1
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Obat tradisional menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik, atau campuran
dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Tanaman menurut Wahyono, Wahyuono, Hakim, Nurlaila, dan Abdulah 2006 merupakan sumber utama dalam penemuan obat baru, sehingga
penggunaan obat tradisional yang dapat diperoleh dari alam menjadi alternatif penting untuk mencapai kualitas kesehatan masyarakat yang lebih baik. Obat
tradisional telah digunakan oleh masyarakat secara turun-temurun untuk menjaga kesehatan atau pengobatan suatu penyakit.
Suatu senyawa obat baru bila akan digunakan secara terapetis harus melewati serangkaian uji seperti farmakologi, toksikologi, farmakokinetik, dan uji
lainnya. Uji toksisitas subkronik merupakan salah satu uji toksikologi. Pengujian ini perlu dilakukan karena suatu senyawa obat bila digunakan sebagai terapi
terutama untuk penyakit diabetes, hipertensi, dan penguat jantung diperlukan pemakaian berulang dalam jangka waktu yang lama Toding, 2007.
Tanaman sirsak
Annona muricata
merupakan tanaman asli dari Antille Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian utara yang sekarang
sudah menyebar di seluruh dunia Lim, 2012. Tanaman sirsak mempunyai banyak manfaat dalam pengobatan herbal dan bagian tanaman buah, biji, daun,
kulit kayu, dan akar telah banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama di daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Bagian
tanaman sirsak bermanfaat sebagai antidiabetes, sedatif, antipasmodik,
heart tonic
, gangguan hati, analgesik, penurun panas, diare, anti parasit, antikanker, dan hipertensi Taylor, 2002.
Daun sirsak digunakan oleh masyarakat dengan cara diseduh. Produk daun sirsak yang beredar di pasaran saat ini banyak dalam bentuk sediaan seduh siap
saji. Obat herbal biasanya dikonsumsi dengan beberapa cara yang terstandarisasi, bergantung dengan tanaman yang digunakan sebagai obat herbal. Cara
pengonsumsian tersebut meliputi : infusa teh panas, dekok teh yang direbus, tingtura alkohol dan ekstrak air, dan maserasi perendaman dingin Raintree,
2010. Arthur, Woode, Terlabi, dan Larbie 2011 melaporkan bahwa ekstrak air
daun sirsak memiliki LD
50
kurang dari 5 gkgBB pada uji toksisitas akut. Uji toksisitas subkronis selama 14 hari yang dilakukan pada penelitian ini Arthur,
dkk., 2011 memberikan efek dapat menurunkan kadar
low density lipoprotein LDL-cholesterol
dan kadar glukosa plasma darah, selain itu tidak memberikan pengaruh pada parameter hematologi, AST, ALT, ALP, urea, dan albumin, tetapi
pada dosis tinggi dapat meningkatkan kadar kreatinin. Arthur, Woode, Terlabi, dan Larbie 2012 juga melaporkan penelitian
mengenai potensi ekstrak air daun sirsak yang dapat menurunkan kadar bilirubin
pada dosis tinggi dan dapat digunakan dalam menangani hiperbilirubinemia atau
jaundice
. Jantung merupakan organ terpenting pada manusia. Fungsi jantung pada
sistem kardiovaskuler yaitu sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh sehingga oksigen dari paru-paru dan zat gizi yang diserap di usus dapat diambil kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh dan pada saat yang bersamaan mengangkut sisa metabolik yang dihasilkan oleh setiap sel untuk dikeluarkan melalui paru dan
ginjal Corwin, 2009. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan sistem
kardiovaskuler secara tes laboratorium menggunakan pemeriksaan biokimia darah dengan melihat kadar
Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase
SGOT dan pemeriksaan secara struktural menggunakan pemeriksaan histologis organ jantung
Harmita dan Radji, 2008. SGOT atau
Aspartate transaminase
AST banyak terdapat di dalam sel jantung, sel hati liver, otot rangka, ginjal, dan sel darah
merah. SGOT merupakan enzim plasma yang berada di dalam sel darah, kadarnya di dalam sel lebih tinggi dibandingkan dengan kadar di dalam plasma darah.
Enzim plasma dilepaskan oleh sel yang rusak atau mati karena umur yang sudah tua sehingga dapat ditemukan di dalam plasma darah. Bila kadar enzim di dalam
darah meningkat menunjukkan peningkatan jumlah sel yang rusak atau mati, atau proliferasi sel penambahan jumlah sel dalam jumlah banyak Djojodibroto,
2003. Pemeriksaan histologis organ jantung digunakan sebagai data penunjang, selain pemeriksaan kadar biokimia darah, untuk melihat ada tidaknya efek
toksisitas yang timbul secara struktural.
Penelitian mengenai penggunaan dan khasiat daun sirsak cukup banyak dilakukan.
National Cancer Institute
pada tahun 1976 melakukan skrining tanaman sirsak dan ditemukan bahwa bagian daun dan batang tanaman sirsak
menunjukkan sitotoksisitas aktif terhadap sel kanker, selanjutnya penemuan ini banyak ditindaklanjuti untuk dilakukan penelitian yang lebih mendalam Taylor,
2002. Sediaan daun sirsak sebagai obat antikanker digunakan secara jangka panjang di masyarakat. Penelitian uji toksisitas subkronis daun sirsak untuk
melihat resiko penggunaan daun sirsak bila digunakan dalam jangka panjang
masih belum banyak diteliti terutama dalam bentuk sediaan infusa daun sirsak dengan parameter kadar SGOT darah dan histologis organ jantung selama 30 hari
dan dilakukan uji reversibilitas selama 14 hari untuk melihat keterbalikan spektrum efek toksik yang terjadi. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
ingin meneliti bagaimana pengaruh penggunaan daun sirsak bila digunakan dalam jangka waktu lama sebagai obat tradisional untuk pengobatan, terutama pada
organ jantung yang berperan penting dalam sistem kardiovaskuler tubuh.
1. Permasalahan
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : a.
bagaimana spektrum efek toksik secara subkronis infusa daun
A. muricata
yang dilihat dari wujud biokimia darah berupa kadar SGOT dan secara struktural berupa kajian histologi jantung pada tikus?
b. bagaimana hubungan kekerabatan antara dosis infusa daun
A. muricata
dengan efek toksisitas subkronis pada jantung tikus?
c. bagaimana sifat keterbalikan reversibilitas spektrum efek toksik pada jantung
yang terjadi?
2. Keaslian penelitian
Penelitian uji toksikologi daun sirsak yang telah ada adalah penelitian mengenai uji toksisitas subkronis pada ekstrak air daun sirsak Arthur, dkk.,
2011. Pada penelitian tersebut, dilaporkan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki LD
50
kurang dari 5 gkgBB pada uji toksisitas akut dan pada uji toksisitas subkronis selama 14 hari dapat memiliki aktivitas yang baik sebagai antidiabetik
karena dapat menurunkan kadar glukosa plasma darah dan memberikan efek yang positif pada faktor-faktor risiko kardiovaskuler, selain itu belum diungkapkan
mengenai uji reversibilitas. Arthur, dkk. 2012 juga melaporkan penelitian mengenai potensi ekstrak air daun sirsak yang dapat menurunkan kadar bilirubin
pada dosis tinggi sehingga dapat digunakan untuk hiperbilirubinemia atau
jaundice
. Ekstrak daun
Annona muricata
yang diteliti oleh Rachmani, Suhesti, Widiastuti, dan Aditiyono 2012 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak
dapat bersifat sitotoksik pada IC
50
sebesar 17, 149µgml. Hasil yang diperoleh dari fraksinasi penelitian tersebut, pada fraksi ketiga dengan nilai IC
50
30,112 µgml memiliki aktivitas sitotoksik yang terbaik. Nwokocha, dkk 2012 juga
meneliti ekstrak air daun sirsak terhadap kemungkinan mekanisme aksi efek hipotensi ekstrak air daun sirsak pada tikus
Sprague Dawley
. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa mekanisme penurunan tekanan darah oleh ekstrak air daun
sirsak tidak meliputi kolinergik, histaminergik atau jalur
endhotelial-dependent
melainkan dengan cara mengeblok
calcium ion channels
sehingga menghambat lepasnya kalsium dari intraseluler.
Penelitian Arthur, dkk. 2011 adalah penelitian yang dilakukan menggunakan ekstrak air daun sirsak dengan dosis sebesar 100, 1000, dan 2500
mgkgBB dan melakukan uji toksisitas subkronis selama 14 hari serta tidak melakukan uji reversibilitas, sedangkan pada penelitian ini melakukan uji
toksisitas subkronis selama 30 hari dan melakukan uji keterbalikan selama 14 hari menggunakan sediaan infusa daun
A. muricata
dengan dosis yang berbeda dan menggunakan parameter kadar biokimia darah, SGOT, dan kajian terhadap
histologis organ jantung. Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, belum ditemukan
penelitian uji toksisitas subkronis infusa daun
A. muricata
yang melihat parameter biokimia darah, kadar SGOT, dan secara struktural dengan gambaran histologis
organ jantung pada hewan uji selama 30 hari dengan uji reversibilitas selama 14 hari.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah dan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kefarmasian, terkait dengan bidang
toksikologi dan penggunaan obat tradisional, terutama penggunaan sediaan daun
A. muricata
.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh sediaan daun
A. muricata
yang dikonsumsi dalam jangka waktu panjang pada organ jantung mengenai wujud efek toksik secara subkronis
terhadap parameter bikomia darah berupa kadar SGOT dan gambaran histologis secara struktural pada organ jantung.
B. Tujuan Penelitian