Pengertian Kompetensi Pengertian Karya Seni Batik 1 Pengertian Seni Batik

44 siswa sebelum siswa melakukan pembelajaran praktik sehingga sempat dipelajari oleh siswa Endang Dharmayekti, 2004: 17. Media jobsheet pewarnaan batik tulis teknik colet menggunakan zat warna indigosol ini dilengkapi dengan penjelasan keselamatan kerja, keterangan persiapan alat dan bahan praktik, uraian materi, resep, langkah kerja, foto dan diagram alir proses kerja pewarnaan batik tulis teknik colet menggunakan zat warna indigosol. Media jobsheet pewarnaan batik tulis teknik colet menggunakan zat warna indigosol ini akan digunakan pada proses pembelajaran praktik pewarnaan untuk memandu siswa dalam memahami prosedur praktik pewarnaan motif batik agar menghasilkan karya pewarnaan yang sesuai dengan indikator yang ditetapkan dan mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

3. Kompetensi Pewarnaan Karya Batik Tulis dengan Teknik Colet Menggunakan Zat Warna Indigosol

a. Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam bentuk kebiasaan berpikir dan bertindak Ika Lestari, 2013: 25. Menurut Finch dan Crunkilton 1979 dalam E. Mulyasa 2004: 38, kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. 45 Depdiknas 2002: 2, menjelaskan pengertian kompetensi sebagai berikut : Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi ialah kemampuan peserta didik dalam menguasai dan merefleksikan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajarinya dalam perilaku dirinya dengan baik dan benar.

b. Pengertian Karya Seni Batik 1 Pengertian Seni Batik

Batik adalah gambar atau lukisan yang dibuat pada kain dengan bahan lilin yang dipanaskan dan pewarna kain, menggunakan alat yang dinamakan canting serta teknik tutup-celup. Proses menggambar atau melukis tersebut disebut membatik Abdul Aziz Sa’du, 2010:11. Istilah batik berasal dari kosa kata bahasa Jawa, yaitu amba dan titik. Amba berarti kain, dan titik adalah cara memberi motif pada kain menggunakan malam cair dengan cara di titik-titik. Cara kerja membuat batik adalah menutup permukaan kain dengan malam cair agar ketika kain dicelup ke dalam cairan zat warna, kain yang tertutup malam tersebut tidak ikut terkena warna. Menurut Rina Pandan Sari 2013: 4, batik adalah produk tekstil yang digunakan sebagai bahan sandang. Amri Yahya dalam Asti Musman dan Ambar B. Arini 2011: 2, mendefinisikan batik sebagai karya seni yang 46 memanfaatkan unsur menggambar ornamen pada kain dengan proses tutup-celup menggunakan malam. Sedangkan menurut Yoyok RM dan Siswandi 2008: 6, batik merupakan seni rupa dua dimensi yang menggunakan teknik cetak rintang, yaitu jenis cetak dari bahan sejenis lilin, dimana lilin ini dilukiskan mengikuti pola di atas kain sebagai perintang zat warna dalam proses pencelupan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa batik adalah karya seni berupa gambar dua dimensi yang dilukiskan di atas kain menggunakan cairan lilin panas yang berfungsi sebagai perintang zat warna saat proses pemberian zat warna. 2 Motif Batik Motif menurut Sri Soedewi Samsi 2007: 58, adalah suatu perwujudan corak yang menjadi pokok dalam gambaran, sedangkan motif batik sendiri adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan Sewan Susanto, 1973:212. Menurut Rina Pandan Sari 2013: 26, motif atau corak batik adalah keseluruhan kerangka gambar yang merupakan perpaduan antara garis, bentuk, dan isen yang menjadi satu kesatuan sehingga mewujudkan batik secara keseluruhan. Pola batik tradisional biasanya terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu motif pokok, motif pengisi bidang, dan motif isen atau isian. Motif batik disebut juga corak batik atau pola batik. Sewan Susanto 1973: 214-215, mengklasifikasikan motif batik berdasarkan letak susunan motif dalam dua golongan besar, yaitu : a Golongan motif-motif geometris, yaitu motif yang susunan letaknya dapat dibagi menurut bidang-bidang geometris, seperti segitiga, lingkaran 47 dan segiempat. Contoh motif batik geometris adalah motif ceplok, kawung, parang, lereng, dan sebagainya b Golongan motif-motif non-geometris, yaitu motif yang letak susunannya tidak dapat dibagi menurut bidang-bidang geometris, contohnya adalah motif semen, buketan, dinamis dan pinggiran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpaduan garis, bentuk dan isen yang membentuk suatu kerangka gambar batik dapat disebut motif batik.

c. Pewarnaan Kain Batik dengan Teknik Colet Menggunakan Zat Warna Indigosol