Menyingkap Pesan Suci Merajut Hubungan Antarumat Beragama • Dukungan pemerintah, baik secara moril maupun materil dalam upaya mengintensikan dialog dan sosialisasi regulasi kerukunan. • Pola pemahaman agama yg moderat bernuansa toleransi

G. Penguatan Trilogi Kerukunan Umat Beragama

1. Kerukunan Antarumat Seagama Kerukunan antarumat seagama merupakan bentuk kerukunan dalam hubungan internal umat yang memeluk satu agama. Misalnya antara seorang muslim dengan muslim lainnya, antara seorang penganut Kristen dengan penganut Kristen lainnya. Kerukunan antarumat seagama ini harus tercipta di antara kita sebagai umat Islam yang selalu menjunjung inggi kerukunan antarsesama. Kerukunan intern umat beragama berari adanya kesepahaman dan kesatuan untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan menghormai adanya perbedaan yang masih bisa ditolerir. Misal dalam Islam ada ormas keagamaan Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Alwashliyah, dan sebagainya. Dalam protestan ada GBI, Pantekosta dan sebagainya. Dalam katolik ada Roma dan ortodoks. Hendaknya dalam intern masing-masing agama tercipta suatu kerukunan dan kebersatuan dalam masing-masing agama. Islam misalnya, Rasulullah memberi perumpamaan yang sangat indah tentang persatuan dan kerukunan antarsesama muslim. Rasulullah saw. menggambarkan ukhuwah atau persaudaraan antarsesama muslim bagaikan satu tubuh. Bayangkan jika kakimu terantuk batu. Tanpa diminta mulut akan berkata “Aduh” dan mata pun turut merasakan sakit dengan mengeluarkan air mata. Demikianlah persaudaraan dan kerukunan antarsesama muslim. Jika ada saudara muslim yang mengalami kesulitan, tanpa diminta pun kita harus segera membantunya. Jika hal tersebut terwujud, kehidupan akan terasa indah dan persoalan yang menghadang terasa ringan. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam atau persaudaraan yang diikat oleh aqidah atau keimanan, tanpa membedakan golongan selama aqidahnya sama maka itu adalah saudara kita dan harus kita jalin dengan sebaik- anarkis, dan sebagainya. Tidak ada lagi tokoh panutan yang bisa menjadi contoh sebagai tokoh pancasialis, idak ada lagi tokoh poliik yang pancasialis, guru yang pancasilais. Sehingga revitalisasi dan reaktualisasi pancasila menjadi suatu keharusan yang dapat dijadikan sebagai benteng kerukunan dan keharmonisan hidup berbangsa dan bernegara. 64 Dr. H. Ariinsyah, M.Ag. DIALOG QUR’AN dan BIBEL baiknya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Alqur’an surat Al Hujarat : 10, yang arinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah saudara, oleh karena itu peralatlah simpul persaudaraan diantara kamu, dan bertaqwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan rahmatnya “. Dari ayat ini jelas bahwa kita sesama umat Islam ini adalah saudara, dan wajib menjalin terus persaudaraan di antara sesama umat Islam dan marilah budayakan rasa kepedulian terhadap saudara kita seiman, saling menolong, mengangkat harkat martabatnya, dan janganlah saudara kita anggap sebagai musuh, hanya karena masalah masalah-masalah sepele yang idak berari, yang dapat mengancam integritas yang pada akhirnya dapat melumpuhkan kerukunan dan keutuhan bangsa. Berkasih sayang antara sesama dan mengasih sayangi semua makhluk Allah di bumi ini serta memelihara lingkungan hidup adalah sesuatu yang sangat pening dan diwajibkan dalam Islam. Salah satu sifat Allah SWT adalah Maha Pengasih dan Penyayang Ar Rahman dan Ar Rahim sifat ini diturunkannya kepada manusia dan bahkan nama kandungan perut ibu kita juga ada rahim ibu. Kita umat manusia seluruhnya adalah dari satu rahim ibu yaitu sii Hawa, oleh karena itu berkasih sayang antara sesama manusia adalah merupakan keharusan bagi kita semua, dan menyanyangi seluruh makhluk di bumi ini adalah menjadi syarat bagi kasih sayang Allah kepada kita: “Siapa yang idak menyanyangi orang ada di bumi, idak disayangi orang yang ada dilangit” Maka semua yang ada di bumi ini adalah ciptaan Allah, yang harus disayangi dipelihara dengan baik agar kita mendapat kasih sayang Allah SWT. Orang yang disayang Allah idak disiksa dan idak diazabnya. Oleh karena itu kita sebagai makhluk Allah yang berasal dari kakek kita Nabi Adam As dan nenek kita Sii Hawa, idak pantas bermusuhan dan berpecah belah. Soal berbeda suku, agama, warna kulit, jabatan dan sebagainya, idak boleh membuat keretakan antara sesama kita. Lebih-lebih lagi setelah masa Nabi Adam As kita disatukan dalam bahtera Nabi Nuh As yang dalam bahtera itu ada kesepakatan idak boleh saling mengganggu atau merusak, bahkan antara harimau dan kambing, dan antara kucing dengan tikuspun tidak boleh saling bermusuhan tapi harus saling menyanyangi. Jika ada yang melanggar kesepakatan itu bahtera akan rusak dan tenggelam, semua akan celaka. Oleh karena itu kita semua wajib mengasih sayangi dan hidup rukun, karena kita di dunia ini adalah semacam satu bahtera juga idak boleh ada yang merusak.