Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi untuk Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis Fishbone di SD Negeri Margolelo T2 942012048 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
SD Negeri Margolelo merupakan satu-satunya sekolah dasar yang berada di desa Margolelo Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Sejarah singkat SD Negeri Margolelo berdiri pada 29 September 1929 dengan nama Sekolah Rakyat III (SR III). Kelas ini mula-mula hanya membuka kelas 1 sampai kelas 3. Namun pada saat ini SD Negeri Margolelo sudah memiliki 6 kelas, yaitu dari kelas 1 sampai kelas 6.
Letak geografis SD Negeri Margolelo berada di Dusun Bleder Desa Margolelo yang dikelilingi oleh pegunungan. Untuk mencapai sekolah ini harus melalui jalan yang berkelok-kelok dan turunan tajam. Tidak adanya kendaraan umum membuat sebagian besar anak berjalan kaki untuk menuju sekolah. Sebagian besar wali murid SD Negeri Margolelo bermata pencaharian petani dan sebagiannya lagi merantau ke pulau Kalimantan. Banyak dari siswa SD Negeri Margolelo yang tinggal bersama kakek dan neneknya, karena kesibukan orang tua bekerja di luar kota. Sehingga para wali
murid mempercayakan sepenuhnya tentang
(2)
Visi SD Negeri Margolelo adalah “Terwujudnya siswa berprestasi, santun dan berbudi pekerti luhur”. Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Misi SD Negeri Margolelo adalah sebagai berikut: (a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, aktif, kreatif, menyenangkan, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki; (b) Mendasari dan menyiapkan anak menjadi insan cerdas, terampil dan berakhlak mulia; (c) Mendampingi dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara integral; (d) Membimbing siswa mengenal sejak dini konsep dasar ilmu umum, bahasa, sosial, budaya, olah raga dan agama; (e) Memberikan pendidikan dasar pada anak dengan kurikulum yang tidak membebani dan membuat anak menyukai sekolah; (f) Memberikan pendidikan kecakapan hidup yang tertata dan integral; (g) Membuat lingkungan sekolah indah, nyaman, agamis, terdidik dan penuh dinamika ilmiah; (h) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang
berkompeten dan berakhlak mulia; (i)
Mengantarkan siswa untuk mencapai prestasi memuaskan dalam kenaikan kelas dan kelulusan serta memilih sekolah yang tepat di jenjang lebih tinggi; (j) Menerapkan manajemen partisipatif seluruh warga sekolah dengan masyarakat.
(3)
SD Negeri Margolelo memiliki guru sebagai pendidik para siswa. Guru SD Negeri Margolelo berjumlah 10 orang. Rincian jumlah guru SD Negeri Margolelo dapat dilihat di Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Margolelo.
Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Margolelo
Jenis Guru
Jumlah Guru Jumlah
Total Laki-laki Perempuan
Guru PNS 7 6 1
Guru Non PNS
3 2 1
Jumlah 10 8 2
Kualifikasi Pendidikan Guru SD Negeri Margolelo
Tingkat Pendidikan Jumlah
D2 1
S1 8
Studi lanjut (S2) 1
Total 10
Sumber: Data primer SD Negeri Margolelo Tahun Ajaran 2014/2015
Sebagian besar guru SD Negeri Margolelo sudah berpendidikan Strata 1 (S1) dan Hanya 1 yang masih berijazah D2. Dengan berkualifikasi pendidikan sarjana sudah sesuai dengan ketentuan yang tercantum di Undang-Undang Guru, yang menyatakan bahwa guru minimal berpendidikan S1. Seorang guru yang sudah memiliki kualifikasi pendidikan yang sudah ditentukan, diharapkan dapat menguasai berbagai metode dan terampil
(4)
menggunakan alat peraga yang sesuai untuk proses pembelajaran. Sehingga dalam proses belajar mengajar guru sudah dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Hal ini tentu saja dapat meningkat minat belajar siswa. Dengan jumlah siswa 133 orang, maka perbandingan guru dan siswa adalah 1 : 13 bisa dikatakan bahwa SD Negeri Margolelo tidak kekurangan guru.
4.1.2 Faktor Internal dan Eksternal
Dari hasil FGD tentang permasalahan menurunnya hasil Ujian Sekolah di SD Negeri Margolelo diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap menurunnya mutu sekolah dikategorikan pada 4 faktor, yaitu faktor sumber daya manusia, faktor sarana prasarana, faktor metode pembelajaran dan faktor material/sumber belajar. Faktor internal yang merupakan faktor yang berkaitan dengan diri siswa sendiri terletak pada faktor sumber daya manusia, yaitu minat belajar siswa rendah. Sedangkan faktor eksternal yang merupakan faktor yang ada di luar diri siswa itu sendiri, yaitu lingkungan belajar siswa terletak pada faktor sumber daya manusia, sarana
prasarana, metode pembelajaran dan
material/sumber belajar. Faktor penyebab paling dominan adalah terletak pada faktor sarana prasarana yang merupakan faktor eksternal. Setelah mengetahui faktor internal dan eksternal yang menyebabkan menurunnya mutu Sekolah di
(5)
SD Negeri Margolelo maka dapat disusun diagram Fishbone, seperti pada Gambar 4.1 Diagram Fishbone Menurunnya Mutu Sekolah.
Cause Effect
Gambar 4.1 Diagram Fishbone Menurunnya Mutu Sekolah
Menurunnya Mutu Sekolah Materi pelajaran
sulit
Material
Man Machine/Tools
Metode
Alat peraga banyak yang rusak
Guru kurang terampil menggunakan
alat peraga Metode yang digunakan monoton Guru kurang menguasa i TIK Alat peraga kurang Minat belajar siswa rendah Kondisi sekolah dan
ruang kelas kurang memadai
Wali murid hanya menggantungkan kemajuan prestasi siswa kepada pihak
sekolah Pembagian tugas guru tidak merata Pemanfaatan alat peraga belum maksimal Buku referensi dan pengayaan kurang dimanfaatkan Ruang perpustakaan kurang memadai Pelaksanaan metode mengajar kurang menarik Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan maksimal Materi belum tuntas diajarkan
(6)
Berdasarkan gambar 4.1 Diagram Fishbone
Menurunnya mutu sekolah di atas dapat dijelaskan bahwa menurunnya Mutu Sekolah disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah yaitu sumber daya manusia, tool / sarana
prasarana, metode pembelajaran dan
material/sumber belajar.
Penyebab masalah pada faktor sumber daya manusia adalah pembagian tugas guru yang tidak merata, Guru kurang terampil menggunakan alat peraga, guru kurang menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), minat belajar siswa rendah dan ketergantungan wali murid mengenai kemajuan prestasi siswa hanya kepada sekolah. Sedangkan penyebab masalah pada faktor sarana prasarana adalah kondisi sekolah dan ruang kelas yang kurang memadai, alat peraga kurang, alat peraga banyak yang rusak, pemanfaatan alat peraga belum maksimal, fasilitas
perpustakaan belum dimanfaatkan secara
maksimal, kondisi ruang perpustakaan kurang memadai, buku referensi dan buku pengayaan kurang dimanfaatkan, buku ajar siswa kurang.
Penyebab masalah pada faktor metode
pembelajaran adalah metode yang sering digunakan dalam guru mengajar monoton, yaitu ceramah, pelaksanaan metode mengajar kurang
menarik. Penyebab masalah pada faktor
material/sumber belajar adalah materi pelajaran dianggap sulit oleh siswa dan materi belum tuntas diajarkan.
(7)
SD Negeri Margolelo memiliki 1 kepala sekolah yang merangkap sebagai guru mapel penjasorkes, 6 guru kelas, 1 guru mata pelajaran penjasorkes dan 2 orang guru mapel Pendidikan agama Islam. Tidak adanya staf tata usaha mengakibatkan tugas-tugas adminitrasi baik adminitrasi pribadi guru dan adminitrasi sekolah dikerjakan oleh guru. Sehingga selain sebagai seorang pendidik, guru juga mendapat tugas sampiran yang lainnya yang berhubungan dengan adminitrasi. Dengan alasan guru kurang mampu dalam hal ini, mengakibatkan pembagian tugas guru tidak merata karena hanya dibebankan kepada guru yang dianggap mampu saja. Hal ini terkadang membuat guru yang mendapat beban tugas lebih banyak, tidak fokus dalam mengajar karena dibebani pekerjaan administratif.
Dengan latar belakang sebagian besar guru sudah berkualifikasi sarjana seharusnya guru sudah memiliki kompetensi dalam menggunakan alat peraga. Tetapi pada kenyataan sebagian besar guru belum bisa terampil menggunakan alat peraga. Hal ini disebabkan ketika mendapatkan alat peraga tidak disertai dengan pelatihan cara menggunakan alat peraga tersebut. Sehingga tidak
adanya pelatihan ini mengakibatakan
ketidaktahuan guru dalam menggunakan alat peraga. Hal ini tentu berdampak pada proses pembelajaran karena kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan alat peraga menjadikannya proses pembelajaran kurang menarik.
(8)
Guru SD Negeri Margolelo sebagian besar kurang menguasai TIK. Kurangnya penguasaan TIK disebabkan karena keengganan guru untuk belajar TIK. Faktor usia dan kesibukan menjadikan alasan guru enggan belajar TIK. Sedangkan, guru yang sudah menguasai TIK lebih banyak disibukkan dengan tugas –tugas adminitrasi, misalnya Dapodik, Iventaris barang, Padamu Negeri, dan pembuatan surat menyurat. Sehingga kemampuan TIK sangat jarang digunakan untuk proses pembelajaran.
Minat belajar SD Negeri Margolelo juga rendah. Ini disebabkan tidak menariknya pembelajaran di kelas. Sehingga mereka tidak fokus dalam mengikuti proses pembelajaran dan cenderung ngobrol sendiri atau bermain dengan temannya. Selain itu jarak rumah ke sekolah juga cukup jauh. Karena tidak adanya kendaraan umum, sehingga kebanyakan siswa berjalan kaki untuk tiba ke sekolah. Sedangkan yang lain ada yang diantar orang tua menggunakan sepeda motor. Hal ini membuat kebanyakan siswa tiba di sekolah menjadi capek, dan mengalami rasa lapar
karena tidak sempat sarapan. Untuk
meningkatkan minat belajar diperlukan
kemandirian belajar dari anak tersebut. Hal ini dapat ditempuh dengan memberikan motivasi dan pengertian tentang pentingnya belajar melalui video motivasi belajar.
Wali murid hanya menggatungkan
(9)
Sebagian besar wali murid SD Negeri Margolelo berprofesi sebagai petani dan rata-rata berpendidikan SD. Sehingga wali murid kurang mengawasi belajar siswa ketika berada di rumah
dengan alasan kesibukan pekerjaannya.
Sedangkan sebagian lagi wali murid merantau ke Kalimantan. Sehingga pengawasan terhadap anaknya ketika berada di rumah diserahkan kepada kakek, nenek atau saudaranya. Hal ini mengakibatkan pengawasan untuk belajar kurang maksimal. Wali murid mengalami kesulitan membimbing belajar siswa karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan yang rendah.
Faktor sarana prasarana menjadi penyebab paling dominan karena terdapat masalah yang sering muncul yaitu alat peraga belum lengkap, alat peraga yang ada kurang dirawat sehingga banyak yang rusak, alat peraga yang ada belum maksimal digunakan, fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan secara maksimal, Kondisi ruang perpustakaan kurang memadai dan buku referensi dan buku pengayaan sudah tersedia namun belum banyak dimanfaatkan dan buku ajar siswa yang kurang.
Kondisi sekolah SD Negeri margolelo kurang memadai. Hal ini karena ruang laboratorium dan gudang tidak ada. Sehingga penyimpanan alat peraga atau alat-alat yang lain di perpustakaan. Kantin sekolah juga belum ada. Sehingga siswa banyak yang jajan makanan di sekitar lingkungan
(10)
memperhatikan ketentuan kesehatan di lingkungan sekolah ini dapat menimbulkan siswa sakit perut. Halaman SD Negeri Margolelo berukuran 16 x 8 m. Jadi dengan luas 128 m2 bisa dikatakan bahwa halaman kurang luas untuk kegiatan siswa yang berjumlah 133 anak. Terbatasnya luas ini mengakibatkan kegiatan senam pagi tidak bisa dilaksanakan serempak dari kelas1 sampai kelas 6.
SD Negeri Margolelo masih kekurangan alat peraga. Dalam setiap kompetensi dasar dalam pembelajaran belum tentu ada alat peraga yang tersedia. Padahal guru belum mempunyai kemampuan untuk membuat alat peraga sendiri. Hal ini mengakibatkan dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah saja, tanpa menggunakan alat peraga. Selain itu, alat peraga yang sudah ada banyak yang sudah rusak. Hal ini disebabkan kurangnya perawatan dan tidak adanya tempat penyimpanan yang memadai. Sekolah ini juga mempunyai beberapa alat peraga yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2007. Namun pemanfaatan belum maksimal digunakan dan hanya disimpan saja.
Perpustakaan SD Negeri Margolelo dibangun pada tahun 2011 dengan dana dari swadaya
komite sekolah dan wali murid. Ruang
perpustakaan yang berukuran 5 x 4 m ini tentu saja masih jauh dari standar bangunan perpustakaan. Ruangan ini digunakan untuk menyimpan buku, alat peraga dan alat –alat yang
(11)
lain membuat ruangan ini tidak nyaman jika sedang digunakan untuk tempat membaca bagi para siswa SD Negeri Margolelo. Di dalam ruang perpustakaan belum menyediakan ruang baca yang representatif untuk banyak siswa. Penataan buku belum sesuai klasifikasi buku dan kurang rapi dalam penataannya. Selain itu tidak adanya petugas khusus perpustakaan yang melayani siswa yang ingin membutuhkan buku bacaan. Dengan kondisi seperti ini menyebabkan failitas perpustakaan tidak maksimal dimanfaatkan.
SD Negeri Margolelo memiliki buku referensi dan pengayaan yang berasal dari Dana Alokasi Khusus tahun 2007. Namun buku-buku tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini karena minat baca siswa yang rendah. Terbatasnya tenaga yang merawat buku, juga mengakibatkan buku ini belum diklasifikasi dan diadminitrasi dengan baik sehingga oleh pihak sekolah buku ini masih disimpan di dalam kardus dan belum bisa dimanfaatkan oleh siswa secara maksimal untuk medukung proses pembelajaran.
Buku ajar siswa untuk siswa SD Negeri Margolelo masih kurang, yaitu belum bisa memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Setelah diadakan sensus iventaris barang termasuk buku, disetiap tahunnya terdapat buku ajar siswa yang mengalami kerusakan atau hilang. Tentu saja kondisi ini memprihatinkan karena ada siswa yang tidak dapat menikmati fasilitas buku ajar.
(12)
Metode pembelajaran yang digunakan di SD Negeri Margolelo masih monoton. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan guru dalam
menggunakan metode yang tepat dalam
pembelajaran. Kurangnya kemampuan guru
berdampak juga guru kurang memperhatikan
kondisi siswa dalam menerapkan metode
pembelajaran di dalam kelas.
Metode mengajar yang dilakukan guru kurang menarik. Hal ini disebabkan kurang kreatifnya guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran. Kreativitas guru perlu dilatih, sehingga metode yang digunakan guru nantinya dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Materi pembelajaran dianggap sulit oleh siswa. Karena siswa hanya mendapatkan materi dari pihak sekolah. Sedangkan di rumah hanya dihabiskan untuk bermain saja. Selain itu, kurangnya pengawasan dari pihak keluarga dalam hal pendidikan mengakibatkan siswa melakukan hal-hal yang dianggap mereka menyenangkan daripada belajar.
Materi belum tuntas diajarkan kepada semua siswa. Ini dikarenakan kemampuan siswa yang bervariasi mengakibatkan penyampaian materi kepada sebagian siswa belum tuntas. Dengan materi pelajaran yang cukup banyak, sedangkan ada sebagian siswa yang belum tuntas, tentu saja menjadikan pilihan bagi guru apakah akan melakukan remedial ataupun meneruskan
(13)
materi karena keterbatasan waktu. Mengingat keterbatasan waktu ini, maka keputusan guru adalah meneruskan materi pelajaran sesuai dengan promes dan RPP. Dengan tetap melanjutkan materi tentu saja ada konsekwensi yang ditimbulkan yaitu ada materi bagi beberapa siswa yang belum tuntas.
Walaupun faktor sarana prasarana menjadi faktor dominan, namun faktor sumber daya manusia memiliki keterkaitan dalam pengelolaan sarana prasarana yang menyebabkan menurunnya hasil ujian sekolah. Apabila faktor sumber daya manusia yaitu guru memiliki kemampuan dalam menggunakan, membuat dan merawat alat peraga dengan baik maka permasalahan tentang alat peraga dapat teratasi. Sehingga penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran dapat maksimal dan mencapai tujuan pendidikan. Pengaturan petugas perpustakaan secara bergiliran yang terdiri dari guru dan siswa, akan membantu dalam pemanfaatan perpustakaan yang maksimal. Petugas perpustakaan yang dibentuk oleh kepala sekolah dapat terdiri dari unsur guru dan siswa. Guru sebagai penanggung jawab perpustakaan sedangkan siswa sebagai petugas perpustakaan yang membantu menata perpustakaan. Dalam melaksanakan tugas ini dapat dilakukan secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
4.1.3 Strategi untuk Peningkatan Mutu Sekolah
Setelah mengetahui faktor-faktor yang mengakibatkan menurun hasil Ujian Sekolah maka
(14)
dapat dibuat strategi untuk menghadapi permasalahan tersebut. Berdasarkan rangkuman diskusi pada sesi brainstorming dalam menyusun diagram Fishbone dihasilkan strategi untuk meningkatkan hasil Ujian Sekolah di SD negeri Margolelo. Strategi yang disarankan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 Strategi untuk Peningkatan Mutu Sekolah di bawah ini.
Tabel. 4.2 Strategi untuk Peningkatan Mutu Sekolah No Faktor-faktor
yang diamati
Masalah yang
terjadi Strategi
1 Sumber Daya
Manusia Pembagian
tugas guru yang tidak merata
Mengadakan pemerataan tugas sesuai dengan
kemampuannya supaya lebih proposional
Guru kurang
terampil
menggunakan alat peraga
Mengadakan pelatihan
penggunaan alat
peraga di
kegiatan
Kelompok Kerja Guru ( KKG)
Guru kurang
menguasai TIK
Mengadakan pelatihan TIK pada saat jam
(15)
luang yang
dipandu oleh
guru yang sudah menguasai TIK Minat belajar
siswa rendah
Merencanakan kegiatan
pembelajaran
yang lebih
menarik
Wali murid
hanya
menggatungkan kemajuan
prestasi siswa kepada pihak sekolah
Memberikan pelajaran tambahan
kepada siswa
dengan cara
membuat
kelompok kecil sesuai daerah tempat
tinggalnya. 2 Sarana
Prasarana
Kondisi sekolah
dan ruang
kelas kurang memadai
Menata kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan
jadwal senam
pagi untuk
setiap kelasnya. Kurangnya alat
peraga
Mengadakan pelatihan
(16)
peraga di kegiatan KKG
Alat peraga
banyak yang
rusak
Mengadakan jadwal
perawatan alat peraga berkala
dua minggu
sekali yang
dilakukan oleh
guru secara
bergiliran
Alat peraga
yang ada belum digunakan secara maksimal
Mengadakan pelatihan tentang
penggunaan alat
peraga di
kegiatan KKG Fasilitas
perpustakaan belum
dimanfaatkan secara
maksimal
Mewajibkan
siswa untuk
mengunjungi perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu Kondisi ruang
perpustakaan kurang
memadai
Menata
perpustakaan dengan
melibatkan guru
dan murid
(17)
petugasnya. Buku referensi
dan buku
pengayaan kurang
dimanfaatkan
mencanangkan program gemar membaca
dengan mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul
buku yang
tersedia di
perpustakaan setiap
minggunya
Buku ajar
siswa kurang
Pemanfaatan sumber belajar dengan
menggunakan pembelajaran
berbasis TIK
melalui power point dan buku elektronik.
3 Metode
Pembelajaran
Metode yang
digunakan monoton
Mengadakan pelatihan penggunaan metode mengajar Penggunaan
metode
Mengembangkan kreativitas guru
(18)
mengajar
kurang menarik
melalui lomba kreativitas
tentang metode pembelajaran 4 Materi/sumber
belajar
Materi
pelajaran sulit
Menambah jam pelajaran
dengan cara
tutor sebaya Materi belum
tuntas diajarkan
Memberikan bimbingan
belajar intensif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar
Pada faktor sumber daya manusia terdapat masalah pembagian tugas guru yang tidak merata. Hal ini disebabkan tugas sampiran guru hanya dibebankan kepada dua orang guru. Strategi yang disarankan adalah mengadakan pemerataan tugas sesuai dengan kemampuan guru. Sehingga, guru
tidak ada terjadi ketimpangan dalam
melaksanakan tugasnya.
Guru SD Negeri Margolelo kurang terampil menggunakan alat peraga disebabkan kurang mendapatkan pelatihan menggunakan alat peraga. Ketika mendapatkan bantuan alat peraga, hanya diberikan buku petunjuk pemakaian saja. Padahal pemahaman guru berbeda-beda. Maka strategi
(19)
yang disarankan adalah mengadakan pelatihan penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru ( KKG).
Guru Kurang menguasai TIK. Sumber yang menyebabkan masalah ini adalah keengganan guru belajar TIK. Alasan keengganan tesebut adalah faktor usia dan waktu. Dengan kesibukannya dengan pekerjaan sekolah dan mengurus keluarga, guru merasa tidak sempat untuk belajar TIK. Strategi yang disarankanuntuk mengatasi masalah ini adalah mengadakan pelatihan TIK pada saat jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah menguasai TIK. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru dapat belajar TIK di sekolah dengan memanfaatkan waktu luang. Dengan pemandu teman sendiri, guru dalam belajar akan merasakan lebih nyaman dan tidak canggung.
Minat belajar siswa rendah. Permasalahan ini disebabkan kurang menariknya pembelajaran di kelas. Sehingga siswa merasa bosan dan cenderung bermain sendiri. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah merencanakan kegiatan pembelajaran yang menarik. Dengan menyusun pembelajaran yang menarik diharapkan minat belajar anak meningkat karena siswa tidak mersa bosan di dalam kelas.
Wali murid hanya menggatungkan
kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah. Munculnya permasalahan ini adalah karena faktor ekonomi sehingga banyak wali murid pergi merantau ke luar kota. Hal ini mengakibatkan
(20)
anak dalam belajar di rumah, kurang pengawasan dari orang tua. Siswa hanya dititipkan kepada saudara atau kakek dan neneknya. Sedangkan siswa yang tinggal bersama orang tuanya, kurang pengawasan dari orang tua karena kesibukan orang tuanya dalam mencari nafkah sebagai petani. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan pelajaran tambahan kepada siswa dengan cara membuat kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya. Dalam pelaksanaan strategi ini, guru mendatangi kelompok ini 2 kali dalam seminggu. Dengan adanya kunjungan guru maka akan terjadi komunikasi antara pihak sekolah dan wali murid. Komunikasi ini akan memberikan informasi apa yang harus diperbaiki dan ditingkatkan perihal prestasi siswa. Melalui strategi ini diharapkan siswa mendapatkan tambahan tentang materi pelajaran untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga hasil ujian sekolah baik.
Pada faktor Sarana dan Prasarana, kondisi sekolah dan kelas kurang memadai. Karena masih ada fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya ruang laboratorium dan gudang yang belum ada. Tidak adanya laboratorium mengakibatkan penyimpanan alat peraga diletakkan di ruang perpustakaan. Begitu juga dikarenakan tidak adanya gudang, maka penyimpanan barang-barang yang tidak terpakai disimpan di dalam ruang perpustakaan atau ruang lainnya. Selain itu, sempitnya halaman sekolah di SD negeri Margolelo
(21)
mengakibatkan senam pagi tidak bisa dilakukan oleh semua siswa SD Negeri Margolelo. Untuk mengatasi hal ini strategi yang disarankan adalah menata kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya.
SD Negeri Margolelo Kurang memiliki alat peraga. Di setiap Kompetensi Dasar (KD) sebaiknya memiliki alat peraga. Namun pada kenyataan di setiap kompetensi dasar tidak ada alat peraga. Strategi yang disarankan untuk mengatasi permasalahan ini adalah mengadakan pelatihan membuat alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru. Dengan adanya pelatihan membuat alat peraga, diharapkan guru dapat membuat sendiri alat peraga sesuai yang dibutuhkan.
Alat peraga yang sudah ada di SD Negeri Margolelo banyak yang rusak. Hal ini disebabkan alat peraga tidak dirawat dengan baik. Selain itu, tidak mempunyai tempat penyimpanan sehingga alat peraga hanya diletakkan begitu saja. Untuk mengatasi masalah tersebut, strategi yang disarankan adalah mengadakan jadwal perawatan alat peraga berkala dua minggu sekali yang dilakukan oleh guru secara bergiliran.
Alat peraga yang ada belum digunakan secara maksimal. Hal ini disebabkan jarangnya guru menggunakan alat peraga karena terbatasnya
kemampuan guru dalam menggunakan alat
(22)
yang disarankan adalah Mengadakan pelatihan tentang penggunaan alat peraga di kegiatan KKG.
Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena di saat istirahat siswa hanya menggunakan waktunya untuk jajan dan bermain. Strategi untuk mengatasi ini adalah Mewajibkan siswa untuk mengunjungi perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu. Dengan mewajibkan minimal 1 kali dalam seminggu, diharapkan siswa bisa memanfaatkan fasilitas perpustakaan dan masih mempunyai waktu untuk bermain.
Kondisi ruang perpustakaan yang kurang memadai. Hal ini karena ukurannya yang sempit dan tidak adanya rak buku serta belum adanya petugas perpustakaan. Strategi untuk mengatasi permasalahan ini adalah menata perpustakaan dengan melibatkan guru dan murid sebagai
petugasnya. Karena sempitnya ruangan
perpustakaan, penataan buku dan rak diatur sedemikian rupa sehingga ruang perpustakaan terkesan luas dan rapi. Tidak adanya petugas khusus perpustakaan dapat diatasi dengan membuat jadwal guru dan siswa untuk bergiliran menjadi petugas perpustakaan. Untuk menyimpan buku yang masih dalam kardus maka perlu membeli rak buku.
Koleksi buku referensi dan buku pengayaan kurang dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena budaya minat siswa membaca masih kurang. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah
(23)
ini adalah mencanangkan program gemar membaca dengan mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya. Untuk mengawali anak supaya tertarik dengan buku adalalah dengan meminjamkan buku referensi dan pengayaan yang ada gambar dan warnanya.
SD Negeri Margolelo mengalami kekurangan buku ajar siswa. Buku ajar yang ada belum bisa memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini disebabkan banyaknya buku ajar siswa yang hilang dan rusak. Strategi untuk mengatasi masalah ini adalah pemanfaatan sumber belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui
power point dan buku elektronik.
Metode yang digunakan monoton. Masalah ini timbul dikarenakan terbatasnya pengetahuan guru tentang metode pembelajaran. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah
mengadakan pelatihan penggunaan metode
mengajar yang tepat bagi siswa.
Penggunaan metode mengajar kurang
menarik. Hal ini disebabkan kurang kreatifnya guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah Mengembangkan kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang metode pembelajaran. Lomba ini bisa dilakukan di tingkat sekolah ataupun di tingkat gugus. Tujuan dari lomba ini selain untuk meningkatkan
(24)
kreativitas guru juga untuk menambatkan metode yang menarik untuk proses pembelajaran.
Dari segi materi pelajaran masih dianggap sulit. Hal ini disebabkan materi pelajaran yang didapat hanya dari sekolah saja. Kondisi seperti ini juga dipengaruhi dengan keadaan geografis di Desa Margolelo mengakibatkan kurangnya sinyal. Sehingga koneksi internet sulit di daerah ini. Strategi yang disarankan untuk mengatasi permasalahan ini adalah menambah jam pelajaran dengan cara tutor sebaya.
Materi belum tuntas diajarkan kepada semua siswa. Ini disebabkan kemampuan siswa yang beranekaragam mengakibatkan penyampaian materi kepada sebagian siswa belum tuntas. Dengan materi pelajaran yang cukup banyak dan dibatasi oleh waktu, sedangkan ada sebagian siswa yang belum memahami materi pelajaran, tentu saja menjadikan pilihan bagi guru apakah akan melakukan perbaikan atau remedial ataukah meneruskan materi. Mengingat keterbatasan waktu ini, maka keputusan guru adalah meneruskan materi pelajaran sesuai dengan promes dan RPP yang sudah dibuat. Dengan tetap melanjutkan materi tentu saja ada dampak yang ditimbulkan yaitu ada materi bagi beberapa siswa yang belum tuntas. Oleh karena itu, Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan bimbingan belajar intensif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
(25)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Penurunan Mutu Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian faktor yang menyebabkan menurunnya hasil Ujian Sekolah di SD Negeri Margolelo terbagi menjadi 2 faktor yaitu faktor internal yang merupakan faktor yang berkaitan dengan diri siswa sendiri, dan faktor eksternal yang merupakan faktor yang ada di luar diri sendiri siswa itu sendiri. Kedua faktor ini terletak di dalam 4 kategori yaitu sumber daya manusia, machine/tools/sarana prasarana, metode pembelajaran dan material/sumber belajar.
Faktor internal dari hasil penelitian ini, terdapat pada kategori sumber daya manusia, yaitu minat belajar siswa rendah. Sebenarnya minat belajar siswa bukanlah satu-satunya faktor internal. Karena selain minat belajar siswa, masih ada faktor internal lainnya yang dapat menyebabkan prestasi belajar, yaitu kemandirian belajar, motivasi, bakat, minat belajar, kebiasaan belajar, kepandaian, kesehatan, sikap, dan faktor pribadi lainnya. Namun minat belajar siswa memiliki pengaruh yang besar bagi faktor internal lainnya. Ketika siswa mempunyai minat untuk belajar, maka siswa tersebut akan termotivasi dan bersikap untuk belajar. Sehingga kemandirian belajar juga akan tertanam di dalam siswa tersebut.
Sedangkan faktor eksternal dari hasil penelitian ini terdapat dalam kategori sumber daya
(26)
manusia, sarana prasarana, metode pembelajaran dan material/sumber belajar adalah sebagai berikut: Faktor eksternal kategori sumber daya manusia adalah Pembagian tugas guru yang tidak merata; Guru kurang terampil menggunakan alat peraga, guru kurang menguasai TIK; Minat belajar siswa rendah; dan Ketergantungan wali murid mengenai kemajuan prestasi siswa hanya kepada sekolah. Sedangkan faktor eksternal penyebab masalah pada kategori sarana prasarana adalah kondisi sekolah dan ruang kelas yang kurang memadai, alat peraga kurang, alat peraga banyak yang rusak, pemanfaatan alat peraga belum
maksimal, fasilitas perpustakaan belum
dimanfaatkan secara maksimal, kondisi ruang perpustakaan kurang memadai, buku referensi dan buku referensi dan buku pengayaan kurang dimanfaatkan, buku ajar siswa kurang. Faktor eksternal penyebab masalah pada kategori metode pembelajaran adalah metode yang sering digunakan dalam guru mengajar monoton, yaitu ceramah, pelaksanaan metode mengajar kurang menarik. Sedangkan faktor eksternal penyebab masalah pada kategori material/sumber belajar adalah materi pelajaran dianggap sulit oleh siswa dan materi belum tuntas diajarkan.
Pembagian tugas guru di SD Negeri Margolelo yang tidak merata. Hal ini disebabkan beban tugas adminitrasi sekolah dibebankan pada dua orang guru yang menguasai komputer. Permasalhan ini bisa diperbaiki melalui Manajemen
(27)
Berbasis Sekolah (MBS). Dalam salah satu komponennya, terdapat komponen manajemen tenaga kependidikan. Adanya pengelolaan dan pembagian tugas yang jelas antara ketenagaan akan menunjang kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Guru mewajibkan sekarang sudah dituntut untuk berpendidikan minimal sarjana atau program diploma empat sesuai dengan Pasal 9 Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan jumlah 9 guru yang sudah berijazah S1, guru SD Negeri Margolelo bisa dikatakan sudah memenuhi syarat sebagai guru. Namun kurang terampil menggunakan alat peraga sangatlah ironi. Seorang guru sudah berkualifikasi sarjana seyogyanya sudah memiliki kompetensi tentang menggunakan alat peraga.
Guru kurang menguasai TIK disebabkan karena keengganan guru mempelajari TIK. Di era serba komputer ini, guru dituntut untuk menguasai TIK. Dengan kemampuan mengusai TIK guru dapat membuat dokumen tentang perangkat
pembelajaran sendiri, membuat materi
Pembelajaran Interaktif, dan adminitrasi lainnya yang mendukung lancarnya proses pembelajaran di sekolah.
Ketergantungan wali murid mengenai kemajuan prestasi siswa hanya kepada sekolah sebaiknya mulai dibenahi. Dalam salah satu komponen MBS yaitu manajeman hubungan
(28)
masyarakat merupakan jembatan dalam mendidik perkembangan siswa. Hal ini dapat dikatakan bahwa kemajuan prestasi siswa tidak hanya tanggung jawab sekolah namun juga wali murid dan masyarakat.
Kondisi sekolah dan kelas di SD Negeri Margolelo kurang memadai. Karena masih ada fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya ruang laboratorium dan gudang yang belum ada. Selain itu, sempitnya halaman sekolah untuk kegiatan sekolah. Padahal sarana pendidikan yang secara langsung dipergunakan seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran dan prasarana pendidikan yang merupakan fasilitas secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah diharapkan ada dan dikelola dengan baik. Karena manejemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah dan nyaman sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan untuk proses pembelajaran di sekolah.
SD Negeri Margolelo memiliki alat peraga yang kurang. Dalam memenuhi kekurangan alat peraga dapat dilakukan dengan pengadaan alat peraga. Dalam pengadaan ini bisa lewat pembiayaan sesuai di ketentuan salah satu komponen Manajeman Berbasis Sekolah yaitu manajemen keuangan.
(29)
Banyaknya alat peraga yang rusak dikarenakan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah belum dilaksanakan dengan baik.
Terutama komponen manajemen sarana
prasarana. Oleh karena itu, perlu diupayakan pengelolaan sarana prasarana dengan baik. Untuk perawatan alat peraga membutuhkan biaya yang bisa dibebankan Bantuan Operasi Sekolah (BOS).
Alat peraga belum maksimal dimanfaatkan. Hal ini disebabkan tidak adanya pelatihan tentang cara penggunaan alat peraga. Padahal penggunaan alat peraga ini sangat mendukung keberhasilan proses belajar mengajar.
Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini karena ukurannya yang sempit dan tidak adanya rak buku serta belum adanya petugas perpustakaan. Hal ini belum sesuai dengan salah satu komponen MBS adalah manajemen pelayanan khusus. Pada komponen ini terdapat layanan khusus perpustakaan. Layanan perpustakaan meliputi ruangan perpustakaan, tersedianya buku, dan pelayanan petugas.
Buku referensi dan pengayaan belum manfaatkan secara maksimal. Hal ini karena minat baca siswa yang rendah. Dalam salah satu komponen MBS yaitu manajemen kesiswaan yang merupakan penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik (siswa), mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta
(30)
didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah termasuk minat baca siswa. Dalam pengelolaan kegiatan kesiswaan ini, hendaknya memperhatikan kondisi siswa. Terbatasnya tenaga yang merawat buku, juga mengakibatkan buku ini belum diklasifikasi dan diadminitrasi dengan baik sehingga oleh pihak sekolah buku ini masih disimpan di dalam kardus dan belum bisa dimanfaatkan oleh siswa secara maksimal untuk medukung proses pembelajaran.
Buku ajar siswa untuk siswa SD Negeri Margolelo masih kurang, yaitu belum bisa memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini belum sesuai dengan manajemen sarana prasarana. Tentu saja kondisi ini memprihatinkan karena ada siswa yang tidak dapat menikmati fasilitas buku ajar. Ketersediaan buku ajar siswa yang cukup diharapkan dapat membantu proses pembelajaran di kelas.
Metode pembelajaran yang digunakan di SD Negeri Margolelo masih monoton. keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan metode
yang tepat dalam pembelajaran adalah
penyebabnya. Hal ini belum sesuai dengan salah satu komponen manajemen berbasis sekolah yaitu, Manajemen program pembelajaran dan pengajaran. Setiap sekolah diharapkan dapat mengembangkan program pembelajaran atau pengajaran termasuk metodenya. Dalam pengelolaannya hendaknya bisa
(31)
menghubungkan peserta didik dan kebutuhan lingkungan ketika mengembangkan program sekolah.
Metode mengajar yang dilakukan guru kurang menarik. Hal ini disebabkan kurang kreatifnya guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran. Di dalam komponen MBS yaitu manajemen program pembelajaran dan pengajaran, pihak sekolah termasuk guru diharapkan dapat menerapkan metode yang menarik untuk pembelajaran. Kreativitas guru perlu dilatih, sehingga metode yang digunakan guru nantinya dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Materi pembelajaran dianggap sulit oleh siswa. Karena siswa hanya mendapatkan materi dari pihak sekolah. Dalam salah satu komponen MBS yaitu manajeman hubungan masyarakat, hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jembatan dalam mendidik perkembangan siswa. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengawasan dari pihak keluarga ketika siswa belajar di rumah sangat diperlukan. Pendidikan siswa ketika dirumah merupakan tanggung jawab orang tua.
Materi belum tuntas diajarkan kepada semua siswa. Ini dikarenakan kemampuan siswa yang bervariasi. Padahal kemampuan siswa untuk berprestasi dalam belajar dipengaruhi oleh kemandirian belajar, motivasi, bakat, minat belajar, kebiasaan belajar, kepandaian, kesehatan, dan sikap. Dengan perbedaan ini, mengakibatkan
(32)
penyampaian materi kepada sebagian siswa belum tuntas. Dengan materi pelajaran yang cukup banyak namun terbatasnya waktu sesuai kalender pendidikan, sebaiknya ada program remedial bagi sebagian siswa yang belum tuntas. Di dalam salah satu komponen MBS yaitu manajemen kesiswaan, sekolah seharusnya dapat menata dan mengatur kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik (siswa), mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa remedial
diperlukan untuk menuntaskan materi
pembelajaran.
4.2.2 Strategi untuk Peningkatan Hasil Ujian Sekolah
Pembagian tugas guru di SD Negeri Margolelo tidak merata. Strategi yang disarankan adalah mengadakan pemerataan tugas sesuai dengan kemampuan guru. Strategi ini telah sesuai
dengan salah satu komponen MBS yaitu
manajemen tenaga kependidikan. Dalam
manajemen ini sangat diperhatikan pembagian tugas guru yang jelas dan merata sehingga
menunjang kelancaran dari pelaksanaan
pembelajaran di sekolah. Tugas guru yang jelas akan mefokuskan guru dalam bekerja yaitu mendidik siswa secara profesional.
Guru di SD Negeri Margolelo kurang terampil menggunakan alat peraga disebabkan kurang mendapatkan pelatihan menggunakan alat
(33)
peraga. Strategi yang disarankan adalah mengadakan pelatihan penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). Hal ini sudah sesuai dengan manajemen ketenagaan pendidikan. Karena dalam manajemen ini tercakup pembinaan dan pengembangan pegawai, yaitu
guru. Adapun Salah satu wadah untuk
mengembangkan kualitas tenaga pendidik/guru adalah melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Kelompok kerja Guru (KKG) adalah sebagai sistem pembinaan profesional guru SD dalam mengemban misi yang sesuai dengan tujuan yaitu: Meningkatkan kemampuan dan kualitas guru, memberikan informasi baru dalam bidang pendidikan, pemecahan masalah yang dihadapi guru, membina kerjasama dan keakraban dalam meningkatkan prestasi dan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Guru kurang menguasai TIK. Yang
menyebabkan masalah ini adalah keengganan guru belajar TIK. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah mengadakan pelatihan TIK pada saat jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah menguasai TIK. Hal ini sudah sesuai dengan manajemen ketenagaan pendidikan. Karena dalam manajemen ini tercakup pembinaan dan pengembangan pegawai, yaitu guru. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru dapat belajar TIK di sekolah dengan memanfaatkan waktu luang. Sehingga guru memiliki kemampuan dalam menguasai TIK.
(34)
Minat belajar siswa rendah. Permasalahan ini disebabkan kurang menariknya pembelajaran di kelas. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah merencanakan kegiatan pembelajaran yang menarik. Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen program pembelajaran
atau pengajaran serta dapat melakukan
pengawasan dalam implementasinya. Dengan menyusun pembelajaran yang menarik diharapkan minat belajar anak meningkat karena siswa tidak mersa bosan di dalam kelas.
Wali murid hanya menggatungkan
kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah. Munculnya permasalahan ini adalah karena faktor ekonomi sehingga banyak wali murid pergi merantau ke luar kota. Hal ini mengakibatkan anak dalam belajar di rumah, kurang pengawasan dari orang tua. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan pelajaran tambahan kepada siswa dengan cara membuat kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya. Strategi ini sudah sesuai dengan salah satu komponen manajemen kesiswaan yang merupakan penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik (siswa), mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Termasuk
(35)
dalam hal ini adalah penambahan jam pelajaran untuk siswa.
Pada faktor sarana dan prasarana, kondisi sekolah dan kelas kurang memadai. Karena masih ada fasilitas di sekolah yang belum ada, misalnya ruang laboratorium dan gudang yang belum ada sempitnya halaman sekolah. Untuk mengatasi hal ini strategi yang disarankan adalah Menata kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya. Strategi ini sudah tepat karena sesuai dengan salah satu komponen manajemen sekolah yaitu manajemen sarana prasarana. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang baik baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah dan nyaman sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan untuk proses pembelajaran di sekolah.
SD Negeri Margolelo kurang memiliki alat peraga. Di setiap Kompetensi Dasar sebaiknya memiliki alat peraga. Namun pada kenyataan di setiap KD tidak ada alat peraga. Strategi yang disarankan untuk mengatasi permasalahan ini adalah mengadakan pelatihan membuat alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru. Hal ini sesuai salah satu komponen MBS, yaitu manajemen sarana prasarana. Karena dengan tersedianya alat peraga yang lengkap dapat mendukung prestasi belajar siswa. Selain itu, terlibatnya guru melalui KKG juga sesuai dengan manajemen tenaga kependidikan yaitu membina
(36)
dan mengembangkan kompetensi guru. Dengan adanya pelatihan membuat alat peraga, diharapkan guru dapat membuat sendiri alat peraga sesuai yang dibutuhkan.
SD Negeri Margolelo memiliki banyak alat peraga yang rusak. Hal ini disebabkan alat peraga tidak dirawat dengan baik. Selain itu, tidak mempunyai tempat penyimpanan sehingga alat peraga hanya diletakkan begitu saja. Untuk mengatasi masalah tersebut, strategi yang disarankan adalah mengadakan jadwal perawatan alat peraga berkala dua minggu sekali yang dilakukan oleh guru secara bergiliran. Strategi ini sudah tepat karena sesuai dengan manajemen sarana prasarana. Dalam salah satu kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana adalah pemeliharaan. Hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan adalah kegiatan merawat,
memelihara dan menyimpan barang sekolah supaya awet. Begitu juga dengan memperbaiki alat peraga yang rusak sudah sesuai dengan kegiatan perawatan ini. Namun apabila perbaikan suatu barang atau alat peraga memerlukan biaya besar sebaiknya alat peraga tersebut dihapus sesuai dengan penghapusan barang iventaris. Dengan pengelolaan sarana prasarana yang baik, diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran di sekolah. Dan untuk pembiayaan pengadaan ini disesuaikan dengan ketentuan manajemen keuangan.
(37)
Alat peraga yang ada belum digunakan secara maksimal. Hal ini disebabkan jarangnya guru menggunakan alat peraga karena terbatasnya kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga. Untuk mengatasi permasalah ini, strategi yang disarankan adalah Mengadakan pelatihan tentang penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok Kegiatan Guru. Strategi ini sudah sesuai dengan
salah satu komponen manajemen tenaga
kependidikan, yaitu mencakup pembinaan dan pengembangan guru. KKG merupakan suatu wadah pembinaan profesional bagi guru SD dalam meningkatkan kualitas guru dan memecahkan permasalahan dalam bidang pendidikan.
Fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena di saat istirahat siswa hanya menggunakan waktunya untuk jajan dan bermain. Strategi untuk mengatasi ini adalah mewajibkan siswa untuk mengunjungi perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu. Strategi ini sudah sesuai dengan salah satu komponen MBS adalah manajemen pelayanan khusus. Pada komponen ini terdapat layanan khusus perpustakaan. Layanan perpustakaan meliputi ruangan perpustakaan, tersedianya buku, dan pelayanan petugas. Dengan mewajibkan siswa mengunjungi perpustakaan, tentu saja pelayanan perpustakaan diupayakan maksimal juga.
Kondisi ruang perpustakaan yang kurang memadai. Hal ini karena ukurannya yang sempit dan tidak adanya rak buku serta belum adanya
(38)
petugas perpustakaan. Strategi untuk mengatasi permasalahan ini adalah menata perpustakaan dengan melibatkan guru dan murid sebagai petugasnya. Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen pelayanan khusus, yaitu pengelolaan perpustakaan. Sempitnya ruangan perpustakaan perlu diupayakan dengan cara penataan buku dan rak diatur sedemikian rupa sehingga ruang perpustakaan terkesan luas dan rapi. Tidak adanya petugas khusus perpustakaan dapat diatasi dengan membuat jadwal guru dan siswa untuk bergiliran menjadi petugas perpustakaan. Untuk menyimpan buku yang masih dalam kardus maka perlu membeli rak buku.
SD Negeri Margolelo mempunyai koleksi buku referensi dan buku pengayaan kurang dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena budaya minat siswa membaca masih kurang. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah mencanangkan program gemar membaca dengan mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya. Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen
kesiswaan yang merupakan penataan dan
pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik (siswa) yang dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Untuk mengawali anak supaya tertarik dengan buku adalalah dengan meminjamkan buku referensi dan
(39)
pengayaan yang ada gambar dan warnanya yang menarik.
SD Negeri Margolelo mengalami kekurangan buku ajar siswa. Buku ajar yang ada belum bisa memenuhi rasio 1 buku : 1 siswa. Hal ini disebabkan banyaknya buku ajar siswa yang hilang dan rusak. Strategi untuk mengatasi masalah ini adalah Pemanfaatan sumber belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui
power point dan buku elektronik. Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen sarana dan prasarana yaitu melengkapi peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada. SD Negeri Margolelo sudah memiliki LCD Projector dan Laptop. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran melalui power point dan buku pelajaran elektronik.
Metode yang digunakan monoton. Masalah ini timbul dikarenakan terbatasnya pengetahuan guru tentang metode pembelajaran. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah
mengadakan pelatihan penggunaan metode
mengajar yang tepat bagi siswa. Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen tenaga kependidikan yaitu membina dan mengembangkan kompetensi guru melalui pelatihan.
Penggunaan metode mengajar kurang
(40)
guru dalam menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran. Strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah Mengembangkan kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang metode pembelajaran. Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen tenaga kependidikan yaitu membina dan mengembangkan kompetensi guru melalui pelatihan.
Dari segi materi pelajaran masih dianggap sulit. Hal ini disebabkan materi pelajaran yang didapat hanya dari sekolah saja. Kondisi seperti ini juga dipengaruhi dengan keadaan geografis di Desa Margolelo mengakibatkan kurangnya sinyal. Sehingga koneksi internet sulit di daerah ini. Strategi yang disarankan untuk mengatasi permasalahan ini adalah Menambah jam pelajaran dengan cara tutor sebaya. Dalam pelaksanaan strategi, siswa yang sudah menguasai materi pelajaran membantu teman belum menguasai materi. Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen kesiswaan yaitu penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik (siswa) yang secara operasional dapat
membantu upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Selain itu juga sesuai dengan manajemen program pembelajaran atau pengajaran serta dapat melakukan pengawasan dalam implementasinya. Strategi ini dapat menghubungkan siswa dan kebutuhan lingkungan ketika mengembangkan program sekolah.
(41)
Materi belum tuntas diajarkan kepada semua siswa. Ini disebabkan kemampuan siswa yang beranekaragam mengakibatkan penyampaian materi kepada sebagian siswa belum tuntas. Dengan materi pelajaran yang cukup banyak dan dibatasi oleh waktu, sedangkan ada sebagian siswa yang belum memahami materi pelajaran, tentu saja menjadikan pilihan bagi guru apakah akan melakukan perbaikan atau remedial ataukah meneruskan materi. Mengingat keterbatasan waktu ini, maka keputusan guru adalah meneruskan materi pelajaran sesuai dengan promes dan RPP yang sudah dibuat. Dengan tetap melanjutkan materi tentu saja ada dampak yang ditimbulkan yaitu ada materi bagi beberapa siswa yang belum tuntas. Oleh karena itu, strategi yang disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan bimbingan belajar intensif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Strategi ini sudah sesuai dengan manajemen kesiswaan yaitu penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik (siswa) yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Dalam pelaksanaan strategi dapat
memanfaatkan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). Forum KKG sangat penting untuk meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan-pelatihan yang sangat diperlukan oleh guru. SD Negeri Margolelo tergabung dalam KKG Gugus
(42)
Cengkeh. KKG Gugus Cengkeh sudah mengagendakan 2 minggu sekali mengadakan kegiatan. Pada kenyataannya kegiatan jarang sekali dilaksanakan. Hal ini tentu saja sangat disayangkan karena forum KKG ini dapat digunakan untuk wadah pembahasan suatu masalah sehingga mendapatkan solusi yang tepat.
Strategi ini dibuat selain untuk
meningkatkan nilai hasil Ujian Sekolah juga untuk mencapai visi SD Negeri Margolelo. Visi SD Negeri Margolelo adalah “Terwujudnya siswa berprestasi, santun dan berbudi pekerti luhur”. Visi ini kurang spesifik dan terukur karena tidak dijelaskan sampai tahun berapa visi ini akan ditargetkan tercapai. Bisa dikatakan visi ini tidak jelas apakah visi jangka panjang atau visi jangka menengah. Sehingga dalam menentukan misi untuk mencapai visi tersebut kurang spesifik.
4.2.3 Pendapat Teman Sejawat dan Pakar
Draft strategi yang sudah disusun berdasarkan analisis fishbone kemudian dievaluasi oleh pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru SD Negeri Margolelo. Pengawas sekolah yang memberikan pendapatnya tentang draft strategi ini adalah Suyantini, M.Pd, pengawas yang bertugas di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan. Beliau berpendapat bahwa strategi yang disusun
(43)
ada yang sudah sesuai namun juga ada yang harus ditambah.
Strategi untuk faktor sumber daya manusia menurut Suyantini adalah sebagai berikut: mengadakan pemerataan tugas tambahan sesuai
dengan kemampuannya untuk mengatasi
pembagian tugas tambahan guru yang tidak merata, dinilai sudah tepat. Sedangkan strategi untuk mengatasi kurang terampilnya guru menggunakan alat peraga, selain mengadakan pelatihan penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru ( KKG), strategi yang dapat ditempuh adalah dengan diskusi dengan teman sejawat di sekolah. Dengan diskusi ini, guru dapat saling berbagi pengalaman tentang penggunaan alat peraga yang baik. Pemecahan permasalahan tentang kurangnya guru menguasai TIK dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan TIK pada saat jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah menguasai TIK. Namun sebelumnya harus diubah dulu mindset guru yang belum menguasai TIK agar mampu menggunakan TIK. Mengatasi minat Minat belajar siswa rendah dapat dilakukan dengan cara merencanakan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan memberi reward bagi siswa yang berprestasi. Dengan memberi penghargaan ini, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar
(44)
siswa. Wali murid hanya menggatungkan kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah dapat diatasi dengan memberikan pelajaran tambahan kepada siswa dengan cara membuat kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya. Selain itu, mengadakan sosialisasi pada wali murid tentang pentingnya peran wali murid terhadap prestasi belajar siswa dengan mendatangkan nara sumber yang berkompeten.
Pada faktor sarana dan prasarana kepala sekolahi berpendapat bahwa strategi yang digunakan untuk mengatasi kondisi sekolah dan ruang kelas kurang memadai adalah menata kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya. Strategi ini sudah dinilai sesuai. Untuk mengatasi kurangnya alat peraga dapat diatasi dengan cara memanfaatkan alat peraga alamtakambang (alat peraga yang ada di sekitar kita). Alat peraga belum digunakan secara maksimal dapat diatasi dengan cara Mengadakan pelatihan tentang penggunaan alat peraga di kegiatan KKG dan mewajibkan guru membaca petunjuk penggunaan alat peraga. Menurut guru SD Negeri Margolelo, untuk
mengatasi fasilitas perpustakaan belum
dimanfaatkan secara maksimal dapat dilakukan dengan cara guru memberi tugas membaca bacaan
(45)
anak di perpustakaan minimal seminggu sekali. Sedangkan strategi menata perpustakaan dengan melibatkan guru dan murid sebagai petugasnya, mencanangkan program gemar membaca dengan mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya,
dan pemanfaatan sumber belajar dengan
menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui
power point dan buku elektronik dinilai sudah tepat.
Untuk mengatasi metode yang digunakan monoton, Suyantini berpendapat hal ini dapat didiskusikan dengan teman sejawat. Dengan adanya diskusi akan mendapatkan pengalaman penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi. Strategi yang digunakan untuk mengatasi Penggunaan metode mengajar kurang menarik adalah Mengembangkan kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang metode pembelajaran, dinilai sudah tepat. Karena dengan adanya lomba kreativitas guru dapat muncul.
Untuk mengatasi masalah materi pelajaran sulit, menurut Suyantini dapat dilakukan dengan cara memberi tambahan tugas atau latihan-latihan soal. Sedangkan untuk mengatasi masalah materi belum tuntas, Suyantini berpendapat bahwa
(46)
memberikan bimbingan belajar intensif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah dinilai tepat.
Menurut Dr. Jumintono, draft strategi yang disusun, sudah baik. Beliau memberikan saran untuk mengatasi materi pelajaran yang sulit adalah dengan menciptakan situasi belajar yang lebih kontekstual. Hal ini akan membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran. Sehingga siswa dapat mengatasi permasalahannya dalam belajar.
4.2.4Hasil Revisi berdasarkan Pendapat Teman Sejawat dan Pakar
Berdasarkan analisis fishbone dan pendapat Pengawas Sekolah maka dapat disusun draft alternatif strategi SD Negeri Margolelo sebagai berikut:
a. Faktor sumber daya manusia
1)Mengadakan pemerataan tugas sesuai
dengan kemampuannya supaya lebih
proposional;
2)Mengadakan pelatihan penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG);
(47)
4)Mengadakan pelatihan TIK pada saat jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah menguasai TIK;
5)Mengubah mindset guru yang belum menguasai TIK agar mampu menggunakan TIK;
6)Merencanakan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik;
7)Memberi reward bagi siswa yang berprestasi; 8)Memberikan pelajaran tambahan kepada
siswa dengan cara membuat kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya;
9)Mengadakan sosialisasi pada wali murid tentang pentingnya peran wali murid terhadap prestasi belajar siswa dengan
mendatangkan nara sumber yang
berkompeten.
b. Faktor Sarana dan Prasarana
1)Menata kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya;
2)Mengadakan pelatihan membuat alat peraga di kegiatan KKG;
3)Manfaatkan alat peraga alamtakambang (alat peraga yang ada di sekitar kita);
(48)
4)Mengadakan jadwal perawatan alat peraga berkala dua minggu sekali yang dilakukan oleh guru secara bergiliran;
5)Pemakai alat peraga bertanggung jawab atas keutuhan alat;
6)Mengadakan pelatihan tentang penggunaan alat peraga di kegiatan KKG;
7)Guru harus membaca petunjuk penggunaan alat peraga;
8)Mewajibkan siswa untuk mengunjungi perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu;
9)Guru memberi tugas membaca bacaan anak di perpustakaan minimal seminggu sekali; 10)Menata perpustakaan dengan melibatkan
guru dan murid sebagai petugasnya;
11)Mencanangkan program gemar membaca dengan mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya;
12)Pemanfaatan sumber belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui power point dan buku elektronik.
c. Metode Pembelajaran
1)Mengadakan pelatihan penggunaan metode mengajar;
(49)
2)Diskusi dengan teman sejawat;
3)Mengembangkan kreativitas guru melalui
lomba kreativitas tentang metode
pembelajaran.
d. Material/sumber belajar
1)Menambah jam pelajaran dengan cara tutor sebaya;
2) Memberi tambahan tugas / latihan-latihan; 3) Menciptakan situasi belajar yang lebih
kontekstual.
4)Memberikan bimbingan belajar intensif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Hasil selengkapnya draft alternatif strategi ini dapat dilihat di lampiran 6. Rencana Strategis untuk Peningkatan Mutu Sekolah SD Negeri Margolelo Tahun 2014.
(1)
siswa. Wali murid hanya menggatungkan kemajuan prestasi siswa kepada pihak sekolah dapat diatasi dengan memberikan pelajaran tambahan kepada siswa dengan cara membuat kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya. Selain itu, mengadakan sosialisasi pada wali murid tentang pentingnya peran wali murid terhadap prestasi belajar siswa dengan mendatangkan nara sumber yang berkompeten.
Pada faktor sarana dan prasarana kepala sekolahi berpendapat bahwa strategi yang digunakan untuk mengatasi kondisi sekolah dan ruang kelas kurang memadai adalah menata kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya. Strategi ini sudah dinilai sesuai. Untuk mengatasi kurangnya alat peraga dapat diatasi dengan cara memanfaatkan alat peraga alamtakambang (alat peraga yang ada di sekitar kita). Alat peraga belum digunakan secara maksimal dapat diatasi dengan cara Mengadakan pelatihan tentang penggunaan alat peraga di kegiatan KKG dan mewajibkan guru membaca petunjuk penggunaan alat peraga. Menurut guru SD Negeri Margolelo, untuk mengatasi fasilitas perpustakaan belum dimanfaatkan secara maksimal dapat dilakukan dengan cara guru memberi tugas membaca bacaan
(2)
anak di perpustakaan minimal seminggu sekali. Sedangkan strategi menata perpustakaan dengan melibatkan guru dan murid sebagai petugasnya, mencanangkan program gemar membaca dengan mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya, dan pemanfaatan sumber belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui power point dan buku elektronik dinilai sudah tepat.
Untuk mengatasi metode yang digunakan monoton, Suyantini berpendapat hal ini dapat didiskusikan dengan teman sejawat. Dengan adanya diskusi akan mendapatkan pengalaman penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi. Strategi yang digunakan untuk mengatasi Penggunaan metode mengajar kurang menarik adalah Mengembangkan kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang metode pembelajaran, dinilai sudah tepat. Karena dengan adanya lomba kreativitas guru dapat muncul.
Untuk mengatasi masalah materi pelajaran sulit, menurut Suyantini dapat dilakukan dengan cara memberi tambahan tugas atau latihan-latihan soal. Sedangkan untuk mengatasi masalah materi belum tuntas, Suyantini berpendapat bahwa
(3)
memberikan bimbingan belajar intensif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah dinilai tepat.
Menurut Dr. Jumintono, draft strategi yang disusun, sudah baik. Beliau memberikan saran untuk mengatasi materi pelajaran yang sulit adalah dengan menciptakan situasi belajar yang lebih kontekstual. Hal ini akan membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran. Sehingga siswa dapat mengatasi permasalahannya dalam belajar.
4.2.4Hasil Revisi berdasarkan Pendapat Teman
Sejawat dan Pakar
Berdasarkan analisis fishbone dan pendapat Pengawas Sekolah maka dapat disusun draft alternatif strategi SD Negeri Margolelo sebagai berikut:
a. Faktor sumber daya manusia
1)Mengadakan pemerataan tugas sesuai dengan kemampuannya supaya lebih proposional;
2)Mengadakan pelatihan penggunaan alat peraga di kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG);
(4)
4)Mengadakan pelatihan TIK pada saat jam luang yang dipandu oleh guru yang sudah menguasai TIK;
5) Mengubah mindset guru yang belum menguasai TIK agar mampu menggunakan TIK;
6) Merencanakan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik;
7)Memberi reward bagi siswa yang berprestasi; 8) Memberikan pelajaran tambahan kepada
siswa dengan cara membuat kelompok kecil sesuai daerah tempat tinggalnya;
9)Mengadakan sosialisasi pada wali murid tentang pentingnya peran wali murid terhadap prestasi belajar siswa dengan mendatangkan nara sumber yang berkompeten.
b. Faktor Sarana dan Prasarana
1) Menata kembali penyimpanan alat peraga dan mengadakan jadwal senam pagi untuk setiap kelasnya;
2)Mengadakan pelatihan membuat alat peraga di kegiatan KKG;
3)Manfaatkan alat peraga alamtakambang (alat peraga yang ada di sekitar kita);
(5)
4)Mengadakan jadwal perawatan alat peraga berkala dua minggu sekali yang dilakukan oleh guru secara bergiliran;
5) Pemakai alat peraga bertanggung jawab atas keutuhan alat;
6)Mengadakan pelatihan tentang penggunaan alat peraga di kegiatan KKG;
7)Guru harus membaca petunjuk penggunaan alat peraga;
8) Mewajibkan siswa untuk mengunjungi perpustakaan minimal 1 kali dalam seminggu;
9)Guru memberi tugas membaca bacaan anak di perpustakaan minimal seminggu sekali; 10)Menata perpustakaan dengan melibatkan
guru dan murid sebagai petugasnya;
11) Mencanangkan program gemar membaca dengan mewajibkan siswa membaca minimal 2 judul buku yang tersedia di perpustakaan setiap minggunya;
12)Pemanfaatan sumber belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis TIK melalui power point dan buku elektronik.
c. Metode Pembelajaran
1)Mengadakan pelatihan penggunaan metode mengajar;
(6)
2)Diskusi dengan teman sejawat;
3)Mengembangkan kreativitas guru melalui lomba kreativitas tentang metode pembelajaran.
d. Material/sumber belajar
1) Menambah jam pelajaran dengan cara tutor sebaya;
2) Memberi tambahan tugas / latihan-latihan; 3) Menciptakan situasi belajar yang lebih
kontekstual.
4)Memberikan bimbingan belajar intensif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Hasil selengkapnya draft alternatif strategi ini dapat dilihat di lampiran 6. Rencana Strategis untuk Peningkatan Mutu Sekolah SD Negeri Margolelo Tahun 2014.