D. Pengumpulan Data
Menurut Poerwandari dalam Endraswara, 2012: 130 penelitian kualitatif adalah
“penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif seperti transkripsi, wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman
video, dan lain-lain. ” Menurut Creswell 2014: 4 penelitian kualitatif merupakan
“metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna oleh sejumlah individu atau sekelompok orang yang berasal dari masalah sosial atau
kemanusiaan. Prosesnya melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menafsirkan
makna data. ” Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan
sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan. Caranya adalah bercakap-cakap secara bertatap wajah. Afiffudin 2009: 131 menyebutkan bahwa ada 3 hal yang
menjadi kekuatan dalam wawancara, yatu : a Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang
diajukan. Jika informan tidak mengerti penulis sebagai pewawancara dapat melakukan antisipasi dengan memberikan penjelasan.
b Fleksibel, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan tiap individu c Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan ketika teknik lain tidak
dapat dilakukan
Wawancara berbeda dengan percakapan sehari-hari. Wawancara adalah alat pengumpul data yang dilakukan penulis dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada informan atau subjek yang diteliti secara langsung atau bertatap muka dengan bermacam-macam teknik yang disesuaikan dengan keadaan
yang penulis temui di lapangan Endraswara, 2012: 212. Berikut teknik wawancara Endraswara, 2012: 212 yaitu:
a Wawancara oleh tim atau panel. Wawancara semacam ini bila dilakukan oleh lebih dari satu orang pewawancara kepada seorang subjek.
Wawancara disebut panel apabila subjek yang diwawancarai lebih dari satu orang.
b Wawancara tertutup dan terbuka. Wawancara tertutup biasanya dilakukan dengan menyembunyikan setting wawancara sehingga subjek tidak sadar
bahwa sedang diwawancara. Sedangkan wawancara terbuka, peneliti dan yang diteliti sama-sama tahu dan tujuan wawancara pun diberitahukan.
c Wawancara riwayat secara lisan. Wawancara ini mirip dengan model life history, khususnya untuk mengungkap tokoh-tokoh tertentu yang telah
membuat sejarah tertentu, telah memiliki jasa tertentu dalam pewarisan budaya dan sejenisnya.
d Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang ditetapkan masalah dan pertanyaannya oleh si
pewawancara, wawancara seperti ini terkesan kaku berbeda dengan wawancara tidak terstruktur yang mana di dalamnya peneliti maupun
informan dapat lebih bebas mengemukakan pendapat tentang kebudayaan terkait penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode wawancara secara terbuka. Metode wawancara tidak tersktruktur juga dipilih penulis karena dapat
menimbulkan efek nyaman dan santai bagi narasumber yang sedang diwawancarai, narasumber akan lebih bebas mengemukakan pendapat dan cerita
tentang kebudayaan. Berikut pertanyaan yang menjadi point penting dalam wawancara saat penelitian.
1 Apa yang dimaksud dengan tanjidur? 2 Mengapa kesenian ini disebut tanjidur?
3 Bagaimanakah sejarahnya? 4 Apakah fungsi dari kesenian ini?
5 Apa saja alat musik yang digunakan? 6 Jenis musik apa yang biasa dimainkan saat memainkan musik ini serta berapa
banyak lagu yang dibawakan? 7 Siapa yang membentuk kesenian ini?
8 Saat ini siapakah yang berperan aktif dalam mengembangkan kesenian ini? 9 Bagaimanakah perkembangan kesenian ini pada zaman sekarang?
2. Observasi Observasi menurut Creswell 2012: 267 adalah observasi yang di dalamnya
penulis langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas
individu-individu di lokasi penelitian. Dalam observasi ini, penulis ingin melihat secara langsung ke lokasi penelitian tepatnya di Tanjung Raja Ogan Ilir Sumatera
Selatan kemudian mencari tahu siapa yang menjadi pelaku dalam kesenian ini, dimana lokasi kesenian ini yang masih hidup, kemudian menggali tentang
tanjidur tersebut. Penulis juga merekam atau mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur setiap informasi yang telah didapatkan. Para
peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga partisipan utuh.
3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
berbagai dokumen yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian Koentjaraningrat, 2009: 46. Dokumen sendiri menurut Sugiyono 2013: 240
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian
ini penulis mencari segala bentuk dokumen yang berkaitan dengan penelitian, seperti gambar, video dan lain-lain. Studi pustaka juga dilakukan guna
mendapatkan informasi lebih.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan data berupa informasi yang diperoleh dari informan.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah penulis itu sendiri, data sangat
bergantung pada validitas penulis dalam melakukan pengamatan dan eksplorasi langsung ke lokasi penelitian Afifuddin, 2009: 215. Dalam melakukan
penelitian penulis menggunakan alat bantu berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, catatan lapangan, alat perekam dan kamera
untuk melengkapi keabsahan serta memudahkan penulis dalam mengumpulkan data. Menurut Lincoln Guba dalam Ghony 2012: 97-99 karakteristik manusia
sebagai instrumen penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
1. Responsif terhadap lingkungan dan pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan. Dalam hal ini penulis bersifat interaktif terhadap manusia dan
lingkungan. 2. Dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data.
3. Menekankan keutuhan, peneliti membenamkan diri secara utuh ke dalam lingkungan yang baru dan menahan keputusan sendiri, belajar mengamati
beberapa tingkatan data sekaligus dan merasakan keutuhan. 4. Membekali diri dengan pengetahuan yang luas dan latihan-latihan sehingga
dapat mengumpulkan data dengan berbagai metode dengan baik. 5. Memperluas dan meningkatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-
pengalaman praktis sehingga penelitian menjadi lebih mendalam. 6. Memproses data secara cepat setelah data diperoleh dan menyusun kembali,
mengubah arah inkuiri atas dasar penemuan, merumuskan hipotesis kerja sewaktu berada di lapangan, dan mengetes hipotesis kerja pada informan,
sehingga penelitian akan lebih mendalam selama proses pengumpulan data.