Hakikat Perilaku Asertif Tujuan Assertive Training

29 b. Keberhasilan remaja untuk mencapai kebebasan emosional dari orang tua juga akan tercapai dengan bantuan kelompok sosialnya, dalam kelompok ini remaja akan belajar untuk dapat memenuhi kewajiban sebagai makhluk sosial dan berusaha memenuhi hak-hak dari anggota kelompok yang lain; c. Perilaku heteroseksual yang sehat juga akan dapat dikembangkan dalam kelompok-kelompok sosialnya, remaja laki-laki akan cenderung berusaha melindungiremaja perempuan, sesuai dengan peran gender yang diperankannya. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa remaja sangat bergantung padakelompok-kelompok sosialnya untuk mencapai kematangan emosional. Tercapainya suatu hubungan sosial yang baik didukung dengan kemampuan remaja dalam berinteraksi dan membuka diri untuk mengutarakan permasalahan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain.

C. Kajian Tentang Assertive Training

1. Hakikat Perilaku Asertif

Towned Anni 1991:4 individu yang bersikap asertif dapat disebutkan sebagai orang yanag mempunyai kepercayaan diri,karena orang yang percaya diri selalu berikap positif pada dirinya sendiri dan orang lain. Sikap ini akan menjadikan seseorang menjadikan seseorang tegas, jujur dan terbuka,kritis,langsung dan nyaman, akan tetapi mampu menghormati 30 orang lain.Senada dengan Towned AnniCorry,2009: 54 menjelaskan bahwa sikap asertif adalah ekspresi langsung, jujur, dan pada tempatnya dan pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseorang tanpa kecemasan yang beralasa. Maksuddari kata langsung adalah tidak berbelit- belit, sehingga individu mampu focus pada ada yang ingin diucapkan. Jujur berarti pernyataan maupn gerak-gerik individu sesuai dengan apa yang diinginkan.Galassi Roaks 1991:9 menjelaskan bahwa perilaku asertif merupakan situasi yang khusus, sehingga individu yang berperilaku asertif pada suatu lingkungan tertentu belum pasti berperilaku asertif dalam lingkungan yang berbeda. Perilaku asertif umumnya berbeda dengan perilaku non asertif dan perilaku agresif. Individu yang non assertifakan menyangkal perasaan mereka yang sesungguhnya dan mencegah hal yang menggambarkan perasaan mereka. Individu yang no assertif mengizinkan orang lain untuk mengambil keputusan tentang mereka, mereka juga mencapai tujuan mereka. Individu yang memiliki sikap agresif akanmenyelesaikan tujuan mereka dengan mengorbankan orang lain. Individu yang agresif selalu menyatakan perasaan dengan emosional, mendominasi oranglain dan tidak menghargai orang lain. Asertif berbeda dengan perilaku agresif dan non asertif, asertivitas meliputi pengambilan apa yang dibutuhkan dengan cara yang tidak menyakiti orang lain dan tidak memaksa satu sistem nilai pada mereka. 31

2. Tujuan Assertive Training

Towned Anni 1991:9 yang memaparkan bahwa assertive training memiliki tujuan untuk mengajarkan individu mengekspresikan diri mereka dengan cara yang mencerminkan kepekaan terhadap perasaan dan hak perasaan orang lain. Sikap asertif yang dimaksud bukanlah sikap agresi, dengan demikian individu yang asertif dapat membela hak-hak mereka tanpa mengabaikan perasaan orang lain. Assertive training juga bertujuan agar seseorang mampu mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas pilihannya.

3. Prosedur Assertive Training