Jenis-jenis pola asuh orang tua

37

3. Jenis-jenis pola asuh orang tua

Banyak jenis-jenis pola asuh menurut beberapa ahli, salah satunya yaitu Diana Baumrind dalam Santrock, 2003: 185-186 yang menyebutkan bahwa ada tiga macam pola asuh orang tua, yaitu autoritarian, autoritatif, dan permisif. Permisif sendiri masih dibagi menjadi permesif memanjakan dan permesif tidak peduli. Macam- macam pola asuh ini dijabarkan sebagai berikut: a. Pengasuhan Autoritarian Gaya yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orang tua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang bersifat Autoritarian membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap remaja dan hanya sedikit melakukan komunikasi verbal. Pengasuhan ini berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap. b. Pengasuhan Autoritatif Mendorong remaja untuk bebas tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, dan orang tua bersikap hangat dan bersifat membesarkan hati remaja. Pengasuhan autoritatif berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang kompeten. 38 c. Pengasuhan permisif tidak peduli Suatu pola dimana orang tua sangat tidak ikut campur dalam kehidupan remaja. Hal ini berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap, terutama kurangnya pengendalian diri dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik. Remaja yang orang tuanya bersifat permisif tidak peduli juga mendapat kesan bahwa aspek lain dari kehidupan orang tua lebih penting dari remaja d. Pengasuhan permisif memanjakan Berbeda dengan pola asuh permesif tidak peduli, pada pola asuh permesif memanjakan ini orang tua sangat terlibat dengan remaja, tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka. Pengasuhan permisif memanjakan berkaitan dengan ketidak cakapan remaja terutama kurangnya pengendalikan diri. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini mengijinkan remaja melakukan apa yang mereka inginkan, dan akibatnya adalah remaja tidak pernah belajar bagaimana mengendalikan perilaku mereka sendiri, dan remaja selalu berharap bisa mendapatkan semua keinginannya. Menurut Suherman 2000: 8-10 terdapat tiga pola asuh orang tua yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, pola suh tersebut meliputi: a. Pola asuh otoriter Pola asuh ini menerapkan bahwa orang tua menentukan segala sesuatu pada anak, anak tidak diberi kesempatan untuk 39 menyampaikan pendapat, keinginan atau cita-cita anak tidak diperhatikan, sikap orang tua berdasarkan prinsip hukuman dan ganjaran. Kemungkinan akibat ang timbul pada anak dengan pola asuh orang tua seperti ini adalah kurang berkembangnya rasa sosial, tidak timbul kreatifitas dan keberanian untuk mengambil keputusan, menjadi penakut dan pemalu, kadang keras kepala, timbul sifat menyendiri, mengalami hmabatan dalam kematangan jiwa dan kecerdasan, kurang tegas dalam mengambil tindakan, suka bertengkar, serta menajdi tidak penurut. Anak yang hidup dengan pola asuh ini akan menghambatperkemabgan kepribadia dan proses kedewasaan. b. Pola asuh liberal Pada orang tua dengan pola asuh liberal beranggapan bahwa anak dianggap sebagai orang dewasa yang dapat mengambil tindakan atau keputusan sendiri menurut kehendak tanpa bimbingan. Sehingga akibatnya anak menjadi tidak mengenal tata tertib dan sopan santun, tidak mengenal disiplin, sering mengalami rasa kecewa, tidak dapat menghargai orang tua, menajdi pribadi yang egois, tidak mempunyai keinginan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, hubungan dengan orang tua tidak harmonis, sering melanaggar norma yang ada, tidak menurut dan sulit diperintah. 40 c. Pola asuh demokratis Orang tua yang mempunyai sikap demokratis memperlakukan anak sesuai dnegan tingkat-tingkat perkembangan usia anak dan memperhatikan serta mempertimbangkan keinginan anak. Anak dengan pola asuh ini akan menunjukan sikap tanggung jawab besar, dapat menerima perintah, dan dapat diperintah secara wajar, dapat menerima ktirik, mempunyai keberanian, kreatif, emosi stabil, dapat meghargau orang lain, mudah menyesuaikan diri, lebih toleran, mau menerima dan memberi, mudah bergaul, rasa sosial yang besar, tumbuh konsep diri yang positif, ramah terhadap orng lain, dapat bekerja sama, dan memiliki kontrol diri yang besar. Berbeda dengan Hoffman dalam Ali dan Asrori, 2011:102 dalam konteks bimbingan orang tua terhadap remaja, mengemukakan tiga jenis pola asuh orang tua, yaitu: a. Pola asuh bina kasih induction Pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memberikan penjelasan yang masuk akal terhadap setiap keputusan dan perlakuan yang diambil anaknya. 41 b. Pola asuh unjuk kuasa power assertion Pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memaksakan kehendak untuk dipatuhi oleh anak meskipun anak tidak dapat menerimanya. c. Pola asuh lepas kasih love withdrawal Pola asuh lepas kasih merupakan pola asuh yang diterapkan orangtua dalam mendidik anaknya dengan cara menarik sementara cinta kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang dikehendaki orang tuanya, tetapi jika anak sudah mau melaksanakan apa yang dikehendaki orang tuanya maka cinta kasihnya itu dikembalikan seperti sediakala. Selain itu Papalia dalam Erawati, 2014: 15-19 menyatakan terdapat tiga pola pengasuhan anak, yaitu: a. Pola asuh otoriter Pola asuh ini menekankan pada kontrol dan kepatuhan yang tidak boleh dipertanyakan oleh anak, orang tua berusaha membuat anaknya melakukan apa yang diperintahkan orang tua dan menghukum apabila mereka melanggar. Orang tua cenderung kurang hangat terhadap anaknya. Anak mereka cenderung menarik diri, tidak percaya, dan tida berkomunikasi dengan orang tua. Anak cenderung tidak senang, menarik diri, dan tidak percaya. Pada intinya pola asuh ini menekankan pada kontrol dan keputusan. 42 b. Pola asuh permesif Orang tua dengan pola asuh ini cenderung membebaskan anak untuk melakukan apapaun yang mereka inginkan dan bersikap kurang tegas. Orang tua cenderung membiarkan anak bersikap tanpa batas, aturan, dan larangan yang jelas. c. Pola asuh demokratis Pola asuh ini menekankan pada individualitas anak, tetapi juga tidak meninggalkan aturan sosial. Orang tua memiliki kepercayaan diri pada kemampuan diri mereka untuk mengarahkan anak, tetapi orang tua juga menghargai apa yang menjadi keputusan, keinginan, opini, dan pribadi dari sang anak. Pola asuh demokratis ini memadukan penghargaan anak secara individu dengan usaha untuk tetap sesuai dengan nilai sosial. Berdasarkan penjelasan beberapa ahli diatas, maka pola asuh orang tua yang akan digunakan peneliti sebagai aspek penelitian ini adalah pola asuh autoritarian atau otoriter, pola asuh autoritatif atau demokratis, dan pola asuh permisif yang dibagi lagi menjadi permesif tidak peduli, dan permisif memanjakan.

C. Kajian Bimbingan Karir di SMK