73
4.2 Pembahasan
4.2.1 Penurunan Mutu Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian faktor yang menyebabkan menurunnya hasil Ujian Sekolah di
SD Negeri Margolelo terbagi menjadi 2 faktor yaitu faktor internal yang merupakan faktor yang
berkaitan dengan diri siswa sendiri, dan faktor eksternal yang merupakan faktor yang ada di luar
diri sendiri siswa itu sendiri. Kedua faktor ini terletak di dalam 4 kategori yaitu sumber daya
manusia, machinetoolssarana prasarana, metode pembelajaran dan materialsumber belajar.
Faktor internal dari hasil penelitian ini, terdapat pada kategori sumber daya manusia, yaitu
minat belajar siswa rendah. Sebenarnya minat belajar
siswa bukanlah
satu-satunya faktor
internal. Karena selain minat belajar siswa, masih ada
faktor internal
lainnya yang
dapat menyebabkan prestasi belajar, yaitu kemandirian
belajar, motivasi, bakat, minat belajar, kebiasaan belajar, kepandaian, kesehatan, sikap, dan faktor
pribadi lainnya. Namun minat belajar siswa memiliki pengaruh yang besar bagi faktor internal
lainnya. Ketika siswa mempunyai minat untuk belajar, maka siswa tersebut akan termotivasi dan
bersikap untuk belajar. Sehingga kemandirian belajar juga akan tertanam di dalam siswa
tersebut. Sedangkan faktor eksternal dari hasil
penelitian ini terdapat dalam kategori sumber daya
74
manusia, sarana prasarana, metode pembelajaran dan materialsumber belajar adalah sebagai
berikut: Faktor eksternal kategori sumber daya manusia adalah Pembagian tugas guru yang tidak
merata; Guru kurang terampil menggunakan alat peraga, guru kurang menguasai TIK; Minat belajar
siswa rendah; dan Ketergantungan wali murid mengenai kemajuan prestasi siswa hanya kepada
sekolah. Sedangkan faktor eksternal penyebab masalah pada kategori sarana prasarana adalah
kondisi sekolah dan ruang kelas yang kurang memadai, alat peraga kurang, alat peraga banyak
yang rusak, pemanfaatan alat peraga belum maksimal,
fasilitas perpustakaan
belum dimanfaatkan secara maksimal, kondisi ruang
perpustakaan kurang memadai, buku referensi dan buku referensi dan buku pengayaan kurang
dimanfaatkan, buku ajar siswa kurang. Faktor eksternal penyebab masalah pada kategori metode
pembelajaran adalah
metode yang
sering digunakan dalam guru mengajar monoton, yaitu
ceramah, pelaksanaan metode mengajar kurang menarik. Sedangkan faktor eksternal penyebab
masalah pada kategori materialsumber belajar adalah materi pelajaran dianggap sulit oleh siswa
dan materi belum tuntas diajarkan. Pembagian tugas guru di SD Negeri
Margolelo yang tidak merata. Hal ini disebabkan beban tugas adminitrasi sekolah dibebankan pada
dua orang guru yang menguasai komputer. Permasalhan ini bisa diperbaiki melalui Manajemen
75
Berbasis Sekolah MBS. Dalam salah satu komponennya, terdapat komponen manajemen
tenaga kependidikan. Adanya pengelolaan dan pembagian tugas yang jelas antara ketenagaan
akan menunjang kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Guru mewajibkan sekarang sudah dituntut untuk
berpendidikan minimal
sarjana atau
program diploma empat sesuai dengan Pasal 9 Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Dengan jumlah 9 guru yang sudah berijazah S1, guru SD Negeri Margolelo bisa
dikatakan sudah memenuhi syarat sebagai guru. Namun kurang terampil menggunakan alat peraga
sangatlah ironi. Seorang guru sudah berkualifikasi sarjana seyogyanya sudah memiliki kompetensi
tentang menggunakan alat peraga. Guru kurang menguasai TIK disebabkan
karena keengganan guru mempelajari TIK. Di era serba
komputer ini,
guru dituntut
untuk menguasai TIK. Dengan kemampuan mengusai TIK
guru dapat membuat dokumen tentang perangkat pembelajaran
sendiri, membuat
materi Pembelajaran Interaktif, dan adminitrasi lainnya
yang mendukung lancarnya proses pembelajaran di sekolah.
Ketergantungan wali
murid mengenai
kemajuan prestasi siswa hanya kepada sekolah sebaiknya mulai dibenahi. Dalam salah satu
komponen MBS yaitu manajeman hubungan masyarakat,
hubungan sekolah
dengan
76
masyarakat merupakan jembatan dalam mendidik perkembangan siswa. Hal ini dapat dikatakan
bahwa kemajuan prestasi siswa tidak hanya tanggung jawab sekolah namun juga wali murid
dan masyarakat. Kondisi sekolah dan kelas di SD Negeri
Margolelo kurang memadai. Karena masih ada fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya ruang
laboratorium dan gudang yang belum ada. Selain itu, sempitnya halaman sekolah untuk kegiatan
sekolah. Padahal sarana pendidikan yang secara langsung dipergunakan seperti gedung, ruang
kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran dan prasarana pendidikan yang
merupakan fasilitas
secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti
halaman, kebun,
taman sekolah diharapkan ada dan dikelola dengan baik.
Karena manejemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
bersih, rapi,
indah dan
nyaman sehingga
menciptakan kondisi yang menyenangkan untuk proses pembelajaran di sekolah.
SD Negeri Margolelo memiliki alat peraga yang kurang. Dalam memenuhi kekurangan alat
peraga dapat dilakukan dengan pengadaan alat peraga.
Dalam pengadaan
ini bisa
lewat pembiayaan sesuai di ketentuan salah satu
komponen Manajeman Berbasis Sekolah yaitu manajemen keuangan.
77
Banyaknya alat
peraga yang
rusak dikarenakan pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah belum
dilaksanakan dengan
baik. Terutama
komponen manajemen
sarana prasarana. Oleh karena itu, perlu diupayakan
pengelolaan sarana prasarana dengan baik. Untuk perawatan alat peraga membutuhkan biaya yang
bisa dibebankan Bantuan Operasi Sekolah BOS. Alat peraga belum maksimal dimanfaatkan.
Hal ini disebabkan tidak adanya pelatihan tentang cara penggunaan alat peraga. Padahal penggunaan
alat peraga ini sangat mendukung keberhasilan proses belajar mengajar.
Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini karena ukurannya yang
sempit dan tidak adanya rak buku serta belum adanya petugas perpustakaan. Hal ini belum
sesuai dengan salah satu komponen MBS adalah manajemen pelayanan khusus. Pada komponen ini
terdapat layanan khusus perpustakaan. Layanan perpustakaan meliputi ruangan perpustakaan,
tersedianya buku, dan pelayanan petugas. Buku referensi dan pengayaan belum
manfaatkan secara maksimal. Hal ini karena minat baca siswa yang rendah. Dalam salah satu
komponen MBS yaitu manajemen kesiswaan yang merupakan penataan dan pengaturan kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik siswa, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta
78
didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah termasuk
minat baca siswa. Dalam pengelolaan kegiatan kesiswaan ini, hendaknya memperhatikan kondisi
siswa. Terbatasnya tenaga yang merawat buku, juga mengakibatkan buku ini belum diklasifikasi
dan diadminitrasi dengan baik sehingga oleh pihak sekolah buku ini masih disimpan di dalam kardus
dan belum bisa dimanfaatkan oleh siswa secara maksimal untuk medukung proses pembelajaran.
Buku ajar siswa untuk siswa SD Negeri Margolelo
masih kurang,
yaitu belum
bisa memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini belum
sesuai dengan manajemen sarana prasarana. Tentu saja kondisi ini memprihatinkan karena ada
siswa yang tidak dapat menikmati fasilitas buku ajar. Ketersediaan buku ajar siswa yang cukup
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran di kelas.
Metode pembelajaran yang digunakan di SD Negeri Margolelo masih monoton. keterbatasan
kemampuan guru dalam menggunakan metode yang
tepat dalam
pembelajaran adalah
penyebabnya. Hal ini belum sesuai dengan salah satu komponen manajemen berbasis sekolah yaitu,
Manajemen program pembelajaran dan pengajaran. Setiap sekolah diharapkan dapat mengembangkan
program pembelajaran atau pengajaran termasuk metodenya. Dalam pengelolaannya hendaknya bisa
79
menghubungkan peserta didik dan kebutuhan lingkungan
ketika mengembangkan
program sekolah.
Metode mengajar yang dilakukan guru kurang menarik. Hal ini disebabkan kurang
kreatifnya guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran. Di dalam komponen
MBS yaitu manajemen program pembelajaran dan pengajaran,
pihak sekolah
termasuk guru
diharapkan dapat
menerapkan metode
yang menarik untuk pembelajaran. Kreativitas guru
perlu dilatih, sehingga metode yang digunakan guru nantinya dapat menciptakan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan. Materi pembelajaran dianggap sulit oleh
siswa. Karena siswa hanya mendapatkan materi dari pihak sekolah. Dalam salah satu komponen
MBS yaitu manajeman hubungan masyarakat, hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan
jembatan dalam mendidik perkembangan siswa. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengawasan dari
pihak keluarga ketika siswa belajar di rumah sangat
diperlukan. Pendidikan
siswa ketika
dirumah merupakan tanggung jawab orang tua. Materi belum tuntas diajarkan kepada
semua siswa. Ini dikarenakan kemampuan siswa yang bervariasi. Padahal kemampuan siswa untuk
berprestasi dalam
belajar dipengaruhi
oleh kemandirian belajar, motivasi, bakat, minat belajar,
kebiasaan belajar, kepandaian, kesehatan, dan sikap. Dengan perbedaan ini, mengakibatkan
80
penyampaian materi kepada sebagian siswa belum tuntas. Dengan materi pelajaran yang cukup
banyak namun terbatasnya waktu sesuai kalender pendidikan, sebaiknya ada program remedial bagi
sebagian siswa yang belum tuntas. Di dalam salah satu komponen MBS yaitu manajemen kesiswaan,
sekolah seharusnya dapat menata dan mengatur kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik
siswa, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Oleh
karena itu, bisa dikatakan bahwa remedial diperlukan
untuk menuntaskan
materi pembelajaran.
4.2.2 Strategi untuk Peningkatan Hasil Ujian Sekolah